Anda di halaman 1dari 76

1

BETON
Terdiri atas:

SEMEN
AIR
AGREGAT KASAR
AGREGAT HALUS
ADMIXTURE (bahan kimia)
BAHAN TAMBAH (fly ash, pozzolan)

AIR

SEMEN

2
BETON
Semen
Pasta
Air
Mortar
Fine aggr. ( Pasir )
Beton

Coarse aggr.( Split )

Kekuatan beton tergantung dengan


faktor air semen ( f.a.s )
3
Tujuan pencampuran
bahan beton dengan Diharapkan apabila
Komposisi tertentu adalah
Mengeras akan
Mudah transport Didapat
Mudah penangananan
Mudah dipadatkan Kuat dan Awet
Mudah pengerjaan akhir

4
Keunggulan dan kelemahan beton sebagai
bahan konstruksi

Keunggulan beton Kelemahan beton


▪ Mudah dalam pencampuran ▪ Bentuk yang sudah dibuat sulit untuk
diubah
▪ Dapat dibentuk sesuai dengan keinginan
▪ Diperlukan pelaksanaan dengan
▪ Mampu menahan beban tekan yang ketelitian yang tinggi
berat
▪ Memerlukan masa curing yang cukup
▪ Tahan terhadap temperatur tinggi lama
▪ Biaya pemeliharaan rendah ▪ Berat isi besar
▪ Daya pantul suara besar
▪ Memerlukan acuan
▪ Kuat Tarik kecil dibanding kuat tekan
▪ Apabila terjadi kegagalan, sulit untuk
perbaikannya
5
• Mudah dikerjakan
• Tidak bleeding
Workability • Tidak segregasi
3 KRITERIA UTAMA MUTU BETON • Adukan seragam
3 KRITERIA UTAMA
(homogen) pada
konsistensi tertentu
MUTU BETON

Kekuatan • Memenuhi kekuatan


(mutu) yang
(strength)
disyaratkan

• Layan selama umur


rencana
Keawetan • Tahan cuaca
(Durability)
• Mutu dapat
dipertahankan
selama umur
rencananya
6
tan
dukan
rus WORKABILITY W
kan
ang Faktor-faktor yang berpengaruh :
an -Jumlah air
i -Tipe agregat dan gradasi
Slump =...?
-Kehalusan semen
-Bahan tambah D
Dengan
-Waktu, peralatan
suhu penguapan, ya
proses hidrasi
yang tersedia, adukan b
m
beton segar harus
Slump =...? (
memiliki kelecakan Slump =...?
(nilai slump) yang Faktor-faktor yang berpengaruh : 7
KEKUATAN BETON
(Pada umur tertentu)
Pengujian mutu kekuatan
tekan beton (destructive)

Kubus beton 15x15x15 cm3


Silinder beton 150 mm – 300 mm

Balok beton untuk uji kekuatan lentur

Pengujian mutu kekuatan beton (non destructive) 8


Seminar Bangunan Konstruksi Beton
9
Seminar Bangunan Konstruksi Beton
DURABILITY
AWAL AKHIR

Umur rencana pelayanan

Mutu kekuatan Mutu kekuatan Mutu kekuatan


=....? =....? =....?
Faktor-faktor yang berpengaruh:
-Kondisi lingkungan dan iklim
-Faktor air-semen
-Kadar semen
-Zat-zat tertentu dalam beton
-Permeabilitas beton
-Perawatan beton
10
(Min. 100% + Margin) (= 100% + Margin)
Kuat Tekan Kuat Tekan Kuat Tekan Perlu/Target ed mean strength
DMF Perlu (fcr)

Kuat Tekan Karakteristik


/Specified strength
Kekuatan Tekan (N/mm2)

(fc’)
Margin

Kuat Tekan
Karakteristik
Margin
Kuat Tekan (= 100%)
JMF

(Min. 90%
Kuat tekan
perlu)
Kekuatan Tekan Beton
(N/mm2)

3 7 28

Umur (hari)

