Anda di halaman 1dari 57

SPESIFIKASI MATERIAL

UNTUK KOMPONEN STRUKTURAL


BANGUNAN GEDUNG

Bimbingan Teknis Seri 05

29 Juni 2022

D I R E K TO R AT J E N D E R A L C I P TA K A RYA
DIREKTORAT BINA TEKNIK PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
B A L A I BAHAN DAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG
BIMBINGAN TEKNIS BBSBG

 SERI 01 : Pemeriksaan Cepat (Quick Assesment)


Struktur Bangunan Gedung Pasca Gempa Bumi
 SERI 02: Evaluasi Seismik dan Retrofit Bangunan
Gedung Sesuai ASCE 41
 SERI 03: Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Konstruksi Bangunan Gedung, Dengan A.H.S.P.
 SERI 04: Permasalahan Geoteknik Pada Bangunan
Gedung dan Konsep Praktis Penanganannya
 SERI 05: Spesifikasi Material untuk
Komponen Struktural Bangunan Gedung

Materi ini dapat diunduh di: https://linktr.ee/pupr_adhiym

2
OUTLINE

 Pendahuluan
 Spesifikasi beton untuk konstruksi bangunan
gedung
 Spesifikasi baja untuk konstruksi bangunan
gedung
 Spesifikasi kayu struktural untuk konstruksi
bangunan gedung

3
Pendahuluan

4
Regulasi Bangunan Gedung di Indonesia
Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 7
1) Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis
No. 28 Tahun 2002 sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
2) Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi
tentang Bangunan Gedung persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan
bangunan.
3) Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi persyaratan
tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Pasal 14
No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Standar perencanaan dan perancangan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 meliputi:
a. ketentuan tata bangunan;
Tentang Bangunan Gedung b. ketentuan keandalan Bangunan Gedung;
c. ketentuan Bangunan Gedung di atas dan/atau di dalam tanah, dan/atau air; dan
d. ketentuan desain prototipe/purwarupa.
Pasal 27
Ketentuan keandalan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b meliputi
ketentuan aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan Bangunan Gedung.
Pasal 28
Lampiran PP 16/2021 1) Setiap Bangunan Gedung sesuai fungsi dan klasifikasinya, harus memenuhi ketentuan aspek
I.D.1. Ketentuan Keselamatan keselamatan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal27 .
Bangunan Gedung (hal. 194) 2) Ketentuan aspek keselamatan Bangunan Gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap beban muatan;
b. ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya kebakaran; dan
c. ketentuan kemampuan Bangunan Gedung terhadap bahaya petir dan bahaya kelistrikan.
5
Regulasi Bangunan Gedung di Indonesia

Permen PUPR 22/2018 Permen PUPR 9/2021

Pasal 3
Setiap Bangunan Gedung Negara harus memenuhi BAB III
persyaratan: PERSYARATAN KONSTRUKSI BERKELANJUTAN
a. administratif; dan
Pasal 5
b. teknis.
(1) Penerapan prinsip Konstruksi Berkelanjutan
Pasal 12
(1) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam sesuai siklus hidup bangunan gedung dan/atau
Pasal 3 huruf b meliputi: bangunan sipil dan tahapan Penyelenggaraan
a. tata bangunan; dan Usaha Jasa Konstruksi Berkelanjutan mengacu
b. keandalan bangunan. pada:
… a. persyaratan administratif;
(3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat b. persyaratan teknis; dan
(1) harus memenuhi ketentuan spesifikasi komponen c. persyaratan teknis Konstruksi Berkelanjutan.
bangunan gedung. (2) ….
… (3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada
(5) Spesifikasi komponen bangunan Gedung sebagai-
ayat (1) huruf b merupakan persyaratan teknis
mana dimaksud pada ayat (3) mempertimbangkan:
a. persyaratan arsitektur bangunan; keandalan bangunan sesuai peraturan
b. persyaratan struktur bangunan; dan perundang-undangan.
c. persyaratan utilitas bangunan.

Lampiran I Spesifikasi Komponen Bangunan


Gedung Negara

6
Acuan Persyaratan Teknis

SNI 1726:2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa SNI 8900:2020 Panduan desain sederhana untuk bangunan
untuk struktur bangunan gedung dan nongedung 1 6 beton bertulang (ACI 314R-16, MOD)

SNI 1727:2020 Beban desain minimum dan kriteria SNI 1729:2020 Spesifikasi untuk bangunan gedung
terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain 2 7 baja struktural (ANSI/AISC 360-16, IDT)

SNI 8460:2017 Persyaratan perancangan SNI 7860:2020 Ketentuan seismik untuk bangunan
geoteknis 3 8 gedung baja struktural (ANSI/AISC 341-16, IDT)

SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk


SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi
bangunan gedung dan penjelasan (ACI 318M-14 dan
ACI 318RM-14, MOD)
4 9 kayu

SNI 8140:2016 Persyaratan beton struktural untuk rumah


tinggal 5 10 SNI 7971:2013 Struktur baja canai dingin

7
Acuan Persyaratan Teknis
Pasal 3.2. (hal. 55):
Standar rujukan:
3.2.1. American SNI 8900:2020 Panduan
Highwaydesain sederhana untuk bangunan
6 Association
beton
of State
bertulang (ACI
and Transportation
314R-16,
3.2.2. American Concrete Institute (ACI) Codes MOD)
Officials (AASHTO) Codes

3.2.3. American Society of Civil Engineering (ASCE) Codes


3.2.4. ASTM International
3.2.5. American Welding Society (AWS) Codes
SNIIndonesia
1729:2020 Spesifikasi untuk bangunan gedung
7
3.2.6. Standar Nasional
baja struktural (ANSI/AISC 360-16, IDT)
SNI 0302:2014 Semen portland pozolan
SNI 1726 Tatacara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non-gedung
SNI 1727 Beban desain minimumKetentuan
SNI 7860:2020 dan kriteria terkait
seismik untuk
untuk bangunan
bangunan
8
gedung dan gedung
strukturbaja
lainstruktural (ANSI/AISC 341-16, IDT)
SNI 1729 Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural
SNI 2049:2015 Semen portland
SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk SNI 2052:2017 Baja tulangan beton
SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi
bangunan gedung dan penjelasan (ACI 318M-14 dan
ACI 318RM-14, MOD)
4 9
SNI 2460:2014 Spesifikasi
kayu
abu terbang batubara dan pozolan alam mentah
atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan dalam beton
SNI 6385:2016 Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam beton dan
mortar
SNI 7064:2014 Semen portland komposit
10 SNI 7971:2013 Struktur baja canai dingin
SNI 8363:2017 Semen portland slag

