Anda di halaman 1dari 31

Katana merupakan salah satu jenis pedang samurai Ksatria

Jepang yang digunakan untuk berperang. Katana memiliki bentuk


yang melengkung dari ujung ke ujung dan juga keistimewaannya
yaitu memilki sifat yang kuat, ringan, tajam, awet, dan praktis.
Sehingga pedang ini dijuluki sebagai pedang terbaik di dunia.
Filosofi diatas menjadi dasar dari perencanaan jembatan kami.
Karena jembatan kami memiliki bentuk yang melengkung dari
ujung ke ujung. Selain itu, jembatan kami sangatlah istimewa
karena sifatnya yang kokoh, ringan, awet, efisien, praktis, dan
ekonomis. Sehingga jembatan ini kami beri nama KATANA
BRIDGE

KATANA BRIDGE
WARRIOR-11 TEAM
Dosen pembimbing:
Ari Wibowo, ST., MT., Ph.D
Mahasiswa:
Ichvan Danny Kurniawan
Muhammad Atourrahman
Arif Luqman Hakim
Rifqi Eka Fauzi

POKOK BAHASAN:
1. PERENCANAAN JEMBATAN
2. PELAKSANAAN JEMBATAN
3. PERAWATAN & PERBAIKAN
JEMBATAN

1. PERENCANAAN JEMBATAN
Peraturan yang kami gunakan dalam perencanaan
KATANA BRIDGE antara lain:
RSNI T-3-2005 tentang Perencanaan Struktur Baja untuk
Jembatan.
RSNI T-02-2005 yang membahas tentang standar
pembebanan untuk jembatan.
PPPJJR (Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan
Raya) tahun 1987.
AISC LRFD (Manual of Structural Steel Construction)

1.1. Dasar Teori


Jembatan merupakan bangunan yang berfungsi untuk menghubungkan
dua jalan yang terputus karena adanya rintangan seperti jurang, jalan,
sungai, laut, jalur kereta api dan semacamnya.Struktur jembatan dapat
dibedakan menjadi bagian atas (super struktur) yang terdiri dari
Gelagar, sistem lantai, bracings, system perletakan dan rangka utama,
serta bagian bawah (sub struktur) yang terdiri dari pier atau pendukung
bagian tengah, kolom, kaki pondasi (footing), tiang pondasi dan
abutmen. (Ariestadi, 2008).
Klasifikasi berdasarkan letak lantai jembatan :

Deck Bridge
Lantai kendaraan terletak di atas segala batang-batang atau gelagar pemikul,
sehingga tidak terdapat suatu apapun lagi di atas lantai kendaraan.

Through bridge
Lantai kendaraan terletak di bawah dari batang batang atau gelagar pemikul,
sehingga di atas lantai kendaraan terdapat ikatan-ikatan melintang atau bagianbagian dari batang pemikul.

Semi through bridge


Merupakan through bridge yang tidakmemiliki ikatan melintang di atas lalu lintas.

Jembatan Rangka

Menurut Schodek (1998), struktur rangka batang


terbentuk dari susunan tiga batang lurus yang saling
terhubung dan ujungnya membentuk pola segitiga.
Susunan segitiga ini menghasilkan struktur yang stabil
sehingga tidak akan mengalami perubahan bentuk apabila
menerima beban.
Batang-batang yang mengalami gaya tarik umumnya
terdapat pada bagian bawah struktur sedangkan batangbatang di bagian atas mengalami gaya tekan. Prinsip yang
mendasari perhitungan gaya batang adalah keseimbangan
pada setiap titik simpul.
Gambar:
Susunan batang stabil
(a), gaya batang (b)
( Sumber: Schodek,
1998)

(a
)

(b
)

