Anda di halaman 1dari 42

KOLOM BETON PRECAST

(Precast Concrete Column)


Kelompok 2
3TKG1
Bunga Shafira
Hendri Muliawan
Imam Mubasyir
M.Nabil Izzulhaq
Pengertian Beton Precast

Precast concrete (beton pracetak) adalah suatu metode percetakan


komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan
memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum
dipasang. Karena proses pengecorannya di tempat khusus
(bengkel pabrikasi), maka mutunya dapat terjaga dengan baik.
Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka beton pracetak
hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai
angka minimum tertentu, bentuk typical yang dimaksud adalah
bentuk-bentuk repetitif dalam jumlah besar (Iqbal Batubara, 2012).
Kelebihan Beton Precast
Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi

Waktu pelaksanaan yang cepat

Penggunaan material yang optimum serta mutu


bahan yang baik.

Penyelesaian finishing mudah.

Penggunaan cetakan beton yang tidak banyak


variasi dan biasa digunakan berulang-ulang
Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi
kebisingan, lebih bersih dan ramah lingkungan.

Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan,


Kekurangan Beton Precast
Perlu ketelitian yang
Tidak ekonomis tinggi agar tidak Panjang dan bentuk
bagi produksi terjadi deviasi yang elemen pracetak yang
tipe elemen besar terbatas, sesuai dengan
yang jumlahnya antara elemen yang kapasitas alat angkat dan
sedikit. satu dengan elemen alat angkut
yang lain

Di Indonesia yang kondisi


alamnya sering timbul
gempa dengan kekuatan Hanya dapat
Diperlukan ruang yang cukup
besar, konstruksi beton dilaksanakan didaerah
untuk pekerja dalam
pracetak cukup berbahaya yang sudah tersedia
mengerjakan sambungan
terutama peralatan untuk
pada beton pracetak
handling dan erection
pada daerah
sambungannya

Memerlukan lahan
yang besar untuk
pabrikasi dan
penimbunan
(stock yard)
Tiang
Pancang

Dindin
g atau Jenis Kolo
Tangg Eleme m
a n
Beton
Precas
t

Plat
Lantai Balok
Tahapan pembuatan Beton Precast

Tahapan Tahapan Tahapan


Desain Produksi Pelaksanaan
TAHAPAN DESAIN
Proses perencanaan suatu produk secara umum merupakan
kombinasi dari ketajaman melihat peluang, kemampuan teknis,
kemampuan pemasaran. Dalam tahap desain, desainer menetapkan
standar dan batas toleransi serta dimensi beton pracetak
sedemikian rupa sehingga pada proses perakitan, struktur
memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan kestabilan untuk masa
layannya
Langkah-Langkah Perencanaan Struktur
Beton Bertulang

Analisa Struktur Desain elemen Geometri & Gambar Konstruksi


(momen,geser,aksial struktur Kolom penulangan dan Spesifikasi

Kriteria Design
1. Tipe dari beton prategang yang
digunakan (tentukan material (mutu)
dan dimensi)
2. Periksa tegangan (tahap awal dan tahap
servis)
3. Periksa kapasitas lentur (Mu<=φMn)
4. Periksa beban ultimate (retak)
5. Periksa kapasitas geser (Vu <=φVn)
6. Periksa lendutan >= lendutan izin
Hal penting yang harus diutamakan dalam mendesain
beton pracetak

1. Desain pracetak memperhitungkan kondisi pengangkatan beton saat


umur beton belum mencapai 24 jam. Apakah dengan kondisi beton
yang sangat muda saat diangkat akan terjadi retak (crack) atau tidak.
Di sini dibutuhkan analisa desain tersendiri, dan tentunya tidak
pernah diperhitungkan kalo kita menganalisa beton secara
konvensional.
2. Desain pracetak memperhitungkan metode pengangkatan,
penyimpanan beton pracetak di stock yard, pengiriman beton
pracetak, dan pemasangan beton pracetak di proyek. Kebanyakan
beton pracetak dibuat di pabrik.
3. Pada desain pracetak menambahkan desain sambungan. Desain
sambungan di sini, didesain lebih kuat dari yang disambung.
TAHAPAN PRODUKSI
Pekerjaan yang harus dimonitor pada
tahap produksi:
kelengkapan dari perintah kerja dan gambar
produk, mutu dari bahan baku, mutu dari
cetakan, mutu atau kekuatan
beton, penempatan dan pemadatan
beton, ukuran produk, posisi
pemasangan, perawatan beton, pemindahan,
penyimpanan dan transportasi produk, serta
pencatatan (record keeping).
Tahap produksi terdiri dari proses sebagai
berikut:
Langkah 1 :
Pembuatan
Cetakan/Moulding
Cetakan berfungsi untuk
membentuk beton dengan
spesifikasi yang sesuai
perencanaan.
Bahan baku untuk membuat
cetakan beton yaitu papan
kayu.
Papan-papan kayu tersebut
lantas dibentuk kotak dan
ditahan menggunakan paku
secukupnya.
Penentuan ukuran dari
cetakan harus benar-benar
diperhatikan karena akan
memengaruhi hasil jadi beton
pracetak. Cetakan beton yang
baik seyogyanya bisa dipakai
lagi hingga sebanyak 50 kali.
Langkah 2 :
Pembuatan
Adukan
Beton/Concreati
ng
Secara prinsip,
pembuatan adukan
beton dilakukan dengan
mencampurkan bahan
pengisi dan bahan
pengikat menjadi satu.
Bahan-bahan yang
dimaksud antara lain
pasir, kerikil, semen,
dan air dengan
perbandingan komposisi
sesuai kualitas yang
diharapkan.
Untuk mengubah sifat
alami dari beton,bisa
menambahkan zat aditif
tertentu ke dalam
adukan tersebut.
Langkah 3 :
Penuangan Adukan
Beton
Adukan beton yang sudah
terbentuk kemudian
dituangkan ke dalam cetakan.

