1 Pelat Lantai
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan
lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai
didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan
pelat lantai ditentukan oleh :
Besar lendutan yang diinginkan.
4
5
kuat tekan karakteristik beton 225 kg/cm2 dengan benda uji kubus sisi 15 cm.
Sedangkan fc = 22,5 Mpa adalah kuat tekan beton 225 kg/cm2dengan benda uji
silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm. faktor konversi nilai K ke fc ini dilakukan
dengan mengalikan nilai K dengan 0,083 sehingga didapat nilai fc.
Pelat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :
Mampu mendukung beban besar.
Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumur
panjang.
Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8 mm dari baja lunak
atau baja sedang.
Pada pelat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan
rangkap atas bawah.
jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak lebih dari
20 cm atau dua kali tebal pelat, dipilih yang terkecil.
Semua tulangan pelat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1 cm,
untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan pelat lantai jangan
dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga
berfungsi menambah kekakuan pelat. Bentangan pelat yang besar juga akan
menyebabkan pelat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan yang dibutuhkan akan
menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi besar dan harga persatuan
luas akan menjadi mahal.
Beban hidup, ialah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan suatu gedung.
Beban angin, ialah semua beban yang bekerja pada gedung yang disebabkan oleh
selisih tekanan udara.
Beban gempa, ialah gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh
gerakan tanah akibat gempa.
Adapun elemen-elemen pembebanan untuk pelat lantai, yaitu :
Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 200 kg/m2
2
Beban hidup (untuk pabrik, ruang alat, dll) = 400 kg/m
2
Penutup lantai dari ubin semen portland = 24 kg/m
Berat dinding pasangan bata tebal batu = 250 kg/m2
3
Berat jenis beton = 2.400 kg/m
7
Beban hidup (L) = 400 kg/m (sesuai beban hidup rencana dalam Perhitungan
Struktur)
Beban total berdasarkan SNI T-15-1991-03 adalah 0.85 x (1.2 x 360 + 1.6 x
400) = 911.2 kg/m, beban ini dikurangi dengan berat sendiri plat beton sebesar 0.15 m
x 2400 kg/m3 = 360 kg/m sehingga didapat beban hidup sebesar 911.2 kg/m - 360
kg/m = 551.2 kg/m, angka ini dibulatkan keatas menjadi 560 kg/m.
Bila lendutan maksimum terukur a dari suatu balok, lantai atau atap kurang dari
/20.000h;
Bila lendutan maksimum terukur a dari suatu balok, lantai atau atap melebihi
a) Terletak bebas
Keadaan ini terjadi jika pelat diletakan begitu saja diatas balok, atau antara pelat
dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat berotasi bebas pada
tumpuan tersebut.
b) Terjepit elastis
c) Terjepit penuh
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan
ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk mencegah terjadinya rotasi
pelat. Kondisi geometris tertentu yang diperoleh berdasarkan besarnya
perpindahan (translasi dan rotasi) dapat digunakan untuk merumuskan kondisi
tepi dalan bentuk matematis. Misalnya, lendutan dan kemiringan permukaan
pelat yang melendut di tepi jepit sama dengan nol, jadi dapat dituliskan :
11
Sistem pelat dua arah (two way slab), apabila 1,0 b/a 2,0. Analisis pelat dua
arah dilakukan dalam 2 arah (arah x dan arah y).