Disusun oleh:
Dennyza Kurnia Sari
07/256585/TK/33350
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TAHAP I
TUGAS AKHIR JALUR-B (MAGANG)
ESSO KIPPER TUNA TURRUM 2 PROJECT
PT. McDERMOTT INDONESIA
BATAM FABRICATION YARD
Disusun oleh:
Dennyza Kurnia Sari (07/256585/TK/33350)
Disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
menganugerahkan berkat dan rahmatNya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Tahap I ESSO Kipper Tuna Turrum 2 Project di PT.
McDermott Batam, Indonesia.
Magang merupakan salah satu jalur penyelesaian tugas akhir dalam ketentuan
akademik Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Melalui kegiatan magang, mahasiswa diharapkan dapat mempelajari
keadaan lapangan yang umumnya tidak selalu sama dengan teori di perkuliahan.
Penyusun menyadari bahwa dirinya bukan orang yang sempurna. Untuk itu,
penyusun terbuka untuk berbagai kritik dan saran yang akan berguna bagi
penyusun. Semoga laporan ini dapat berguna bagi setiap pribadi yang
membacanya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
Bab II Pelaksanaan Magang 21
A. Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Magang 21
A.1. Jadwal/Schedule Pelaksanaan Magang 21
A.2. Pengetahuan yang didapat di Lapangan Fabrikasi 23
A.3. Kegiatan Umum 26
A.3.1. Material Reconciliation 26
A.3.2. Review workpack 26
A.3.3. Rolling Request dengan program Workpack 27
A.3.4. Plot pemotongan dengan LINEST 28
A.3.5. Material Issue Request (MIR) 30
A.3.6. Site query (SQ) 30
A.3.7. Flare Boom Raise Up 32
A.3.8. Final weighing bridge 33
A.3.9. Pulling Modul 1 dan Modul 3 34
A.3.10. Trial Fit Flare Boom 35
A.3.11. MSF Loadout 36
A.3.12. Bridge Loadout 37
B. Fokus Kegiatan khusus 38
B.1. Seafastening 39
B.2. Fabrikasi Seafastening M1 dan M3 41
B.2.1. Pengerolan pipa (rolling pipe) 42
B.2.2. Pemotongan balok baja (cut beam) 44
B.2.3. Pemotongan pelat (cut plate) 45
B.2.4. Pemotongan dan pencoakan pipa (cut/cope pipe) 45
B.2.5. Fabrikasi tie down 46
B.2.6. Fabrikasi seafastening 46
C. Komentar Mahasiswa 47
Daftar Pustaka 51
Lampiran 52
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Magang
A.1. Latar Belakang Magang
Magang merupakan salah satu jalur penyelesaian tugas akhir bagi mahasiswa
S1 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada. Berdasarkan ketentuan akademik Jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan, deskripsi program magang adalah sebagai berikut :
Magang/praktek kerja dilakukan di perusahaan jasa konstruksi, lembaga
pemerintah, atau lembaga swasta yang sedang melaksanakan pekerjaan
jasa konstruksi. Kegiatan tugas akhir terdiri dari pelaksanaan magang dan
penyusunan tugas akhir
Bobot kredit : 9 sks yang terdiri dari 3 sks pelaksanaan magang dan 6 sks
penyusunan tugas akhir; keduanya merupakan satu kesatuan, tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri
Waktu pelaksanaan : Minimum 4 bulan, maksimum 6 bulan
Tempat magang : Konsultan, kontraktor, instansi pemerintah, atau
perusahaan/badan usaha di bidang teknik sipil yang bermitra dengan
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas
Gadjah Mada.
Calon tenaga kerja yang siap pakai serta memiliki pengalaman kerja sudah
merupakan tuntutan dalam memasuki dunia kerja. Pengalaman kerja tidak
banyak diakomodasi pada mata kuliah yang ada. Kualitas lulusan sarjana
teknik sipil perlu ditingkatkan sejalan dengan perkembangan kondisi eksternal
yaitu ketersediaan sarjana teknik sipil di pasar kerja yang melimpah,
terbukanya kesempatan tenaga ahli dari luar negeri untuk ikut bersaing, serta
semakin berkembangnya teknologi beberapa tahun belakangan ini.