11
12
13
14
15
16
• Faktor air semen tidak diubah
• Perbandingan antara jumlah semen dengan air tetap
• Sand/Agregat rasio tidak diubah
• Jumlah agregat halus dibanding dengan jumlah
agregat secara total tetap

17
JENIS SEMEN YANG UMUM
DIPAKAI DI INDONESIA

SEMEN TYPE I
( Semen biasa )

SEMEN TYPE II
( Semen tahan sulfat sedang )

SEMEN TYPE V
( Semen tahan sulfat tinggi )

BLENDED CEMENT
( Semen yang dicampur dengan pozzolan )
Dapat menjadi pengganti type II & V
18
BAHAN TAMBAH MINERAL

19
20
21
4 JENIS KONDISI AGREGAT

22
• Memperbaiki kualitas beton dan menjadikan beton lebih awet terhadap
agresi kimia
• Menjadikan beton lebih tahan terhadap aus karena lalu lintas dan lebih
kedap air
• Reaksi kimia pada beton terjadi pada pengikatan dan pengerasan
beton tergantung pada pengadaan airnya, sehingga perlu adanya
jaminan bahwa air masih tertahan atau jenuh untuk memungkinkan
kelanjutan reaksi kimia
• Penguapan menyebabkan beton kehilangan air sehingga terhenti
proses hidrasi dengan konsekuensi berkurangnya peningkatan
kekuatan

23
24
25
SALAH
DESAIN

LINGKUNG- KESALAHAN
AN PELAKSANA-
(BANJIR ) AN

KERUSAKAN
STRUKTUR
BETON
(GEDUNG,
JEMBATAN,
JALAN)
TIDAK
ADANYA BEBAN
PEMELIHA- BERLEBIH
RAAN

GEMPA

26
KIMIA FISIK

KERUSAKAN
BETON

PENURUNAN
MEKANIS MUTU BAHAN

27
Survei

Metoda
Penguji-
perbaik-
an an
TAHAPAN
Kerusak- IDENTIFIKASI
an beton KERUSAKAN
BETON
Kerusakan,
penurunan Kondisi
mutu dan struktur
penyebab-
nya Faktor
durabili-
tas

28
JENIS KERUSAKAN STRUKTUR JEMBATAN YANG UMUM
KOROSI BAJA
TULANGAN

BOCOR • Chloride
• Karbonasi

RETAK
RETAK NON
STRUKTURAL STRUKTURAL
• Beban berlebih
• Vibrasi
• Gempa
• Susut
• AAR

TULANGAN
SPALLING STRUKTURAL KOROSI

• Korosi baja tulangan • Tulangan tidak diberi


• tumbukan coating
• Chloride
• air

KOROSI LANTAI SCALING


PERMUKAAN
• Tidak ada BETON
waterproofing
• Chloride • Erosi
• air • Abrasi
• Garam

29
Penyebab kerusakan
struktur beton secara
umum

Beton Korosi baja tulangan

mekanis Kimia Fisik Api Karbonasi Kontaminasi


korosi

• Abrasi • Reaksi alkali • Lingkungan • Kandungan • Kandungan


• Fatik agregat

Kebakaran
(daerah pantai ) dan jenis chloride
• Tumbukan • Bahan agresif • Susut semen • Air laut
• Beban (sulfat, • Erosi • FAS • Kontaminasi
berlebih garam) • penggunaan • Curing lainnya
• Pergerakan • Aksi • Cuaca
• vibrasi lingkungan • kelembaban

30
PENYEBAB KERUSAKAN BETON
AKIBAT DESAIN, PELAKSANAAN,
PEMELIHARAAN DAN OPERASIONAL

retak

Mutu beton Salah desain


Retak dan bocor rendah

Retak pada Korosi baja


lantai Salah
tulangan
pelaksanaan

spalling
Selimut beton
tidak memadai
scaling Beban berlebih

31
Dampak desain struktur terhadap resiko retak
Faktor desain Dampak terhadap Faktor desain Dampak terhadap
struktur retak struktur retak
Diameter tulangan dan
Tebal pelat terlalu tipis
jarak terlalu besar