Jenis Jenis Jembatan Rangka Baja

Menurut Satyarno (2003),


jembatan rangka dibuat dari
struktur
rangka
yang
biasanya terbuat dari bahan
baja dan dibuat dengan
menyambung
beberapa
batang dengan las atau baut
yang membentuk pola-pola
segitiga. Jembatan rangka
biasanya digunakan untuk
bentang 20 m sampai 375 m.
Ada banyak tipe jembatan
rangka
yang
dapat
digunakan
diantaranya
sebagai berikut, seperti pada
gambar berikut:

Gambar: Jenis-jenis jembatan


rangka
( Sumber: id.wikibooks.org)

Metode Analisis Rangka Batang

Struktur rangka batang


dibedakan menjadi struktur
rangka batang statis
tertentu dan tak tentu.
Metode analisis:
1. Metode keseimbangan
titik buhul
2. Metode potongan (ritter)
3. Metode grafis (Cremona)
4. Metode matriks: Metode
Kekakuan ( Metode
Deplacement ) dan
Metode Fleksibilitas
( Metode Gaya ).
5. Software: SAP 2000,
STAAD-PRO dan ETABS

Optimasi Desain Rangka


Batang
1.
2.
3.
4.

Efisiensi Struktural
Efisiensi Pelaksanaan
Optimasi Luas Penampang
Optimasi Tinggi Rangka
Batang

Sambungan Baut
Sambungan merupakan
sebuah elemen struktur
yang digunakan untuk
menggabungkan beberapa
komponen yang terpisah.
Pada jembatan rangka
umumnya menggunakan
sambungan baut mutu
tinggi.
Dalam ASTM baut mutu
tinggi dibagi menjadi dua
yaitu tipe A325 dan tipe
A490.

Gambar: Dimensi penentu A325 dan A490


(Sumber: Salmon dan Johnson, 1997)

Tabel:Tipe-tipe baut (Sumber: Setiawan, 2008)

Regangan :

Tegangan :

dimana :
= Tegangan
P = Gaya aksial
A = Luas permukaan

dimana :
= Regangan
= Perpanjangan
L = Panjang batang

Defleksi :
Defleksi struktur dapat terjadi dari berbagai sumber, seperti beban,
temperatur, kesalahan fabrikasi, atau pemasangan (settlement).
Dalam desain, defleksi harus dibatasi agar dapat mencegah
keretakan dari bahan lapisan yang rapuh seperti beton atau plester.
Selanjutnya, sebuah struktur tidak boleh bergetar atau berdefleksi
secara parah agar dapat "memunculkan" rasa aman bagi penghuni.
(Hibbeler, 2002)

1.2. Kriteria Perancangan


Dalam desain KATANA BRIDGE kami hanya akan
membahas desain bangunan atas jembatan (superstructure).
Dalam perencanaannya, diperlukan jembatan yang kokoh,
ringan, dan awet sesuai dengan tema Kontes Jembatan
Indonesia (KJI) ke-10 tahun 2014.
Konsep-konsep perencanaan jembatan adalah sebagai
berikut:
1. Konsep Jembatan Rangka
2. Konsep Jembatan Lantai Kendaraan Bawah
3. Konsep Bidang Momen Gelagar Sederhana
4. Konsep Efisiensi Bahan
5. Konsep Estetika dan Keindahan
6. Konsep Aplikasi Jembatan

Metode Perencanaan
1. Membentuk Desain Struktur Jembatan

2.
3.
4.
5.

Menentukan Data Struktur Jembatan


Menganalisa Kekuatan Struktur Jembatan
Mengontrol Kekuatan Struktur Jembatan
Mendesain Komponen dan Sambungan Struktur Jembatan

Model Jembatan

Tampak Samping

Tampak Atas

Tampak Depan

Gambar Perspektif 3D
Model Katana Bridge

Pembagian Segmen Katana


Bridge

Data Struktur Jembatan


Komponen perancangan jembatan
sebenarnya

Komponen perancangan jembatan


model

KOMPONEN
Profil Rangka Jembatan

JENIS/TIPE
WF 600.300.12.20

KOMPONEN

Profil Gel. Memanjang

WF 400.200.7.11

Profil Rangka

Profil Gel. Melintang

WF 800.300.14.22

Profil Ikatan Angin

WF 250.250.8.13

Material

Baja dengan mutu BJ-37

Sambungan

Baut dan Las (hanya pada tumpuan)