Secara akademik magang merupakan tugas akhir jalur B, yaitu salah satu jalur
tahap akhir syarat kelulusan S1 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan,
Universitas Gadjah Mada. Adapun tujuan secara spesifik menempuh tugas
akhir jalur B ini adalah mahasiswa diharapkan dapat memiliki berbagai
kecakapan/kompetensi seperti :
1. Menguasai ketrampilan dalam penerapan ilmu teknik sipil secara
komprehensif.
2. Mampu mengambil peran teknis dalam suatu penyelesaian masalah
maupun tugas pekerjaan yang ditangani secara kerja kelompok/tim.
3. Mampu menguasai pengaturan waktu dan menyusun prosedur
penyelesaian pekerjaan.
4. Mampu menerapkan teori kedalam praktek, baik dalam aspek survei,
investigasi, perencanaan, perancangan, pelaksanaan, maupun
pemberdayaan prasarana.
5. Mampu mengevaluasi, membahas, melakukan kajian, serta memberikan
pandangan/pendapat/komentar terhadap pekerjaan.
B.1.1. Piagam
P Peru
usahaan J. R
Ray McDerrmott
Visi
J. Ray MccDermott mem
mbangun organnisasi yang beebas dari kesalahan melalui peningkatan
yang berke
kesinambungann, diantaranya dari pemimpin
n, proses, dan kkaryawan.
Misi
J. Ray MccDermott meruupakan golonggan perusahaann jasa sumber daya laut, bekkerja dengan
para pemimpin di selurruh industri minyak
m dunia dan
d gas untuk menciptakan nilai tambah
persekutuaan. Dalam peelaksanaannya,, membangun tim proyek ddunia untuk menyelesaikan
m
pembaharruan dan keunnggulan, J. R
Ray akan mem
mpertahankan kekuasaan pada
p sasaran
penjualan.
Nilai-nilai
J. Ray McDermott
M mem
megang Keselaamatan, Mutu,, Etika, dan Produktivitas
P s
sebagai nilai
dasar yang
g sama
Keselamatan melindun
ngi karyawan, harta, dan ling
gkungan kami
Mutu memenuhi
m persyyaratan dan peeningkatan yanng berkesinambbungan
Etika menjaga
m integrritas dengan taat mematuhi standar etikka dan normaa berperilaku
perusahaaan
Produktivvitas menghaargai hubungann dan menepatii janji
Prinsip Da
asar
J.Ray McD
Dermott akan
Memim
mpin dengan memberikan
m telaadan Meningkatkan
M kerja kelompook
Berkom
munikasi secarra efektif Menilai
M dan m
meningkatkan keefektifan
ke
Mempeerlakukan setiaap orang secarra wajar Menyediakan
M sumber daya
da yang
dan addil d
diperlukan karryawan
Meninggkatkan keragaaman Mengakui
M ddan mengharrgai jasa
Menikm
mati pekerjaan
n k
karyawan
Tujuan
Pengem
mbalian Laba yang
y wajar ataas ekuitas Pelanggaran etika nihil
pemega
ang saham Pelaksanaan sesuai perusah
haan
Pertum
mbuhan yangg menguntunggkan di Menunjukkann peningkatan
n yang
segmen
n pasar baru terukur
Bebas dari kecelakaaan di tempat keerja
(Sum
mber: Piagam Perusahaan
P J. Ray Mc Dermo
ott Revisi 10)
McDerm
mott juga beerkomitmen menjaga kelestarian
k liingkungan hidup.
h Hal
tersebut ditunjukkann melalui addanya pengeelolaan lingkkungan hidu
up berbasis
4
AMDAL yang dilakukan oleh Departemen HSE (Health, Safety, and
Environment). HSE yang berbekal pengetahuan mengenai teknik lingkungan
bertugas menganalisis setiap permasalahan yang berhubungan dengan
pencemaran lingkungan dan menangani setiap kegiatan yang membahayakan
lingkungan.
