Anda di halaman 1dari 97

Scan untuk donasi tim AoG

AoG Season 2 : Ep. 002


2022.03.26

Pelaksanaan &
Pengawasan bit.ly/DonasiAoG2

Fondasi Tiang

(…… dari perspektif seorang Aksan KAWANDA)


Aksan KAWANDA
Lahir : Makasar, 13 Agustus 1979

Pendidikan : Doktor Geoteknik, Universitas Katolik Parahyangan


Magister Geoteknik, Universitas Katolik Parahyangan
Sarjana Teknik Sipil, Universitas Trisakti

Sertifikat Profesional: Asesor Uji Kompetensi – BNSP – 2021


Ahli Geoteknik Utama (G2) – HATTI – 2016
Certified International Pile Tester, Expert Level – PDI – 2014

Asosiasi Profesi : Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia - HATTI


International Society of Soil Mechanics and Geotechnical Engineering

Akademis : Dosen Mekanika Tanah & Fondasi - Universitas Trisakti, 2016 – sekarang
Dosen Geoteknik - Universitas Tarumanegara, 2016 – 2020

Pekerjaan : Direktur Teknik – PT. Geotech Efathama


I’m very determined. If I decide that
something is worth doing, then I’ll put
my heart and soul to it.

The whole ground can be against me, but if


I know it is right, I’ll do it

anonymous
Material Fondasi Tiang

● Tiang Pancang Kayu

● Tiang Pancang Beton Pra c etak

● Tiang Pancang Baja


Klasifikasi Fondasi Tiang (…adaptasi dari FHWA)
Klasifikasi Fondasi Tiang
Rangkuman Teknis Fondasi (1/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)
Jenis Tiang Kayu / Bambu Ilustrasi
Panjang Tipikal 3 – 12 m

Beban Tipikal 1 – 20 Ton


Muka tanah
Tegangan Maksimum 3 σa
saat Pemancangan
Kelemahan • Sambungan sulit dilakukan
• Mudah rusak saat pelaksanaan
Tiang diberi bahan pengawet
• Area fluktuasi muka air perlu perlakuan
khusus

Kelebihan • Relatif murah Diameter tipikal: 10 – 30 cm


• Jika konsisten berada di bawah muka air,
relatif kuat
• Mudah pelaksanaannya Potongan Tiang

Catatan Baik digunakan sebagai tiang friksi di tanah


pasir
Klasifikasi Fondasi Tiang
Rangkuman Teknis Fondasi (2/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)
Jenis Tiang Baja Ilustrasi
Panjang Tipikal 5 – 60 m (atau lebih sesuai teknologi)

Beban Tipikal 100 – 20000 kN (atau lebih)


Muka tanah
Tegangan Maksimum 0,9 Fy (tekan dan tarik)
saat Pemancangan
Kelemahan • Mudah korosi
• Tidak direkomendasikan sebagai tiang friksi Tiang diberi anti karat
di tanah pasir

Kelebihan • Sambungan mudah


• Panjang dan ukuran bervariasi
Diameter tipikal: 300 – 2500 mm
• Kapasitas beban tinggi
• Pergerakan tiang kecil
• Mampu menembus lapisan yang relatif
keras Potongan Tiang

Catatan Kapasitas friksi pada area korosif sebaiknya


dikurangi
Klasifikasi Fondasi Tiang
Rangkuman Teknis Fondasi (3/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)
Jenis Tiang Beton pracetak Ilustrasi
Panjang Tipikal 3 – 9 m precast + tulangan ulir
6 – 24 m prestressed
Beban Tipikal 300 – 1000 kN precast + tul. Ulir
700 – 8000 kN prestressed
Muka tanah
Tegangan Maksimum 0,85𝑓 (tekan - rebar)
saat Pemancangan 0,70𝐹 (𝐴 ⁄𝐴 ) (tarik - rebar)
0,85𝑓 − 𝑓 (tekan - prestressed)
𝑓 + 0,25 𝑓 (tarik - prestressed)
Potongan Tiang
Kelemahan • Pengangkatan dan penyambungan relatif
rumit
• Pelaksanaan dianggap mengakibatkan
perpindahan
Diameter tipikal: 300 – 2500 mm
Kelebihan • Kapasitas tiang tinggi
• Tidak korosif Ujung dapat dihilangkan
• Pemancangan dengan jumlah pukulan
banyak dimungkinkan
Catatan Tiang bentuk silinder relatif baik untuk
mengakomodir bending
Klasifikasi Fondasi Tiang

Rangkuman Teknis Fondasi (4/4) (adaptasi dari NAVFAC DM 7.2)


Jenis Tiang Beton cast-in-situ / bored pile Ilustrasi
Panjang Tipikal > 100 m
Muka tanah
Beban Tipikal Hingga 50000 kN atau lebih
Kelemahan • Pengawasan pekerjaan KETAT
• Prosedur pelaksanaan kritikal
terhadap kualitas Potongan Tiang

Kelebihan • Panjang & diameter variatif


• Daya dukung tinggi
Diameter tipikal: 400 – 2500 mm
• Dapat dilaksanakan dengan beberapa
metode konstruksi
Catatan Perlu perlakuan khusus dalam
pelaksanaan di tanah lempung lunak dan
pasir lepas
Tiang Pancang
MARKING DAN IDENTIFIKASI PRODUK
Posisi angkat tambahan
Pelat untuk pengangkatan
sambung dengan 2 titik angkat
Tip shoe

Sepatu
1m 1/3 L
Posisi angkat penegakan tiang

IDENTIFIKASI PRODUK
Spesifikasi khusus
PC BAR
Marking titik angkat penegakan tiang Diameter PC BAR
Panjang tiang
Logo WIKA BETON Tipe ( B-bottom ; M-middle)
Kelas tiang
Spesifikasi tiang Diameter tiang

Tanggal produksi
Nomor produk
Kode Pabrik
Marking titik angkat di pabrik & stockyard Kode Jalur Nomor urut produksi
Handling Produk – DO !

Sling dikalungkan pada posisi Sling dikalungkan pada posisi Saat penegakan tiang, posisi
marking pengangkatan dengan marking pengangkatan dengan sling angkat pada marking
posisi tiang rata horisontal posisi tiang rata horisontal segitiga

Untuk tiang yang diangkat


dengan bantuan roll untuk
Lifting beam
penegakan, posisi sling diikat
Min 60°
pada posisi 2 marking titik
angkat
Marking titik angkat
penegakan tiang

(2) tiang diangkat sekaligus Boom crane dalam radius


dengan menjaga agar saat operasi dan posisi sling
Penegakan tiang dengan 1 titik
pengangkatan tetap seimbang vertical terhadap beban angkat
Radius
operasi
PASTIKAN KAPASITAS maksimum
CRANE DAN SLING
MAMPU UNTUK
MENGANGKAT BEBAN

Min 60°
Penegakan tiang dengan 2 titik
angkat menggunakan roll
Handling Produk – DON’T !

DILARANG! DILARANG! DILARANG! DILARANG!


Pemindahan tiang pancang Pekerja ikut saat Crane beroperasi melebihi
Tiang diangkat lebih dari 2.
diseret dan terbentur. Resiko pengangkatan tiang atau di radius operasi maksimumnya.
Resiko slip dan jatuh
tiang ditolak bawah tiang. Resiko kematian Resiko crane rubuh
Radius
operasi
maksimum

diseret
terbentur

DILARANG! DILARANG! DILARANG! DILARANG!


Tiang jatuh akibat sling Sling tidak sesuai marking. Tanah dasar crane tidak Sling angkat tidak tegak lurus
putus. Resiko korban jiwa & Resiko tiang jatuh atau cukup kuat. Resiko crane terhadap tiang. Resiko tiang
tiang ditolak terbentur rubuh terayun

POSISI SLING TIDAK


SESUAI MARKING TITIK
ANGKAT
putus

terbentur
Diesel Hammer Hydraulic Static Pile Driver
Peralatan Pemancangan
Drop Hammer Hydraulic Hammer
Konfigurasi Alat Pancang &
‘Drive Cap System’ (Tipikal)

Hammer
Landasan
Drive Cap
Lead System Pelat Landasan

Cushion Hammer

Alat Follower Adaptor Kepala Tiang


Pancang

Topi Tiang

Cushion Tiang

Kepala
Follower / Dolly Tiang

Tiang
Jenis dan Karakteristik Alat Pancang

Hammer

Drop Air/Steam Diesel Hydraulic Vibratory

Single Acting Single Acting Single Acting


(Open end)

Double Double
Double
Acting Acting
Acting
(Close-end)

Differential
Drop Hammer
Kabel hoist

Hammer
• Tipe hammer
konvensional, ditemukan
berabad yang lalu.
Hammer
Topi Tiang
• Prinsip kerja:
Beban/hammer diangkat Tinggi Jatuh
dengan jarak tertentu
menggunakan kabel baja
kemudian dijatuhkan ke
Tiang
kepala tiang.
Cushion Tiang
• Energi potensial drop
hammer adalah berat
hammer dikalikan Tiang
dengan tinggi jatuh
Steam Hammer

• Tipe hammer mekanikal sederhana,


ditemukan 1845, James Nasmyth
(Inggris).

• Prinsip kerja: Beban/hammer terdiri


dari palu yang terhubung ke piston di
dalam ruang bakar. Udara/uap
digunakan untuk mengangkat piston
dengan tinggi tertentu. Saat piston
berada pada posisi angkat, saluran
buang terbuka kemudian palu akan
jatuh dengan berat sendiri.

• Energi potensial air/steam hammer


adalah berat sistem hammer dikalikan
dengan tinggi jatuh.
DOWNSTROKE UPSTROKE
Diesel Hammer (single acting)
• Ditemukan awal 1950 • Energi potensial diesel
hammer diperoleh dari berat
• Prinsip kerja: ram dikalikan dengan tinggi
• Free fall & fuel injection, jatuh; dimana tinggi jatuh ini
• Impact & ignition, adalah suatu fungsi dari
• Exhaust, and tahanan tanah, rebound tiang
Piston = Ram
Cylinder
• Air intake. dan tekanan di ruang bakar.

Port (closed by piston)

Compressive stroke
Fuel pump
Combustion chamber

Impact block

Hammer Cushion;
Helmet

Tripping Fuel Compression Explotion Exhaust


scavenging injection Impact
Diesel Hammer (double acting)
Sistem double acting bekerja seperti sistem single
acting. Perbedaan utama adanya silinder penutup
di bagian atas yang menyebabkan ketika ram
hammer bergerak keatas akan menekan udara pada
ruang atas (bounce chamber) yang mendorong
Piston = Ram
kembali hammer ke bawah.
Cylinder

Port (closed by piston)

Compressive stroke
Fuel pump
Combustion chamber

Impact block

Hammer Cushion;
Helmet

Tripping Compression Compression Exhaust Scavenging


impact
Diesel Hammer (Chinese Model)

Cylinder = Ram

Cylinder,
Impact block

Hammer Cushion; helmet


Helmet
Hydraulic Hammer • Tipe hammer dengan • Energi potensial hammer
sumber energi eksternal hidrolik adalah berat ram
untuk mengangkat ram. dikalikan dengan tinggi
jatuh yang dapat diatur.
Hydraulic Hammer
• Prinsip kerja: tekanan
hidrolik digunakan untuk
mengangkat ram dengan
tinggi jatuh maksimal 1.2 m.
Pengarah Hammer

Tinggi Jatuh

Ram:
A, L for stiffness, mass

Hammer base
(assembly bottom mass)

SINGLE ACTING DOUBLE ACTING


Vibratory Driver / Extractor

• Tipe hammer dengan


sumber energi external
FL untuk mengangkat ram.

• Prinsip kerja: dua beban


m1 eksentris yang digerakkan
motor penggerak dari pusat
rotasinya bergerak
berlawanan arah
menghasilkan getaran yang
bergerak secara vertikal
me
m2 FV • Pengantar vibrasi
dioperasikan berdasarkan
amplitudo yang terjadi.
Clamp Semakin besar beban,
amplitudo semakin kecil.
Hydraulic Static Pile Driver

• Alat pancang yang memanfaatkan


beban mati. Tiang dimasukkan
secara perlahan-lahan (kecepatan
sangat rendah) sehingga
diklasifikasikan statis.