8
Spesifikasi Beton
untuk Komponen Struktural
Bangunan Gedung

9
SNI Beton
SNI 2847:2019

SNI 2847:2013

ISTILAH K RSNI 03-2847-2002


Benda uji kubus
SK SNI T-15-1991-03/
SNI 03-2847-1992

PBI 1955/ PBI 1966/


PBI 1971

ISTILAH f’c
Benda uji silinder

10
SNI 2847:2019
PASAL MATERI PASAL MATERI

PASAL 1 KETENTUAN UMUM JOINT BALOK-KOLOM DAN PELAT-


PASAL 15
KOLOM
PASAL 2 NOTASI DAN TERMINOLOGI
PASAL 16 SAMBUNGAN ANTAR KOMPONEN
PASAL 3 STANDAR RUJUKAN
PASAL 17 PENGANGKURAN KE BETON
PASAL 4 PERSYARATAN SISTEM STRUKTUR
PASAL 18 STRUKTUR TAHAN GEMPA
PASAL 5 BEBAN
BETON: PERSYARATAN DESAIN DAN
PASAL 19
PASAL 6 ANALISIS STRUKTUR DURABILITAS

PASAL 7 PELAT SATU ARAH PROPERTI BAJA TULANGAN,


PASAL 20
DURABILITAS, DAN PENANAMAN
PASAL 8 PELAT DUA ARAH
PASAL 21 FAKTOR REDUKSI KEKUATAN
PASAL 9 BALOK
PASAL 22 KEKUATAN PENAMPANG
PASAL 10 KOLOM
PASAL 23 MODEL STRUT AND TIE
PASAL 11 DINDING
PASAL 24 PERSYARATAN KEMAMPUAN LAYAN
PASAL 12 DIAFRAGMA
PASAL 25 DETAIL PENULANGAN
PASAL 13 FONDASI
PASAL 26 DOKUMEN KONSTRUKSI DAN INSPEKSI
PASAL 14 BETON POLOS
EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR
11
PASAL 27
EKSISTING
Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’

 Kekuatan tekan beton yang digunakan dalam desain dan dievaluasi sesuai dengan SNI
2847:2019, dinyatakan dalam megapascal (MPa)
 Batasan nilai f’c (Tabel 19.2.1.1. hal. 433)
fc’ (MPa)
Kegunaan Jenis beton
minimum maksimum
Umum Berat normal dan berat ringan 17 Tidak ada

Sistem rangka pemikul momen khusus dan Berat normal 21 Tidak ada
dinding struktural khusus Berat ringan 21 35

 f’c harus digunakan untuk menentukan proporsi campuran beton dan untuk pengujian dan
penerimaan beton.

12
Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’

benda uji silinder dia. 150 mm atau dia. 100 mm

2 silinder dia. 150 mm atau 3 silinder dia. 100 mm  1 data uji

ditetapkan dan dirancang berdasarkan SNI 6880:2016

dibuat dan dirawat berdasarkan SNI 2493:2011 atau SNI 4810:2018

diuji pada umur 28 hari menggunakan SNI 1974:2011

13
Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’
Why?

perkembangan
teknologi material
fc’

silinder
perkembangan
teknologi
konstruksi
28 hari

faktor geometri dan


sifat mikroskopik
beton

14
Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’

 Persyaratan durabilitas (Tabel 19.3.2.1. hal. 442)

Material sementisius - tipe Material campuran


Kelas w/cm fc’ min
tambahan kalsium
Paparan maks. (MPa)
Semen Portland Semen Hidrolik Camp. Semen Hidrolik klorida

S0 T/A 17 Tanpa batasan tipe Tanpa batasan tipe Tanpa batasan tipe Tanpa batasan
S1 0,50 28 II Tipe IP(MS), IS(MS) atau IT(MS) MS Tanpa batasan
S2 0,45 31 V IP(HS), IS(HS) atau IT(HS) HS Tidak diizinkan
S3 0,45 31 V + pozzolan atau slag IP(HS), IS(HS) atau IT(HS) dan HS + pozzolan atau slag Tidak diizinkan
plus pozzolan atau slag

W0 T/A 17 Tidak ada


W1 0,50 28 Tidak ada
Kandungan ion klorida terlarut maksimum (Cl-) pada
beton dalam persen berat semen
Persyaratan lainnya
Beton nonprategang Beton prategang

C0 T/A 17 0,06 Tidak ada


C1 T/A 17 0,30 0,06
C2 0,40 35 0,15 0,06 Selimut beton

15
Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’

 Kategori dan kelas paparan (Tabel 19.3.1.1. hal. 437)


Kategori Kelas Kondisi
Sulfat (SO42-) larut dalam air di tanah (dalam
Sulfat (SO42-) larut dalam air (dalam ppm)
persen massa)
S0 SO42- < 0,10 SO42- < 150
Sulfat (S) S1 0,10 ≤ SO42- < 0,20 150 ≤ SO42- < 1500 atau air laut
S2 0,20 ≤ SO42- < 2,00 1500 ≤ SO42- < 10.000
S3 SO42- ≥ 2,00 SO42- ≥ 10.000

W0 Beton kering kondisi layan (beton kontak dengan air dan permeabilitas rendah tidak disyaratkan)
Kontak dengan air (W)
W1 Beton kontak dengan air dan permeabilitas rendah disyaratkan

C0 Beton kering atau terlindung dari kelembapan

Proteksi korosi tulangan (C) C1 Beton terpapar terhadap kelembapan tetapi tidak terhadap sumber klorida luar