Menurut Dahuri (2010), sekitar 70% produksi minyak dan gas bumi berasal
dari kawasan pesisir dan lautan. Dari 60 cekungan yang potensial mengandung
migas, 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 di pesisir, dan hanya 6 yang di
daratan. Dari seluruh cekungan tersebut, potensinya diperkirakan sebesar 11,3
miliar barel minyak bumi. Cadangan gas bumi diperkirakan sebesar 101,7
triliun kaki kubik. Kawasan ini juga kaya akan berbagai jenis bahan tambang
dan mineral, seperti emas, perak, timah, bijih besi, dan mineral berat.
Di akhir 1940, perusahaan minyak dan gas mulai menyadari potensi minyak
bumi yang berada di perairan Teluk Meksiko. Minyak bumi hasil teknologi
pengeboran lepas pantai sampai saat ini adalah sumber primer untuk
memenuhi kebutuhan minyak bumi dunia. Pada awal produksi minyak bumi,
struktur ditempatkan di air yang dangkal dan dapat dilihat dari daratan.
Sampai saat ini, teknologi anjungan lepas pantai telah berkembang begitu
pesat dan dapat menjangkau dasar laut yang sangat dalam dengan tipe
anjungan terapung (floating structure).
Tahun Proyek
1950 Memasang concrete platform di Teluk Meksiko.
Membuat offshore platform pertama pada kedalaman 100 feet (30,5
1954
meter) di bawah muka laut.
Mendirikan Morgan City yard, fasilitas fabrikasi pertama yang
1956
khusus dibangun untuk struktur lepas pantai.
Memasang jacket pertama dengan metode stacking (pemasangan
1961
jacket potong demi potong).
10
Keterangan :
B.2.1.1. Sertifikasi
ISO 9001 sertifikasi untuk fabrikasi, konstruksi, hook-up dan
commissioning dari onshore dan offshore structure, module, piping dan
tekanan vessel, desain dari critical lift dan fabrikasi dari associated
appurtenances.
ISO 14001 sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan.
OHSAS 18001 sertifikasi Sistem Keselamatan dan Kesehatan (Health and
Safety).
11
Panjang Bulkhead :
1. North Yard = 131 feet (40 meter)
2. South Yard = 600 feet (182 meter)
3. FPSO (Floating Production Storage and Offloading) = 1.280 feet (390
meter).
Minimal kedalaman air laut terbuka :
1. North Yard = 28 feet (8,5 meter) LLW (Lowest Low Water)
2. South Yard = 18 feet (5,5 meter) LLW (Lowest Low Water).
LLW (Lowest Low Water) adalah tinggi air terendah pada saat pasang
surut terbesar (bulan baru), sedangkan HHW (Highest High Water) adalah
tinggi air tertinggi pada saat pasang surut terbesar (bulan baru).
Jarak ke laut terbuka :
1. North Yard = akses langsung
2. South Yard = 656 feet (200 meter)
Kapasitas beban :
1. South yard 11.023 ton, kedalaman air 19,7 feet (6 meter).
2. North yard 27.558 ton, kedalaman air 26,2 feet (8 meter).
Variasi pasang surut :
1. 11 feet (3,4 meter) HAT (Highest Astronomical Tide),
2. (-) 0.9 feet (0.3 meter) LAT (Lowest Astronomical Tide).
HAT adalah permukaan air laut tertinggi yang dapat diramalkan terjadi di
bawah pengaruh keadaan meteorologist rata-rata dan kombinasi keadaan
astronomi. Sedangkan, LAT adalah permukaan air laut terendah yang
dapat diramalkan terjadi di bawah pengaruh keadaan meteorologist rata-
12
13
14
dan gas, posisi PTMI adalah sebagai kontraktor, tetapi jika kontraktor proyek
oleh perusahaan lain, posisi PTMI dalam proyek ini adalah sebagai
subkontraktor.
Berikut adalah proyek yang sedang dikerjakan oleh PTMI Batam Fabrikasi
Yard, sampai saat ini (Mei 2011) :
15
16
Deskripsi proyek:
ESSO Australia Pty Ltd menawarkan sebuah proyek dimulai pada tahun 2009.
Proyek ini dimenangkan oleh McDermott Australia Industries (MIA). Proyek
17
yang dikerjakan ini bernama Kipper Tuna Turrum Project Phase 2, platform
akan ditempatkan di Baiss Strait perairan Commonwealth, Victoria, Australia.
Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan reservoir minyak dan gas alam
Kipper, Tuna, dan Turrum. Kipper menghasilkan sekitar 620 milyar kubik feet
recoverable gas dan 30 juta barrel gas liquid. Kipper terletak 100 meter di
bawah muka laut, sekitar 45 km di selatan Mario, Victoria. Sedangkan,
Turrum menghasillkan sekitar 1 triliun kubik feet gas dan 110 milyar barrel
minyak dan gas liquid. Turrum terletak di dekat Marlin A, yaitu 60 meter di
bawah laut, sekitar 45 km tenggara Danau Entrance (lihat Gambar 1.3)
18
Proyek Kipper Tuna Turrum Phase 2 adalah proyek untuk melengkapi proyek
Kipper Tuna Turrum sebelumnya, yaitu Marlin A. Proyek ini (Marlin B)
terdiri dari : Jacket, Module Support Frame (MSF), Modul 1, Modul 2A,
Modul 2B, Modul 3, bridge, dan flare boom. Dimana masing-masing bagian
akan dipasang di dalam perairan secara bertahap, sehingga proses
transportasinya pun juga secara bertahap. Proyek ini telah dimulai pada awal
tahun 2009 dan ditargetkan akan terselesaikan pada bulan September 2011.
19
dan Bridge) akan dikirim satu demi satu terdahulu, sebelum nantinya dipasang
di lokasi.
ESSO KTT Phase 2 project merupakan sebuah proyek yang bernilai besar.
Saat ini, jacket telah berada di lokasi instalasi. Sedangkan MSF, Modul, Flare
Boom dan Bridge masih berada di lapangan fabrikasi PT.McDermott Batam.
Marlin B platform ditunjukkan pada Gambar 1.4.
20
BAB II
PELAKSANAAN MAGANG
21
Gambar 2.1. Bagan relasi structural PE dengan department lain (McDermott, 2011)
22
23
Tahapan Drawing
Detailing Engineer bertugas mengembangkan design drawing dengan
memberi piecemark pada setiap elemen struktur. Drawing yang telah diproses
detailing engineer disebut shop drawing. Dari setiap bagian komponen
struktur dalam shop drawing, detailing engineer membuat cutting sheet (plate
cutting sheet, beam cutting sheet), khusus untuk pipa dibuat vernon cutting
sheet.
Setiap gambar memperlihatkan bentuk material secara detail dan lebih jelas,
baik bentuk maupun ukurannya. Untuk pemotongan plate, detailing engineer
kemudian membuat nesting drawing. Setiap perintah kerja dibuat workpack
yang dilengkapi gambar-gambar yang dibutuhkan.
24
Workpack
Workpack berisi gambaran mengenai jumlah pekerjaan yang harus dilakukan,
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, serta seluruh cakupan dari pekerjaan.
Workpack merinci kegiatan yang akan dilakukan menjadi kegiatan-kegiatan
kecil yang lebih mudah dikerjakan. Workpack terdiri dari cover sheet, work
description, work area, next destination working area, work steps, AFC
Drawings, material & prefabricated items (WP Pre-assembly).
Progress Reporting
Progress reporting berfungsi untuk mengetahui secara langsung status proyek,
menganalisis progres yang terjadi, memperkirakan kesesuaian tugas dan waktu
dengan jadwal yang telah ditentukan. Progres mingguan akan memperlihatkan
produktifitas suatu kegiatan. Produktifitas dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
25
26
27
28
29
30
31
A.3.7. Flare Boom Raise Up
1 2
3 4
32
Flare Boom Raise Up dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2011. Pada saat
pelaksaanaan, terjadi kesalahan penempatan crane antara kondisi aktual
dengan perhitungan Construction Engineering. Crane yang lebih besar
kapasitasnya ditempatkan pada lokasi yang salah, sehingga perlu ditukar
posisinya. Hal tersebut memperpanjang waktu pelaksanaan pengangkatan
flare boom yang seharusnya dapat terselesaikan lebih cepat.
4
3
2
1
Gambar 2.6. Penempatan weightor pada Final weighing bridge (ALE, 2011)
Berat total bridge dan berat pada tiap-tiap weightor ditunjukkan pada Tabel
2.1. berikut:
33
2 122,29
3 73,12
4 93,08
TOTAL 411,17
Pada saat proses flare boom raise up juga dilakukan perhitungan lendutan
apabila bridge ditumpu oleh 4 tumpuan. Perhitungan dilakukan untuk
mengetahui besarnya deformasi pada struktur sebelum adanya beban-beban
lingkungan.