12,7 mm dengan tipe A325

UkuranBaut

22,2 mm dengan tipe A325

Pelat Lantai Kendaraan

Beton t = 20 cm dan aspal t = 5 cm

Tumpuan

Sendi-roll

Spesifikasi jembatan sebenarnya


SPESIFIKASI

KETERANGAN

JENIS/TIPE
L40x40x4
L40x40x3
L30x30x3

Material

Baja dengan mutu BJ-37

Sambungan

Baut, pelat buhul, Las


( hanya pada tumpuan)

UkuranBaut

8 mm dengan tipe A490

Bahan Lantai Kendaraan

Multiplek 12 mm

Tumpuan

Sendi-roll

Spesifikasi jembatan model


SPESIFIKASI

KETERANGAN

Mutu Baja

BJ-37

Mutu Baja

BJ-37

Bentang Jembatan

60 m

Bentang Jembatan

6m

Tinggi Jembatan

6m

Tinggi Jembatan

0,6 m

Lebar Jembatan

9m

Lebar Jembatan

0,9 m

Denah Profil Baja Jembatan Sebenarnya


Profil Gelagar Memanjang WF 400.200.7.11

Profil Gelagar Melintang WF 800.300.14.22

Profil Gelagar Induk/Rangka jembatan WF


600.300.12.20

Profil Ikatan Angin atas dan Bawah WF


250.250.8.13

Denah Profil Baja Jembatan Model

Profil L40x40x4

Profil L40x40x3

Profil L30x30x3

Pembebanan
Jembatan Sebenarnya
Beban adalah gaya luar yang
bekerja pada suatu struktur.
Dalam Pedoman Perencanaan
Pembebanan Jembatan Jalan
Raya ( PPJJR ) 1987 terdapat
beberapa jenis Beban yang
diperhitungkan dalam
pembebanan jembatan,
yaitu :
Beban Primer :
Beban mati, beban hidup dan
beban kejut.
Beban Sekunder :
Beban angin, Gaya akibat
perbedaan suhu, gaya akibat
rangkak dan susut, gaya rem
dan traksi, gaya akibat gempa
bumi dan gaya gesekan pada
tumpuan-tumpuan bergerak.

Jembatan Model
Beban Mati
berat sendiri jembatan
yang terdiri dari berat
profil, seluruh elemen
sambungan, pelat lantai
multiplek 12mm, dan
ornamen.
Beban Hidup
Beban uji maksimum 400
kg yang ditempatkan
pada bentang dan
bentang. Dan lendutan
maksimum di tengah
bentang <7,5 mm

Analisis Struktur
A. Jembatan Sebenarnya
Analisa menggunakan software
StaadPro:
Pembebanan Gelagar induk:
Beban gelagar melintang
Beban ikatan angin
Berat sendiri jembatan
Berat Sendiri Profil

Total Berat profil


= 38680,6
kg
Berat sambungan = 10% x 53927 =
3868,06 kg +
Jumlah
= 42548,638 Kg

Beban gelagar melintang


p=23577 kg

Beban ikatan angin atas


P=1163,816 kg

Beban ikatan angin


bawah P=1186,493 kg

Hasil analisi dengan StaadPro


Gaya batang maksimum:
Batang Tarik
=
316519,07 kg
Batang Tekan =
316519,07 kg
Kontrol Penampang:
Cek kelangsingan (aman)
Kondisi leleh (aman)
Kondisi fraktur (aman)
Tekuk lentur (aman)

Sehingga profil yang


digunakan aman untuk
struktur rangka jembatan

Kontrol lendutan:
Berdasarkan Analisis StaadPro,
didapatkan lendutan arah
vertical pada setengah bentang
sebesar 25,698 mm.
Syarat Lendutan Maksimum
=/800 = 6000/800 = 7,5 cm =
75 mm

