Anda di halaman 1dari 15

Struktur plat lantai beton full precast

Struktur plat lantai beton full precast adalah sistem pembuatan plat dengan metode seratus
persen pracetak, beton di cetak terlebih dahulu kemudian dipasang dilokasi proyek. proses
produksi beton pracetak bisa dilakukan di area proyek atau pada lokasi terpisah dengan
mempertimbangkan segi pengiriman. ini bisa menjadi salah satu cara untuk mempercepat waktu
pelaksanaan pembangunan, setelah sebelumnya kita membahas tentang metode plat half slab,
metode plat bondek dan sistem konvensional. Dilihat dari segi biaya juga lebih murah asalkan
produksinya dibuat hemat atau membeli dari supplier beton yang tidak menawarkan harga

tinggi   , o.k langsung saja kita mulai membahas plat lantai beton 100% pracetak ini 

Gambar plat lantai beton full precast

Kekurangan metode plat lantai beton full precast

1. Pengerjaanya sangat tergantung dengan alat berat, perlu diperhitungkan apakah beton
pracetak tersebut masih aman jika diangkat dengan alat berat (misalnya tower crane
atau mobil crane).
2. Jika lokasi proyek berada di perkotaan, dan beton precast diproduksi di area terpisah
maka ada kemungkinan proses pengiriman hanya boleh dilakukan pada malam hari atau
jam-jam tertentu, padahal belum tentu pada saat material datang bisa langsung
dipasang, kondisi ini memerlukan pengaturan stock penyimpanan sementara.

Kelebihan metode plat lantai beton full precast

1. Waktu pengerjaanya cepat karena bisa dipabrikasi lebih awal dan tinggal merangkai di
lokasi proyek.
2. Hemat biaya bekisting plat lantai. mengurangi penggunaan kayu, plywood, perancah
scaffolding dll yang seharusnya tersedia jika menggunakan metode konvensional.
3. Hasil pekerjaan lebih rapi karena tidak ada plin akibat pertemuan sambungan bekisting
plywood.
4. Karena tidak menggunakan kayu, maka telah menjalankan program green building
dalam rangka menjaga kelestarian bumi.

Urutan pengerjaan

 Pembuatan shop drawing plat lantai.


 Produksi plat beton precast.
 Pemasangan bekisting kolom, cor kolom dan bongkar bekisting.
 Pemasangan bekisting dan pembesian balok, pemasangan perancah plat lantai.
 Pemasangan plat beton precast diatas balok.
 Cor balok dan plat lantai diatas balok.
PRECAST ( Plat Lantai ) Tipe HCS ( Hollow Core Slabs )

Pendahuluan
Beton precast atau juga disebut beton pracetak merupakan bahan beton yang telah dibuat
di pabrik dengan bentuk sesuai cetakan, kemudian beton yang dicetak tersebut akan
diangkut dan dipasang ke tempat lokasi konstruksi bangunan.
Beton precast buatan pabrik seperti beton flyslab terbuat dari campuran bahan bangunan
dengan berbagai ukuran sesuai standar yang ditentukan. Sehingga produk akhir beton
pracetak memliki tampilan yang alami. Dengan menggunakan teknologi modern yang dibuat
di pabrik, beton precast flyslab sendiri difungsikan untuk menyertakan berbagai aplikasi
arsitektur dan struktural dengan bagian atau seluruh sistem bangunan.
Bahan yang telah dibuat di pabrik panel arsitektur juga digunakan untuk semua atau salah
satu bagian dari sebuah bangunan. Kelebihan menggunakan beton precast yg dibuat di
pabrik adalah peningkatan kualitas bahan dan mengurangi berat dari konstruksi tersebut.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era
ini. Selain praktis dan manfaat di atas, beton precast seperti beton pracetak flyslabjuga akan
berdampak pada lingkungan serta penghematan biaya konstruksi bangunan.

         
Gambar 1.1 Precast HCS

Proses Pengerjaan Plat Lantai


1) Pemasangan plat lantai precast
2) Pemasangan tulangan konektor,
3) Pengecoran pada celah plat lantai precast.