34
Lintasan strongdeck harus memiliki gaya gesek yang cukup saat ditarik dengan sling.
Permukaan bawah lintasan strong deck dilapisi dengan minyak sebelum proses
pulling Modul 1 dan Modul 3 berlangsung. Modul 1 dan modul 3 adalah bagian
topside module yang akan berfungsi sebagai fasilitas produksi.
35
Proses trial-fit flare boom dilakukan pada tanggal 7 April 2011.(lihat Gambar
2.9.)
1 2
3 0
36
dihentikan karena MSF telah terangkat dan tumpuan di dasar tanah telah
digeser.
37
38
B.1. Seafastening
Seafastening adalah sebuah pengikat yang berfungsi mengikatkan
modul/struktur saat proses transportation, yaitu perjalanan modul menuju ke
lokasi installation offshore dalam barge (lihat Gambar 2.13.). Barge adalah
sebuah kapal/tongkang yang dilengkapi dengan sebuah crane untuk pekerjaan
installation di offshore. Dalam arti sederhana, barge adalah sebuah kapal yang
akan mengangkut offshore platform sampai ke lokasi instalasinya.
Seafastening berfungsi untuk mengikatkan struktur yang akan di bawa ke laut
ke barge.
Seafastening
39
Jadi, seafastening dirancang untuk dapat menahan gaya statik dan dinamik.
Gaya statik meliputi beban struktur atau beban utama, sedangkan gaya
dinamik merupakan kombinasi dari 6 gerakan dasar yaitu: roll, pitch, heavy,
yaw, sway, atau surge. Gaya dinamik terjadi karena adanya gaya inersia yang
diakibatkan oleh percepatan atau perubahan gerak pada barge. Gaya inersia
merupakan gaya kelembaman pada suatu benda yang tergantung pada besar
massanya. Semakin besar massa benda, maka semakin besar gaya inersianya.
Rumus untuk perhitungan gaya inersia ditunjukkan pada rumus berikut:
40
Semakin besar struktur yang berada di atas barge, maka semakin besar pula
gaya dinamik yang harus ditahan oleh seafastening. Jika permukaan barge
tinggi dan percepatan besar, maka komponen gaya dinamik pada seafastening
besar. Sebaliknya jika beban besar, namun permukaan barge rendah, periode
dan amplitudo gelombang besar, komponen gaya dinamik akan berkurang.
Percepatan berpengaruh pada bertambahnya beban lateral. Gerakan dari barge
juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap seafastening.
41
42
Ukuran plate untuk rolling pipe yang terdapat pada Tabel 2.3. adalah ukuran
sesungguhnya ditambah extra length (ukuran tambahan sebesar 50 mm).
Penambahan panjang tersebut diantisipasi untuk menghindari adanya gap saat
fabrikasi di atas barge. Gambar dan ukuran dari pelat yang akan diroll
ditunjukkan pada Gambar 2.17.
43
B.2.2. Pemotongan balok baja (Cut Beam)
Pemotongan beam tipe W-Flange sesuai dengan ukuran yang ditentukan
design drawing. Beam yang dipotong kemudian dilas dengan plate
membentuk tiedown. Untuk memperoleh ukuran dari masing-masing tipe
digunakan engineering reference book. (lihat Gambar 2.18.)
Tipe beam dilihat dari gambar drawing yang diperlihatkan pada Gambar 2.19.
44
Bagian pipa
yang di-coak
45
46
C. Komentar Mahasiswa
Selama magang, penyusun banyak mendapatkan keuntungan mengenai
pembelajaran nyata di dunia kerja, khususnya dalam pekerjaan konstruksi. Hal
yang paling menguntungkan adalah penyusun dapat mengetahui serta belajar
banyak mengenai setiap kegiatan dan proses yang terjadi di lapangan
fabrikasi, dimana dalam perkuliahan teori dan konsep mengenai anjungan
lepas pantai tidak dibahas secara mendalam. Lapangan fabrikasi adalah tempat
pelaksanaan pembuatan proyek anjungan lepas pantai. Tahapan pekerjaan
konstruksi lepas pantai yang dilakukan di lapangan fabrikasi menjadi ilmu
baru bagi penyusun untuk diteliti dan dipelajari melalui lingkungan fabrikasi
PT. McDermott Batam, Indonesia.
