Pelaksanaan &
Pengawasan bit.ly/DonasiAoG2
Fondasi Tiang
Akademis : Dosen Mekanika Tanah & Fondasi - Universitas Trisakti, 2016 – sekarang
Dosen Geoteknik - Universitas Tarumanegara, 2016 – 2020
anonymous
Material Fondasi Tiang
Sepatu
1m 1/3 L
Posisi angkat penegakan tiang
IDENTIFIKASI PRODUK
Spesifikasi khusus
PC BAR
Marking titik angkat penegakan tiang Diameter PC BAR
Panjang tiang
Logo WIKA BETON Tipe ( B-bottom ; M-middle)
Kelas tiang
Spesifikasi tiang Diameter tiang
Tanggal produksi
Nomor produk
Kode Pabrik
Marking titik angkat di pabrik & stockyard Kode Jalur Nomor urut produksi
Handling Produk – DO !
Sling dikalungkan pada posisi Sling dikalungkan pada posisi Saat penegakan tiang, posisi
marking pengangkatan dengan marking pengangkatan dengan sling angkat pada marking
posisi tiang rata horisontal posisi tiang rata horisontal segitiga
Min 60°
Penegakan tiang dengan 2 titik
angkat menggunakan roll
Handling Produk – DON’T !
diseret
terbentur
terbentur
Diesel Hammer Hydraulic Static Pile Driver
Peralatan Pemancangan
Drop Hammer Hydraulic Hammer
Konfigurasi Alat Pancang &
‘Drive Cap System’ (Tipikal)
Hammer
Landasan
Drive Cap
Lead System Pelat Landasan
Cushion Hammer
Topi Tiang
Cushion Tiang
Kepala
Follower / Dolly Tiang
Tiang
Jenis dan Karakteristik Alat Pancang
Hammer
Double Double
Double
Acting Acting
Acting
(Close-end)
Differential
Drop Hammer
Kabel hoist
Hammer
• Tipe hammer
konvensional, ditemukan
berabad yang lalu.
Hammer
Topi Tiang
• Prinsip kerja:
Beban/hammer diangkat Tinggi Jatuh
dengan jarak tertentu
menggunakan kabel baja
kemudian dijatuhkan ke
Tiang
kepala tiang.
Cushion Tiang
• Energi potensial drop
hammer adalah berat
hammer dikalikan Tiang
dengan tinggi jatuh
Steam Hammer
Compressive stroke
Fuel pump
Combustion chamber
Impact block
Hammer Cushion;
Helmet
Compressive stroke
Fuel pump
Combustion chamber
Impact block
Hammer Cushion;
Helmet
Cylinder = Ram
Cylinder,
Impact block
Tinggi Jatuh
Ram:
A, L for stiffness, mass
Hammer base
(assembly bottom mass)
2 Service Crane
1 Crawler Crane Sumitomo LS 138 RHD-5 (CC 38) 1 UNIT Sumitomo All Area
2 Crawler Crane Link Belt LS 108 BS (CC-09) 1 UNIT Sumitomo All Area
3 Crawler Crane Link Belt LS 108 BSS (CC 58) 1 UNIT Sumitomo All Area
3 Excavator
a Kobelco SK 200 (EXC 23) 1 UNIT Kobelco All Area
Hammer
Alocation
No Type QTY UNIT Manufactured
for
1 KOBE 80 (Diesel Hammer) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd Steel Pile
2 Pileco (D46 - 32) - (Diesel Hammer) 2 UNIT Pileco Steel Pile
3 JWDD 45 (Diesel Hammer) 1 UNIT JWDD PC Pile
4 Twinwood (V 100D) (Hydraulic Hammer) 2 UNIT Twinwood PC Pile
Pelaksanaan Pemancangan
Hammer yang terlalu ringan mungkin tidak dapat memancang tiang sampai lapisan yang diinginkan
Hammer yang terlalu berat selain mahal, dapat merusak tiang
Pilih hammer yang sesuai dengan kebutuhan pemancangan dan kondisi tanah
Me (?)