Beton terpapar terhadap kelembapan dan sumber klorida eksternal dari bahan kimia, garam, air asin, air
C2 payau, atau percikan dari sumber-sumber ini

16
Kekuatan tekan yang disyaratkan, fc’

 Kategori dan kelas paparan (Tabel 19.3.1.1. hal. 437)


Kategori Kelas Kondisi
beton yang berkontak langsung dengan tanah atau air yang mengandung sejumlah ion sulfat
larut dalam air yang merusak.
konsentrasi sulfat terlarut yang berkontak dengan beton tergolong rendah dan serangan sulfat yang dapat merusak
S0 tidak dipertimbangkan.
Sulfat (S)
S1 komponen beton struktur berkontak langsung dengan sulfat terlarut dalam tanah atau air. Keparahan
paparan meningkat dari kelas paparan S1 ke S3 berdasarkan konsentrasi sulfat terlarut terukur yang
S2
paling kritis di dalam tanah atau konsentrasi sulfat larut dalam air. Paparan air laut termasuk dalam kelas
S3 paparan S1.
komponen beton struktur kering pada kondisi layan atau terkontak dengan air, namun tidak ada persyaratan spesifik
W0 untuk permeabilitas rendah.
Kontak dengan air (W)
beton dengan tingkat permeabilitas air yang rendah dan penetrasi air ke dalam beton dapat mengurangi durabilitas
W1 komponen tersebut. Contohnya adalah dinding fondasi di bawah muka air.

C0 kondisi paparan tidak mensyaratkan perlindungan tambahan terhadap munculnya korosi tulangan.

Proteksi korosi tulangan (C) C1 beton terpapar terhadap kelembapan tetapi tidak terhadap sumber klorida luar

beton terpapar terhadap kelembapan dan sumber klorida eksternal dari bahan kimia, garam, air asin, air
C2 payau, atau percikan dari sumber-sumber ini

17
Beton untuk Bangunan Air Minum dan Sanitasi
 Acuan : ACI 350-20 Code Requirements for
Environmental Engineering Concrete Structures (ACI
350-20) and Commentary (ACI 350R-20)
 Memenuhi persyaratan fc’ minimum dan rasio air-
material sementisius (wcm ratio) maksimum

Persyaratan untuk kondisi paparan khusus


(ACI 350-06 Tabel 4.2.2. hal. 49)

18
Beton untuk Perkerasan Jalan Lingkungan
 Acuan : SNI 8457:2017 Rancangan tebal jalan beton untuk lalu lintas rendah
 Memenuhi persyaratan tebal minimum dan kuat lentur minimum
(Tabel 2)

19
Bahan Penyusun Beton: Material Sementisius
 Spesifikasi material sementisius Tabel 26.4.1.1.1(a) (hal. 620) :
Material Sementisius Spesifikasi

Semen portland ASTM C150M atau SNI 2049:2015

Semen hidrolik campuran ASTM C595M, tidak termasuk Tipe IS (≥ 70) dan Tipe IT (S ≥ 70) atau SNI 7064:2014 atau SNI
0302:2014 atau SNI 8363:2017

Semen hidrolik ekspansif ASTM C845M

Semen hidrolik ASTM C1157M atau SNI 8912:2020

Abu terbang (fly ash) dan material


ASTM C618 atau SNI 2460:2014
pozzolan alami

Semen slag (slag) ASTM C989M atau SNI 6385:2016

Abu silika (silica fume) ASTM C1240

20
Bahan Penyusun Beton: Agregat

 Agregat normal (sesuai SNI 8321:2016):

Agregat Kasar Agregat Halus


Berupa kerikil, batu belah (crushed gravel, crushed stone),
Berupa pasir alam, pasir buatan, agregat daur ulang, atau
terak tanur bakar (air-cooled blast furnace slag), beton pecah,
kombinasi diantaranya
agregat daur ulang, atau kombinasi diantaranya

Ukuran butiran : 4,75 mm s/d 100 mm, dengan permukaan


Ukuran butiran : 0,3 mm s/d 4,75 mm
siku, tajam dan tidak bulat (berbentuk kubikal)

Memenuhi persyaratan gradasi, dengan modulus kehalusan


Memenuhi persyaratan gradasi (SNI 8321:2016 Tabel 3)
2,3 sampai dengan 3,1

Kadar lumpur maksimum 3%, dan tidak memiliki kandungan


Kadar lumpur maksimum 1%
organik

21
Bahan Penyusun Beton: Agregat

 Agregat ringan (sesuai SNI 2461:2014):

 Agregat yang disiapkan dengan pengembangan, dibentuk menjadi pellet, atau produk sintering
 Agregat yang disiapkan melalui pemrosesan bahan-bahan alami

 Kadar lumpur dan partikel rapuh ≤ 2%


 Memenuhi persyaratan gradasi sesuai SNI 2461:2014 Tabel 1
 Tidak mengandung kotoran organik
 Kadar Fe2O3 < 1,5 mg/200 g sampel
 Hilang pijar (LOI) < 5%

 Densitas sesuai SNI 2461:2014 pasal 5.1.4.

22
Bahan Penyusun Beton: Air Pencampur

Acuan: SNI 7974:2013 Spesifikasi air pencampur yang digunakan dalam produksi beton
semen hidraulis (ASTM C1602-06, IDT)
 Meliputi air untuk pengadukan (air yang ditimbang atau diukur di batching plant), es, air
yang ditambahkan oleh operator truk, air bebas pada agregat-agregat, dan air yang
masuk dalam bentuk bahan-bahan tambahan, apabila air ini dapat meningkatkan rasio
air semen lebih dari 0,01
 Air minum (potable water): dapat langsung digunakan tanpa melihat ketentuan SNI ini
 Air yang tidak dapat diminum (nonpotable water): harus memenuhi persyaratan densitas,
konsentrasi maksimum untuk klorida (Cl- ), sulfat (SO4), alkali (Na2O + 0,658 K2O), dan
massa bahan padat total

23
Bahan Penyusun Beton: Bahan Tambahan untuk Beton

Acuan : SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton


Update acuan : ASTM C494-19
Tipe Tujuan

A mengurangi jumlah air campuran

B memperlambat waktu pengikatan beton

C mempercepat waktu pengikatan dan menambah kekuatan awal beton

D mengurangi campuran dan untuk memperlambat waktu pengikatan beton

E mengurangi jumlah air campuran, mempercepat waktu pengikatan, serta menambah kekuatan awal beton

F untuk mengurangi jumlah air campuran sebesar 12% atau lebih

G mengurangi jumlah air campuran sebesar 12% atau lebih, dan juga untuk memperlambat waktu pengikatan beton

S untuk performa khusus (proses update SNI 03-2495-1991)

24
Spesifikasi Baja untuk
Konstruksi Bangunan Gedung
 Baja tulangan beton
 Baja struktural (baja profil)
 Baja ringan

25
Baja Tulangan Beton
 Tulangan dan kawat nonprategang harus berulir, kecuali untuk batang atau kawat polos diperbolehkan
digunakan sebagai tulangan spiral (SNI 2847:2019 pasal 20.2.1.1. hal. 444)
 Memenuhi persyaratan kimia, fisik dan mekanis sesuai SNI 2052:2017
 Bahan baku baja tulangan: BjTS BjTP

ASTM A615M /
Baja karbon
SNI 9307:2016

Baja alloy rendah ASTM A706M

Baja as dan baja rel (tipe R) ASTM A996M

Baja nirkarat (stainless) ASTM A955M

Baja karbon kromium rendah ASTM A1035M

 Dapat menggunakan tulangan ulir berkepala, yang harus memenuhi ASTM A970M

26
Baja Tulangan Polos (BjTP)
Karakteristik Fisis
CATATAN:
Diameter nominal Luas penampang Berat nominal per meter*
Penamaan 2 1. Berat nominal hanya digunakan sebagai referensi
(mm) nominal (mm ) (kg/m)
2. Kuat tarik dihitung menggunakan luas penampang nominal
P6 6 28 0,222
P8 8 50 0,395
P 10 10 79 0,617
P 12 12 113 0,888
P 14 14 154 1,208 Diameter (mm) Toleransi (mm)
Penyimpangan
kebundaran maks. (mm)
P 16 16 201 1,578
6 ± 0,3 0,42
P 19 19 284 2,226
8 ≤ d ≤ 14 ± 0,4 0,56
P 22 22 380 2,984
16 ≤ d ≤ 25 ± 0,5 0,70
P 25 25 491 3,853
28 ≤ d ≤ 34 ± 0,6 0,84
P 28 28 616 4,834
d ≥ 36 ± 0,8 1,12
P 32 32 804 6,313
Toleransi = d – daktual
P 36 36 1.018 7,990 Penyimpangan kebundaran = dmaks - dmin
P 40 40 1.257 9,865
P 50 50 1.964 15,413
27
Baja Tulangan Sirip (BjTS)
Karakteristik Fisis
CATATAN:
Tinggi sirip (H)
Diameter nominal Luas penam- pang Jarak sirip melintang Lebar sirip Berat nominal per
(d) nominal (A) (P) Maks membujur (T) Maks meter
1. Diameter nominal hanya dipergunakan
Penamaan min maks
2
untuk perhitungan parameter nominal
mm mm mm mm mm m kg/m
lainnya dan tidak perlu diukur
S6 6 28 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2. Toleransi berat per m’ panjang:
S8 8 50 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
S 10 10 79 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
S 13 13 133 0,7 1,3 9,1 10,2 1,042
Diameter
Toleransi berat (%)
S 16 16 201 0,8 1,6 11,2 12,6 1,578 nominal (mm)
S 19 19 284 1,0 1,9 13,3 14,9 2,226
6≤d≤8 ±7
S 22 22 380 1,1 2,2 15,4 17,3 2,984
S 25 25 491 1,3 2,5 17,5 19,7 3,853 10 ≤ d ≤ 14 ±6

S 29 29 661 1,5 2,9 20,3 22,8 5,185 16 ≤ d ≤ 29 ±5


S 32 32 804 1,6 3,2 22,4 25,1 6,313
d > 29 ±4
S 36 36 1.018 1,8 3,6 25,2 28,3 7,990
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
S 40 40 1.257 2,0 4,0 28,0 31,4 9,865 𝑡𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙
S 50 50 1.964 2,5 5,0 35,0 39,3 15,413
S 54 54 2.290 2,7 5,4 37,8 42,3 17,978
S 57 57 2.552 2,9 5,7 39,9 44,6 20,031
28
Baja Tulangan Beton
Uji tarik (SNI 8389:2017) Uji lengkung (SNI 0410:2017) Karakteristik Mekanis
Regangan dalam 200 Rasio TS/YS
Kelas baja tulangan kuat luluh/leleh (YS) kuat tarik (TS) diameter plunger Kode Warna
mm, Min. sudut lengkung (Hasil Uji)
MPa MPa % mm

Min. 280 11 (d ≤ 10 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)


BjTP 280 Min. 350 -
Maks. 405 12 (d ≥12 mm) 180° 5d (d ≥ 19 mm)

Min. 280 11 (d ≤ 10 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)


BjTS 280 Min. 350 Min. 1,25
Maks. 405 12 (d ≥13 mm) 180° 5d (d ≥ 19 mm)
9 (d ≤ 19 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm )

Min. 420 8 (22 ≤ d ≤ 25 mm) 180° 5d (19 ≤ d ≤ 25 mm)


BjTS 420A Min. 525 Min. 1,25
Maks. 545 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm)
7 (d ≥ 29 mm)
90° 9d (d > 36 mm)
14 (d ≤ 19 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm )

Min. 420 12 (22 ≤ d ≤36 mm) 180° 5d (19 ≤ d ≤ 25 mm)