Pemasangan Plat Lantai Precast


Pada pemasangan plat lantai kontraktor sudah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Plat
lantai precast yang tersusun rapi dibawah dinaikan ke lantai 2 sampai seterusnya ke atas
( lantai selanjutnya ) secara bertahap menggunakan truck crane, setelah sudah di lantai atas
plat lantai precast dipasang sesuai dengan gambar yang telah direncanakan menggunkan
beberapa alat bantu seperti besi pencongkel, rel pemindah precast. Plat lantai ditaruh di
atas rel pemindah precast untuk memindahkan plat lantai sesuai dengan rencana kemudian
didorong menggunakan pencongkel. Dalam pemasangan plat lantaiprecast sangat
membutuhkan kekompakkan kelompok/ tim. Gambar dapat dilihat pada gambar 1.2

Gambar 1.2 Pemasangan Plat Lantai Precast

Pemasangan Tulangan Konektor


Tulangan konektor menggunakan besi tulangan ulir dengan diameter 10 mm. Panjang
tulangan ini adalah 40 cm. Perletakan tulangan ini dipasang pada lubang plat
lantaiprecast dan dihubungkan ke plat lantai precast yang lainnya. Pemasangan tulangan ini
dipasang dengan cara diikat menggunkan kawat. Fungsi dari tulangan konektor adalah
sebagai pengikat antar plat lantai precast agar tidak terjadi gaya geser. Pekerjaan ini dapat
dilihat pada gambar 1.3

             

Gambar 1.3 Pemasangan Tulangan Konektor

Pengecoran Pada Celah Plat Lantai Precast


Pengecoran dikerjakan dalam waktu yang bertahap per-lantai. Untuk memudahkan
pengecoran, maka dibantu dengan concrete pump truck, yaitu truk yang terdapat pipa –
pipa dari baja untuk menyalurkan beton ready mix ke plat lantai yang akan dicor dengan
sistem pompa. Kemudian pemadatan dilakukan dengan vibrator dilanjutkan dengan
perataan permukaan dengan alat perata agar permukaan plat lantai rata. pekerjaan ini
dapat dilihat pada gambar 1.4
 
Gambar 1.5 Pengecoran Plat Lantai Precast

Keuntungan-Kerugian Material Bahan Bangunan Beton Pracetak Indonesia

Beton pracetak Indonesia atau precast hadir sebagai alternatif yang lebih praktis dalam


membangun gedung atau pondasi rumah. Sebelum menentukan menggunakan
material bahan bangunan beton biasa atau pracetak, teliti dulu untung ruginya.
Berdasarkan lokasi mencetaknya, beton dibagi dua. Beton in situ adalah material
bahan bangunan beton yang dicetak di lokasi proyek dengan menggunakan adukan manual
oleh tangan, molen, atau ready mix. Sedangkan yang dicetak di pabrik
dinamakan precast atau material bahan bangunan beton pracetak. Karena dicetak di pabrik,
beton pracetak dalam proses cor (cetak) dan curing (pemeliharaan) selalu dalam control ahli
dan tidak terpengaruh cuaca ekstrim sehingga menghasilkan betond engan mutu sesuai
dengan yang diharapkan.
Beton pracetak Indonesia biasa digunakan pada proyek berskala besar yang membutuhkan
beton mutu tinggi dan control mutu yang baik seperti untuk jalan, jembatan, gedung, dan
kostruksi lainnya dalam skala luas. Pada bangunan gedung, beton pracetak lebih sering
dipakai pada pelat beton pracetak lantai dan material bahan bangunan dinding struktural.
Dinding umumnya tidak menerima beban bangunan, jika dianalogikan dengan atau tanpa
dinding bangunan tidak akan rusak secara struktural. Namun dinding stuktural direncanakan
mampu menahan sebagian beban bangunan yang disalurkan oleh balok. Penggunaan
dinding structural dimaksudkan agar mampu menghemat material pada balok dan kolom.
Biaya pembelian beton pracetak memang lebih mahal disbanding pembuatan beton in situ,
namun waktu pengerjaan proyek akan lebih cepat jika menggunakan beton pracetak atau
beton precast. Misalnya pada lantai 2 dilakukan pengecoran beton in situ, dibutuhkan waktu
minimal 3 hari sampai beton mengeras sehingga dapat dilakukan pekerjaan lantai 3 (seperti
pemasangan skafolding dan bekisting). Di samping itu, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih
sedikit (tidak dibutuhkan tenaga kerja untuk membuat dan memasang bekisting, merakit
dan memasang tulangan, memasang skafolding, dan fibrasi saat dilakukan pengecoran),
sehingga akan mengemat biaya keseluruhan proyek.
Beton pracetak dikirim bagian per bagian ke suatu lokasi proyek lalu dirakit di
lapangan. Beton pracetak Indonesia dengan kuat tekan tinggi tidak akan berguna apa bila
dalam pemasangannya tidak monolit (satu kesatuan), sehingga dalam pemasangan beton
pracetak di lapangan harus dilakukan oleh tukang yang ahli. Dalam pemasangan pelat lantai
atau dinding structural pada lantai tinggi membutuhkan tower crane yang notabene biaya
per jam-nya tinggi, namun umumnya perusahaan memberikan service free tower
craneuntuk pembelian beton pracetak dalam volume tinggi.
Meski ada untung rugi dalam penggunaan beton pracetak Indonesia, secara umum didapat
nilai yang lebih ekonomis dan praktis ketimbang beton biasa, terutama jika diaplikasikan
pada proyek berskala besar.