B. Jembatan Model

o Pembebanan
Beban Mati

Berat Profil Jembatan


(berat isi profil baja = 7100 kg/cm3 )
Berat Sambungan
Total berat sambungan
= Berat Pelat +
Berat Baut
= 24,57 + 8,4 = 32.97 kg

Dari faktor yang telah dihitung maka nilai


faktor selfweight yang dimasukkan dalam
kolom STAADPRO V8i sebesar 1,3 :

o Pembebanan
Beban Mati

Berat lantai kendaraan:


Multiplek yang digunakan mempunyai
ketebalan 12mm dengan lebar 0,9m dan
panjang total 6m yang dibagi dalam beberapa
segmen.
berat isi: W = p x l x t x berat isi

o Pembebanan
Beban Mati

Berat total jembatan:

o Pembebanan
Beban Uji
Analisa beban uji jembatan model Katana
Bridge dilakukan di setengah bentang dan
seperempat bentang dengan beban total
sebesar 400 kg, sehingga beban terpusat
pada satu sisi rangka utama sebesar 200 kg.

Beban uji bentang


Beban uji bentang

Analisa Gaya Batang Rangka Utama

Penomoran rangka batang

Analisis gaya batang dilakukan dengan bantuan software STAAD PRO V8i
dengan memasukkan beban mati berupa selfweight dan beban pelat
multiplek serta beban uji 200kg pada rangka utama di bentang,
bentang kiri
dan bentang kanan,.
Beban dikombinasikankan dengan rumus:
U = 1,2 D+ 1,6 L
Keterangan:
U = Kombinasi Beban
D = Beban mati akibat berat struktur jembatan dan pelat lantai kendaraan
L = Beban Uji

Diagram Tegangan

Didiagram tegangan akibat beban uji di tengah bentang

Didiagram tegangan akibat beban uji di bentang kiri

Didiagram tegangan akibat beban uji di bentang kanan

Lendutan Katana
Bridge

Dari proses analisis dengan menggunakan bantuan program software


STAADPRO V8i didapatkan:
lendutan bentang = 1,273 mm
lendutan bantang= 0,910 mm
lendutan maksimum yang diijinkan = 7,5 mm

Analisa Batang
Melintang
Dalam perencanaan Batang melintang di asumsikan batang
melintang ditumpu jepit-jepit. Pada batang melintang diberi pengaku
di tengah bentang agar batang menjadi lebih kaku sehingga mampu
mengurangi lendutan. Dalam analsia ini diasumsikan beban uji jika
tidak tepat pada buhul struktur rangka utama. Sehingga lendutan
yang dihasilkan dari analisa merupakan lendutan terbesar yang
mungkin terjadi pada batang melintang.
Skema pembebanan gelagar melintang

Hasil analisa
dengan
menggunakan
staadpro dan
diperoleh
lendutan
sebesar 0,281
mm.
Sehingga
lendutan total
yang terjadi
yaitu 1.273 +
0,281 = 1,544

Kontrol Penampang

Dari analisa kontrol


penampang baik itu untuk
batang tekan maupun
batang tarik, dapat
disimpulkan bahwa:
Profil L40x40x4 aman
digunakan
Profil L40x40x3 aman
digunakan
Profil L30x30x3 aman
digunakan

Analisis Sambungan
Dalam RSNI T-03-2005
dijelaskan bahwa pelat buhul
harus memiliki bentukyang
teratur dan sambungan yang
digunakan tidak boleh
mengalami pemusatan
tegangan.
Pelat yang digunakan yaitu
pelat dengan tebal 5 mm dan 3
mm.

Analisis Sambungan Baut

Desain Komponen Sambungan

Tampak Dalam

Tampak Luar

Tampak Luar

Tampak Bawah

Anda mungkin juga menyukai