BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Man (manusia)
Manusia menjadi penentu tujuan sekaligus pelaku dalam proses kegiatan yang telah
direncanakan. Tegasnya, faktor manusia itu mutlak. Tak akan ada manajemen tanpa
adanya manusia. Manusia yang merencanakan, melakukan, menggunakan,
melaksanakan, dan merasakan hasil dari manajemen itu.
b.
c.
e.
Machines (mesin-mesin)
Peranan mesin dalam jaman modern ini tidak diragukan lagi. Mesin membawa
kemudahan dalam pekerjaan, menyingkatkan waktu bekerja untuk menghasilkan
sesuatu sehingga tingkat efisiensi lebih tinggi diharapkan menghasilkan hasil yang
maksimal.
Bentuk dan organisasi proyek menurut Suharto dan Imam dapat dibagi, antara lain:
1. Struktur Organisasi Kontraktual
Struktur Organisasi Kontraktual adalah struktur organisasi proyek yang menunjukkan
pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dengan wewenang dan tanggung jawab sesuai
kontrak yang disetujui bersama.
Pemasaran
keuangan
Umum
Manufaktur
Logistik
Pemeliharaan
Manajer Proyek dan teknik
Operasi
Pemasaran keuangan
Umum
Manufaktur
Logistik
Koordinator proyek
Pemeliharaan
Operasi
Manajer Proyek dan teknik
Jalur fungsional
Jalur koordinasi OPK
Gambar 2.2 Struktur organisasi proyek koordinasi
4. Organisasi Proyek Murni
Pimpinan umum
Pengadaan
Konstruksi
Sipil
Engineering
Dept. Logistik
Proyek Kontrol
Proses
Mekanikal
A1
A1
A1
A1
A1
Proyek A
Pelaksanaan
Pembangunan
Gedung B
A1
A1
A1
A1
A1
Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK)Proyek B
Tahap I
Universitas Brawijaya
11
A1
A1
A1
A1
A1
Proyek C
Semen
Semen dipakai sebagai petunjuk sekelompok bahan ikat hidrolik untuk
pembuatan beton. Hidrolik berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu
batuan massa, selain itu juga suatu produksi keras yang kedap air.
Semen adalah suatu hasil produksi yang dibuat di pabrik. Pabrik semen
memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan sifat-sifat dan karakteristik yang
berlainan. Semen dibedakan dalam dua kelompok utama yakni:
1. Semen dari bahan klinker-semen-Portland
- Semen Portland
- Semen Portland abu terbang
- Semen Porthland berkadar besi
- Semen tanur-tinggi
- Semen Portland puzzolan
- Semen Portland putih
2. Semen-semen lain
- Aluminium semen
- Semen bersulfat
Semen dan air saling berinteraksi, persenyawaan ini dinamakan hidratasi
sedangkan hasil interaksi ini diesbut hidrasi-semen. Proses reaksi berjalan sangat cepat.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa sebelumnya akan ditambah beberapa persen bahan
b. Agregat
Agregat (yang tidak bereaksi) adalah bahan-bahan campuran beton yang saling
diikat oleh perekat semen.Agregat yang umum dipakai adalah pasir, kerikil, dan batubatu pecah.Pemilihan agregat tergantung dari syarat-syarat yang ditentukan beton,
persediaan lokasi pembuatan beton, serta perbandingan yang telah ditentukan antara
biaya dan mutu.(Sagel et al., 1993:148)
c.
Air
Karena pengerasan beton berdasarkan reaksi antara semen dan air, maka sangat
diperlukan pemeriksaan apakah air yang digunakan memenuhi syarat tertentu. Air tawar
yang dapat diminum, tentu boleh dipakai. Air minum tidak selalu ada di setiap tempat,
jika tidak ada disarankan menggunakan air lain dan diamati apakah air tersebut
mengandung hal-hal yang akan merusak beton/baja.
Pertama-tama yang harus diperhatikan kejernihan air tawar. Apabila ada
beberapa kotoran yang terapung, maka air tidak boleh dipakai. Di samping pemeriksaan
visual, harus juga diamati apakah air itu tidak mengandung bahan-bahan perusak.
Contohnya fosfat, minyak, asam, alkali, bahan-bahan organik atau garam-garam.
Penelitian semacam ini harus dilakukan di laboratorium kimia selain air dibutuhkan
untuk reaksi pengikatan, dipakai pula sebagai perawatan sesudah beton dituang. Suatu
metode perawatan selanjutnya yaitu secara membasahi terus menerus. Atau beton yang
baru dituang direndam air.