Beton Pracetak

Industrualisasi dalam konstruksi  bangunan adalah perkembangan alamiah sebagaimana


juga telah menimpa pada industri yang lain. Justru lebih lambat ketimbang yang lain karena
lebih besarnya rintangan yang dihadapi dalam industri bangunan, yang tidak sekedar
bersifat Fashionable trend (kecenderungan mode mutakhir), tetapi juga berkaitan dengan
pernyataan nilai yang menuntut : Perubahan sikap mental dan pikiran baru dari sebagain
ahli bangunan.

Selama ini orang merasa terikat kepada rumah yang harus di hargai secara individual, maka
tentu saja orang akan merasakan sesuatu yang lain ketika tiba-tiba akomodasi  tempat
tinggal :
Disediakan dalam bentuk blok-blok atau flat-flat yang bukan bangunan sebagaimana
biasanya.
Bangunan tidak didesain secara khusus sebagaimana permintaan penggunanya secara
individu.
Bangunan didirikan dalam bentuk produk yang telah selesai tanpa ada kesempatan
intervensi lagi dari pemakainya.
Bangunan di desain dengan penampilan yang serupa atau bahkan sama.
Perangkat bangunan yang langsung jadi jika ingin mendesain dan membangun secara
individu.
Dengan pilihan yang sangat terbatas.
Industri bangunan mestinya juga membuat progress; penggunaan crane dan mesin-mesin
lain tetapi dengan cara yang lebih luas. Ketertinggalan dalam industri bangunan
dikembangkan dengan cara industrialisasi yang terotomastisasi dalam seluruh prosesnya
sejak persiapan dan moulding (pembuatan percetakan), casting (percetakan), concreting
(pengecoran), prestressing (penegangan), storage (penyimpanan), transportation
(pengangkutan), erection (pendirian), lifting (pengangkatan) dan handling (penanganan).
Prefabrication (prefabrikasi) adalah industrialisasi metode konstruksi di mana komponen-
komponennya diproduksi secara massal dirakit (assemble) dalam bangunan dengan bantuan
crane dan alat-alat pengangkat dan penanganan yang lain.
Prefabricated Structural Components (Komponen Struktur Prefabrikasi) dibuat dari beton
melalui precast units/precast numbers atau precast elements (unit cetakan) tergantung
pada alternative penggunaannya, percetakan dikontrol dengan baik diberi waktu untuk
pengerasan dan mencapai kekuatan tertentu yang diinginkan sebelum diangkat dan dibawa
menuju tapak kontruksi sesungguhnya untuk pembangunan. Metode konstruksi yang dibuat
dengan menggunakan komponen prefabrikasi secara kolektif disebut sebagai ‘prefabricated
contruction (konstruksi prefabrikasi). Konstruksi Prefabrikasi dapat berupa sector aktifitas
bangunan utamanya : industrial architecture (Arsitektur industri), General Engineering
(Rekayasa struktur secara umum) dan Civil Engineering.
Precast Struktural Components ( komponen Struktur Pracetak), alternatifnya dibuat untuk
bangunan pada site tertentu. Kecenderungan ini mengarah  pada pabrik pembuat
komponen.
Problem Material
Kebutuhan ideal yang harus dipenuhi dalam teknik konstruksi bangunan dengan sistem
konstruksi prefabrikasi :
Kemampuan pembuatan melalui metode mekanis (beban bawaan dan komponen yang
tertutup).
Kemungkinan sambungan dan koneksi struktural yang layak dan memungkinkan untuk
dibuat dengan cara yang paling sederhana.
Secara simultan kemungkinan untuk pelaksanaan fungsinya akibat beban bawaan dan
lketerbatasan ruang geraknya.
Hal yang paling penting adalah bahwa material harus memiliki  kualifikasi sebagai berikut :
Mengisolasi panas, tahan  air dan anti pembusukan.
Anti api dan dapat dicetak secara volumetric.
Dapat dipaku dan digergaji sehingga memungkinkan untuk perubahan.
Tidak banyak membutuhkan pemeliharaan (maintenance).
Memiliki kekuatan yang tinggi.
Keuntungan dan Permasalahan Konstruksi Prefabrikasi
Beberapa keuntungan konstruksi prefabrikasi dalam industri bangunan adalah :
Waktu konstruksi yang lebih cepat, sejak pekerjaan struktur di tapak, konstruksi pondasi dan
pendirian komponen prefabrikasi.
Jumlah material yang dibutuhkan tidak berkurang
Produksi unit precast dalam skala luas menjadikan lebih praktis untuk menggunakan mesin
dan karenanya kebutuhan jumlah pekerja yang terlalu banyak dapat diatasi
Pengurangan kebutuhan tenaga kerja manusia dan menuntut memiliki keahlian yang lebih
Kualitas yang dihasilkan lebih baik sebagai hasil proses pabrik yang selalu di bawah
pengawasan yang ketat dan tetap, penggunaan mesin dan lingkungan kerja yang rapi
Pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan tanpa tergantung pada kondisi cuaca
Permasalahan dalam konstruksi prefabrikasi adalah :
Transportasi komponen dari pabrik ke proyek
Kesulitan dalam penanganan di lapangan khususnya dalam erection (pendirian), lifting