• Daya dukung tiang diperoleh dari


pembacaan tekanan vs luas
penampang dongkrak hidrolis
Rangkuman Hammer
Jenis Hydraulic Diesel
Drop Vibratory
hammer Single acting Double acting Single acting Double acting
Energi (ft-kips) 7 – 60 25 – 2162 25 – 2581 9 - 1620 5 – 73 -

Kecepatan 23 – 33 5 – 18 5 – 23 10 – 16.5 8 – 16.5 -


tumbukan (ft/sec)
Tingkat pukulan 4–8 30 - 50 40 - 90 40 – 60 80 - 105 750 – 2400
(pukulan/menit) (getaran/menit)
Energi Berat ram x tinggi Berat ram x tinggi (Berat ram + luas Berat ram x tinggi (Berat ram + tekanan -
jatuh pukulan efektif kepala piston) pukulan pantulan) x pukulan
x (tekanan efektif
fluida) x pukulan
Jenis fondasi yang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Semua jenis tiang Baja profil H,
cocok fondasi pipa. Cocok
untuk tanah pasir
Keuntungan Biaya peralatan Energi pukulan Dapat digunakan Tidak memerlukan Tidak memerlukan Dapat digunakan
murah bervariasi pada pemancangan sumber energi luar, sumber energi luar dan untuk menarik dan
bawah air berat yang ringan frekuensi pukulan tinggi memancang. Waktu
dan mudah instalasi alat cepat
dipindahkan, biaya
operasi yang rendah
Kekurangan Gaya tumbuk yang Biaya peralatan Biaya peralatan Dalam pemancangan Berat palu relatif lebih Tidak
dihasilkan sangat mahal. mahal. lunak dapat mogok berat dibandingkan direkomendasikan
besar sehingga Membutuhkan alat Membutuhkan alat akibat rebound yang dengan single acting untuk tiang friksi
dapat menyebabkan tambahan untuk tambahan untuk tidak mencukupi dan sistem pembakaran
kerusakan tiang. pembacaan energi pembacaan energi atomisasi menyulitkan
Produktifitas rendah penggunaan
● Hydraulic ● Drop Hammer
Hammer
Pelaksanaan Pemancangan

● Hydraulic Static Pile ● Diesel Hammer


Driver
Pelaksanaan Pemancangan
Heavy Equipment
Work
No Type QTY UNIT Manufactured
Location
A Pile Driving Rig
1 Pile Driver Crane Nisha D 508-95 M (CC 25) 1 UNIT Nippon Sharyo, Ltd Steel Pile
2 Pile Driver Crane Nisha D 408-90M-M60D (CC 36) 1 UNIT Nippon Sharyo, Ltd Steel Pile
3 Pile Driver Crane P & H PH 440/75 P (CC 08) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile
4 Pile Driver Crane P & H PH 440/75 P (CC 14) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile
5 Pile Driver P & H PH 440/85P-60D (CC 32) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd PC Pile

2 Service Crane
1 Crawler Crane Sumitomo LS 138 RHD-5 (CC 38) 1 UNIT Sumitomo All Area
2 Crawler Crane Link Belt LS 108 BS (CC-09) 1 UNIT Sumitomo All Area
3 Crawler Crane Link Belt LS 108 BSS (CC 58) 1 UNIT Sumitomo All Area

3 Excavator
a Kobelco SK 200 (EXC 23) 1 UNIT Kobelco All Area
Hammer
Alocation
No Type QTY UNIT Manufactured
for
1 KOBE 80 (Diesel Hammer) 1 UNIT Kobe Steel, Ltd Steel Pile
2 Pileco (D46 - 32) - (Diesel Hammer) 2 UNIT Pileco Steel Pile
3 JWDD 45 (Diesel Hammer) 1 UNIT JWDD PC Pile
4 Twinwood (V 100D) (Hydraulic Hammer) 2 UNIT Twinwood PC Pile
Pelaksanaan Pemancangan

 Hammer yang terlalu ringan mungkin tidak dapat memancang tiang sampai lapisan yang diinginkan
 Hammer yang terlalu berat selain mahal, dapat merusak tiang

 Pilih hammer yang sesuai dengan kebutuhan pemancangan dan kondisi tanah

Me (?)
GRLWEAP
INTERMEZZO
(.... Intip sedikit software dan kasus sederhana)
GRLWEAP INTERMEZZO (1/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (2/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (3/10)

HYDRAULIC HAMMERS ON STEEL HYDRAULIC HAMMERS ON CONC./TIMBER


Kinerja Energi Hammer pada Variasi

N = 73; MEDIAN = 79.4% N = 35; MEDIAN = 48.0%

100% 100%

90% 90%

80% 80%

70% 70%

60% 60%

PERCENTILE
PERCENTILE

50% 50%

40% 40%

30% 30%

20% 20%

10% 10%

0% 0%
Tiang

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]

DIESEL HAMMERS ON STEEL PILES DIESEL HAMMERS ON CONC./TIMBER PILES


N = 732; MEDIAN = 36.8% N = 394; MEDIAN = 24.9%

100% 100%

90% 90%

80% 80%

70% 70%
PERCENTILE

PERCENTILE
60% 60%

50% 50%

40% 40%

30% 30%

20% 20%

10% 10%

0% 0%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED] ENERGY TRANSFER RATIO [EMX / E-RATED]
GRLWEAP INTERMEZZO (4/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (5/10)
GRLWEAP INTERMEZZO (6/10)

Mawar AREA
Melati AREA
GRLWEAP INTERMEZZO (7/10)

Pile Design Service


Ultimate Load
Area Diameter Length Load
(kN)
(mm) (m) (kN)
400 18 607 1562
Mawar
600 18 978 2548
400 18 561 1448
Melati
600 18 910 2376

Hammer Parameter
Hammer Ram Maximum Maximum Pressure
Efficiency
Type Weight (kN) Stroke (m) Energy (kN-m) (psi)
JWDD25 24.51 2.4 73.53 9300 0.5 0.85

JWDD32 31.37 2.6 102.93 10000 0.5 0.85

JWDD40 39.22 2.8 109.82 10000 0.5 0.85

JWDD53 51.96 3.0 147.06 10000 0.5 0.85


GRLWEAP INTERMEZZO (8/10)

NSPT qc (MPa)
0 10 20 30 40 50 60 0 5 10 15 20
22 22
21 21
20 20
19 19
18 18
17 17
16 16
15 15
14 14
13 13

elevation
12 12
11 11
10 10
Elevation

9 9
8 8
7 7
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
GRLWEAP INTERMEZZO (9/10)
Bearing Graph at Mawar Area

Mawar Area Ø400 Mawar Area Ø600


2000 2800

1900 2600
1800 2400
1700
2200
1600
2000 DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
Capacity (kN)

