R. KARLINASARI
BEKASI, 11 DESEMBER 2022
.
POKOK PEMBAHASAN
OPRIT JEMBATAN :
Tinggi timbunan pada saat pelaksanaan umumnya tidak akan sama dengan tinggi timbunan yang direncanakan.
Tinggi pada saat pelaksanaan haruslah lebih tinggi dari tinggi rencana, hal ini dimaksudkan untuk menambah tinggi
yang hilang akibat adanya penurunan tanah dasar yang disebabkan berat timbunan itu sendiri. Tinggi timbunan
pada perencanaan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tinggi timbunan rencana, tinggi timbunan pelaksanaan dan
tinggi timbunan kritis.
1. 𝐻𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝐻𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑆𝑐
Keterangan :
H akhir : Tinggi Timbunan Akhir
H awal : Tinggi Timbunan Awal
Sc : Total penurunan tanah akibat timbunan H
Perencanaan Tinggi Timbunan Kritis
3. Tinggi kritis merupakan merupakan tinggi maksimal dari timbunan yang dapat dilaksanakan berdasarkan dari
kemampuan daya dukung tanah dasar menerima beban timbunan setinggi yang dilaksanakan. Tinggi timbunan
kritis merupakan tinggi yang menyebabkan stabilitas timbunan mendekati kurang dari angka keamanan yakni 1.
𝑐𝑢 ∗ 5.14
H kritis =
Unit weight timbunan ∗ SF
Area Tanah Lunak DB 2+949
Area Tanah Lunak DB 2+949
sebagai berikut :
H Kritis = (Nc*Su) / ( timbunan*SF)
= (Nc*(7*NSPT)) / ( timbunan*SF)
= 179.9 / 27
=6.66 m
= (Nc*(7*NSPT)) / ( timbunan*SF)
= 143.92 / 27
= 5.33 m
STA 2+950
PERHITUNGAN TINGGI KRITIS
Cross section pada pemodelan Plaxis menggunakan data Cross Sta. 2+950
dengan tinggi timbunan +/- 3.2 meter, tanah dasar dengan NSPT 5 dan Su = 5 N maka :
Soil Stratigraphy
Layout Soil
Investigation
k c f Eref
No SOIL TYPE
(m/day) (kN/m³) kPa ( o) kPa
1 LTP (Sirtu) 8.64E-01 19 1 35 35000
2 CLAY N= 3 4.50E-03 14 12 10 3000
3 CLAY N= 5 4.50E-03 16 18 16 5000
4 SILTY CLAY N= 10 3.90E-04 17 28 26 10000 Soil Design Parameters
5 SILTY SAND N= 16 8.60E-02 17 4 30 16000
6 CLAYEY SILT N= 8 4.50E-03 16 18 16 8000
7 Backfill 8.60E-02 18 5 25 11000
Step 2 Injection of
cement grout
This method of soil improvement using KGM or CMC also has the
following advantages:
Does not cause vibration during installation so that it does not
disturb the surrounding environment.
The installation process produces relatively little waste material.
D E TA I L P E N A N G A N A N K G M U B S R A G I B A R U
Detail Soil Improvement KGM at Approach Bridge Sragi Baru
Soft clay
Medium clay
Stiff clay
Medium dense sand
18
Piezometer PZ III.22
Layout Soil
Investigation
Hasil data monitoring Piezometer PZ III.22 pada lokasi penelitian tidak ada data yang didapatkan dikarenakan instrument piezometer pada
lokasi penelitian rusak pada saat konstruksi timbunan
0 0
-1 -1
-2 -2
TOP VIEW
-3 -3
300
250
Layout Soil
Investigation
-4 -4
-5 -5 200
-6 -6 150
-7 -7 100
-8 -8 50
-9 -9
0
-50
-300
-250
-200
-150
-100
50
100
150
200
250
300
-10 -10
-50
KEDALAMAN (M)
KEDALAMAN (M)
-11 -11
-100
-12 -12
-150
-13 -13
-200
-14 -14
-17 -17
05/07/2018 06/07/2018 07/07/2018
-18 -18
08/07/2018 09/07/2018 10/07/2018
-19 -19 11/07/2018
-20 -20
-21 -21
-22 -22
-23 -23
-50
-50
-300
-100
-250
-100
-250
-200
-150
-300
-200
-150
0
0
50
50
100
150
200
250
300
100
150
200
250
300
Hasil data monitoring Inclinometer Inc 25 pada lokasi penelitian terakhir dilakukan pengukuran per tanggal 11 Juli 2018 adalah sebesar
62.6 mm pada arah sumbu A+ yang terjadi pada kedalaman 0.5 meter.