BjTS 420B Min. 525 Min. 1,25
Maks. 545 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm)
10 (d > 36 mm)
90° 9d (d > 36 mm) Keterangan:
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm) 1. d adalah diameter nominal baja
Min. 520 tulangan beton
BjTS 520 Min. 650 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,25
Maks. 645 6 (d ≥ 29 mm) 2. hasil uji lengkung tidak boleh
90° 9d (d > 36 mm)
menunjukan retak pada sisi
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)
luar lengkungan benda uji
Min. 550
BjTS 550 Min. 687,5 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,25 lengkung
Maks. 675 6 (d ≥ 29 mm)
90° 9d (d > 36 mm)
7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)
Min. 700
BjTS 700 Min. 805 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,15
Maks. 825 6 (d ≥ 29 mm)
90° 9d (d > 36 mm) 29
Baja Tulangan Beton

Pemeriksaan Kualitas:
1. Uji tarik dan uji lengkung
2. Syarat penandaan (SNI 2052:2017 Pasal 10 hal. 12):
a. Tanda timbul (emboss marking)  merek pabrik pembuat dan diameter nominal
b. Tanda warna
c. Label:
i. Nama dan merek dari pabrik pembuat
ii. Ukuran (diameter dan panjang)
iii. Kelas baja
iv. Nomor leburan (No. Heat)
v. Tanggal, bulan dan tahun produksi

30
Baja Tulangan Beton

jenis dan ukuran

hasil uji tarik hasil uji lengkung

31
Baja Tulangan Beton

32
Baja Tulangan Beton
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
1. Selimut beton (SNI 2847 2019 Tabel 20.6.1.3.1. , Tabel 20.6.1.3.2)

Jenis Ketebalan
Paparan Komponen struktur Tulangan
komponen selimut, mm
Dicor dan secara permanen kontak
komponen struktur beton
nonprategang yang dicor

Semua Semua 75
dengan tanah

Terpapar cuaca atau kontak dengan Batang D19 hingga D57 50


di tempat

Semua
tanah Batang D16, kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil 40

Pelat, pelat berusuk dan Batang D43 dan D57 40


Tidak terpapar cuaca atau kontak dinding Batang D36 dan yang lebih kecil 20
dengan tanah
Balok, kolom, pedestal dan Tulangan utama, sengkang, sengkang ikat, spiral dan
40
batang tarik sengkang pengekang
Dicor dan secara permanen kontak
Semua Semua 75
komponen struktur beton
prategang yang dicor di

dengan tanah

Pelat, pelat berusuk dan


Terpapar cuaca atau kontak dengan Semua 25
dinding
tempat

tanah
Lainnya Semua 40
Pelat, pelat berusuk dan
Semua 20
dinding
Tidak terpapar cuaca atau kontak
dengan tanah Balok, kolom, pedestal dan Tulangan utama 40
batang tarik Sengkang, sengkang ikat, spiral dan sengkang pengekang 25
33
Baja Tulangan Beton
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
1. Selimut beton (SNI 2847:2019 Tabel 20.6.1.3.3)
Jenis Ketebalan
Paparan Komponen struktur Tulangan
komponen selimut, mm
beton pracetak nonprategang dan prategang yang diproduksi

Batang D43 dan D57, tendon dengan diameter lebih besar


40
dari 40mm
Dinding Batang D36 dan yang lebih kecil, kawat Ø13 dan D13 dan
yang lebih kecil; tendon dan strand diameter 40 mm dan yang 20
lebih kecil
Terpapar cuaca atau kontak dengan
tanah Batang D43 dan D57, tendon lebih besar dari diameter 40 50
Batang D19 hingga D36; tendon dan strand lebih besar dari
40
pada kondisi pabrik

Lainnya diameter 16 mm sampai dengan diameter 40 mm


Batang D16, kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil, tendon
30
dan strand dengan diameter 16 mm atau yang lebih kecil

Batang D43 dan D57, tendon dengan diameter lebih besar


30
dari 40mm
Pelat, pelat berusuk dan
Tendon dan strand dengan diameter 40 mm dan yang lebih
dinding 20
kecil
Tidak terpapar cuaca atau kontak Batang D36, kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil 16
dengan tanah
Lebih besar dari
db dan 16 dan
Balok, kolom, pedestal dan Tulangan utama
tidak boleh
batang tarik melebihi 40
34
Sengkang, sengkang ikat, spiral dan sengkang pengekang 25
Baja Tulangan Beton
Baja tulangan harus dilindungi dari korosi dan ekspos terhadap lingkungan luar dengan cara:
2. Dilindungi dengan coating (SNI 2847:2019 Pasal 20.6.2)
• Bahan coating : seng (hot-dipped galvanized) (ASTM A767/A767M-19), epoksi atau keduanya
• Untuk baja tulangan dari baja karbon, baja alloy rendah, atau baja as dan baja rel

35
Baja Struktural
(a) Profil struktur gilas-panas
ASTM A36/A36M
SNI 6764:2016 Baja gilas panas:
ASTM A529/A529M ASTM A913/A913M  Jenis baja yang dibentuk melalui proses penggilasan (rolling)
ASTM A572/A572M
SNI 8306:2016 ASTM A992/ A992M
SNI 8493:2019
ASTM A588/A588M gilas panas pada temperatur rekristalisasinya (± 730 °C)

(b) Penampang Struktur Berongga (PSR)

ASTM A53/A53M Grade B


ASTM A500/A500M
ASTM A1085/A1085M
ASTM A501/A501M
Baja canai dingin:
(c) Pelat  Profil yang dipabrikasi baik melalui proses penekanan dari
ASTM A36/A36M
SNI 6764:2016 ASTM A572/A572M
SNI 8306:2016 lembaran, potongan koil atau pelat, maupun melalui proses
ASTM A588/A588M pembentukan dingin, dari koil atau lembaran pelat gilas panas,
ASTM A1043/A1043M
ASTM A1011/A1011M yang kedua proses pembentukan tersebut dilakukan pada
ASTM A529/A529M HSLAS Grade 55 (380) temperatur ruang, tanpa pemanasan tambahan sebagaimana
(d) Batang dibutuhkan pada pembentukan dengan panas
ASTM A36/A36M
SNI 6764:2016 ASTM A572/A572M
SNI 8306:2016
ASTM A529/A529M ASTM A588/A588M
(e) Lembaran
ASTM A1011/A1011M HSLAS Grade 55 (380)