GRLWEAP
INTERMEZZO
(.... Intip sedikit software dan kasus sederhana)
GRLWEAP INTERMEZZO (1/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (2/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (3/10)
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
PERCENTILE
PERCENTILE
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
Tiang
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
PERCENTILE
PERCENTILE
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]
GRLWEAP INTERMEZZO (4/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (5/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (6/10)
Mawar AREA
Melati AREA
GRLWEAP INTERMEZZO (7/10)
Hammer Parameter
Hammer Ram Maximum Maximum Pressure
Efficiency
Type Weight (kN) Stroke (m) Energy (kN-m) (psi)
JWDD25 24.51 2.4 73.53 9300 0.5 0.85
NSPT qc (MPa)
0 10 20 30 40 50 60 0 5 10 15 20
22 22
21 21
20 20
19 19
18 18
17 17
16 16
15 15
14 14
13 13
elevation
12 12
11 11
10 10
Elevation
9 9
8 8
7 7
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
GRLWEAP INTERMEZZO (9/10)
Bearing Graph at Mawar Area
1900 2600
1800 2400
1700
2200
1600
2000 DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
Capacity (kN)
Capacity (kN)
1500 DD 32 L.Bound (Eff. 0.5)
1800
1400 DD 32 U.Bound (Eff. 0.5) DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5) 1600 DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
1300 DD 53 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
1200 1400 DD 53 L.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
1100 DD 35 U.Bound (Eff. 0.5) 1200
DD 32 L.Bound (Eff. 0.85
1000 DD 35 L.Bound (Eff. 0.5) 1000 DD 40 U.Bound (Eff. 0.85
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85) DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
900 800 DD 53 U.Bound (Eff. 0.85)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
800 DD 53 L.Bound (Eff. 0.85
600
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
blow count (blow/m) blow count (blow/m)
GRLWEAP INTERMEZZO (10/10)
Depth vs. Total Mawar Area Drivability at Mawar Area
Ø600 (2548 kN)
Depth vs Total Blow
Mawar Area D400 (1562 kN)
Capacity vs. Depth
22 22 22
Top Elevation +21 Top Elevation +21
20 20 20
DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5) DD 32 L.Bound (Eff. 0.5)
18 18 18
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5) DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.5) DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
16 16 DD 53 U.Bound (Eff. 0.5) 16
DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
DD 53 L.Bound (Eff. 0.5) D600
DD 32 L.Bound (Eff. 0.85) DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
14 14 14
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85) DD 32 L.Bound (Eff. 0.85) D400
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85)
Elevation
elevation
Elevation
12 12 DD 40 L.Bound (Eff. 0.85) 12
DD 53 U.Bound (Eff. 0.85)
10 DD 53 L.Bound (Eff. 0.85)
10 10
8 8 8
6 6 6
Depth to reach the capacity Depth to reach the capacity
4 4 4
2 2 2
0 0 0
0 250 500 750 1000 1250 0 500 1000 1500 2000 2500 0 1000 2000 3000 4000
Total Blow Total Blow Capacity (kN)
GRLWEAP
End of INTERMEZZO
Scan untuk donasi tim AoG
(.... Balik ke pelaksanaan pemancangan)
bit.ly/DonasiAoG2
Pelaksanaan Pemancangan
High stroke
Drive cap tiang
impact
Low stroke Cushion
impact
Marking
Titik marking kedalaman tiang
penegakan tiang
Pelaksanaan Pemancangan
Persiapan LAHAN
Pelaksanaan Pemancangan
CenterLine tiang
Posisi tiang #m
Offset 2
#m
Offset 1
Penentuan BenchMarking
Pelaksanaan Pemancangan
1/4L 1/4L
Wedge
Penempatan Tiang – DO !
DILARANG!
PASTIKAN SLING
DALAM KONDISI LAYAK
PAKAI
Sling angkat
Min 1m
Penempatan Tiang
Pelaksanaan Pemancangan
Sling angkat
Hammer
Hammer
Lead Lead
Alat Alat
Pancang Pancang
Tiang Tiang
Pelaksanaan Pemancangan
Pile head
Pile gate
Pelaksanaan Pemancangan
DILARANG! DILARANG!
Pemancangan tidak menggunakan
Posisi tiang yang disambung tidak
cushion atau kondisi cushion sudah
pada satu sumbu yang sama (terdapat
mampat.
eksentrisitas) atau terdapat gap antar
sambungan
Pelaksanaan Pemancangan
Penyambungan TIANG
Pelaksanaan Pemancangan
WELD APPEARANCE
POSISI PENGELASAN
Penyambungan TIANG
SKEMA PENGELASAN
Pelaksanaan Pemancangan
‘kalendering’
Final set atau kalendering
dilakukan setelah rate penetrasi
tiang rendah.
1. Lahan pemancangan memiliki permukaan padat, rata, bersih dari sisa fondasi lama dan
memiliki daya dukung mencukupi terhadap beban operasi alat HSPD.
2. Umur beton tiang yang dipancang minimal sudah berusia 14 hari dan kuat tekan beton
mencapai 80% dari kuat tekan rencana.
3. Berat total alat HSPD ditambah beban counter saat pemancangan minimal memiliki
1
bobot 2,5 kali dari beban penekanan tiang rencana.
4. Alat HSPD pada posisi rata horisontal. Pengaturan level sesuai dengan “alat nivo (level
indicator)” pada ruang operator dan pemeriksaan menggunakan waterpass yang
2
diletakan pada posisi chasis panjang (long-base) alat HSPD.
5. Tiang pancang diangkat dan di-setting pada alat HSPD dengan cara mengikat sling angkat 3
pada posisi marking untuk penegakan pada tiang pancang. 4
6. Untuk memastikan ketegakan tiang, lakukan pengecekan vertikalitas per-50cm penekanan 5
tiang dengan waterpass sampai ke kedalaman 2m. 6
7. Tiang pancang ditekan pada titik rencana fondasi secara menerus sampai kriteria 7
penekanan tiang terpenuhi.
8. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah antar pelat sambung.
1. Crane
9. Kondisi tiang sambungan consentris terhadap tiang yang akan disambung.
2. Vertical motion mechanism
10. Penekanan dihentikan saat nilai penurunan tiang akibat penekanan tiang sebesar 200% dari 8
3. Piling platform
beban rencana 2(dua) kali penekanan ≤ 20mm, atau mengacu pada persyaratan yang telah
4. Pile clamping box 9
ditetapkan.
5. Main cabin
11. Untuk tiang pancang yang didesain sebagai fondasi tiang friksi, maka pemancangan harus
6. Side piling installation set
mencapai kedalaman rencana.
7. Assistant cantilever
12. Pemotongan kelebihan tiang yang tidak tertanam harus rata dengan permukaan tanah
8. Cross motion & rotary mechanism / Short base
agar alat tidak membentur kepala tiang saat proses perpindahan alat HSPD.
9. Longitudinal motion mechanism / Long base
Pekerjaan Jacked-in – DO !
PENAMPANG TIANG
Berat alat HSPD dan beban counter
saat penekanan minimal 2,5 kali
dari beban rencana penekanan
2. Cek penempatan tiang Pancang & posisi pemancangan sesuai gambar kerja
3. Cek penempatan alat pancang diatas ponton harus pada posisi pemancangan
tiang pancang dilakukan diatas perairan
4. Ada alat keselamatan kerja pada unit mesin pancang dan alat pemadam
kebakaran medium sesuai kebutuhan
5. Posisi tiang pancang (vertikal dan horizontal) tidak berubah arah dan tidak
melampaui batas toleransi (radius 75 mm dan kemiringan 1:50)
6. Jarak minimum sisi tiang ke sisi pile cap: 17,5 cm
7. Palu (hammer), topi baja, bantalan topi, dan tiang pancang harus terletak sumbu
yang sama (termasuk tiang pancang miring)
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (4/6)
Tahap Pemancangan
Segmental stage 1 2 3 4 5
Pile size (mm)
Casting date
Time (Start)
(Termination
Pile Penetration
(Mpa) ton Meter’s ton Meter’s (Mpa) Ton Meter’s Ton Meter’s
Segmental Stage 1st – 2nd 2nd – 3rd 3rd – 4th 4th – 5th
Time (termination)
(AM/PM) (start)
Nama Proyek:
Kontraktor utama:
Piling subcontractor:
Tanggal pancang:
Pile Segment Bot (1) Mid (2) Tops (3) Piling area & Coordinate Maker
~ ~ ~
Driving Final Set Data Driving dates & times Special Notes
Rebound (mm/blow)
No hammer No rig:
1. Cek semua kerusakan atau cacat dalam (internal) tiang pancang, ketidaksesuaian
posisi dan elevasi yang ditunjukkan terhadap gambar.
2. Tiang pancang yang tidak memenuhi syarat (cacat) dan tidak dapat diterima oleh
pengawas pekerjaan dan harus diperbaiki sehingga memenuhi ketentuan oleh
penyedia jasa DILAKUKAN atas biaya KONTRAKTOR.
