TUGAS FINAL
ZAERI TAHRIZI
1204201010004
KONSTRUKSI PRACETAK DAN TEKNOLOGI PERKUATAN
STRUKTUR
Teknologi beton pracetak adalah struktur beton yang dibuat dengan metode
percetakan sub elemen struktur (sub assemblage) secara mekanisasi dalam pabrik
atau workshop (off-site fabrication) dan dipasang dilokasi (installation) setelah beton
cukup umur. Pada dasarnya prinsip sistem ini melakukan pengecoran komponen di
tempat khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi)
untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi).
Menurut Wulfram I. Ervianto, 2006 untuk penggunaan beton precast pada konstruksi
bangunan, efisisiensi penggunaan beton precast dibandingan dengan konvesional dari
segi aspek biaya mampu mereduksi biaya hingga 10%, sedangkan dari segi aspek
waktu mampu mereduksi waktu konstruksi sampai 50% dan kualitas mutu beton yang
lebih baik dibandingkan dengan metode konvesional.
Indonesia telah mengenal sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang
pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak
semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem
Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall
(1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem
Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap (2000). Sistem pracetak telah banyak
diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangan didalam negeri maupun
didatangkan dari luar negeri. (Ikbal Batubara, 2012).
Beton pracetak merupakan suatu inovasi didalam dunia konstruksi yang sebenarnya
tidak berbeda dengan beton konvensional. Berbicara tentang sistem pracetak maka
hal pertama untuk dijadikan pertimbangan memakai sistem ini adalah bentuk yang
tipikal dan jumlah yang banyak sehingga dapat lebih efisien dalam hal penggunaan
waktu dan biaya. Kelebihan sistem ini dalam aspek ekonomi, mutu dan kecepatan
konstruksi dibandingkan dengan sistem konvensional.
Selain memiliki kelebihan sistem ini juga memiliki kekurangan, antara lain system
pracetak memerlukan analisa tambahan yang lebih rumit dibanding dengan system
konvensional. Harus diperhitungkan dengan cermat sistem sambungan yang
digunakan, pertemuan tulangan apakah sudah memenuhi panjang penyaluran serta
saat perencanaan sudah harus memikirkan lokasi pembuatan, peralatan dan perangkat
fabrikasi, sistem pengangkutan dan sistem pemasangan di lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Namun demikian, selain memiliki keuntungan, struktur elemen precast juga memiliki
beberapa keterbatasan antara lain:
Yang menjadi perhatian utama dalam perencanaan komponen beton pracetak seperti
pelat lantai, balok, kolom dan dinding adalah sambungan. Selain berfungsi untuk
menyalurkan beban-beban yang bekerja, sambungan juga harus berfungsi
menyatukan masing-masing komponen beton pracetak tersebut menjadi satu kesatuan
yang monolit sehingga dapat mengupayakan stabilitas struktur bangunannya.
a. Kekuatan (strength).
Sambungan harus memilki kekuatan untuk dapat menyalurkan gaya-gaya
yang terjadi ke elemen struktur lainnya selama waktu layan (serviceability),
termasuk adanya pengaruh dari rangkak dan susut beton.
b. Daktalitas (ductility).
Kemampuan dari sambungan untuk dapat mengalami perubahan bentuk tanpa
mengalami keruntuhan. Pada daerah sambungan untuk mendapatkan daktilitas
yang baik dengan merencanakan besi tulangan yang meleleh terlebih dahulu
dibandingkan dengan keruntuhan dari material betonnya.
c. Perubahan volume (volume change accommodation).
Sambungan dapat mengantisipasi adanya retak, susut dan perubahan
temperature yang dapat menyebabkan adanya tambahan tegangan yang cukup
besar.
d. Ketahanan (durability)
Apabila kondisi sambungan dipengaruhi cuaca langsung atau korosi
diperlukan adanya penambahan bahan-bahan pencegah seperti stainless steel
epoxy atau galvanized.
e. Tahan kebakaran (fire resistance)
Perencanaan sambungan harus mengantisipasi kemungkinan adanya kenaikan
temperatur pada sistem sambungan pada saat kebakaran, sehingga kekuatan
dari baja maupun beton dari sambungan tersebut tidak akan mengalami
pengurangan.
f. Mudah dilaksanakan dengan mempertimbangkan bagian-bagian berikut ini
pada saat merencanakan sambungan :
Standarisasi produksi jenis sambungan dan kemudahan tersedianya
material lapangan.