36
Baja Struktural
Kuat leleh min. Kuat tarik min. Elongasi
Mutu Ry Rt
(MPa) (MPa) min. (%)

ASTM A36/A36M
250 400 20 1,3 - 1,5 1,2
(SNI 6764:2016)

ASTM A572/572M Grade 290


290 415 20 1,3 1,0
(SNI 8306:2016)

ASTM A572/572M Grade 345


345 450 18 1,1 1,1 - 1,2
(SNI 8306:2016)

ASTM A572/572M Grade 380


380 485 17 1,1 1,1 - 1,2
(SNI 8306:2016)

ASTM A572/572M Grade 415


415 520 16 1,1 1,1 - 1,2
(SNI 8306:2016)
Ry Rasio kekuatan leleh terekspektasi terhadap
kekuatan leleh minimum terspesifikasi, Fy
ASTM A572/572M Grade 450
450 550 15 1,1 1,1 - 1,2
(SNI 8306:2016)
Rt Rasio kekuatan tarik terekspektasi terhadap
ASTM A992/A992M kekuatan tarik minimum terspesifikasi, Fu
345 450 18 1,1 1,1
(SNI 8493:2019)

37
Baja Ringan untuk Struktur Rangka
ACUAN : SNI 8399:2017 Profil rangka baja ringan
DEFINISI : baja batangan yang memiliki bentuk-bentuk penampang profil yang kompak dan seragam sepanjang
batang dan pada permukaannya dapat diberikan lekukan atau tidak, digunakan untuk rangka atap, rangka
dinding, dan rangka lantai yang memiliki tebal nominal antara 0,4 mm s/d 1,10 mm
BAHAN BAKU:
Kuat Leleh min. Kuat Tarik min.
Bahan Baku Acuan Spesifikasi Regangan min. (%) Benda uji
(MPa) (MPa)

Baja lembaran lapis seng SNI 2053:2019 Bj. LS D570 560 570 tidak dipersyaratkan searah pencanaian

Baja lembaran dan gulungan


SNI 4096:2019 Bj. LAS G550 550 550 2 searah pencanaian
lapis paduan aluminium-seng

Baja lembaran lapis paduan


JIS G3323:2012 SGMC570 560 570 tidak dipersyaratkan -
aluminium-seng-magnesium

BASE METAL THICKNESS (BMT) : tebal nominal logam dasar induk sebelum lapisan tahan karat. Tebal
nominal (BMT) untuk rangka atap, rangka dinding, dan rangka lantai adalah 0,70 mm

38
Baja Ringan untuk Struktur Rangka
BENTUK PROFIL :

Profil C Profil U Profil Z Profil hat (topi)


dengan lipatan Profil C
tanpa lipatan
TEBAL COATING :
Massa lapisan
Kode Tebal ekuivalen Penggunaan
(gr/m2)

AS200 / AZ200 200 tebal nominal + 0,060 mm Eksterior, lingkungan korosif

AS150 / AZ150 150 tebal nominal + 0,046 mm Eksterior

AS100 / AZ100 100 tebal nominal + 0,027 mm Interior

Non-konstruksi (peralatan rumah


AS70 / AZ70 70 tebal nominal + 0,019 mm
tangga, peralatan elektronik, dll)
39
Baja Ringan untuk Struktur Rangka
Contoh hasil uji tarik baja ringan

Dimensi (mm) **) Luas


Beban Beban
bidang Kuat leleh Kuat tarik
No Kode *) leleh tarik
tarik (MPa) (MPa)
L0 b0 a0 (N) (N)
(mm2)

1 CBM Truss-01 80,0 21,45 0,75 6.477,59 6.833,93 16,09 402,58 424,73
2 CBM Truss-02 80,0 20,02 0,75 7.273,04 7.343,05 15,02 484,30 488,97
3 CBM Truss-03 80,0 20,44 0,75 7.037,45 7.362,02 15,33 458,99 480,16

4 K STEEL-01 80,0 20,44 0,75 7.114,15 7.445,10 15,33 464,14 485,73


5 K STEEL-02 80,0 19,90 0,75 7.400,15 7.597,45 14,92 495,91 509,13
6 K STEEL-03 80,0 20,02 0,75 7.387,47 7.591,14 15,01 492,09 505,65

40
Ketentuan Penandaan Profil Baja Ringan
SNI 8399:2017 Pasal 10 (hal. 11)
Setiap batang produk profil rangka baja ringan yang telah lulus uji harus diberi tanda yang tidak mudah hilang dengan
mencantumkan minimal:
a. Merek
b. Jenis dan ukuran nominal profil
c. Tebal nominal (BMT) dan panjang
d. Spesifikasi bahan (kelas baja dan jenis lapisan)
e. Penamaan semua jenis profil dicantumkan spesifikasi tinggi (A) (contoh: Penamaan profil top hat TH30 A31, artinya
tipe profil TH30 dengan tinggi nominal profil (A) = 31 mm)

41
Spesifikasi Kayu dan
Bambu untuk Konstruksi
Bangunan Gedung

42
Kayu Struktural
ACUAN PERENCANAAN
SNI 7973:2013 Spesifikasi desain untuk konstruksi kayu

JENIS
• Kayu gergajian
• Kayu glulam struktural
• Tiang pancang kayu bundar
• I-joist kayu prepabrikasi
• Kayu komposit struktural (kayu venir laminasi (LVL), kayu
selumbar paralel)
• Panel kayu struktural (kayu lapis, papan selumbar
terorientasi, panel komposit)

43
Kayu Struktural
Klasifikasi kayu:
 Berdasarkan mutu dan nama komersial
 Berdasarkan level nilai desain

No. Nama perdagangan Nama botanis Berat jenis kayu No. Nama perdagangan Nama botanis Berat jenis kayu
1 Akasia Acacia mangium 0.52 (0.47-0.58) 16 Balobo Diplodiscus sp 0.73 (0.67-0.73)
2 Bungur Lagerstroemia speciosa 0.69 (0.58-0.81) 17 Puspa Schima wallichii 0.62 (0.45-0.72)
3 Damar Agathis alba 0.48 (0.43-0.54) 18 Rasamala Altingia excelsa 0.81 (0.61-0.90)
4 Durian Durio zibethinus 0.57 (0.42-0.69) 19 Saninten Catanopsis argentea 0.73 (0.55-0.85)
5 Jabon Anthocephalus cadamba 0.42 (0.29-0.56) 20 Sengon Paraserianthes falcataria 0.33 (0.24-0.49)
6 Jati Tectona grandis 0.67 (0.62-0.75) 21 Sengon buto Enterolobium cyclocarpum 0.49 (0.39-0.57)
7 Karet Hevea brasiliensis 0.59 (0.47-0.73) 22 Sonokeling Dalbergia latifolia 0.83 (0.77-0.86)
8 Kayu afrika Maesopsis eminii 0.41 (0.34-0.48) 23 Sonokembang Pterocarpus indicus 0.65 (0.49-0.84)
9 Kayu manis Cinnamomum purrectum 0.63 (0.40-0.86) 24 Sukun Artocarpus altilis 0.33 (0.24-0.54)
10 Laban Vitex pubescens 0.81 (0.72-0.87) 25 Sungkai Peronema canescens 0.63 (0.52-0.73)
11 Mahoni Swietenia macrophylla 0.61 (0.53-0.67) 26 Suren Toona sureni 0.39 (0.27-0.67)
12 Matoa Pometia pinnata 0.77 (0.50-0.99) 27 Tusam Pinus merkusii 0.55 (0.40-0.75)
13 Meranti Shorea sp 0.63 (0.47-0.83) 28 Waru Hibiscus tiliaceus 0.54 (0.36-0.64)
14 Mindi Melia excelsa 0.53 (0.48-0.57) 29 Waru gunung Hibiscus macrophyllus 0.40 (0.36-0.56)
15 Pasang Quercus lineata 0.96 (0.90-1.10) 30 Nyamplung Calophyllum inophyllum 0.69 (0.56-0.79)

44
Kayu Struktural
Ketentuan kadar air

Jenis/ Penggunaan Kadar air maks. (%) Keterangan

dapat digunakan untuk konstruksi eksterior atau


Kayu gergajian 19
terendam

dapat digunakan untuk konstruksi eksterior atau


Kayu glulam struktural 16
terendam

Tiang pancang kayu bundar tidak ditetapkan -

tidak boleh digunakan untuk konstruksi yang


I-joist kayu prefabrikasi 16
terekspos dengan kelembapan tinggi

tidak boleh digunakan untuk konstruksi yang


Kayu komposit struktural 16
terekspos dengan kelembapan tinggi

tidak boleh digunakan untuk konstruksi yang


Panel kayu struktural 16
terekspos dengan kelembapan tinggi

45
Bambu Konstruksi
JENIS
• Bambu Buluh (SNI 8020:2014 Kegunaan Bambu)
• Bambu Lamina (SNI 7944:2014 Bambu lamina penggunaan umum)

PERSYARATAN BAMBU BULUH


• Buluh harus lurus
• Kondisi kering udara
• Bebas cacat, kecuali kulit mengelupas dan kulit tergores
• Tingkat kedewasaan (maturity) adalah dewasa
• Densitas > 0,65 gr/cm3
• Diameter > 100 mm

46
Bambu Konstruksi
BAMBU LAMINA
• Tidak dapat digunakan untuk komponen struktural
• Lamina kelas 1: untuk penggunaan komponen interior dengan kelembapan relatif ≤ 65%
• Lamina kelas 2: untuk penggunaan komponen interior dengan kelembapan relatif 65 – 85%
• Lamina kelas 3: untuk penggunaan pada kelembapan relatif > 85% atau terekspos dengan cuaca

PERSYARATAN BAMBU LAMINA


• Kadar air ≤ 14%
• Memenuhi syarat mutu penampilan
• Memenuhi syarat delaminasi

47
Bambu Lamina
Syarat mutu penampilan
Mutu
Karakteristik
A B C
Cacat alami
Buku bambu tidak sehat (jumlah yang tidak diperkenankan 1 buah tidak dibatasi
tampak)
Lubang gerek tidak diperkenankan maks Ø 1,5 mm; tidak berkelompok didempul dan diampelas rata
dan panjang 16 mm
Keseragaman warna seragam 75% seragam tidak dibatasi
Cacat teknis
Retak dan pecah tidak diperkenankan didempul tidak dibatasi
Celah antar bilah tidak diperkenankan lebar ≤ 1,5 mm, didempul lebar ≤ 3 mm, didempul
Tergores tidak diperkenankan didempul dan diampelas rata tidak dibatasi
Permukaan kasar tidak diperkenankan diperkenankan asal didempul rata tidak dibatasi
Cacat ampelas tidak diperkenankan halus dan rata tidak dibatasi
Cacat kempa tidak diperkenankan sejajar serat 3 mm x 20mm, 1 buah sejajar serat 8 mm x 20mm, 2 buah
per papan, didempul dan diampelas per papan, didempul dan diampelas
rata rata
Noda perekat tidak diperkenankan diperkenankan asal rata
Noda minyak/ oli tidak diperkenankan tidak dibatasi
Membusur tidak diperkenankan ≤ 0,7% panjang ≤ 1,0% panjang
48
ekstra:
a. bata ringan untuk pasangan dinding
b. mortar siap pakai
c. panel komposit aluminium

49
Bata Ringan
ACUAN

SNI 8640:2018 Spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding

KETENTUAN

• Memiliki bobot isi 400 - 1400 kg/m3


• Bata ringan AAC (autoclaved aerated concrete) dan CLC (cellular
lightweight concrete)

TOLERANSI UKURAN

Ukuran (mm)

panjang lebar tebal


75 ± 2

600 + 3 200 + 3 100 ± 2


-5 - 5 125 ± 2
150 ± 2
50
Bata Ringan
Persyaratan mutu
Bata struktural Bata nonstruktural
Kategori
Outdoor Indoor Outdoor Indoor
Kelas IA IB IIA IIB
500 - - 400 – 600
700 - 600 – 800 600 – 800
Bobot isi kering oven (kg/m3) 900 800 – 1.000 800 – 1.000 800 – 1.000
1.100 1.000 – 1.200 1.000 – 1.200 1.000 – 1.200
1.300 1.200 – 1.400 1.200 – 1.400 1.200 – 1.400
Kuat tekan rata-rata, min. MPa 6 4 2
KONDISI BASAH
Kuat tekan individu, min. MPa 5,4 3,6 1,8
Penyerapan air, maks. % vol. 25 - 25 -
Tebal, min. mm 98 98 73
Susut pengeringan, maks. % 0,2
51
Mortar Siap Pakai/ Mortar Premiks
JENIS

MORTAR SIAP PAKAI

perekat ubin keramik perbaikan lantai/


perekat bata (thinbed) plesteran acian nat keramik
dan batu alam dinding

keramik keramik
bata bata dinding bata plesteran
dinding dan untuk area
ringan beton ringan plus lantai basah

ACUAN

 SNI 6882:2014 Spesifikasi mortar untuk pekerjaan unit pasangan (ASTM C270 – 10, IDT)
 SNI 8837-1:2019 Mortar siap pakai – Bagian 1: Perekat ubin keramik dan batu alam
 BS EN 998-1:2016 Specification for mortar for masonry (Part 1: Rendering and plastering mortar)
 BS EN 998-2:2016 Specification for mortar for masonry (Part 2: Masonry mortar)

52
Mortar Siap Pakai/ Mortar Premiks
Persyaratan mutu mortar perekat keramik dan batu alam:
Klasifikasi K1 K2 K3 K4

Ubin kelompok I dan batu


Jenis Ubin kelompok II Ubin kelompok I Ubin kelompok I
alam

Interior, eksterior, area


Lokasi Interior Interior Eksterior
tergenang air

Parameter

Kuat rekat setelah open time 15 menit (N/mm2) ≥ 0,5 ≥ 0,5 ≥ 0,5

Kuat rekat setelah 28 hari (N/mm2) ≥ 0,5 ≥ 0,5 ≥ 1,0

Kuat rekat setelah perendaman air (N/mm2) - - ≥ 0,5 ≥ 1,0

Kuat rekat setelah pemanasan (N/mm2) - - ≥ 0,5 ≥ 1,0

53
Mortar Siap Pakai/ Mortar Premiks
 Persyaratan* untuk mortar perekat bata (thinbed):
Kekuatan tekan rata-rata min. Kadar udara maks. Rasio agregat (diukur dalam kondisi
Tipe Retensi air, min. (%)
pada umur 28 hari (MPa) (%) lembap, lepas)

M 17,2 75 12
S 12,4 75 12 Tidak kurang dari 2¼ dan tidak lebih dari
3½ jumlah dari volume terpisah dari
N 5,2 75 14** material sementisius
O 2,4 75 14**

* Untuk pengujian kondisi laboratorium


** Bila terdapat tulangan struktural dalam mortar, kadar udara maksimum harus 12 %

 Panduan pemilihan mortar perekat bata (thinbed):


Lokasi Segmen BG Tipe mortar

Eksterior, di atas tanah Dinding pemikul beban N

Dinding tidak memikul beban O

Dinding parapet N

Eksterior, pada atau di bawah tanah Dinding fondasi, dinding penahan (turap), manhole, saluran, S
perkerasan jalan, trotoar, dan teras

Interior Dinding pemikul beban N

Partisi tidak memikul beban O 54


Panel Komposit Aluminium

Aluminium alloy, tipe 3xxx


atau 5xxx
Coating (untuk aplikasi
eksterior, menggunakan Inti (core) dapat berupa:
coating PVDF)
 Inti plastik (LDPE/ HDPE)
Tebal ±0,5 mm
 Mineral fiber + PE
Acuan:
 Corrugated aluminium sheet (0,2
 SNI 956:2019 mm)
 ASTM B209/B209M-21 Mempengaruhi tingkat ketahanan
api
Catatan:
 Belum ada standar produk (SNI) untuk produk ACP
dan rangkanya
 Untuk penggunaan pada bangunan Gedung,
direkomendasikan menggunakan spesifikasi
tahan api (non combustible and/or non flammable)

55
Bahan Bangunan untuk Komponen Nonstruktural

Jenis Bahan Bangunan Standar Acuan Parameter yang Diuji

Bata merah SNI 15-2094-2000 Kuat tekan, sifat tampak dan ukuran, densitas, kadar garam, dan penyerapan air

Bata beton pejal SNI 03-0348-1989 Kuat tekan, sifat tampak dan ukuran, dan penyerapan air
Bata beton berlubang SNI 03-0349-1989 Kuat tekan, sifat tampak dan ukuran, dan penyerapan air
Paving block SNI 03-0691-1996 Tebal, kuat tekan, penyerapan air, dan ketahanan aus
Genting keramik SNI 03-2095-1998 Kuat lentur, sifat tampak dan ukuran, dan penyerapan air
Genting keramik berglasir SNI 03-2134-1996 Kuat lentur, sifat tampak dan ukuran, penyerapan air, dan ketahanan panas

Genting beton SNI 0096:2007 Kuat lentur, sifat tampak dan ukuran, penyerapan air, dan permeabilitas
Penutup atap zincalum SNI 4096:2019 Kuat tarik logam, tebal BMT, tebal lapisan coating
Ubin keramik SNI ISO 130006:2018 Kuat lentur, penyerapan air, dimensi dan kerataan, dan ketahanan aus
Papan kayu komposit SNI 8154:2015 Kuat lentur (MOR), kuat tekan, densitas, dan penyerapan air
Papan semen rata SNI 8299:2017 Kuat lentur, densitas, muai akibat penyerapan, kadar air, tingkat ketahanan api
(Ralat 1:2018)

56
TERIMA KASIH

Materi dapat diunduh di:


https://linktr.ee/pupr_adhiym
https://linktr.ee/kang.batur

pupr_bahan_st rukt ur_bangunan pupr_bbsbg Bbsbg Djck Kang Ba t ur

cipt akarya.pu.go.id/ sat upint u/ bal aibsbg dit bt pp.bbsbg@pu .go.id 081111114310

57

Anda mungkin juga menyukai