Pastikan dalam
penuangannya, adukan ini
disebarkan secara merata
dan memenuhi setiap bagian
cetakan. Penuangan adukan
yang salah akan
menyebabkan mutu beton
menurun. Bahkan kekuatan
beton pun dapat berkurang
drastis apabila
penampangnya tidak tercetak
sempurna.
Adukan beton sebaiknya
dituangkan setengahnya
dahulu, kemudian dilakukan
pemasangan tulangan baja di
tengah cetakan, dan
diteruskan lagi dengan
penuangan adukan sampai
Langkah 4 :
Pemasangan
Tulangan
Baja/Reinforcing
Kebanyakan beton
pracetak dipakai untuk
menahan beban
dari bangunan..
Beton harus mampu
menahan gaya beban dan
gaya tarik dengan baik.
Solusinya bisa memasang
beberapa tulangan baja ke
dalam adukan beton di
dalam cetakan tadi
sehingga nantinya akan
terbentuk beton bertulang.
Pemasangan tulangan
dilakukan ketika kondisi
adukan masih basah.
Langkah 5 :
Pengeringan
Beton/Curing
Adukan beton sebaiknya
dikeringkan secara alami dengan
cara mengangin-anginkannya.
Penjemuran adukan beton di
bawah terik sinar matahari
langsung justru dapat
mengakibatkan beton mengalami
keretakan sehingga tak layak
pakai.
Selama proses pengeringan
berlangsung, beton juga perlu
disiram dengan air secara berkala
untuk menghindari beton
mengering secara mendadak.
Perawatan terhadap beton
dilakukan sampai berumur 7 hari,
sedangkan beton akan mengering
sempurna dan boleh digunakan
setelah usianya mencapai 30
hari.
Pada elemen-elemen beton yang
besar steam curing diberikan
kedalam beton dengan cara
diselubungi Suhu 60-700C selama
2-3 jam.
TAHAPAN
PASCAPRODUKSI
TAHAP PENANGANAN (Handling)

Handling adalah pemindahan komponen


precast dari moulding(bekisting) sampai
pada tahap pemasangan. Selama proses
handlingperlu diperhitungkan kekuatan
elemen pracetak dari berbagai macam
cara handling yang ada dan alat bantu
handling yang digunakan sehingga
komponen pracetak aman dan tidak
rusak.
TAHAP PENYIMPANAN (Storage)

Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dua


tumpuan saja/dekat lokasi titik angkut.
Jika direncanakan ditaruh lebih dari dua
tumpuan, harus dijamin seluruhnya kontak
dengan elemen.

GAMBAR BELOM ADA


TAHAP PENUMPUKAN (Stocking)

Yang perlu diperhatikan dalam tahap


penumpukan ini antara lain :
-Ketersediaan lahan untuk menumpuk
komponen precast.
-Merencanakan dan mengontrol jumlah
tumpukan.
TAHAP PENGIRIMAN (Transport)

Tahap ini merupakan tahap pengangkatan komponen elemen pracetak dari pabrik ke
lokasi pemasangan dan harus dilakukan dengan hati-hati.
Tahap/sistem transportasi ini akan berpengaruh terhadap waktu, efisiensi konstruksi, dan
biaya transport.
Yang perlu diperhatikan pada tahap transportasi ke lapangan antara lain :
• spesifikasi alat transport (lebar, tinggi, beban maksimum, dimensi elemen, dan
kapasitas alat pengangkut)
• route transport (jarak, lebar jalan, kepadatan lalu lintas, ruang bebas bawah
jembatan),
• perijinan dari instansi yang berwenang.
Pemilihan jenis, ukuran, dan kapasitas alat angkut dan angkat seperti tower crane akan
mempengaruhi ukuran/dimensi dan berat dari komponen pracetak itu sendiri. .
TAHAP PEMASANGAN (Site Erection)