Data Instrumentasi oleh Geotekindo, 2018
21
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Pada zona transisi antara perbaikan tanah lunak dengan abutment Jembatan yang
merupakan area oprit perlu dilakukan penanganan khusus.
2. Perbaikan pada oprit bisa dilakukan misalnya dengan pile embankment ataupun
rigid inclusion
3. Perbaikan tanah dengan Rigid Inclusion atau Modular Grout Column (KGM) /
Controlled Modulus Columns (CMC) yang telah dilakukan di oprit Jembatan Sragi
Baru Pemalang - Batang Toll Road Project telah dapat dilakukan.
4. Dengan metode perbaikan tanah KGM ini SF embankment bertambah hingga
mencapai FK = 1.6.
5. Dengan metode perbaikan tanah KGM ini dapat mereduksi settlement hingga 62
cm.
6. Bearing capacity tanah juga meningkat.
2. ANALISA STABILITAS DAN ANALISA DEFORMASI ARAH
LONG SECTION PADA OPRIT
Case : Jemb. KA Cibitung Cilincing , STA 21+275 Klaten Sol Yog Tol
JU REL KA
STA 3+450
JU REL KA
STA 3+450
ANALISA STABILITAS TIMBUNAN
LONG SECTION – P10 JU REL KERETA API
1.1 DESKRIPSI SINGKAT
Laporan ini berisi resume analisa stabilitas timbunan long section P10 JU Rel KA Proyek Jalan Tol
Cibitung – Cilincing Seksi 1, tinggi timbunan ± 12.86 m. Asumsi analisa dengan dimensi abutment, konfigurasi
borepile berdasarkan dimensi jembatan lama. Posisi abutment berada pada tanah timbunan dengan
kedalaman borepile sesuai kedalaman actual dilapangan. Pada analisa long section dilakukan analisa dengan
penanganan sesuai analisa cross section sebagai berikut:
1) Replacement 2 meter ; Platform padas 3 meter ; Geotextile PET 100 2 lapis dan Kemiringan lereng 1V :
2H
2) Cerucuk Minipile 25x25cm Int. 1.2m ; Platform padas 1m ; Geotextile PET 100 2 lapis dan Kemiringan
lereng 1V : 2H
1.2 Layout plan & Profile Sebelum dan sesudah ju rel kereta api
Soft
Medium Replacement 2m +
Hard Platform Padas 3m
Hard
Dense
Hard
Very Stiff Very Dense
Very Dense Dense
Very Dense
Dense
Dense
Bending Moment
531.55 kNm/m
Moment Plaxis < Moment Allpile
531.55 x 5 < 3480 kNm
2657.75 kNm < 3480 kNm OK!
3.5 TITIK MONITORING SETTLEMENT
C
3.5 TITIK MONITORING SETTLEMENT
Settlement
Tahapan
Total Hari (m)
Pelakasanaan
Point A Point B Point C
Akhir Konstruksi 302 0.336 0.312 0.063
Service Load 303 0.341 0.314 0.065
Konsolidasi 1 tahun 668 0.368 0.353 0.088
Konsolidasi 3 tahun 1398 0.369 0.353 0.088
Konsolidasi 10 tahun 3953 0.369 0.353 0.088
Konsolidasi 50 tahun 18553 0.369 0.353 0.088
Selisih Akhir Konstruksi – 1 tahun 0.032 0.041 0.025
Selisih Akhir Konstruksi – 10 tahun 0.033 0.041 0.025
3.1 PERMODELAN PLAXIS
Soft
Medium
Hard Cerucuk Minipile
Hard 25x25cm, Int. 1.2m
Dense
Hard
Very Stiff Very Dense
Very Dense Dense
Very Dense
Dense
Dense
Bending Moment
360.06 kNm/m
Moment Plaxis < Moment Allpile
360.06 x 5 < 3050 kNm
1800.3 kNm < 3050 kNm OK!