Hindari keruwetan penempatan tulangan pada derah sambungan
Hindari sedapat mungkin pelubangan pada cetakan
Perlu diperhatikan batasan panjang dari komponen pracetak dan
toleransinya
Hindari batasan yang non-standar pada produksi dan pemasangan.
Gunakan standar hardware seminimal mungkin jenisnya
Rencanakan sistem pengangkatan komponen beton pracetak semudah
mungkin baik di pabrik maupun dilapangan
Pergunakan sistem sambungan yang tidak mudah rusak pada saat
pengangkatan
2.8. Aplikasi Beton Precast
Ada beberapa tipe Precast Concrete yang sering digunakan saat ini, yaitu sebagai
berikut :
2. Balok
Elemen balok dapat diproduksi dengan berbagai bentang dan macam bentuk
penampangnya. Penentuan bentuk penampang dari sebuah balok dipengaruhi
oleh system yang akan digunakan, misalnya system sambungan antara balok
dan plat lantai, sambungan balok dengan kolom Dinding Luar.
Industri konstruksi semakin bergairah dengan adanya produkprecast concrete
yang dapat dipasang cepat dan kualitasnya sangat baik. Tidak hanya dari sisi
struktur, yaitu kekuatan dan kekakuannya saja, tetapi juga dari sisi
Arsitekturalnya yaitu penampakan luar
Balok Precast
3. Kolom
Jenis kolom beton yang dapat siproduksi secara pracetak tergantung dari
a. ketinggian bangunan/jumlah tingkat:
b. metode erection yang akan digunakan;
c. kemampuan alat bantu/crane.
Kolom Precast
4. Dinding
Industri konstruksi semakin bergairah dengan adanya produk precast concrete yang
dapat dipasang cepat dan kualitasnya sangat baik. Tidak hanya dari sisi struktur, yaitu
kekuatan dan kekakuannya saja, tetapi juga dari sisi arsitekturalnya yaitu
penampakan luar (keindahan). Oleh karena itu, arsitek yang berorientasi maju pasti
akan memikirkan alternatif pemakaian produk precast untuk bangunan rancangannya.
Bagaimana tidak, dengan digunakannya precast maka semua komponen yang
seharusnya dikerjakan di atas bangunan sehingga susah dijangkau arsitek untuk
diawasi maka dapat dilakukan di bawah sehingga si arsitek dengan leluasa
mengawasi kualitas produk yang akan dipasangnya. Kecuali itu, umumnya
produk precast adalah untuk komponen- komponen yang berulang (repetitif)
sehingga prosesnya seperti halnya industri pada umumnya, dibuat satu dulu sebagai
contoh, jika memuaskan akan dikerjakan lainnya dengan kualitas yang sama.
Untuk produk precast, yang sangat berperan adalah teknology yang digunakannya.
Siapa yang membuatnya. Tidak hanya perencanaannya saja yang harus bagus tetapi
juga perlu pelaksanaan yang baik. Precast for finishing, yang diperuntukkan untuk
keindahan, yang terlihat dari luar untuk ditampilkan, jelas lebih sulit dibanding
produk precast yang sekedar untuk komponen struktur saja. Hal- hal yang perlu
dipertimbangkan, misalnya : ketahanan terhadap cuaca (tidak retak, keramik lepas
atau berubah warna), kebocoran terhadap air hujan (teknologi karet sealant, seperti
yang terpasang pada pintu mobil), presisi yang tinggi, juga detail yang benar dari
takikan-takikan yang dibuat agar air yang menimpanya selama bertahun-tahun tidak
meninggalkan jejak yang terlihat dari luar, juga detail sambungan dengan bangunan
utamanya, bagaimana mengantisipasi deformasi bangunan yang timbul ketika ada
gempa tanpa mengalami degradasi kinerja dan lainnya.