Selimut beton terlalu


tipis

32
MASALAH PADA PELAKSANAAN YANG JELEK

FAKTOR YANG MENYEBABKAN


PELAKSANAAN YANG JELEK DAMPAK
RETAK
Penambahan air pada beton untuk Mengurangi kekuatan beton
Meningkatnya retak susut dan susut
meningkatkan workability (nilai Settlement meningkat
plastis settlement
slump)
Suhu naik dan perbedaan suhu di
susut pada saat pengeringan
dalam dan luar meningkat
Menambah kadar semen dibanding meningkat
menambah air
Volume pasta semen naik
Gaya akibat suhu

Kekurangan hidrasi semen


Susut meningkat pada saat tersebut
Curing yang tidak memadai
Pengurangan kekuatan dan mutu beton rendah

Meningkatnya settlement

Bekisting yang tidak baik, kurang Kurangnya support pada waktu


Beton retak akibat beban sendiri
pemadatan dan cara pengecoran beton setting (mulai mengeras)
sebelum terjadinya kekuatan untuk
serta sambungan konstruksi yang
itu
salah Sambungan terbuka pada bagian
struktur dengan gaya yang besar
33
Retak
flexural

Retak
Lendutan diagonal
berlebihan Kondisi pada daerah
struktur yang geser
berbahaya
akibat beban
berlebih
Ikatan geser
Spallling runtuh (rebat
pada selimut splitting)
beton kolom

Kehancuran
daerah tekan

34
35
KERUSAKAN BETON

BETON SEGAR BETON KERAS

Sebab2 fisik
Deformasi plastis

kimia

Perancah/bekisting
Struktur bergerak Suhu

Sebab2 struktural

36
PENYEBAB KERUSAKAN

BETON SEGAR BETON KERAS

Deformasi plastis Pergerakan struktur pada


• Susut waktu pelaksanaan
• settlement • Bekisting, perancah
• subgrade

37
PENYEBAB KERUSAKAN

BETON SEGAR BETON KERAS

FISIK KIMIA SUHU STRUKTURAL

• Agregat susut • Serangan kimia • Suhu yang naik • Beban berlebih


• Susut kering • Alkali agregat turun • Tumbukan
• Retak yang reaksi • Kontraksi akibat • Rangkak
menyebar • Karbonasi semen suhu pada • Desain
(crazing) • Korosi baja waktu awal pembebanan
tulangan

38
keropos

KERUSAKAN BETON
Gompal / spalling

JENIS – JENIS
scaling

retak

Korosi baja tulangan, chloride, AAR

Mutu beton rendah dan lendutan


39
KEROPOS

40
SPALLING

• Pada lingkungan pantai (pesisir) yang dekat


laut, merupakan daerah dengan kondisi
konsentrasi garam tinggi (chlorides) yang
memicu struktur beton.

• Apabila chloride ini masuk ke dalam beton,


akan terjadi proses selimut beton yang pasif
dimana selimut beton tidak dapat melindungi
tulangan, yang mengakibatkan karat, profil
tulangan membesar, dan akhirnya pecah.
Struktur beton mengalami spalling

41
SPALLING AKIBAT TUMBUKAN
KENDARAAN TINGGI
BERLEBIHAN

42
scaling

43
Delaminasi pada box culvert

Sambungan pelaksanaan

44
• Susut agregat
• Susut dini
FISIK • Retak menyeluruh
(crazing)

BETON • Korosi baja tulangan


• AAR
KERAS KIMIA • Susut akibat
karbonasi semen

• Suhu luar yang


JENIS – JENIS bervariasi
RETAK SUHU • Kontraksi eksternal
• Perbedaan suhu
dalam dan luar

• Beban berlebih
STRUKTURAL • Rangkak
• Beban rencana

• Susut plastis
PLASTIS • Settlement pastis
BETON SEGAR

• Bekisting bergerak
PELAKSANAAN • Sub-grade bergerak
45
RETAK

A. Plastic settlement (setelah pemadatan, sebelum


terjadinya pengikatan awal)
B. Susus plastis (sebelum pengikatan awal, sebelum
waktu curing dilaksanakan)
C. Kontraksi dini akibat suhu (terbentuk pada 1 hari
sampai 2 atau 3 minggu setelah pengecoran)
D. Susut kering (terbentuk beberapa minggu atau bulam
setelah pengecoran)
E. Crazing (retak yang tidak beraturan)
F. Korosi baja tulangan
G. Alkali-Agregat Reaksi (AAR) – ciri retak pada daerah
beton yang memudar warnanya, mengikuti jalur baja
tulangan)
H. Retak Tarik [pada daerah momen
I. Retak pada daerah gaya lintang