Setelah komponen pracetak telah tersedia,


Selama proses pemasangan (erection)
maka komponen pracetak tersebut dapat
berlangsung, hal-hal yang perlu
segera dipasang sesuai dengan
diperhatikan antara lain kelurusan,
sistem/metode pracetak yang digunakan
elevasi, posisi, dan kerataan sesuai
dimana masing-masing komponen
dengan toleransi yang diijinkan. Pada
dirangkai dengan sambungan (joint)
tahapan pemasangan dapat
tertentu. Proses ini disebut dengan
digunakan alat angkut/angkat berupa
erection, yaitu kegiatan/proses yang
mobile crane/tower crane. Selain itu,
dilaksanakan untuk menyatukan
digunakan pula alat bantu sebagai
komponen-komponen bangunan beton
penopang sementara untuk beton
pracetak yang telah dicetak dengan
pracetak yaitu scaffolding.
standar kualitas yang terjaga menjadi
bagian dari bangunan (Try Puji, 2011).
DETAIL SAMBUNGAN
Sambungan kering (dry
connection)

Sambungan kering menggunakan bantuan pelat


besi sebagai penghubung antar komponen beton
pracetak dan hubungan antara pelat besi
dilakukan dengan baut atau dilas. Penggunaan
metode sambungan ini perlu perhatian khusus
dalam analisa dan pemodelan komputer karena
antar elemen struktur bangunan dapat
berperilaku tidak monolit.
Sambungan basah (wet
connection)

Sambungan basah terdiri dari keluarnya besi tulangan dari


bagian ujung komponen beton pracetak yang mana antar
tulangan tersebut dihubungkan dengan bantuan mechanical
joint, mechanical coupled, splice sleeve atau panjang
penyaluran. Kemudian pada bagian sambungan tersebut
dilakukan pengecoran beton ditempat. Jenis sambungan ini
dapat berfungsi baik untuk mengurangi penambahan
tegangan yang terjadi akibat rangkak, susut dan perubahan
temperatur. Sambungan basah ini sangat dianjurkan untuk
bangunan di daerah rawan gempa karena dapat menjadikan
masingmasing komponen beton pracetak menjadi monolit.
SISTEM STRUKTUR
Sistem Struktur Pracetak C-Plus

Sistem Pracetak struktur ini memiliki konsep struktur


pracetak rangka terbuka, komponen kolom plus dan
balok persegi dengan stek tulangan yang berulir.
Sistem sambungan mekanis balok dan kolom, plat baja
berlubang dengan mur. Pertemuan sambungan pada
titik kumpul (poer/kepala) ditambah tulangan sengkang
horizontal dan vertikal di cor dengan beton
menggunakan semen tidak susut (non shrinkage
cement) sehingga berperilaku wet joint.
Sistem Struktur Pracetak
Bresphaka
Bresphaka adalah suatu rekayasa konstruksi gedung dengan sistem
struktur pracetak model open frame yang terdiri dari elemen pracetak
kolom, balok, lantai, dinding, tangga dan elemen lainnya, dengan
penggunaan bahan beton ringan atau beton normal atau kombinasi
keduanya.

Perencanaan Samubungan:
1. “Shear connector” pada balok, untuk menyatukan komponen balok
dan plat
2. “Shear key” pada plat, diterapkan khusus daerah gempa agar plat
dapat membentuk diafragma kaku.
3. Angkur balok pracetak ke joint, agar keruntuhan/sendi plastis tidak
terjadi di perbatasan balok joint.
4. Angkur kolom, untuk transfer gaya dari kolom atas ke kolom bawah
Sistem Struktur Pracetak KML
(Kolom Multi Lantai)
Sistim KML adalah Sistim beton pracetak yang memberikan
percepatan pelaksanaan, karena komponen precast kolom dapat
dicetak dan dierection langsung untuk 2 - 5 lantai, sehingga dapat
menghemat waktu dalam pelaksanaan erection komponen kolom.
Sistem Struktur Pracetak JEDDS
(Joint Elemen Dengan Dua Simpul)
 Penamaan “DUA SIMPUL”, Simpul Pertama yaitu transfer gaya antar
balok melalui besi tulangan yang diikat pada kuping strand dengan
bantuan pelat baja dan baut, sedangkan Simpul Kedua yaitu lilitan
strand yang menghubungkan kedua kuping strand untuk
mendukung gaya gempa.
 Perkuatan tambahan pada joint melalui besi tulangan & begel arah
vertikal dan arah horisontal.
Sistem Struktur Pracetak Adhi BCS
(Beam Column System)
 Sistem pracetak ini mengandalkan kecepatan pada saat
pemasangan antar kolom. Sambungan antar kolom menggunakan
strand.
Construction Icons

Anda mungkin juga menyukai