Capacity (kN)
1500 DD 32 L.Bound (Eff. 0.5)
1800
1400 DD 32 U.Bound (Eff. 0.5) DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5) 1600 DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
1300 DD 53 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
1200 1400 DD 53 L.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
1100 DD 35 U.Bound (Eff. 0.5) 1200
DD 32 L.Bound (Eff. 0.85
1000 DD 35 L.Bound (Eff. 0.5) 1000 DD 40 U.Bound (Eff. 0.85
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85) DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
900 800 DD 53 U.Bound (Eff. 0.85)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)
800 DD 53 L.Bound (Eff. 0.85
600
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
blow count (blow/m) blow count (blow/m)
GRLWEAP INTERMEZZO (10/10)
Depth vs. Total Mawar Area Drivability at Mawar Area
Ø600 (2548 kN)
Depth vs Total Blow
Mawar Area D400 (1562 kN)
Capacity vs. Depth
22 22 22
Top Elevation +21 Top Elevation +21
20 20 20
DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 32 L.Bound (Eff. 0.5) DD 32 L.Bound (Eff. 0.5)
18 18 18
DD 40 U.Bound (Eff. 0.5) DD 40 U.Bound (Eff. 0.5)
DD 40 L.Bound (Eff. 0.5) DD 40 L.Bound (Eff. 0.5)
16 16 DD 53 U.Bound (Eff. 0.5) 16
DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
DD 53 L.Bound (Eff. 0.5) D600
DD 32 L.Bound (Eff. 0.85) DD 32 U.Bound (Eff. 0.85)
14 14 14
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85) DD 32 L.Bound (Eff. 0.85) D400
DD 40 U.Bound (Eff. 0.85)
Elevation

elevation

DD 40 L.Bound (Eff. 0.85)

Elevation
12 12 DD 40 L.Bound (Eff. 0.85) 12
DD 53 U.Bound (Eff. 0.85)
10 DD 53 L.Bound (Eff. 0.85)
10 10

8 8 8

6 6 6
Depth to reach the capacity Depth to reach the capacity
4 4 4

2 2 2

0 0 0
0 250 500 750 1000 1250 0 500 1000 1500 2000 2500 0 1000 2000 3000 4000
Total Blow Total Blow Capacity (kN)
GRLWEAP
End of INTERMEZZO
Scan untuk donasi tim AoG
(.... Balik ke pelaksanaan pemancangan)

bit.ly/DonasiAoG2
Pelaksanaan Pemancangan

PEMILIHAN TIPE HAMMER DRIVE CAP TIANG MARKING KEDALAMAN

High stroke
Drive cap tiang
impact
Low stroke Cushion

impact
Marking
Titik marking kedalaman tiang
penegakan tiang
Pelaksanaan Pemancangan

Persiapan LAHAN
Pelaksanaan Pemancangan

CenterLine tiang

Posisi tiang #m

Offset 2
#m

Offset 1

Penentuan BenchMarking
Pelaksanaan Pemancangan

Pastikan kecukupan lahan dan area gerak peralatan

Penempatan Peralatan PANCANG


Pelaksanaan Pemancangan

1/4L 1/4L

Penempatan Tiang (Stockyard) Pengangkatan Tiang

Wedge
Penempatan Tiang – DO !

PENEMPATAN TIANG DI LAPANGAN

Tiang diameter ≤ 80cm

Tiang diameter > 80cm


Penempatan Tiang – DON’T !

DILARANG!

TIANG DITUMPUK DIATAS


TIANG LAINNYA

TIANG DITUMPUK TANPA TIANG DIBEBANI BEBAN


KAYU TUMPUAN BERAT

TANAH DASAR TIANG BESAR DILETAKKAN


DIATAS TIANG KECIL TIANG TERENDAM AIR
LUNAK
Pelaksanaan Pemancangan

Sling angkat diikat pada Tiang diangkat menggunakan


marking, drive cap dan cushion sling angkat. Pastikan area kerja
dipasang sesuai ukuran tiang steril

UMUR BETON MINIMAL 14 HARI NOTES:


ATAU 80% Fc’ JARAK ANTAR TIANG MIN. 2,5 D

PASTIKAN SLING
DALAM KONDISI LAYAK
PAKAI

Sling angkat
Min 1m

X Drive cap &


Y Plywood cushion

Penempatan Tiang
Pelaksanaan Pemancangan

Batas Toleransi 7,5 cm dan Vertikalitas 1 : 50 (Spek umum Bina Marga)


VERTIKALITAS TIANG Sumbu tiang dan hammer
Tiang dan leader di posisi cosentris (berada pada garis
sejajar, dan diukur rutin dengan sumbu yang sama)
waterpass
Kontrol vertikalitas dengan UMUR BETON MINIMAL 14 HARI
waterpass ATAU 80% Fc’

Sling angkat

Drive cap &


Plywood cushion
Kontrol vertikalitas tiang
dengan theodolite &
unting-unting

Kontrol Posisi Tiang


Pelaksanaan Pemancangan

Hammer
Hammer
Lead Lead

Alat Alat
Pancang Pancang

Tiang Tiang
Pelaksanaan Pemancangan

CUSHION TIANG PANCANG CUSHION TIANG PANCANG CUSHION TIANG PANCANG


Impact hammer yang digunakan mampu
Gunakan cushion dari multipleks Cek kondisi cushion jika sudah menghasilkan energi yang cukup. Lakukan
dalam kondisi kering dengan mampat, hangus, terbakar atau pengamatan tinggi jatuh hammer dan catat jumlah
pukulan untuk setiap 50 cm penetrasi tiang.
dimensi sama terhadap tiang jumlah pukulan >1000
cushion Bad Cushion
cushion

Pile head

Pile gate
Pelaksanaan Pemancangan

DILARANG! DILARANG!
Pemancangan tidak menggunakan
Posisi tiang yang disambung tidak
cushion atau kondisi cushion sudah
pada satu sumbu yang sama (terdapat
mampat.
eksentrisitas) atau terdapat gap antar
sambungan
Pelaksanaan Pemancangan

Tebal las SAFETY Coating


Las penuh alur pelat sambung Bersihkan terak hasil las sebelum
Gunakan peralatan keselamatan
tiang. Lakukan oleh welder yang pengelasan lapisan berikutnya.
kerja saat pengelasan
berkualifikasi Pemancangan dimulai kembali
Sambungan setelah sambungan las dingin
las
alami pada suhu 200 - 250°C dan
pelat sambung di coating

PERBAIKI LAS JIKA


DITEMUKAN CACAT
Alur/groove Alur/groove
7 mm-12 mm > 12 mm

Pembersihan Coating pelat


Terak Las sambung
Las 2x jalan Las 3x jalan

Penyambungan TIANG
Pelaksanaan Pemancangan

WELD APPEARANCE

POSISI PENGELASAN

Penyambungan TIANG
SKEMA PENGELASAN
Pelaksanaan Pemancangan

Auger pre-drilled & follower / dolly


(jika diperlukan)
Pelaksanaan Pemancangan

‘kalendering’
Final set atau kalendering
dilakukan setelah rate penetrasi
tiang rendah.