Air ini pun harus memenuhi syarat-syarat yang lebih tinggi dari pada air untuk
pembuatan beton. Misalkan air untuk perawatan selanjutnya pHnya tidak boleh lebih
dari 6, juga tidak boleh terlalu sedikit mengandung kapur.(Sagel et al., 1993:155)
d. Bahan kimia tambahan (admixtures)
Bahan kimia tambahan atau pembantu untuk beton adalah suatu pereduksi di
samping bahan semen, agregat campuran dan air, juga dicampurkan dalam campuran
spesi-beton. Tujuan dari penambahan bahan kimia ini adalah untuk memperbaiki sifatsifat tertentu dari campuran beton lunak dan keras. Takaran bahan ini dapat diabaikan.
Bahan kimia tambahan tidakdapat mengoreksi komposisi spesi beton yang buruk.
Pelaksanaan Pembangunan Gedung B
Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK)
Tahap I
Universitas Brawijaya
13
dicatat bahwa lebih dari separuh proyek pegecoran beton. Pada proyek kecil biasanya
lebih mudah menggunakan ready mix dari pada membuat campurannya di lapangan.
Keadaan ini berbeda dengan proyek besar seperti jalan raya, lapangan terbang dan
stasiun pembangkit tenaga, dimana sejumlah besar beton dibutuhkan dimana tersedia
ruangan yang cukup bagi kontraktor di dalam memasang instalasi penakar dan
pencampur sendiri. Pada sebagian besar dari kasus yang ada, kontraktor harus dapat
memproduksi beton sendiri secara ekonomis dan juga harus mempunyai sistem operasi
yang sepenuhnya di bawah kontrolnya.
Banyak proyek, terutama pekerjaan pembangunan di kota-kota besar sangat
kekurangan ruangan dan kebetulan, tak ada ruangan sedikitpun untuk instalasi
pencampur di lapangan dan untuk menimbun agregat persediaan. Pada keadaan ini tidak
dapat ragu-ragu lagi untuk memilih beton ready mix.
Penggunaan beton ready mix mempunyai masalah tersendiri yang harus
diketahui dan diatasi. Terutama bahwa tanggung jawab terhadap kualitas beton biasanya
dibagi antara pengada ready mix dan pemborong yang mengecornya di tempat. Hal
yang membingungkan adalah menjamin terselenggaranya kontrol kualitas beton yang
memadai.
Masalah lain yang penting adalah organisasi pekerjan di lapangan. Perhatian
khusus harus diberikan dari hari ke hari, dalam merencana persyaratan-prsayaratan
beton dan diperlukan perhatian untuk menjamin bahwa kekurangan, kelebihan, atau
penundaan dapat dihindari sejauh mungkin. Bagaimana pun juga kerusakan instalasi
dan kerusakan yang lain yang tak terlihat dapat mengacaukan rencana yang telah
Pelaksanaan Pembangunan Gedung B
Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK)
Tahap I
Universitas Brawijaya
14
pergantian cuaca
Tahanannya terhadap retakan dan geseran kecil sekali
Keterbatasan dalam ukuran-ukuran
Kemungkinan penggunaan ulang terbatas
Kekuatannya akan berkurang, sejalan dengan lebih membasahnya keadaan. Suatu
kadar basahan 21% dan lebih tinggi dari ini dapat menimbulkan busukan kayu
Dalam sementara kasus perubahan warna dari permukaan beton. Hemiselulose
yang terdapat dalam kayu dapat mudah memisahkan gula di bawah pengaruh
cahaya ultraviolet. Gula ini dan polisakarid yang ditemukan dalam kayudapat larut
dalam air dan mengganggu pengerasan semen.
bekisting jika dituntut adanya suatu permukaan beton yang pejal dan jika plat tersebut
diharapkan dapat digunakan berulang kali.
Material Baja
Dalam teknik bekisting, material baja digunakan dalam beberapa bentuk dan
kualitas. Dibanding material lain yang bisa digunakan, hal-hal menguntungkan berikut
ini dapat diperoleh dari baja:
- Kekuatan yang tinggi
- Susunannya homogen dan isotrop
- Kekerasannya yang tinggi dan tahan terhadap keausan
- Dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, baja sangat sesuai bagi pembuatan
-
material tertentu
Tahan terhadap lingkungan dasar dari spesi beton, dengan suatu nilai PH antara
10-12
Terdapat beberapa jenis alat sambung yang digunakan dalam pembuatan bekisting,
yaitu sebagai berikut :
Paku
Sekrup dan baut-ulir kayu
Baut dan plat ikutan (pengganjal)
c. Bahan-bahan pelepas bekisting
Bahan-bahan pelepas bekisting kita tempatkan menjelang pengecoran beton
pada permukaan kotak dari bekisting. Tujuan utamanya adalah untuk menghindari
melekatnya beton pada bekisting sehingga pelepasan bekisting dapat dilaksanakan
dengan mudah. Selain pemudahan pelepasan, dari bahan pelepas hanya dapat kita
harapkan sedikit perlindungan (pengawetan) terhadap bekisting.
Telah terbukti bahwa suatu pilihan yang tepat dan penggunaan bahan pelepas
bekisting
yang
dilakukan
dengan
baik
dapat
mempunyai
pengaruh
yang
bekisting
Sekur-sekur, yang menunjang bekisting terhadap tenaga pelaksanaan dan tenaga
angin
Penjaga jarak dan batang tarik, yang mempertahankan ukuran ketebalan dinding dan
menyerap tekanan spesi
Gambar 2.6 (a) Bekisting dinding vertikal; (b) bekisting dinding horizontal
Sumber:
http://blogoong.blogspot.com/
Bekisting Kolom
Sebaiknya kolom tidak dicor pada waktu yang bersamaan dengan balok atau
lantai yang menumpang di atasnya, pengecoran lebih baik dilakukan setelah selang
beberapa hari. Kolom-kolom yang dicor terlebih dahulu dapat memberikan keamanan
stabilitas pada konstruksi yang akan dicor berikutnya.
Bekisting dari kolom harus menerima beban tekanan spesi beton yang cukup
besar. Dalam pelaksanaan, bekisting kolom akan terisi dalam waktu yang sangat
singkat. Tekanan ke arah samping saat pengecoran cukup tinggi, hal ini diakibatkan
oleh kecepatan naik dari spesi beton itu sendiri.
(a)
(b)
Balok
Pengecoran balok-balok tidak berlantai pada ketinggian suatu tingkat, tidak banyak
ditemukan dalam pembangunan rumah tinggal dan beberapa bangunan lain.
Sebagai latei (balok yang memikul tembokan atau memikul sebuah bordes), di
masa lalu sering kali pilihan dijatuhkan pada balok-balok yang dicor dalam
pekerjaan, namun saat ini sering dipilih balok-balok prefab sehubungan dengan
sangat mahalnya pekerjaan membuat cukup rumit dari latei-latei dan bekistingnya
dilakukan secara tradisional.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.10 (a) s/d (c) Bekisting dari berbagai bentuk latei
Sumber : Ing. Wigbout F.: (1997, hal 101)
(a)
(b)
Gambar 2.11 (a) Konstruksi penopang sederhana untuk sebuah latei yang
dicor setempat; (b) Prinsip pembuatan bekisting tradisional dalam bentuk
Sumber: Ing. Wigbout F.( 1997, hal 103) sederhana.
Gambar 2.12 Bekisting lantai dan bekisting balok ditopang oleh stempel
Sumber: Ing. Wigbout F.( 1997, hal 103)
Gambar 2.13 Bekisting lantai dan bekisting balok ditopang oleh steger sistem
Sumber: Ing. Wigbout F.( 1997, hal 104)
Ciri-ciri tampak
Pembengkokan tulangan
bengkokan
pembengkokan, yaitu
tergantung
pada
tegangan
baja
pada
titik
al., 1981:324)
Jarak antar tulangan
Agar memudahkan pengecoran beton serta pemadatannya,baik dengan
tangan atau dengan alat penggetar dalam, jarak antara yang memadai harus
diberikan di antara tulangan. Ini biasanya akan mempunyai suatu harga minimum
antara batang tulangan masing-masing atau kelompok tulangan sekitar 75 mm.
(Murdock et al., 1981:325)
sehingga beton harus dikeruk dari wadahnya. Satu-satunya jalan untuk mengatasi hal ini
adalah mengadakan wadah yang direncanakan dengan baik sehingga menjadikan beton
lebih besar workabilitasnya. (Murdock et al., 1981:167)
2.2.5. Pengecoran Beton
Kerusakan serius pada bangunan yang telah jadi, dapat disebabkan oleh karena
diabaikannya cara pencegahan awal yang tertentu dalam mengecor beton pada
Pelaksanaan Pembangunan Gedung B
Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (PTIIK)
Tahap I
Universitas Brawijaya
29
berikut :
Titik-titik ukur untuk memberi guide posisi letak titik tiang
Disiapkan drainase, penampungan dan pmbuangan lumpur hasil pengeboran
Keakuratan kedalaman bor (bottom level)
Kecermatan kualitas beton
Penggunaan bentonite untuk mencegah runtuhnya tanah pada lubang bor
Pergerakan alat bor ke arah belakang (mundur)
Keakuratan elevasi pemberhentian cor beton (top level).
Kondisi tanah di bawah biasanya tidak dapat diketahui secara pasti, oleh karena
itu, volume pengecoran beton untuk bored pile tidak dapat dipastikan. Untuk
menghindari risiko ketidakpastian, dapat ditempuh dengan cara diukur kenyataan yang
terjadi saja.