3.5 TITIK MONITORING SETTLEMENT
C
3.5 TITIK MONITORING SETTLEMENT
Settlement
Tahapan
Total Hari (m)
Pelakasanaan
Point A Point B Point C
Akhir Konstruksi 302 0.246 0.07 0.067
Service Load 303 0.249 0.073 0.07
Konsolidasi 1 tahun 668 0.273 0.095 0.092
Konsolidasi 3 tahun 1398 0.274 0.095 0.092
Konsolidasi 10 tahun 3953 0.274 0.095 0.092
Konsolidasi 50 tahun 18553 0.274 0.095 0.092
Selisih Akhir Konstruksi – 1 tahun 0.027 0.025 0.025
Selisih Akhir Konstruksi – 10 tahun 0.028 0.025 0.025
4. Matriks perbandingan alternatif penanganan P10 ju rel ka STA. 3+450
Berikut adalah Profile titik soil investigation analisis Sta 21+275 DB 21+315 B
DATA SOIL INVESTIGATION
GWL -2.2 m
BEBAN GEMPA
STANDAR ACUAN
BEBAN GEMPA
( Sumber : SNI 8460:2017 : Persyaratan Perancangan Geoteknik )
Kriteria Perancangan Gempa Berdasarkan Peruntukan Infrastruktur
Berdasarkan Buku SNI 8460:2017 mengenai persyaratan perancangan geoteknik halaman 133 yaitu:
Pengaruh beban gempa diperhitungkan jika lereng galian atau timbunan direncanakan dibangun di dekat
area pemukiman atau dibangun dengan kriteria kepentingan strategis yaitu dengan kondisi tidak boleh
mengalami keruntuhan atau terputusnya lajur transportasi setelah terjadi gempa rencana. Gempa
rencana untuk lereng galian dan timbunan ditetapkan dengan periode ulang 500 tahun dengan
mengacu pada peta gempa yang terdapat pada surat edaran Menteri Pekerjaan Umum No.
12/SE/M/2010.
BEBAN GEMPA
STANDAR ACUAN
BEBAN GEMPA
( Sumber : SNI 8460:2017 : Persyaratan Perancangan Geoteknik )
BEBAN GEMPA
STANDAR ACUAN
BEBAN GEMPA
( Sumber : SNI 2833 : 2016 : Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa )
BEBAN GEMPA
STANDAR ACUAN
BEBAN GEMPA
( Sumber : SNI 8460 : 2017 : Persyaratan Perancangan Geoteknik)
BEBAN GEMPA
STANDAR ACUAN
BEBAN GEMPA
( Sumber : SNI 2833 : 2016 : Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa )
BEBAN GEMPA
STANDAR ACUAN
BEBAN GEMPA
( Sumber : SNI 2833 : 2016 : Perencanaan Jembatan Terhadap Beban Gempa )
PERHITUNGAN NILAI MAGNITUDE
Gambar Peta Model Sesar (Seismotektonik) untuk wilayah rencana jalan Tol Yogya Solo
BEBAN GEMPA
STANDAR ACUAN
PETA GEMPA PSHA
Sta 8+600
Sta 20+000
Nilai PGA pada Periode Ulang 500th Sta 0+000 - 8+600 adalah 0.32 – 0.34,
Sta 8+600 - 20+000 adalah 0.34 – 0.36
BEBAN GEMPA
STANDAR ACUAN
PETA GEMPA DSHA
Sta 20+000
Nilai Percepatan Puncak PGA Sta 20+000 - 22+300 adalah 0.32 – 0.34
Penentuan Kelas Situs
Bor Hole = DB STA 21+315 A
N-rata-rata = 14.94
Penentuan Nilai Fpga
PGA = 0.33