(pengangkatan) dan connecting (penyambungan pada saat finalisasi konstruksi)
Pelaksanan yang demikian berarti ada tambahan biaya dan problem teknis.
Sejarah Perkembangan Sistem Pracetak
Beton adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika dibandingkan
dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa dimaklumi, karena bahan-bahan
pembentukannya mudah terdapat di Indonesia, cukup awet, mudah dibentuk dan harganya
relatif terjangkau. Ada beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalan sistem beton
konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang lama dan kurang bersih, kontrol kualitas
yang sulit ditingkatkan serta bahan-bahan dasar cetakan dari kayu dan triplek yang semakin
lama semakin mahal dan langka.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era
millennium baru ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di tempat
khusus di permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa  ke lokasi (transportasi ) untuk disusun
menjadi suatu struktur utuh (ereksi). Keunggulan sistem ini, antara lain mutu yang terjamin,
produksi cepat dan massal, pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan
kualitas produk yang baik. Perbandingan kualitatif antara struktur kayu, baja serta beton
konvensional dan pracetak dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangkan di
dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar negeri. Sistem pracetak yang berbentuk
komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom plat pantai. Permasalahan
mendasar dalam perkembangan sistem pracetak di Indonesia saat ini adalah :
Sistem ini relatif baru
Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan sistem pracetak yang telah ada
Serta kendala sambungan antar komponen untuk sistem pracetak terhadap beban gempa
yang selalu menjadi kenyataan
Belum adanya pedoman resmi mengenai tata cara analisis, perencanaan serta tingkat
kendala khusus untuk sistem pracetak yang dapat dijadikan pedoman bagi pelaku
konstruksi.
Perkembangan Sistem Pracetak Di Dunia
Sistem pracetak jaman modern berkembang mula-mula di Negara Eropa. Struktur pracetak
pertama kali digunakan adalah sebagai balok beton precetak untuk Casino di Biarritz, yang
dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton bertulang diperkenalkan oleh
sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906.
Th 1912 beberapa bangunan bertingkat menggunakan sistem pracetak berbentuk
komponen-komponen, seperti dinding, kolom dan lantai diperkenalkan oleh
John.E.Conzelmann.
Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman oleh Philip
Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG, Prteussag, Loser dll. Sistem
pracetak tahan gempa dipelopori pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang
yang dikenal sebagai negara maju di dunia, ternyata baru melakukan penelitian intensif
tentangt sistem pracetak tahan gempa pada tahun 1991. Dengan membuat program
penelitian bersama yang dinamakan PRESS ( Precast seismic Structure System).
Perkembangan Sistem Pracetak Di Indonesia
Indonesia telah mengenal sistem pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang
pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak
semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column
Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam
Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan siste4m T-Cap
(2000).
Permasalahan Umum Pada Pengembangan Sistem Beton Pracetak
Ada tiga masalah utama dalam pengembangan sistem pracetak :
Kendala sambungan antar komponen
Belum adanya suatu pedoman perencanaan khusus untuk sistem struktur pracetak
Kerjasama dengan perencana di bidang lain yang terkait, terutama dengan pihak arsitektur
dan mekanikal/elektrikal/plumbing.
Sistem Pracetak Beton
Pada pembangunan struktur dengan bahan beton dikenal 3 (tiga) metode pembangunan
yang umum dilakukan, yaitu sistem konvensional, sistem formwork dan sistem pracetak.
Sistem konversional adalah metode yang menggunakan bahan tradisional kayu dan triplek
sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat. Sistem formwork
sudah melangkah lebih maju dari sistem konversional dengan digunakannya sistem
formwork dan perancah dari bahan metal. Sistem formwork yang telah masuk di Indonesia,
antara lain sistem Outinord dan Mivan. sistem Outinord menggunakan bahan baja
sedangkan sistem Mivan menggunakan bahan alumunium.
Pada sistem pracetak, seluruh komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang di
lapangan. Proses pembuatan komponen dapat dilakukan dengan kontol kualitas yang baik.

Metode Pelaksanaan Beton Pracetak


Beton pracetak adalah beton yang dicetak di beberapa lokasi (baik yang di cetak di
lingkungan maupun di pabrik-pabrik). Menurut SKSNI T-15-1991-03 beton pracetak adalah
komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir dalam suatu
struktur. Kekuatan beton yang dipakai sekitar 4000 sampai 6000 psi dan dengan kekuatan
lebih tinggi. Beton cor di tempat memerlukan lebih banyak bekisting dan minimal dalam
pemakaian ulang maksimal 10 kali, sedang untuk beton pracetak bekisting kayu atau fiber
glass bisa di pakai  sampai 50 kali dengan sedikit perbaikan.

advertisements

Besi Tulangan Balok Pracetak


Pengecoran Beton Pracetak

Beton Pracetak Yang Sudah Dicor


Perakitan Beton Pracetak
Pengangkutan elemen pracetak tersebut akan dipasang minimal harus mempertimbangkan
sebagai berikut :
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi.
Jadwal pemasangan elemen pracetak sesuai jadwal rencana.
Alternatif jalan lain yang dilewati seandainya ada satu jalan terjadi hambatan.
Daya tampung lokasi proyek dalam menerima pengiriman elemen pracetak.
Kemampuan crane dalam mengangkat elemen pracetak.
Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya,beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah :
Site Plan
Peralatan
Siklus Pemasangan
Tenaga Kerja
Site Plan
Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
Dapat menempatkan posisi crane di lokasi proyek sehingga dapat difungsikan semaksimal
dalam elemen-elemen pracetak ke posisi terakhirnya.
Dapat direncanakan tempat penumpukan elemen pracetak yang memudahkan
pengaturannya.
Peralatan
Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah :
Beberapa crane yang diperlukan dalam suatu proyek agar dapat digunakan semaksimal
mungkin .
Berapa radius perputaran crane.
Peralatan pembantu serta jumlah kebutuhan guna mendukung siklus pemasangan elemen
pracetak seperti truk,dan lain sebagainya.
Siklus Pemasangan
Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai berikut
:
Pengecoran elemen poer
Pemasangan elemen balok
Pemasangan elemen pelat
Pengecoran over topping
Beberapa tipe elemen pracetak adalah
POER PRECAST
BALOK PRECAST
HALF SLAB PRECAST
PLANK FENDER PRECAST
DOLPHIN
KANSTEEN PRECAST
Alur Pembuatan Beton Precast

Anda mungkin juga menyukai