Pengambilan ‘final-set’ Now


Pelaksanaan Pemancangan

PEMOTONGAN TIANG PEMOTONGAN TIANG PEMBOBOKAN TIANG


Pasang sling ikat di bagian atas Angkat dan pindahkan bagian atas Potong melingkar beton bagian
tiang kemudian potong tiang pada tiang pancang yang dipotong luar tulangan dengan pile cutter
level cut-off level dengan alat dengan crane. Sling yang (pastikan mata gerinda tidak lebih
potong tiang (electric pile cutter). digunakan dalam kondisi baik. lebar dari tebal selimut tiang)

Bobok tiang bagian atas sampai bersih


Pelaksanaan Jacked-In (HSPD)

1. Lahan pemancangan memiliki permukaan padat, rata, bersih dari sisa fondasi lama dan
memiliki daya dukung mencukupi terhadap beban operasi alat HSPD.
2. Umur beton tiang yang dipancang minimal sudah berusia 14 hari dan kuat tekan beton
mencapai 80% dari kuat tekan rencana.
3. Berat total alat HSPD ditambah beban counter saat pemancangan minimal memiliki
1
bobot 2,5 kali dari beban penekanan tiang rencana.
4. Alat HSPD pada posisi rata horisontal. Pengaturan level sesuai dengan “alat nivo (level
indicator)” pada ruang operator dan pemeriksaan menggunakan waterpass yang
2
diletakan pada posisi chasis panjang (long-base) alat HSPD.
5. Tiang pancang diangkat dan di-setting pada alat HSPD dengan cara mengikat sling angkat 3
pada posisi marking untuk penegakan pada tiang pancang. 4
6. Untuk memastikan ketegakan tiang, lakukan pengecekan vertikalitas per-50cm penekanan 5
tiang dengan waterpass sampai ke kedalaman 2m. 6
7. Tiang pancang ditekan pada titik rencana fondasi secara menerus sampai kriteria 7
penekanan tiang terpenuhi.
8. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah antar pelat sambung.
1. Crane
9. Kondisi tiang sambungan consentris terhadap tiang yang akan disambung.
2. Vertical motion mechanism
10. Penekanan dihentikan saat nilai penurunan tiang akibat penekanan tiang sebesar 200% dari 8
3. Piling platform
beban rencana 2(dua) kali penekanan ≤ 20mm, atau mengacu pada persyaratan yang telah
4. Pile clamping box 9
ditetapkan.
5. Main cabin
11. Untuk tiang pancang yang didesain sebagai fondasi tiang friksi, maka pemancangan harus
6. Side piling installation set
mencapai kedalaman rencana.
7. Assistant cantilever
12. Pemotongan kelebihan tiang yang tidak tertanam harus rata dengan permukaan tanah
8. Cross motion & rotary mechanism / Short base
agar alat tidak membentur kepala tiang saat proses perpindahan alat HSPD.
9. Longitudinal motion mechanism / Long base
Pekerjaan Jacked-in – DO !

CLAMPING PILE BERAT ALAT


Gunakan penjepit (wedge)
tiang minimal 8 pcs dan
PASTIKAN TANAH
kondisi grip penjepit tidak DASAR CUKUP KUAT
DAN RATA
aus agar tekanan jepitan
lebih merata dan tidak
slip saat proses penekanan

PENAMPANG TIANG
Berat alat HSPD dan beban counter
saat penekanan minimal 2,5 kali
dari beban rencana penekanan

Dimensi tiang bulat sempurna agar tekanan penjepit


dapat merata
Pekerjaan Jacked-in – DON’T !

DILARANG! DILARANG! DILARANG!


Jumlah penjepit wedge hanya 4.
Resiko tiang retak melingkar
Berat total HSPD dan beban counter Gaya clamping berlebihan dan atau penampang
akibat tekanan penjepitan tidak
merata terangkat saat pemancangan. tiang oval
Berbahaya! Resiko tiang pancang retak
karena terpuntir saat alat HSPD
terangkat.

ALAT HSPD TERANGKAT


SAAT PENGUJIAN

Beban kontra Retak Serpihan


tidak cukup horisontal beton
DILARANG!
Penampang tiang lonjong.
Resiko tiang retak melingkar
akibat tekanan penjepitan
tidak merata

Tiang retak akibat Tiang remuk saat


proses clamping proses tekan akibat
yang tidak sesuai sudah adanya retak
Retak pada permukaan pada tiang
atau tiang tertanam
Pelaksanaan Tiang Metode Inner Bored

1. Aspek Geoteknik, profil tanah rencana titik pancang


sudah diidentifikasi dari hasil uji geoteknik untuk
menentukan kedalaman tiang pancang.
2. Aspek Material Tiang Pancang :
1. Tiang pancang sesuai dimensi, panjang, spesifikasi tiang.
2. Toleransi tebal badan tiang maksimal +20 mm.
3. Umur beton tiang pancang sudah mencapai minimal 14
hari.
4. Aksesoris friction cutter terpasang dengan tebal standar
12mm untuk mengatasi kondisi tanah N-SPT >30.
3. Pastikan tiang pancang dalam posisi tegak lurus (vertikal)
setelah auger dan screw dimasukkan kedalam badan tiang
pancang
Pelaksanaan Tiang Metode Inner Bored
4. Saat pengeboran lakukan monitoring dan pencatatan nilai
ampere-meter motor auger sebagai indikator tahanan
tanah. Data ini sebagai acuan yang harus dikorelasi dengan
data N-SPT tanah terdekat.
5. Bersihkan lumpur yang menempel pada screw dengan
cara disemprot air yang bertekanan.
6. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada
grooving/celah antar pelat sambung.
7. Kondisi tiang sambungan cosentris terhadap tiang yang
akan disambung.
8. Pekerjaan pengeboran dihentikan setelah proses grouting
cement milk pada bagian ujung bawah tiang sempurna di
kedalaman elevasi yang direncanakan.
9. Persyaratan grouting cement milk memiliki kekuatan minimal
15 MPa dengan rasio air terhadap semen W/C=0,6.
10. Aksesoris Auger dilepas setelah Tiang Pancang ditahan
dengan klem penggantung.
11. Klem penggantung dilepas setelah umur grouting mencapai
minimal 2 jam (set-up).
Add-on

Pengamatan Getaran (Jika Diperlukan)


Pengawasan Pemancangan
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (1/6)

1. Cek lokasi kegiatan sesuai dengan gambar kerja


2. Cek semua peralatan pemancangan
3. Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya
Persiapan

4. Tidak ada perubahan kesiapan kerja yang diajukan


5. Ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk semua kegiatan dan untuk
mengatasi kondisi kejadian khusus.
6. Adanya pengendalian keselamatan kerja
7. Ada kesiapan penanganan lingkungan
8. Penetapan titik referensi untuk elevasi pemancangan tiang pancang
9. Tentukan lokasi titik tiang pancang yang akan dipancang
10. Adanya pengajuan ijin pekerjaan (request) kepada Pengawas Pekerjaan
11. Cek utilitas bawah tanah tidak terganggu oleh pemancangan
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (2/6)

1. Cek sertifikat pabrik tiang pancang.


2. Kontrol diameter tiang pancang.
3. Cek jenis tiang pancang.
QC

4. Tentukan tiang yang akan dilakukan pengujian untuk mengetahui kedalaman


dan daya dukung dari fondasi tiang pancang.
5. Jumlah tiang pancang dan lokasi yang diuji sesuai dengan yang ditentukan
pengawas pekerjaan, mengikuti SNI 8460:2017
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (3/6)
Penempatan dan Penyetelan

1. Cek ketersediaan tiang pancang yang ada dilapangan.


Tiang Pancang

2. Cek penempatan tiang Pancang & posisi pemancangan sesuai gambar kerja
3. Cek penempatan alat pancang diatas ponton harus pada posisi pemancangan
tiang pancang dilakukan diatas perairan
4. Ada alat keselamatan kerja pada unit mesin pancang dan alat pemadam
kebakaran medium sesuai kebutuhan
5. Posisi tiang pancang (vertikal dan horizontal) tidak berubah arah dan tidak
melampaui batas toleransi (radius 75 mm dan kemiringan 1:50)
6. Jarak minimum sisi tiang ke sisi pile cap: 17,5 cm
7. Palu (hammer), topi baja, bantalan topi, dan tiang pancang harus terletak sumbu
yang sama (termasuk tiang pancang miring)
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (4/6)
Tahap Pemancangan

1. Titik pengangkatan tiang pancang sekitar seperempat panjang tiang


2. Penumbukan awal dilakukan dengan palu (hammer) jatuh bebas.
3. Cek jumah pukulan dan panjang pembenaman setiap 1m, 0.5m, 0.25 m
4. Kertas kalendering dipasang pada badan tiang pancang dan dilakukan pada 1.5 m
menjelang akhir pemancangan selesai
5. Catat bila ada kejadian khusus seperti penurunan yang tiba-tiba
6. Catat semua kejadian khusus yang terjadi pada saat pemancangan.
7. Catatan pemancangan harus lengkap sesuai dengan spesifikasi umum.
8. Cek kedalaman setiap tiang pancang yang masuk kedalam tanah.
9. Cek jumlah panjang pemancangan dibawah air (untuk area perairan)
PILING RECORD HSPD 180 T
Hal: .
Project name Pile number:

Segmental stage 1 2 3 4 5
Pile size (mm)

Pile length (m)

Casting date

Driving: installation date

Time (Start)

(Termination

Pile Penetration

No Pressure 2 cylinders 4 cylinders No Pressure 2 cylinders 4 Cylinders

(Mpa) ton Meter’s ton Meter’s (Mpa) Ton Meter’s Ton Meter’s

1 6.00 22.34 44.67 13 18.00 67.02 134.01

2 7.00 26.06 52.12 14 19.00 70.74 141.46

11 16.00 59.57 119.12 23 25.50 94.95 189.85

12 17.00 63.30 126.57 24 26.00 96.61 193.57

Pile Joint Welding Process:

Segmental Stage 1st – 2nd 2nd – 3rd 3rd – 4th 4th – 5th

Time (termination)

(AM/PM) (start)
Nama Proyek:
Kontraktor utama:
Piling subcontractor:
Tanggal pancang:

PILE DRIVING RECORDS

Pile Data Hammer Data

Pile Segment Bot (1) Mid (2) Tops (3) Piling area & Coordinate Maker

Pile dia. (mm) X Model

Pile length (m) Y Weight (ton)

Pile production S/N Z Pile cushion type

Casting Date Cushion thickness


Penetration Total blow Blow count Ram stroke (m) Penetration Total blow Blow count Ram stroke (m) Penetration Total blow count Blow count Ram stroke (m)
Depth (m) count depth (m) count depth (m)

0.5 15.5 31.0

1.0 16.0 31,5

~ ~ ~

2.0 17.0 32,5

2.5 17.5 33,0

Driving Final Set Data Driving dates & times Special Notes

Final Driving Depth (m) Driving date

Pile above ground level (m) Starting time

Final Set (mm/10 blow) Completion time

Rebound (mm/blow)

No hammer No rig:

Piling subcontract QC Officer Main contractor Company

Date: Date: Date: Date:


Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (5/6)
Tahap Perbaikan (jika ada)

1. Cek semua kerusakan atau cacat dalam (internal) tiang pancang, ketidaksesuaian
posisi dan elevasi yang ditunjukkan terhadap gambar.
2. Tiang pancang yang tidak memenuhi syarat (cacat) dan tidak dapat diterima oleh
pengawas pekerjaan dan harus diperbaiki sehingga memenuhi ketentuan oleh
penyedia jasa DILAKUKAN atas biaya KONTRAKTOR.
3. Cek perbaikan seperti yang ditentukan oleh pengawas pekerjaan akan mencakup
dan tidak terbatas pada approval pekerjaan.
Pengawasan Pelaksanaan Fondasi Tiang Pancang (6/6)
(jika masuk dalam lingkup pekerjaan)

