Anda di halaman 1dari 6

Nama : Favian Sheva Khristiawan

NIM : 181111012
Kelas : 3A-TKGE

RANGKUMAN BETON PRACETAK


 Pengertian Beton Precast Atau Pracetak
Beton precast atau beton pracetak merupakan teknologi konstruksi struktur beton dimana
komponen penyusunnya dicetak (fabrikasi) di suatu tempat yang khusus. Biasanya
komponen-komponen penyusunnya disusun terlebih dahulu lalu disatukan, dan selanjutnya
dibawa ke lokasi konstruksi untuk dipasang. Tempat khusus yang dimaksud yaitu suatu
pabrik yang jauh dari lokasi konstruksi atau jauh dari bangunan, dan nantinya akan diangkut
ke lokasi konstruksi untuk perakitan.

Komponen-komponen tersebut diproduksi dengan menggunakan produksi massal untuk


membangun sejumlah besar bangunan dalam waktu yang singkat serta biaya yang ekonomis.

Dalam arti lain yang dimaksud dengan beton pracetak adalah suatu produk konstruksi
yang dihasilkan dari pengecoran beton dalam cetakan yang sudah disediakan dan dapat
digunakan lebih dari satu kali, yang nantinya akan dilakukan perawatan dalam suatu
lingkungan yang bersih serta terkendali, setelah itu diangkut ke area konstruksi, dan
diangkat ke tempatnya (perakitan). Berbeda dengan beton cor langsung ditempat yang
dituangkan langsung ke dalam bekisting yang ada di lokasi, dan dirawat juga di lokasi.

Bahan baku beton precast terdiri dari semen Portland, agregat kasar (5mm hingga 40
mm), agregat halus (kurang atau hingga 5 mm), dan tambahan air. Mutu beton yang
dipersyaratkan untuk beton berkualitas yaitu antara K-175 dan K-350. Sedangkan beton
precast menggunakan mutu beton K-350 dengan komposisi sesuai dengan standar atau SNI.

Standar komposisi yang dipersyaratkan untuk membuat suatu beton precast/ pracetak yaitu:

1. Air (200 Liter)


2. Pasir beton (667 Kg)
3. Semen Portland (448.000 Kg)
4. Kerikil (Ukuran maks 30 mm), 1.000 Kg
5. Zat addictive beton 4,5 Liter
 Keunggulan Serta Kekurangan Yang Ada Pada Beton Precast Atau Pracetak
Keunggulan serta keuntungan apabila kita menggunakan beton precast/ pracetak
diantaranya:
1. Pelaksanaan konstruksi yang lebih sederhana, dikarenakan kita tidak perlu
membuat dari awal seperti beton konvensional. Hanya melakukan pemindahan
atau pengangkutan dari pabrik pembuatan menuju lokasi konstruksi.
2. Waktu pelaksanaan yang lebih singkat dan cepat, karena pembuatan sudah
dilakukan sebelumnya di pabrik, sehingga saat di lokasi proyek kita tinggal
merakitnya. Selain itu untuk pekerjaan pembuatan beton precast juga dapat
dibarengi dengan pekerjaan yang lain.
3. Lahan atau area proyek yang lebih bersih dan ramah lingkungan dikarenakan
pembuatan beton precast sudah dilakukan di pabrik atau tempat khusus yang jauh
dari lokasi proyek konstruksi, sehingga dapat mengurangi sampah – sampah serta
kotoran yang terdapat di lokasi proyek konstruksi.
4. Biaya yang diperlukan lebih sedikit karena penggunaan alat penunjang seperti
scaffolding dapat dikurangi. Selain itu juga penggunaan cetakan beton yang dapat
digunakan secara berulang kali. Berbeda dengan beton konvensional yang
bekistingnya digunakan secara terbatas. Tentunya dengan perawatan yang baik
dan juga secara berkala.
5. Mutu material yang dihasilkan lebih terjamin serta akurat karena dilaksanakan
dengan standar-standar yang baku juga metode yang baik dan benar. Lalu
pengawasan yang dilakukan juga sangat baik sesuai dengan peraturan yang
berlaku yaitu dengan menggunakan sistem computer yang teliti dan juga ketat.
6. Beton precast atau pracetak tidak terlalu berpengaruh pada cuaca yang drastis
dikarenakan memiliki daya ketahanan yang bisa dibilang tinggi. Sehingga beton
jenis ini cocok diandalkan untuk ditempatkan di lokasi proyek yang tidak
menentu.
Kekurangan apabila kita menggunakan beton precast/ prategang diantaranya:

1. Membutuhkan biaya transportasi menuju lokasi proyek dikarenakan


pembutatan beton precast dilakukan di tempat yang berbeda dengan lokasi proyek
maka membutuhkan trasportasi untuk mengangkut beton tersebut dari pabrik
menuju lokasi proyek.
2. Selain membutuhkan biaya transportasi, kita juga membutuhkan biaya untuk
alat berat yang nantinya akan digunakan untuk pemasangan beton precast/
pracetak. Belum ditambahkan dengan biaya yang tidak terduga seperti biaya
untuk keperluan penyambungannya,
3. Membutuhkan tempat pembuatan dan perawatan. Untuk membuat beton
precast dibutuhkan tempat yang luas dan memenuhi standar tertentu agar dapat
menghasilkan kualitas beton yang baik bermutu tinggi.

 Perbedaan pada Beton Precast Dengan Beton Konvensional


1. Machinery and Labor ( Mesin dan Tenaga kerja)
 Beton Precast, tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit namun tenaga kerja
tersebut harus sudah ahli serta terampil agar pemasangan sambungannya
tepat dan tidak berbeda dengan rencana. Selain itu dibutuhkan juga alat
berat yang digunakan untuk memasang beton di lokasi proyek dan juga
transportasi untuk mengangkut beton precast dari pabrik ke lokasi
konstruksi.
 Beton Konvensional, dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak karena
pengecoran dilakukan di lokasi konstruksi, dan hanya dibutuhkan sedikit
tenaga kerja yang terampil. Tidak dibutuhkan alat yang trlalu berat juga
tidak perlu menggunakan transporasi pengangkut karena di cor di
lapangan secara langsung.
2. Cost (Biaya)
 Beton precast, dibutuhkan biaya yang lebih sedikit apabila bentuk elemen
pada suatu bangunan tersebut banyak dan seragam, namun apabila elemen
tersebut sedikit maka akan menjadi mahal. Selain itu biaya perawatan
serta pemeliharaan lebih mahal karena dilakukan di tempat yang berbeda
dengan lokasi konstruksi.
 Beton konvensional, biaya yang dikeluarkan akkan cenderung murah
apabila struktur yang dirancang kecil, dan biaya perawatan tidak terlalu
banyak karena dilakukan di tempat yang sama setelah pengecoran.
3. Time (Waktu)
 Beton precast, waktu saat pemasangan lebih sedikit dibandingkan dengan
beton konvensional dikarenakan kita tinggal menyambungkan di lokasi
konstruksi.
 Beton konvensional, membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya
karena harus memasang bekisting dan juga harus dilakukan pengecoran di
tempat.
4. Concrete Quality (Kualitas Beton)
 Beton precast, memiliki kualitas beton yang lebih baik karena dalam
perawatannya pun lebih teliti serta sudah menggunakan teknologi
computer yang memiliki ketelitian sangat baik.
 Beton konvensional, memiliki kualitas beton yang kurang baik
dikarenakan dilakukan langsung di lokasi konstruksi sehingga banyak
ffaktor yang memengaruhi turunnya kualitas beton seperti cara
pengadukan yang salah, material yang kurang sesuai hingga cuaca yang
tidak menentu.
5. Weather Conditions (Kondisi Cuaca)
 Beton precast, tidak terlalu berpengaruh terhadap cuaca dikarenakan
memiliki daya ketahanan yang tinggi.
 Beton konvensional, cuaca berbengaruh pada kualitas beton karena
pembuatan yang langsung di daerah konstruksi.
6. Maintenance (Perawatan/ pemeliharaan)
 Beton precast, pengawasan tidak dapat dipantau secara langsung
dikarenakan dibuat di tempat yang berbeda (pabrik), dan juga
membutuhkan lahan yang luas juga memenuhi standar yang sudah
ditentukan.
 Beton konvensional, perawatan dapat diperhatikan secara langsung
karena terdapat di lapangan sehingga mudah dikontrol.
7. Recyclability
 Beton precast, cetakan dapat digunakan secara berulang kali. Dapat juga
dilepas dan digunakan di lokasi lain tanpa harus mengurangi banyak
kerusakan serta kerugian.
 Beton konvensional, bekisting dapat digunakan berulang kali namun
lebih terbatas dibandingkan precast.
8. Durability (Daya Tahan)
 Beton precast, karena memiliki banyak joint, maka tidak mampu
menahan beban lateral sehingga dibutuhkan dinding geser lebih banyak
untuk menahan beban lateral tersebut seperti tekangan dari angina dan
beban gempa.
 Beton konvensional, memiliki sedikit joint, sehingga lebih mampu
menahan beban lateral dan beban gempa.
9. Sustainability
 Beton precast, Material yang digunakan sedikit, lebih berkelanjutan
(sustainable).
 Beton konvensional, material yang dibutuhkan lebih banyak, kurang
berkelanjutan (Sustainable).
10. Flexibility (Kelenturan)
 Beton precast, direncanakan sesuai dengan standar sehingga tidak
memiliki kelenturan.
 Beton konvensional, struktur bisa dibilang lebih lentur serta fleksibel
dalam desainnya, dan mampu membuat bentuk plastis. Dan memiliki
struktur yang rapi.

 Jenis pada Beton Precast atau Pracetak


1. Berdasarkan tempat pembuatannya dibagi menjadi 2 yaitu beton pracetak yang
dicor di tempat (Cast in situ), dan juga beton pracetak yang di cor di pabrik.
2. Berdasarkan perlakuan terhadap baja terbagi menjadi 2 yaitu :beton pracetak biasa
dan beton prategang pracetak. Beton prategang adalah beton yang diberikan
tegangan-tegangan internal agar dapat mengurangi bahkan menghilangkan gaya
Tarik di dalamnya.
3. Menurut tipe struktur precast terbagi menjadi 2 yaitu structural frame (pelat,
kolom, balok) dan the cross-wall frame (lantai, pelat, dan dinding kaku).

Anda mungkin juga menyukai