KATANA BRIDGE
WARRIOR-11 TEAM
Dosen pembimbing:
Ari Wibowo, ST., MT., Ph.D
Mahasiswa:
Ichvan Danny Kurniawan
Muhammad Atourrahman
Arif Luqman Hakim
Rifqi Eka Fauzi
POKOK BAHASAN:
1. PERENCANAAN JEMBATAN
2. PELAKSANAAN JEMBATAN
3. PERAWATAN & PERBAIKAN
JEMBATAN
1. PERENCANAAN JEMBATAN
Peraturan yang kami gunakan dalam perencanaan
KATANA BRIDGE antara lain:
RSNI T-3-2005 tentang Perencanaan Struktur Baja untuk
Jembatan.
RSNI T-02-2005 yang membahas tentang standar
pembebanan untuk jembatan.
PPPJJR (Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan
Raya) tahun 1987.
AISC LRFD (Manual of Structural Steel Construction)
Deck Bridge
Lantai kendaraan terletak di atas segala batang-batang atau gelagar pemikul,
sehingga tidak terdapat suatu apapun lagi di atas lantai kendaraan.
Through bridge
Lantai kendaraan terletak di bawah dari batang batang atau gelagar pemikul,
sehingga di atas lantai kendaraan terdapat ikatan-ikatan melintang atau bagianbagian dari batang pemikul.
Jembatan Rangka
(a
)
(b
)
Efisiensi Struktural
Efisiensi Pelaksanaan
Optimasi Luas Penampang
Optimasi Tinggi Rangka
Batang
Sambungan Baut
Sambungan merupakan
sebuah elemen struktur
yang digunakan untuk
menggabungkan beberapa
komponen yang terpisah.
Pada jembatan rangka
umumnya menggunakan
sambungan baut mutu
tinggi.
Dalam ASTM baut mutu
tinggi dibagi menjadi dua
yaitu tipe A325 dan tipe
A490.
Regangan :
Tegangan :
dimana :
= Tegangan
P = Gaya aksial
A = Luas permukaan
dimana :
= Regangan
= Perpanjangan
L = Panjang batang
Defleksi :
Defleksi struktur dapat terjadi dari berbagai sumber, seperti beban,
temperatur, kesalahan fabrikasi, atau pemasangan (settlement).
Dalam desain, defleksi harus dibatasi agar dapat mencegah
keretakan dari bahan lapisan yang rapuh seperti beton atau plester.
Selanjutnya, sebuah struktur tidak boleh bergetar atau berdefleksi
secara parah agar dapat "memunculkan" rasa aman bagi penghuni.
(Hibbeler, 2002)
Metode Perencanaan
1. Membentuk Desain Struktur Jembatan
2.
3.
4.
5.
Model Jembatan
Tampak Samping
Tampak Atas
Tampak Depan
Gambar Perspektif 3D
Model Katana Bridge
KOMPONEN
Profil Rangka Jembatan
JENIS/TIPE
WF 600.300.12.20
KOMPONEN
WF 400.200.7.11
Profil Rangka
WF 800.300.14.22
WF 250.250.8.13
Material
Sambungan
UkuranBaut
Tumpuan
Sendi-roll
KETERANGAN
JENIS/TIPE
L40x40x4
L40x40x3
L30x30x3
Material
Sambungan
UkuranBaut
Multiplek 12 mm
Tumpuan
Sendi-roll
KETERANGAN
Mutu Baja
BJ-37
Mutu Baja
BJ-37
Bentang Jembatan
60 m
Bentang Jembatan
6m
Tinggi Jembatan
6m
Tinggi Jembatan
0,6 m
Lebar Jembatan
9m
Lebar Jembatan
0,9 m
Profil L40x40x4
Profil L40x40x3
Profil L30x30x3
Pembebanan
Jembatan Sebenarnya
Beban adalah gaya luar yang
bekerja pada suatu struktur.
Dalam Pedoman Perencanaan
Pembebanan Jembatan Jalan
Raya ( PPJJR ) 1987 terdapat
beberapa jenis Beban yang
diperhitungkan dalam
pembebanan jembatan,
yaitu :
Beban Primer :
Beban mati, beban hidup dan
beban kejut.
Beban Sekunder :
Beban angin, Gaya akibat
perbedaan suhu, gaya akibat
rangkak dan susut, gaya rem
dan traksi, gaya akibat gempa
bumi dan gaya gesekan pada
tumpuan-tumpuan bergerak.
Jembatan Model
Beban Mati
berat sendiri jembatan
yang terdiri dari berat
profil, seluruh elemen
sambungan, pelat lantai
multiplek 12mm, dan
ornamen.
Beban Hidup
Beban uji maksimum 400
kg yang ditempatkan
pada bentang dan
bentang. Dan lendutan
maksimum di tengah
bentang <7,5 mm
Analisis Struktur
A. Jembatan Sebenarnya
Analisa menggunakan software
StaadPro:
Pembebanan Gelagar induk:
Beban gelagar melintang
Beban ikatan angin
Berat sendiri jembatan
Berat Sendiri Profil
Kontrol lendutan:
Berdasarkan Analisis StaadPro,
didapatkan lendutan arah
vertical pada setengah bentang
sebesar 25,698 mm.
Syarat Lendutan Maksimum
=/800 = 6000/800 = 7,5 cm =
75 mm
B. Jembatan Model
o Pembebanan
Beban Mati
o Pembebanan
Beban Mati
o Pembebanan
Beban Mati
o Pembebanan
Beban Uji
Analisa beban uji jembatan model Katana
Bridge dilakukan di setengah bentang dan
seperempat bentang dengan beban total
sebesar 400 kg, sehingga beban terpusat
pada satu sisi rangka utama sebesar 200 kg.
Analisis gaya batang dilakukan dengan bantuan software STAAD PRO V8i
dengan memasukkan beban mati berupa selfweight dan beban pelat
multiplek serta beban uji 200kg pada rangka utama di bentang,
bentang kiri
dan bentang kanan,.
Beban dikombinasikankan dengan rumus:
U = 1,2 D+ 1,6 L
Keterangan:
U = Kombinasi Beban
D = Beban mati akibat berat struktur jembatan dan pelat lantai kendaraan
L = Beban Uji
Diagram Tegangan
Lendutan Katana
Bridge
Analisa Batang
Melintang
Dalam perencanaan Batang melintang di asumsikan batang
melintang ditumpu jepit-jepit. Pada batang melintang diberi pengaku
di tengah bentang agar batang menjadi lebih kaku sehingga mampu
mengurangi lendutan. Dalam analsia ini diasumsikan beban uji jika
tidak tepat pada buhul struktur rangka utama. Sehingga lendutan
yang dihasilkan dari analisa merupakan lendutan terbesar yang
mungkin terjadi pada batang melintang.
Skema pembebanan gelagar melintang
Hasil analisa
dengan
menggunakan
staadpro dan
diperoleh
lendutan
sebesar 0,281
mm.
Sehingga
lendutan total
yang terjadi
yaitu 1.273 +
0,281 = 1,544
Kontrol Penampang
Analisis Sambungan
Dalam RSNI T-03-2005
dijelaskan bahwa pelat buhul
harus memiliki bentukyang
teratur dan sambungan yang
digunakan tidak boleh
mengalami pemusatan
tegangan.
Pelat yang digunakan yaitu
pelat dengan tebal 5 mm dan 3
mm.
Tampak Dalam
Tampak Luar
Tampak Luar
Tampak Bawah