Dinding Precast
Transportasi jalan raya sangat cocok untuk skala pembangunan dengan site yang luas
sangat tergantung pada persyaratan legal Negara setempat khususnya dalam
persyaratan lebar, ketinggian, panjang dan beban objekyang diangkut.Desain yang
dibuat harus mempertimbangkan keadaan ini. Apabila komponen tidak memenuhi
maka ia membutuhkan biaya tambahan dalam kesulitan transportasi disamping
membutuhkan pengawalan khusus petugas jalan raya. Panjang maximum unit precast
yang diisyaratkan dalam satu angkutan tidak melebihi 30m. Transportasi angkutan
yang rendah ( biasanya untuk panel dinding dan lantai memiliki kemampuan angkut
250 ton. Untuk objek angkut panel dinding dan lantai sangat cocok menggunakan
kendaraan yang dilengkapi dengan kerangka khusus yang dapat mendukung dan
melindungi objek angkut. Untuk objek yang panjang dan beban yang lebih besar
dapat menggunakan dua gerobak yang dihubungkan oleh beton precast itu sendiri.
Pavement Precast
7. Saluran
Saluran berfungsi untuk mengalirkan dan atau meresapkan air hujan dari suatu tempat
ke tempat lain. Yang dimaksud beton pracetak adalah proses pembuatan struktur
beton yang dilakukan dengan cara dicetak terlebih dahulu sebelum dipasang.
Persyaratan umum saluran air hujan beton pracetak berlubang menurut SNI adalah
sebagai berikut :
Saluran beton pracetak tersebut harus mampu mengalirkan serta meresapkan
sebagian air hujan ke dalam tanah dengan kecepatan tertentu.
Dipasang di atas tanah yang stabil.
Permukaan beton pracetak halus dan tidak cacat serta kedap air
Bahan yang digunakan untuk membuat saluran beton pracetak adalah sement
Portland, agregat halus (pasir, fly ash), agregat kasar (stenslah/batu pecah), besi
tulangan mutu fy 240 dan fy 400, air. Pada type tertentu perlu ditambahkan aditif
untuk meningkatkan mutu beton atau untuk mempermudah pengerjaannya
(workability). Cetakan (bekisting) dibuat dari plat besi dengan pengaku dari siku, bisa
juga menggunakan tripleks yang diperkuat dengan rangka kayu. Cetakan dari kayu
umumnya bisa dipakai hingga 5 x, setelah itu bentuknya sudah tidak presisi. Cetakan
saluran beton pracetak yang dibuat dari plat besi bisa dipakai berkali-kali tanpa batas.
Hal inilah yang menyebabkan harga beton pracetak bisa lebih murah dibandingkan
dengan beton konvensional(di cor di tempatnya).
Saluran Precast
8. Tiang Pancang
Tiang pancang pracetak dimanfaatkan dalam banguna gedung sebagai komponen
struktur.Bentuk dan dimensinya bevariasi tergantung dari jenis tanah dan kedalaman
lokasi proyek. Tiang pancang ini antara lain berbentuk segitiga dan bulat. Banyak
produsen yang memproduksi komponen ini mengingat kepraktisan dalam
pengaplikasiannya.
Keunggulan tiang pancang pracetak adalah:
Konsistensi mutu terjamin karena dibuat di pabrik dengan control kualitas
prima
Waktu pemancangan lebih cepat, mudah dan praktis
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Beton precast atau pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan
komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu
tempat khusus (off site fabrication)
Perbedaan Analisa Beton Precast Dan Beton Konvensional adalah
memperhitungkan kondisi pengangkatan beton saat umur beton belum
mencapai 24 jam,metode pengangkatan dan desain
Metode Pelaksanaan : Moulding /membuat cetakan, reinforcing, concreting,
compaction, curing, handling, pengiriman ke lapangan, install/erection dan
finishing.
Aplikasi beton precast : plat lantai, balok, kolom, dinding, saluran dan tiang
pancang
3.2. Saran