46
Proporsi campuran beton terhadap retak dini
Sifat material Dampak terhadap retak Sifat material Dampak terhadap retak

Fas terlalu tinggi


Slump
atau rendah

Kadar semen Kuat tekan beton

Modulus
Kadar air
elastisitas

Jumlah agregat Rangkak (creep)

Kadar udara Panas hidrasi

Jenis semen Koefisien ekspansi


terhadap suhu
Bahan tambah Penyerapan beton
kimia (admixture) terhadap suhu
Bahan tambah
kimia

Fiber reinforcement
47
Dampak pelaksanaan beton terhadap resiko retak
Metode pelaksanaan Dampak retak Metode pelaksanaan Dampak retak

Suhu udara rendah Curing yang tidak


atau tinggi memadai

Kelembaban relatif yang Pemadatan yang tidak


rendah sempurna

Kecepatan angin

48
a. retak

b. Spalling (gompal)

PROSES
TERJADINYA
KERUSAKAN AKIBAT
KOROSI/KARAT c. Delaminasi
PADA BAJA
TULANGAN

d. Dampak pada bagian ujung


struktur

49
KARAT BAJA TULANGAN

50
Akibat Penyebab

Bocor Desain
Cacat Material
settlement Pelaksanaan

Lendutan
Beban berlebih
Pecah/sobek
Serangan kimia
Kerusakan Gempa
Gompal/spalling
Kebakaran

Memisah

retak Erosi
Korosi baja tulangan
delaminasi Penurunan mutu Reaksi Alkali agregat
Sulfat
Karbonasi
scaling
51
Spalling akibat baja
tulangan korosi
52
53
Karbonasi
KERUSAKAN PASCA PELAKSANAAN

• Korosi baja tulangan


• Aksi agresif kimia (karbonasi, sulfat, chloride)
• Cuaca
• Beban berlebih
• Kelembaban
• Bencana alam
• kebakaran

54
Retak flexural

Retak
Lendutan
diagonal pada
berlebihan
Kondisi daerah geser
struktur yang
berbahaya
akibat beban
berlebih
Ikatan geser
Spallling pada runtuh (rebat
selimut beton splitting)
kolom

Kehancuran
daerah tekan

55
56
FAKTOR PENYEBAB KONDISI
BERBAHAYA

EKSTERNAL INTERNAL

• Beban berlebih akibat beban • Perubahan dimensi akibat


mati, beban hidup, beban angin, • Penetrasi kelembaban (beton
gempa yang kurang tidak kedap)
diperhatikan dalam desain • Perubahan suhu
• Komponen struktur bergeser
• Terjadinya differential horizontal
settlement pada fondasi • Perubahan volume/dimensi
akibat aksi kimia

• Tidak kuat pada bagian momen


dan geser
57
KEMUNGKINAN PENYEBAB KERUSAKAN
PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI

• Desain yang tidak baik


• Detail desain yang jelek
• Perhitungan lendutan yang salah
• Desain sambungan pada elemen panel pracetak
• Salah perkiraan dimensi dalam desain

58
KERUSAKAN AKIBAT
PELAKSANAAN RETAK SUSUT

• Curing yang
terlambat

• Penguapan dini
(Tingkat
penguapan pada
waktu pengecoran
> 1 kg/m2/jam)
59
Kelembaban Temperatur beton, 0C
relatif (persentase)

CARA PENGGUNAAN GRAFIK :

1. Masukan temperature udara, geser ke


atas sampai kelembaban relatif yang ada
2. Geser ke kanan sampai pada temperature
beton
3. Geser ke bawah sampai kecepatan
angina
4. Geser ke kiri, kemudian baca tingkat
penguapan yang terjadi