3. Cek perbaikan seperti yang ditentukan oleh pengawas pekerjaan akan mencakup
dan tidak terbatas pada approval pekerjaan.
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (6/6)
(jika masuk dalam lingkup pekerjaan)
1. Beton tiang pancang dikupas sampai pada elevasi yang ditentukan sehingga
beton yang tertinggal akan masuk ke dalam kepala tiang fondasi (pilecap)
Pemotongan Kepala Tiang
sepanjang 15 cm.
2. Untuk tiang pancang beton bertulang, baja tulangan yang tertinggal setelah
pengupasan harus cukup panjang sehingga dapat diikat ke dalam pilecap
(umumnya 40 diameter tulangan)
3. Pemotongan tiang pancang beton harus dilakukan dengan hati-hati untuk
mencegah pecahnya atau kerusakan lainnya pada tiang pancang.
4. Setiap beton yang retak atau cacat (visual) harus dipotong dan diperbaiki
dengan beton baru dan dipastikan menyatu dengan beton yang lama.
FAQ
FAQ (1/12)
Hard driving (dapat terjadi oleh tanah yang sangat keras atau
hammer yang tidak dapat menghasilkan cukup energi)
Jetting (?)
Pre-drilling
Lakukan WEA, periksa hammer dan properties tiang
Jika terjadi akibat adanya lapisan pasir jenuh di ujung tiang, hal ini
mungkin terjadi akibat ‘pressure bulb’ di ujung tiang. Lakukan
pemancangan bertahap
Jika terjadi akibat pemancangan kelompok tiang, tinjau ulang tahapan
pemancangan
FAQ (5/12)
Soft driving (terjadi jika elevasi ujung tiang desain telah terpenuhi
namun ‘set’/kapasitas desain belum tercapai)
Re-tap/re-drive sesudah min. 12 jam atau lakukan ‘trial-error’
Do WEA, check hammer and pile properties
DILARANG! PENCEGAHAN
Penggunaan sepatu
(shoe) masif pada
ujung tiang
Retak vertikal
DILARANG! PENCEGAHAN
Penggunaan tiang
Deteksi dini dengan
dengan tipe sepatu Penyelidikan Geoteknik
pensil pada lapisan yang cukup dan
tanah keras dengan penggunaan tipe sepatu
khusus sepeti mamira
kontur miring
shoe
Sepatu tipe
Hati-hati adanya lapisan tanah Mamira
keras dengan kontur miring
FAQ (11/12)
17 16 15 14 13
18 5 4 3 12
20 7 8 9 10
21 22 23 24 25
PROBLEMS (?)
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN
1. Potong sisi luar beton sedalam selimut beton dibawah posisi retak dengan jarak 40x
diameter PC bar
2. Bobok beton pada sisi yang diperbaiki dengan palu.
3. Bersihkan permukaan tulangan PC Bar dan spiral dari debu/ kotoran.
4. Pasang stoper grouting dari kayu di dalam rongga tiang pancang pada kedalaman 2x
diameter tiang
5. Setting pelat sambung pengganti yang sudah dipasang besi angkur pada tiang pancang
dengan memasukan PC Bar dari tiang ke lubang PC bar pada pelat sambung sebagai
pengarah.
6. Pasang pelat seng sebagai cetakan dinding melingkar sesuai diameter tiang
7. Pastikan permukaan pelat sambung dalam posisi rata dengan alat waterpass
8. Aduk grouting sesuai takaran dengan mixer elektrik sampai adukan merata & seragam.
9. Tuangkan material grouting kedalam cetakan dan rongga tiang sampai terisi penuh.
10. Buka cetakan setelah umur grouting minimal 3 hari
11. Potong PC Bar yang muncul di permukaan pelat sambung
12. Pemancangan dilakukan setelah kuat tekan grouting > kuat tekan beton tiang pancang
METODE PERBAIKAN TIANG
Tiang tidak
mencapai
kedalaman
rencana
Tiang
Mengalami
Heave
Tiang pada
area Lereng
Jarak antar Tiang
Negative Skin-Friction
Scan untuk donasi tim AoG
bit.ly/DonasiAoG2
Aksan KAWANDA
0811.851.613 aksan.geotech@gmail.com aksankawanda