Struktur yang didesain tidak selalu dapat diterapkan menjadi sebuah struktur
nyata di lapangan fabrikasi. Kadang, ada bagian-bagian struktur yang tidak
dapat dipasang, karena ada bagian lain yang berbentrokan dengan struktur.
Bentuk 3 dimensi struktur dapat dilihat melalui program TEKLA
STRUCTURE view. Gambar detail dari design drawing dan shop drawing
dimasukkan sebagai input dalam program TEKLA STRUCTURE view oleh
Detailing Engineer. TEKLA STRUCTURE view akan menunjukkan bagian
yang clash (bentrok) sehingga permasalahan dapat diantisipasi sebelum
sambungan struktur dilas di lapangan fabrikasi. Struktur juga dapat mengalami
benturan dengan peralatan piping, electrical, dan instrument. Benturan
tersebut dapat dilihat melalui software PDMS (Plant Design Management
System) view. Jika terdapat clash (bentrokan) dilakukan modifikasi pada
struktur dengan memperhitungkan reaksi yang terjadi, apabila desain utama
berubah. Struktur harus dapat memberikan respon yang sama setelah
modifikasi.
Seorang engineer harus dapat mencari cara agar struktur tetap dapat dipasang.
Seorang engineer harus dapat mencari solusi untuk setiap permasalahan-
permasalahan struktur yang terjadi di lapangan. Seorang engineer juga harus
47
Lapangan fabrikasi adalah sumber ilmu yang luas untuk dipelajari. Lapangan
fabrikasi menggambarkan kehidupan konstruksi di lapangan, yang terdiri dari
berbagai orang dengan disiplin ilmunya masing-masing; Superintendent, yang
bekerja sebagai koordinator dari pekerjaan lapangan; Supervisor, yang bekerja
untuk mengarahkan pekerja sesuai dengan bidangnya; dan pekerja-perkerja
sesuai dengan disiplin ilmunya (structural welder, rigger, painter, pipe fitter,
structural fitter, mechanical, scaffolder,process welder dll.). Lapangan
fabrikasi juga merupakan tempat yang mempunyai resiko kecelakaan tinggi,
sehingga setiap orang yang bekerja di dalamnya harus saling menjaga
keselamatan satu sama lain.
48
Dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi, penyusun mencoba mencari solusi
untuk mengurangi kesulitan-kesulitan tersebut, antara lain sebagai berikut:
49
Bagi Construction Engineer ilmu dalam bidang teknik sipil banyak digunakan
dalam perhitungan lifting, loudout, pulling,trial fit, dan semua kegiatan yang
menyebabkan struktur berubah dari posisinya. Sedangkan bagi Structural
Production Engineer, ilmu yang dalam bidang teknik sipil adalah modal untuk
memperkirakan modifikasi yang akan dilakukan terhadap struktur, terkait dengan
material yang digunakan untuk modifikasi dan bentuk modifikasi. Struktur
sebelum dan sesudah dilakukan modifikasi harus memiliki kekuatan dan respon
yang sama.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN
52
Lampiran I.
Gambar seafastening M1 dan M3
1. Gambar Marlin B Platform ESSO KTT 2 Project
2. Posisi Modul 1 dan 3 pada Barge (1 lembar)
3. Detail seafastening Modul 1 (1 lembar)
4. Detail seafastening Modul 3 (1 lembar)
5. Design Drawing seafastening Modul 1 dan 3 (8 lembar)
1
Lampiran II.
Surat Tugas Magang PT. McDermott
2
Lampiran III.
Surat keterangan selesai melaksanakan magang
3
Lampiran IV.
Daily Activity Apprentice Program
4
Gambar platform Marlin B ESSO Kipper Tuna Turrum Phase 2 Project
Module 3
Module 2A
Module2B
FlareBoom
ModuleSupport
Frame(MSF) Module1
Jacket
Piles