T = 0,1 Tc + 0,6 TA + 0,3 TW


Dimana:
Temperatur udara, 0 C Kecepatan
T = temperatur beton
angin km/jam
Tc = temperatur semen
Ta = temperatur agregat
Tw = temperatur air

Tingkat penguapan kg
(m2/jam)
KOMBINASI dari temperatur yang tinggi,
angina dan kelembaban yang rendah akan
menghasilkan kondisi yang bermasalah
pada waktu pengecoran beton dan
penyelesaiannya 60
KERUSAKAN BETON

BETON SEGAR BETON KERAS

Deformasi Sebab2 fisik


plastis

kimia
Perancah/bekis
ting Struktur
bergerak Suhu

Sebab2
struktural
61
PENYEBAB KERUSAKAN

BETON SEGAR BETON KERAS

Deformasi plastis Pergerakan struktur pada


• Susut waktu pelaksanaan
• settlement • Bekisting, perancah
• subgrade
62
Retak susut plastis

63
MEKANISME RETAK SUSUT AKIBAT
PENGUAPAN

Penguapan

Tipikal pelat

64
Proses settlement

Proses awal
retak

rongga

Setelah beberapa jam


65
PROSES RETAK AKIBAT
SETTLEMENT
Elevasi awal beton pada waktu
pengecoran
Perkiraan lokasi
Retak settlement tulangan

Rongga di bawah
tulangan
Pada waktu air ke permukaan, volume beton berkurang

66
Beton baru
Retak pada pelat pada bagian
sambungan

Pembongkar
an perancah
sebelum
beton
mengeras

67
Air hilang Retak susut
melalui plastis
penguapan

Kehilangan air karena penguapan menyebabkan volume beton


berkurang. Jika tertahan, maka akan timbul gaya Tarik, yang
menyebabkan retak

68
PENYEBAB KERUSAKAN

BETON SEGAR BETON KERAS

FISIK KIMIA SUHU STRUKTURAL

• Agregat susut • Serangan kimia • Suhu yang • Beban


• Susut kering • Alkali agregat naik turun berlebih
• Retak yang reaksi • Kontraksi • Tumbukan
menyebar • Karbonasi semen akibat suhu • Rangkak
(crazing) • Korosi baja pada waktu • Desain
tulangan awal pembebanan

69
Desain dan
penggambaran

Panduan Kondisi
SUSUT BETON
pelaksanan curing

Lamanya
FAS
Tidak ada curing
Ikatan antara
Semen agregat dengan Suhu
pasta

Bahan tambah Kelembaban


(admixture) relatif

Sifat-sifat
Agregat Angin
elastis

Ketebalan
konsentrasi teoritis
70
Penghambat
Pemicu korosi
terjadinya korosi
• Oksigen
• Mutu beton yang
• Air
tinggi
• Aliran listrik
• pH tinggi (alkali)
• Faktor kimia
• Selimut beton
• Lingkungan yang
cukup untuk
menurunkan pH
proteksi terhadap
menjadi rendah
tulangan
• Klorida (Chlorides)

71
Kapasitas elemen struktur beton akibat korosi pada baja tulangan
dan retak pada beton akan mengurangi momen lentur dan didapat
bahwa dengan 1,5% korosi merupakan titik awal penurunan
kapasitas elemen struktur beton dan pada korosi 4,5 % beban
ultimit berkurang 12 %

Kehilangan profil

72
Kondisi lingkungan Lebar retak yang
dizinkan
Udara kering, diberi lapisan 0,41
proteksi
Lembab, tanah 0,30
Air laut, kondisi kering dan 0,15
basah bergantian
Struktur yang menahan air 0,10

% chloride (Cl) terhadap


Kondisi daya layan
berat semen
Beton pratekan 0,06
Beton bertulang dalam lingkungan
0,10
lembab dan adanya chloride
Beton bertulang dalam lingkungan
0,315
lembab tanpa chloride
Gedung dalam kondisi kering Tidak ada batasan

73
74
75

Anda mungkin juga menyukai