Kelas Situs = Tanah Lunak (SE)
Fpga = 1.11 (Rumus Interpolasi Linier pada Tabel diatas)
PGA = 0.33
Kelas Situs = Tanah Sedang (SD)
Fpga = 1.17 (Rumus Interpolasi Linier pada Tabel diatas)
Penentuan Nilai kh
Koefisien percepatan horizontal diambil dengan formulasi sebagai berikut:
kh = 0.5 X AS
Pada Situs Tanah Lunak (SE) Pada Situs Tanah Sedang (SD)
PSA/AS = 0.37 PSA/AS = 0.39
kh = 0.18 kh = 0.19
Berdasarkan data dari peta gempa Kajian SHA, sehingga didapatkan parameter gempa sebagai berikut :
PETA PERCEPATAN PUNCAK PSHA PETA PERCEPATAN PUNCAK DSHA
y = 0.0084x + 0.0983
y = 0.215732
➢ Nilai e0 dengan formula Cc = 1.15 (e0 – 0.35) pada tipe tanah All Clay (Sumber : Azzous Krizek dan Corotis 1976)
e0 = 0.537
Cr = (Cc/(1+e0))
Cr = (0.215 / (1 + 0.536)
Cr = 0.140
Cc 0.215
e0 0.537
Cr 0.140
PARAMETER DESAIN
EA Np
No Geotextile Identification
(kN/m) (kN/m)
1 Geogrid TX 100 kN/m 891.2 44.6 Elastoplastic
2 Geotextile Tult 50 kN/m 1231 47 Elastoplastic
LONG SECTION ANALYSIS
a. Tanpa Penanganan
Timbunan Beban Lalu Lintas 15
kN/m2 Perkerasan Jalan
Timbunan
1
Granular
2
Geogrid
Borepile dia.1 m
interval 3 m
OUTPUT PLAXIS
TANPA PENANGANAN
❖ Servis load (Static Analisis)
D C B
A
KURVA SETTLEMENT
KURVA SETTLEMENT
❖ Displacement Pada Titik A s/d D
PEMODELAN PLAXIS
PEMODELAN PLAXIS
❖ STA 21+275
Perkerasan Jalan
Timbunan
1
Granular
2
Geogrid
Geotextile Tult 50
kN/m 2 lapis
Borepile dia.1 m
interval 3 m
OUTPUT PLAXIS
KESIMPULAN
Waktu Titik Monitoring Settlement (cm) SF
No Tahapan Pelaksanaan SF
(hari) A B C D Pseudo
1 Akhir Konstruksi 175 42.0 67.1 67.3 66.8 5.45
2 Servis load 176 43.4 69.5 69.7 69.3 5.12
1.73
3 Konsolidasi 1 tahun 541 44.4 71.4 71.8 71.2 5.14
4 Konsolidasi 10 tahun 3826 44.4 71.4 71.8 71.2 5.14
Settlement static – Konsolidasi 1 tahun 2.4 4.3 4.5 4.4
Tanpa Penanganan Settlement static – Konsolidasi 10 tahun 2.4 4.3 4.5 4.4
- FOS pada Servis load = 5.12 > 1.4 (Memenuhi kriteria)
- FOS pada Konsolidasi 10 tahun = 5.14
- FOS pseudostatic = 1.73 > 1.0 (Memenuhi kriteria)
- Settlement static – konsolidasi 1 tahun = 4.5 cm
- Settlement static – konsolidasi 10 tahun = 4.5 cm < 10 cm (Memenuhi kriteria)
kN/m 2 lapis - FOS pada Servis load = 4.94 > 1.4 (Memenuhi kriteria)
- FOS pada Konsolidasi 10 tahun = 4.95
- FOS pseudostatic = 1.72 > 1.0 (Memenuhi kriteria)
- Settlement static – konsolidasi 1 tahun = 3.2 cm
- Settlement static – konsolidasi 10 tahun = 3.2 cm < 10 cm (Memenuhi kriteria)
OUTPUT PLAXIS
KESIMPULAN
Waktu Titik Monitoring Settlement (cm) SF
No Tahapan Pelaksanaan SF
(hari) A B C D Pseudo
1 Akhir Konstruksi 182 16.9 28.3 32 33 5.19
2 Servis load 183 16.9 28.5 32.3 33.3 4.89
1.72
3 Konsolidasi 1 tahun 548 17.1 28.7 32.4 33.3 4.94
4 Konsolidasi 10 tahun 3833 17.1 28.7 32.4 33.3 4.94
Replace 3 m + Settlement static – Konsolidasi 1 tahun 0.2 0.4 0.4 0.3
GeotextileTult 50 Settlement static – Konsolidasi 10 tahun 0.2 0.4 0.4 0.3
kN/m 2 lapis - FOS pada Servis load = 4.89 > 1.4 (Memenuhi kriteria)
- FOS pada Konsolidasi 10 tahun = 4.94
- FOS pseudostatic = 1.72 > 1.0 (Memenuhi kriteria)
- Settlement static – konsolidasi 1 tahun = 0.4 cm
- Settlement static – konsolidasi 10 tahun = 0.4 cm < 10 cm (Memenuhi kriteria)
KESIMPULAN
❖ Tanpa Penanganan
Gaya Dalam Pada Abutment
KAPB2A Pertagas
IC Palindra
❑ Dokumentasi Survey Lapangan 25 September 2020
❑ Data Soil Investigation BH 13
TANPA PENANGANAN
DENGAN COUNTERWEIGHT
LOCAL SHEAR FAILURE
Inclino 03L
Inclino 02R
DOK SETELAH SELESAI PERBAIKAN
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Mundur 10 m
Very Soft
Soft
Medium
Soft
Soil Nailing
Very Stiff
Stiff
Very Dense
Hard
Back Analyses : Collapse
Permodelan Mundur 10 m, penggalian dan BP
Abt. Mundur 10 m
Borepile D600 Int 2 m
Galian Pada Lereng 5 m Gali Tanah Very Soft
Soft 5 m
Soft Medium
Borepile D600
Int. 2 m
Soft Medium
Very Stiff
Stiff
Very Dense
Hard
Akhir Konstruksi
Total Displacement Safety Factor
152 cm 1.385
Konsolidasi 10 tahun
Total Displacement Safety Factor
180 cm 1.369
Horizontal Displacement
Dengan Deformasi
lateral pada Initial yang
kearah timbunan
sebesar 8.13 cm dan di
akhir konstruksi sebesar
11.85 cm maka selisih
deformasi lateral yang
terjadi 3.72 cm
Very Stiff
Stiff
Very Dense
Hard
Akhir Konstruksi
Total Displacement Safety Factor
151 cm 1.352
Konsolidasi 10 tahun
Total Displacement Safety Factor
175 cm 1.362
Horizontal Displacement
Dengan Deformasi
lateral pada Initial
yang kearah
timbunan sebesar
8.13 cm dan di akhir
konstruksi sebesar
8.09 cm maka selisih
deformasi lateral
yang terjadi 0.04 cm
A B
Cek Kapasitas
Borepile
KESIMPULAN
1. Untuk merencanakan desain oprit pada lereng alam, pertama-tama perlu dilakukan
back analysis terhadap kondisi kestabilan lereng.
2. Jika hasil back analysis pada lereng alam ditemukan FS slope stability tidak
memenuhi, sebaiknya abutment tidak dibangun diujung atas slope, jika
memungkinkan dilakukan repositioning.
3. Staging konstruksi perlu dipikirkan secara matang, sehingga mengurangi resiko
ketidak stabilan pada lereng.
6. INSTRUMENTASI PADA
PEMBANGUNAN OPRIT JEMBATAN
Case : Jembatan Kaligangsa PPTR
CASE : JEMBATAN KALIGANGSA
JEMBATAN KALIGANGSA
TITIK SOIL INVESTIGATION
HASIL OLAH DATA SONDIR
• OPRIT TIMUR (A2) UB. KALIGANGSA
HASIL OLAH DATA SONDIR
• OPRIT BARAT (A1) UB. KALIGANGSA
GAMBAR LAYOUT PEMASANGAN INSTRUMENT
• SUBMIT REPORT GAMBAR LAYOUT PEMASANGAN INSTRUMENT GEOTEKNIK
Platform PVD
tidak rata
2. Pada platform PVD + PHD banyak di jumpai tanah tidak rata, bergelombang, dan bercampur dengan batu
3. lubang setelah pemasangan PVD terbuka dan terdapat celah yang cukup besar, dapat berakibat terisi air dari luar
4. Tanah Existing pada ujung pemasangan PHD elevasi tanah tinggi, sehingga PHD tidak dapat mengalirkan air
Ikatan Geotextile
tidak kuat / mudah
lepas
Pada material
timbunan di atas
Geotextile terdapat
material batuan
besar
AKTUAL LAPANGAN
• AKTUAL PENANGANAN GEOTEXTILE PET 100 DI LAPANGAN UB KALIGANGSA OPRIT TIMUR (A2)
1. tidak dilakukan pemasangan Geotextile PET 100 pada Lokasi
Penambahan limestone
hanya pada area pinggir
timbunan
AKTUAL LAPANGAN
• AKTUAL PENANGANAN MATERIAL LIMESTONE DI LAPANGAN UB KALIGANGSA OPRIT TIMUR (A2)
1. tidak dilakukan penambahan material Limestone pada lokasi
KONDISI TIMBUNAN PADA OPRIT A1
DAN A2 UB KALIGANGSA SETELAH
FUNGSIONAL LEBARAN
UB. KALIGANGSA (A2)
• Oprit Timur UB. Kaligangsa STA 290+705, ketinggian timbunan +/- 8 m
Penanganan Desain :
1. PVD + PHD + Geotextile PET 100 + Limestone 3 meter + Preloading 2.0 meter
2. Granular Backfill
Aktual di lapangan :
1. Sudah dilakukan pemasangan PVD + PHD
2. Sudah dilakukan penambahan Granular Backfill pada Oprit Barat
3. Belum dilakukan pemasangan Geotextile PET 100
4. Belum di tambahkan Limestone pada Timbunan
5. Kondisi slope timbunan tanpa bench dan kemiringan slope adalah 1V:1H
6. Sudah dilakukan pembongkaran LC
7. Sudah mulai dilakukan timbunan preload dengan material tanah timbunan
8. Terdapat instrument Piezometer maupun Inklinometer
Kondisi Lapangan Pada Survey Tanggal 2 Agustus 2017
UB. KALIGANGSA (A2)
2 - 8 - 2017 2 - 8 - 2017
2 - 8 - 2017
LAYOUT INSTRUMENT GEOTEKNIK (INCLINOMETER, PNEUMATIC
PIEZOMETER, DAN SETTLEMENT PLATE)
INC-02
PP-02
28 - 7 - 2017 28 - 7 - 2017
28 - 7 - 2017 28 - 7 - 2017
Kondisi Lapangan Pada Survey Tanggal 28 Juli 2017
UB. KALIGANGSA (A1-Kanan)
28 - 7 - 2017 28 - 7 - 2017
28 - 7 - 2017 28 - 7 - 2017
LAYOUT SLIDING UB. KALIGANGSA (A1-Kanan)
2 AGUSTUS 2017
LAYOUT SLIDING UB. KALIGANGSA (A1-Kanan)
2 AGUSTUS 2017
Pada area tersebut sudah dilakukan Preload
dengan material tanah timbunan
Longsoran kurang lebih sepanjang 100 m dari Sta Tanah timbunan secara visual kurang padat
290+650 – 290+750 terutama pada lereng atas timbunan
Retak – retak pada slope timbunan
Sn-2
Bn-1
Sn-3
Tinggi Timbunan ± 9 m
Rekomendasi perbaikan :
Usulan terakhir menggunakan Slab on
Pile
Hasil SI Bor Log Check Mutu setelah lebaran pada A1
Hasil SI Bor Log Check Mutu setelah lebaran pada A1
Hasil SI Bor Log Check Mutu setelah lebaran pada A1
KESIMPULAN
KESIMPULAN