1. Beton tiang pancang dikupas sampai pada elevasi yang ditentukan sehingga
beton yang tertinggal akan masuk ke dalam kepala tiang fondasi (pilecap)
Pemotongan Kepala Tiang

sepanjang 15 cm.
2. Untuk tiang pancang beton bertulang, baja tulangan yang tertinggal setelah
pengupasan harus cukup panjang sehingga dapat diikat ke dalam pilecap
(umumnya 40 diameter tulangan)
3. Pemotongan tiang pancang beton harus dilakukan dengan hati-hati untuk
mencegah pecahnya atau kerusakan lainnya pada tiang pancang.
4. Setiap beton yang retak atau cacat (visual) harus dipotong dan diperbaiki
dengan beton baru dan dipastikan menyatu dengan beton yang lama.
FAQ
FAQ (1/12)

Bagaimana Penentuan Jenis Tiang Pancang (tipikal):

Kondisi 1: terdapat lapisan keras di elevasi desain ujung tiang:

• Pada umumnya, daya dukung tiang pancang akan diperoleh dari


tahanan ujung tiang ditambah dengan friksi
• Panjang tiang dapat bervariasi, tergantung kedalaman lapisan keras
pendukung
• Pilih jenis tiang pancang yang dapat menembus lapisan keras dan tidak
mengalami kerusakan jika harus “hard drive” - beton prestressed atau
baja, cek tegangan dengan WEAP
FAQ (2/12)

Bagaimana Penentuan Jenis Tiang Pancang


(tipikal):

Kondisi 2: terdapat potensi tahanan friksi negatif


dengan tanah konsistensi sedang hingga keras di
lapisan lainnya:

• Gunakan steel-pipe polos atau


precast/prestressed concrete dengan lapisan
bitumen/aspal pada area tanah yang
memungkinkan terjadinya friksi negatif
FAQ (3/12)

 Dijumpai variasi lapisan tanah keras (suatu gejala geologi)


 Pembagian area/zona
 Pre-drilling (apa perlu pre-drilling??  lebih banyak mendatangkan
kesukaran daripada keuntungan)
FAQ (4/12)

 Hard driving (dapat terjadi oleh tanah yang sangat keras atau
hammer yang tidak dapat menghasilkan cukup energi)
 Jetting (?)
 Pre-drilling
 Lakukan WEA, periksa hammer dan properties tiang
 Jika terjadi akibat adanya lapisan pasir jenuh di ujung tiang, hal ini
mungkin terjadi akibat ‘pressure bulb’ di ujung tiang. Lakukan
pemancangan bertahap
 Jika terjadi akibat pemancangan kelompok tiang, tinjau ulang tahapan
pemancangan
FAQ (5/12)

 Soft driving (terjadi jika elevasi ujung tiang desain telah terpenuhi
namun ‘set’/kapasitas desain belum tercapai)
 Re-tap/re-drive sesudah min. 12 jam atau lakukan ‘trial-error’
 Do WEA, check hammer and pile properties

 Overdriving (dapat terjadi karena kontraktor ingin menghindari


pemotongan tiang)
 Okay, selama tiang tidak mengalami over-stressed yang dapat
mengakibatkan kerusakan permanen pada tiang.
FAQ (6/12)

 Alignment of piles (dapat terjadi akibat mis-alignment leader)


 Hentikan pemancangan, periksa leader hammer, cabut tiang (jika
memungkinkan) kemudian lanjutkan pemancangan
 Periksa spesifikasi lengkapnya.

 Adanya hambatan/obstruction di sekitar muka tanah


 Gali, pindahkan
 Jika muka air tanah tinggi, pre-drilling (?)
FAQ (7/12)

 Vertikal/heave atau pergerakan lateral terjadi saat


pemancangan kelompok tiang
 re-drive sesudah min. 12 jam atau lakukan ‘trial-error’
 Analisa dan ganti tahapan pemancangan
 Heave selalu perlu dipantau dan re-drive jika melampaui batas
tertentu
FAQ (8/12)

 Tiang retak horizontal saat easy-driving/driving


 Periksa alignment hammer & tiang
 PDA+CAPWAP, jika tegangan tarik tinggi, ganti hammer lebih berat
untuk menurunkan tinggi jatuh; dan jika tegangan tarik rendah, cek mutu
tiang

 Kepala tiang pecah


 PDA+CAPWAP, jika tegangan tekan tinggi, tambahkan cushion; dan jika
tegangan tarik rendah, cek mutu tiang
FAQ (9/12)

 Tiang pancang retak vertikal

DILARANG! PENCEGAHAN

Penggunaan sepatu
(shoe) masif pada
ujung tiang

Retak vertikal

Air / lumpur Ventilasi untuk


mengurangi
tekanan

Penggunaan tiang dengan tipe ujung


bawah terbuka pada lokasi tanah
sangat lunak dengan muka air tinggi.
FAQ (10/12)

 Tiang pancang patah di dalam tanah

DILARANG! PENCEGAHAN

Penggunaan tiang
Deteksi dini dengan
dengan tipe sepatu Penyelidikan Geoteknik
pensil pada lapisan yang cukup dan
tanah keras dengan penggunaan tipe sepatu
khusus sepeti mamira
kontur miring
shoe

Sepatu tipe
Hati-hati adanya lapisan tanah Mamira
keras dengan kontur miring
FAQ (11/12)

 Tiang pancang di lapisan batu

DILARANG! PENCEGAHAN PENCEGAHAN

Buat lubang dengan preboring


Pemancangan pada sampai menembus lapisan Pancang tiang hingga kriteria
lapisan timbunan batu berangkal/batu dangkal terpenuhi, kemudian celah
di sekitar permukaan dengan diameter lubang lebih antar rongga preboring dan
besar 2inch (50mm) dari tiang pancang diisi dengan
tanah
diameter tiang pancang material pasir.
FAQ (12/12)

 Tiang pancang kelompok masif


Alt 3
Alt 2

17 16 15 14 13

18 5 4 3 12

Jika ada struktur eksisting,


19 6 1 2 11 lakukan pemancangan pada
tiang terdekat struktur tersebut

20 7 8 9 10

21 22 23 24 25
PROBLEMS (?)
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN

Kerusakan Penyebab Pencegahan


Kepala tiang retak merata Konsentrasi tegangan tekan tinggi (overcompression) pada kepala 1. Gunakan cushion dari plywood/ multipleks pada kepala tiang.
tiang akibat: 2. Ganti cushion apabila sudah tidak elastis (highly compressed),
1. Cushion tiang kurang elastik akibat termampatkan dan sudah hangus atau terbakar saat pemancangan
berubah bentuk/terbakar sehingga tidak efektif mereduksi 3. Gunakan hammer berat dengan tinggi jatuh yang rendah
tegangan akibat tumbukan hammer (short stroke) daripada menggunakan hammer yang ringan
2. Penggunaan hammer dengan energi rendah dengan tinggi jatuh hamer yang tinggi (long stroke) untuk
mereduksi tegangan yang terjadi pada tiang
Kepala tiang retak miring Konsentrasi tegangan tekan tidak merata (eksentrisitas) akibat : 1. Drive cap dengan dimensi sesuai dipasang sesuai ukuran
1. Posisi tiang terhadap hammer tidak satu sumbu sehingga kepala tiang untuk memastikan kelurusan sumbu hammer
terjadi eksentrisitas saat pemancangan. terhadap sumbu tiang.
2. Ketebalan cushion yang tidak rata atau kondisi cushion tidak 2. Cek ketegakan tiang pancang dan leader hammer dengan
elastik akibat termampatkan, rusak dan terbakar waterpass untuk memastikan posisi sejajar vertikal.
3. Ganti cushion apabila sudah tidak elastis (highly compression),
sudah hangus atau terbakar.
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN

Kerusakan Penyebab Pencegahan


Pecah di dasar tiang Konsentrasi tegangan tekan tinggi (over compression) di sepatu 1. Gunakan metode preboring (?)
tiang akibat : 2. Gunakan cushion dari plywood/ multipleks pada kepala tiang
1. Dasar tiang ketemu lapisan tanah keras/boulder/batu untuk mereduksi tegangan pada tiang. Ganti cushion apabila
2. Cushion kurang tebal /tidak elastis akibat termampatkan atau sudah tidak elastis
rusak sehingga tidak efektif mereduksi tegangan akibat 3. Gunakan hammer berat dengan tinggi jatuh yang rendah
tumbukan hammer (short stroke) daripada menggunakan hammer yang ringan
3. Beton sepatu tiang rusak akibat jumlah pukulan yang berlebih dengan tinggi jatuh hammer yang tinggi (long stroke) untuk
mereduksi tegangan pada tiang.
Retak melingkar tiang Tegangan tarik berlebih yang terjadi pada badan tiang akibat : 1. Kurangi tinggi jatuh hammer saat awal di tanah lunak atau
1. Pemancangan dengan hammer yang terlalu ringan dengan saat peralihan dari lapisan tanah keras ke lapisan tanah lunak.
kecepatan jatuh hammer yang tinggi (long stroke) pada 2. Pastikan landasan pilling rig stabil saat pemancangan untuk
kondisi tahanan ujung yang sangat tinggi. mencegah leader berotasi.
2. Pemancangan pada kondisi ujung bebas 3. Pada pemancangan HSPD gunakan wedges/jepitan tiang
3. Kombinasi gaya geser (shear) dan tarik (tension) akibat tiang yang sesuai bentuk tiang
pancang terdorong ke arah horisontal saat pemancangan
4. Pada pemancangan HSPD dengan wedges yang kurang
KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN

Kerusakan Penyebab Pencegahan


Retak diagonal badan tiang Kombinasi tegangan tarik yang tinggi (overtension) dan moment 1. Drive cap tidak boleh sempit agar memungkinkan tiang
putar/torsi (torsional moment) pada badan tiang akibat : berotasi bebas saat tiang penetrasi ke tanah dan antisipasi
1. Driving cap pada kepala tiang terlalu sempit sehingga tiang pergerakan leader alat pancang.
tidak dapat berputar halus saat sudah masuk sebagian ke 2. Pastikan landasan pilling rig stabil saat pemancangan untuk
dalam tanah. mencegah leader ber-rotasi.
2. Driving cap pada kepala tiang pancang terlalu sempit
sehingga tiang mengalami puntir saat terjadi pergerakan atau
rotasi leader alat pancang
Retak vertikal badan tiang Tekanan besar pada sekeliling dinding tiang dari bagian dalam 1. Menyiapkan lubang ventilasi sekitar kepala tiang pancang
rongga (internal radial pressure) yang dapat ditimbulkan akibat untuk mengurangi tekanan dari dalam rongga tiang pancang
pemancangan tiang menggunakan tipe ujung bawah terbuka saat proses pemancangan.
(open ended) pada lokasi tanah sangat lunak/rawa. Akibat ruang 2. Penggunaan sepatu masif pada dasar tiang pancang
‘hampa’ saat proses pemancangan, air akan menekan rongga berongga
dalam tiang.
METODE PERBAIKAN TIANG

1. Potong sisi luar beton sedalam selimut beton dibawah posisi retak dengan jarak 40x
diameter PC bar
2. Bobok beton pada sisi yang diperbaiki dengan palu.
3. Bersihkan permukaan tulangan PC Bar dan spiral dari debu/ kotoran.
4. Pasang stoper grouting dari kayu di dalam rongga tiang pancang pada kedalaman 2x
diameter tiang
5. Setting pelat sambung pengganti yang sudah dipasang besi angkur pada tiang pancang
dengan memasukan PC Bar dari tiang ke lubang PC bar pada pelat sambung sebagai
pengarah.
6. Pasang pelat seng sebagai cetakan dinding melingkar sesuai diameter tiang
7. Pastikan permukaan pelat sambung dalam posisi rata dengan alat waterpass
8. Aduk grouting sesuai takaran dengan mixer elektrik sampai adukan merata & seragam.
9. Tuangkan material grouting kedalam cetakan dan rongga tiang sampai terisi penuh.
10. Buka cetakan setelah umur grouting minimal 3 hari
11. Potong PC Bar yang muncul di permukaan pelat sambung
12. Pemancangan dilakukan setelah kuat tekan grouting > kuat tekan beton tiang pancang
METODE PERBAIKAN TIANG
Tiang tidak
mencapai
kedalaman
rencana
Tiang
Mengalami
Heave
Tiang pada
area Lereng
Jarak antar Tiang
Negative Skin-Friction
Scan untuk donasi tim AoG

bit.ly/DonasiAoG2

Aksan KAWANDA
0811.851.613 aksan.geotech@gmail.com aksankawanda

Anda mungkin juga menyukai