Anda di halaman 1dari 1

Zahirah Azhar

Kelas 2 FKM

BENTUK BENTUK ILMU HADIST


1.HADIST QAULI
Yaitu segala yang disandarkan kepada Nabi SAW berupa perkataan atau ucapan
yang berisi berbagai tuntunan dan petunjuk syar'a, peristiwa, kisah-kisah, baik yang
berkaitan dengan akidah, syariah, akhlak maupun yang lainnya disebut hadist qauli.
2. HADIST FI’LI
Yaitu hadis yang berisi segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi SAW
seperti cara melaksanakan wudhu, shalat, haji dan lain-lain.
Hadist fi’li ini tidak diketahui langsung dari Nabi, tetapi melalui informasi yang
disampaikan oleh para sahabat. Ketika nabi melakukan sesuatu, sahabat
menyaksikan perbuatan tersebut kemudian menyampaikannya kepada sahabat
yang lain.
3. HADIST TAQRIRI
Ialah hadist berupa ketetapan Nabi terhadap apa yang datang atau yang dilakukan
oleh para sahabatnya dan di konfirmasi oleh Nabi.
Abdul Wahhab Khalaf dalam bukunya ‘Ilm Usul al-Fiqih menyatakan bahwa
hadist taqriri adalah penetapan Rasulullah atas sesuatu yang dilakukan sahabat,
baik berupa perkatan atau perbuatan dengan cara mendiamkannya, tidak
menunjukkan tanda-tanda ingkar, menyetujui,dan menanggapinya dengan baik.
Diam disini berarti bentuk membenarkan.Salah satu contoh hadist taqriri adalah
hadist tentang tayamum
4. HADIST AHWALI
Yaitu hadist yang berupa hal ihwal Nabi yang berkenaan dengan keadaan fisik,
sifat-sifat dan kepribadiannya. Ada dua hal yang tergolong dalam kategori
hadist ahwali, pertama adalah hal-hal yang bersifat psikis dan personalitas yang
tercermin dalam sikap dan tingkah laku keseharian beliau, seperti cara bertutur
kata, makan, minum, berjalan, menerima tamu, bergaul bersama masyarakat, dan
lain-lain. Kedua, hal-hal yang berkaitan dengan fisik Nabi misalnya tentang wajah,
warna kulit, dan tinggi badannya.
5.HADIST HAMMI
Berisikan cita-cita Nabi disebut dengan hadist hammi, yaitu hadist yang berupa
hasrat Nabi yang belum terealisasikan. Hadist hammi belum terwujud, tetapi masih
berbentuk keinginan yang pelaksanaannya akan dilakukan pada masa sesudahnya.
Oleh sebab itu, hadist hammi ini bukan perkataan, perbuatan, persetujuan, atau
sifat-sifat Nabi. Tetapi, perbuatan yang akan dilaksanakan Nabi pada maa-masa
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai