Anda di halaman 1dari 9

DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL UNTUK ARSITEK

Livian Teddy
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Palembang

ABSTRAKSI
Pondasi merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban ke dalam lapisan tanah. Salah
satu jenis pondasi adalah pondasi dangkal. Pengetahuan tentang daya dukung pondasi dangkal bagi
arsitek berguna dalam preliminary design pondasi atau disain pondasi bangunan sederhana. Data tentang
daya dukung pondasi bisa didapatkan dari hasil penyelidikan tanah CPT atau sounding/sondir tetapi jika
belum ada dapat digunakan dari hasil-hasil sondir terdahulu dengan asumsi kondisi tanah sama.
Dari data sondir terdahulu dan 8 rumus-rumus daya dukung ijin pondasi dangkal berdasarkan
penetrasi konus (qc) dan jenis tanahnya terdapat 3 rumus yang kelihatannya paling sesuai untuk wilayah
Palembang yaitu Meyerhof untuk tanah organis/lempuk sangat lunak, CFEM untuk tanah lempung lunak
dan Owkati untuk lempung sedang. Jika daya dukung pondasi dari ketiga rumus tersebut dianggap kurang
mencukupi pondasi dangkal dapat diperkuat dengan cerucup gelam. Hasil-hasil daya dukung ijin pondasi
dangkal ketiga rumus dan perkuatan cerucup gelam dapat dimanfaatkan sebagai pedoman awal daya
dukung ijin pondasi dangkaL yang ada di Palembang.
Kata Kunci : pondasi dangkal, cerucup gelam, daya dukung ijin, CPT atau sounding/sondir

PENDAHULUAN Dalam dunia konstruksi yang


Pondasi merupakan bagian menentukan daya dukung ijin pondasi
bangunan yang menyalurkan beban dangkal biasanya adalah insinyur
langsung ke dalam lapisan tanah. geoteknik. Berdasarkan pengalaman dan
Seandainya kondisi tanah segera di bawah didukung oleh teori-teori, insinyur
struktur cukup kuat dan mampu geoteknik menginterprestasikan informasi
mendukung beban yang ada berarti hasil soil investigation untuk mendapatkan
pondasi plat setempat dapat digunakam prediksi performansi pondasi.
untuk menyalurkan beban. Dilain pihak, Penyelidikan tanah untuk pondasi dangkal
seandainya kondisi tanah permukaan di Indonesia umumnya menggunakan
adalah lunak berarti tiang atau pier dapat metode Conus Penetration Test (CPT) atau
digunakan untuk menyalurkan beban lebih sounding/sondir. Dan hasil prediksi
dalam pada kondisi tanah yang paling tersebut berakhir pada laporan
sesuai. Pada tulisan ini pembahasan rekomendasi yang dibuat oleh insinyur
dibatasi hanya pada pondasi dangkal. geoteknik.

1
Arsitek dan insinyur struktur dimanfaatkan hasil sondir-sondir terdahulu
mungkin sangat familiar dengan dengan mengasumsikan jika lokasi
pernyataan seperti “Rekomendasi daya rencana bangunan dekat dengan lokasi
dukung ijin pondasi plat setempat pada sondir terdahulu, dianggap daya dukung
lokasi site yaitu 2 kg/cm2”. Tetapi tanahnya diasumsikan sama walaupun
bagaimana cara mendapatkannya dan asumsi tersebut tidak sepenuhnya benar
menentukannya sehingga rekomendasi tetapi paling tidak dapat memberikan
tersebut muncul ? gambaran kondisi tanah pada wilayah
Pengetahuan ini berguna bagi rencana. Sebagai sampel diambil beberapa
arsitek untuk keperluan preliminary hasil sondir yang ada di Palembang
design pondasi atau disain pondasi (Gambar 01)
bangunan sederhana, yang paling ideal jika
didapatkan dari hasil penyelidikan tanah
seperti CPT atau sondir yang biasa diguna-

4
5,6,7

8
3 9
2
10

PENYELIDIKAN TANAH DENGAN


kan di Indonesia Gambar.01.
dalam mendisain
Peta lokasipondasi
sampel data SONDIR
CPT terdahulu di Palembang

dangkal tetapi jika belum ada dapat


2
Metoda sounding/sondir terdiri dari  Harga Friction Ratio > 5 % atau 6 %
penekanan suatu tiang pancang untuk untuk jenis tanah organik (peat)
meneliti penetrasi atau tahanan gesernya.
Alat pancang dapat berupa suatu tiang DAYA DUKUNG TANAH IJIN DARI
bulat atau pipa bulat tertutup dengan ujung CONUS PENETRATION TEST (CPT)
yang berbentuk kerucut dan atau suatu Salah satu cara menghitung daya
tabung pengambil contoh tanah, sehingga dukung pondasi dangkal yang biasa
dapat diperkirakan (diestimasi) sifat-sifat dilakukan di Indonesia dengan metode
fisis pada strata dan lokasi dengan variasi pengujian lapangan yaitu uji penetrasi
tahanan pada waktu pemancangan alat konus (CPT) atau sondir. Dari cara ini
pancang itu. Metoda ini berfungsi untuk didapatkan secara langsung kapasitas daya
eksplorasi dan pengujian di lapangan. dukung pondasi dangkal dengan
Di Indonesia alat sondir sebagai menggunakan rumus-rumus konversi
alat tes di lapangan adalah sangat terkenal sederhana. Dibawah ini akan ditampilkan
karena di negara ini banyak dijumpai tanah beberapa rumus daya dukung tanah
lembek (misalnya lempung) hingga pondasi dangkal berdasarkan data CPT :
kedalaman yang cukup besar sehingga  Jenis tanah berpasir (sand) :
mudah ditembus dengan alat sondir Di  L. Helminier (1953)
dunia penggunaan Sondir ini semakin
q all = qc/10 ----------------------- (1)
populer terutama dalam menggantikan  Owkati (1970)
SPT untuk test yang dilakukan pada jenis Pondasi lajur
tanah liat yang lunak dan untuk tanah pasir
q ult=28 0.0052(300
halus sampai tanah pasir sedang/kasar. Pondasi persegi
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk qc)1.5----- (2)
q ult=48 0.009(300
mengetahui perlawanan penetrasi konus  qSanglerarat (1972)
c)1.5-------(3)
(qc), hambatan lekat (fs) tanah dan friction
q all = (B.qc/40) x (1+B/Df) -----(4)
ratio (rf) untuk memperkirakan jenis tanah  Schmertmann (1978)
yang diselidiki.
q ultDfN q 0.5BN------- (5)
 Harga Friction Ratio < 1 % biasanya
adalah untuk tanah pasir. N q N 1.25qc dan
--------(6)
 Harga Friction Ratio > 1 % biasanya  Eslamizaad & Robertson (1996)
qc = q c1 x qc2
adalah untuk tanah Lempung
q ult = kqc -------------------------
(7) 3
‘k’ merupakan faktor korelasi dan q ult = daya dukung ultimit
fungsi dari B/Df , bentuk pondasi dan q all = q ult / 3 (nilai 3 merupakan faktor

kepadatan pasir, sebagaimana grafik 01 safety)

dibawah ini. qc = nilai penetrasi konus


rata-rata aritmetik nilai qc dari
qc =
dasar pondasi s/d 1.5B dibawah
pondasi
q c1 = rata-rata aritmetik nilai qc interval

antara dasar pondasi s/d 0.5B di

bawah pondasi.
q c2 = rata-rata aritmetik nilai qc interval
Grafik.01 Korelasi antara rasio daya dukung
rata-rata penetrasi konus dengan faktor lebar antara 0.5B s/d 1.5B dibawah
pondasi (Sumber :A. Eslami & M. Gholami,
2006) pondasi
B = lebar pondasi (dimisalkan 1 m)
 Jenis tanah berlempung (clay) :
Df = kedalaman pondasi
 Owkati (1970)
kepadatan tanah efektif sekitar
Pondasi lajur
pondasi (1000 kg/m3)
q ult = 2 + 0.28qc ------------------ (8)
N q& N= faktor daya dukung non-
Pondasi persegi
q ult = 5 + 0.34qc ------------------ (9) Dimensional
q_all (kg/cm2)
 Canadian Foundation
No. Lokasi Engineering
Referensi Untuk Jenis
No. titikmengetahui
tanah qc daya dukung
Clay Clay & Sand
Sondir (kg/cm2) rumus 9 rumus 10 rumus 11

Manual – CFEM (1992)


1 Gdg. Juang 45-Jakabaring
pondasi dangkal
CV. Geosarana Persada S.01
CLAY
S.02
yang ada di Palembang,
ORGANIC, CLAY
3.50
3.24
2.06
2.03
0.35
0.32
0.19
0.18
S.03 ORGANIC, CLAY 4.59 2.19 0.46 0.25
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Lab. Mektan UMP dengan mengumpulkan
S.01
CLAY beberapa hasil 12.50 3.08 1.25 0.68
q all = 0.1qc ----------------------- (10)
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada
S.02
ORGANIC
S.01
ORGANIC, CLAY
5.75
3.75
2.32
2.09
0.58
0.37
0.31
0.20
penyelidikan ORGANIC
S.02 tanah dengan alat sondir 2.90 2.00 0.29 0.16
S.03 ORGANIC 2.90 2.00 0.29 0.16


4 RS. Mata - Km 4.5
Jenis tanah berpasir (sand) atau
Lab. Mektan UMP
kemudian dihitung
S.01
CLAY
S.02
CLAY dengan rumus pondasi 28.00
34.13
4.84
5.53
2.80
3.41
1.53
1.86
5 Gdg. Asrama IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 22.47 4.21 2.25 1.23
berlempung (clay) :
Jl. Sudirman dangkal diatas
CLAY untuk mendapatkan daya
S.02
S.03
CLAY
23.33
22.68
4.31
4.24
2.33
2.27
1.27
1.24
S.04 CLAY 14.12 3.27 1.41 0.77
 Meyerhof (1976) dukun ijin (q_all)
S.05
CLAY pondasi dangkal yang 16.56 3.54 1.66 0.90
6 Gdg. Bisnis Center IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 27.80 4.82 2.78 1.52
Jl. Sudirman S.02 CLAY 24.66 4.46 2.47 1.35
ada di Palembang dan menggunakan
S.03 CLAY 19.34 3.86 1.93 1.06
q ult = qc( B7 Masjid
) (1IAIN+D ) ---------(11)
- Jl.fSudirman CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC 4.47 2.17 0.45 0.24

12.2
8 Gdg. DishubB Propinsi-
software CPT V.4.0 untuk untuk
CV. Geosarana Persada
S.02
S.01
CLAY
CLAY
18.01
2.54
3.71
1.95
1.80
0.25
0.98
0.14
Jl. Kapt. Rivai S.02 CLAY 3.87 2.10 0.39 0.21
Keterangan : memperkirakan jenis tanah yang ada.,
S.03 CLAY 11.97 3.02 1.20 0.65
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC, CLAY 10.00 2.80 1.00 0.55
Jl. Sudirman S.02 ORGANIC 8.13 2.59 0.81 0.44
q all = daya dukung ijin dengan hasil sebagaimana tabel 01 s/d 03 .
S.03 CLAY 8.25 2.60 0.83 0.45
S.04 CLAY 11.38 2.96 1.14 0.62
S.05 ORGANIC 7.38 2.50 0.74 0.40
S.06 ORGANIC 8.25 2.60 0.83 0.45
10 Gdg. DPRD Kota-
Simpang Jaka Baring
N/A S.01
S.02
CLAY
CLAY
6.00
5.00
2.35
2.23
40.60
0.50
0.33
0.27
S.03 CLAY 7.00 2.46 0.70 0.38
S.04 CLAY 7.38 2.50 0.74 0.40
S.05 CLAY 6.13 2.36 0.61 0.33
S.06 CLAY 6.50 2.40 0.65 0.36
S.07 CLAY 6.13 2.36 0.61 0.33

Tabel.01. Daya dukung pondasi dangkal wilayah Palembang kedalaman pondasi 1 m


(Sumber : hasil analisa)
q_all (kg/cm2)
No. Lokasi Referensi No. titik Jenis tanah qc Clay Clay & Sand
Sondir (kg/cm2) rumus 9 rumus 10 rumus 11
1 Gdg. Juang 45-Jakabaring CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC, CLAY 2.17 1.91 0.22 0.18
S.02 ORGANIC, CLAY 2.63 1.97 0.26 0.22
S.03 ORGANIC, CLAY 2.78 1.98 0.28 0.23
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Lab. Mektan UMP S.01 ORGANIC 7.63 2.53 0.76 0.63
S.02 ORGANIC 5.25 2.26 0.53 0.43
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC 3.38 2.05 0.34 0.28
S.02 ORGANIC 2.90 2.00 0.29 0.24
S.03 ORGANIC 2.90 2.00 0.29 0.24
4 RS. Mata - Km 4.5 Lab. Mektan UMP S.01 CLAY 28.50 4.90 2.85 2.34
S.02 CLAY 28.75 4.93 2.88 2.36
5 Gdg. Asrama IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 19.58 3.89 1.96 1.61
Jl. Sudirman S.02 CLAY 23.21 4.30 2.32 1.90
S.03 CLAY 30.22 5.09 3.02 2.48
S.04 CLAY 17.89 3.69 1.79 1.47
S.05 CLAY 20.19 3.95 2.02 1.65
6 Gdg. Bisnis Center IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 28.53 4.90 2.85 2.34
Jl. Sudirman S.02 CLAY 31.18 5.20 3.12 2.56
S.03 CLAY 24.67 4.46 2.47 2.02
7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 7.74 2.54 0.77 0.63(kg/cm2)
q_all
No. Lokasi Referensi
S.02 No. titik
CLAY Jenis tanah 29.85 qc 5.05 2.99 Sand 2.45 Clay
8 Gdg. Dishub Propinsi- CV. Geosarana Persada S.01 Sondir
ORGANIC 4.35 (kg/cm2)
2.16 rumus 1 rumus 3
0.44 rumus 4 rumus 5 rumus 7 rumus 9 rumus 10 rumus 11
0.36
1 Gdg. Juang 45-Jakabaring CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC 3.87 2.10 0.39 0.42
Jl. Kapt. Rivai S.02 ORGANIC
S.02 CLAY
2.42 1.94
3.26
0.24 0.20 2.04 0.33 0.36
S.03 CLAYS.03 18.01
ORGANIC, CLAY 3.71
3.87 1.80 1.48 2.10 0.39 0.42
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Persada Lab. Mektan S.01
UMP CLAYS.01 ORGANIC 10.00 2.80
6.63 1.00 0.82 2.42 0.66 0.72
Jl. Sudirman S.02 CLAYS.02 ORGANIC 10.00 2.80
4.45 1.00 0.82 2.17 0.45 0.49
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada
S.03 CLAYS.01 ORGANIC 9.25 3.87
2.72 0.93 0.76 2.11 0.39 0.42
S.02 ORGANIC 3.26 2.04 0.33 0.36
S.04 CLAY 16.13 3.49 1.61 1.32
S.03 ORGANIC 3.26 2.04 0.33 0.36
4 RS. Mata - Km 4.5 Lab. Mektan S.05
UMP CLAYS.01 CLAY 9.75 2.77
24.50 0.98 0.80 4.44 2.45 2.68
S.06 CLAYS.02 CLAY 12.63 3.10
30.13 1.26 1.03 5.08 3.01 3.29
10 Gdg. DPRD Kota- 5 Gdg. Asrama IAIN-N/A S.01
CV. Geosarana Persada CLAYS.01 CLAY 4.63 2.19
19.81 0.46 0.38 3.91 1.98 2.17
Simpang Jaka Baring Jl. Sudirman S.02 S.02
ORGANIC CLAY 4.25 18.98
2.15 0.43 0.35 3.82 1.90 2.07
S.03 CLAY 22.60 4.23 2.26 2.47
S.03 ORGANIC 4.75 2.21 0.48 0.39
S.04 CLAY 23.21 4.30 2.32 2.54
S.04 CLAYS.05 CLAY 5.38 2.28
13.66 0.54 0.44 3.21 1.37 1.49
6 Gdg. Bisnis Center IAIN- S.05
CV. Geosarana Persada CLAYS.01 CLAY 5.75 2.32
37.23 0.58 0.47 5.89 3.72 4.07
Jl. Sudirman S.06 ORGANIC
S.02 CLAY 4.38 2.16
46.65 0.44 0.36 6.95 4.67 5.10
S.07 CLAYS.03 CLAY 5.75 35.42
2.32 0.58 0.47 5.68 3.54 3.87
7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman CV. Geosarana Persada S.01 CLAY, SAND 27.32 2.73 2.49 0.91 3.98 2.28 4.76 2.73 2.99
Tabel.02. Daya dukung CV.
8 Gdg. Dishub Propinsi-
pondasi dangkal wilayah
Geosarana Persada
S.02
S.01
Palembang kedalaman
CLAY
CLAY
23.33
15.96
pondasi 2 m 4.31
3.47
2.33
1.60
2.55
1.74
(Sumber : hasil
Jl. Kapt. Rivai analisa) S.02
S.03
ORGANIC
CLAY
5.44
19.22
2.28
3.84
0.54
1.92
0.59
2.10
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 10.63 2.87 1.06 1.16
Jl. Sudirman S.02 CLAY 10.00 2.80 1.00 1.09
S.03 ORGANIC, CLAY 13.75 3.23 1.38 1.50
S.04 CLAY 19.88 3.92 1.99 2.17
S.05 CLAY 10.00 2.80 1.00 1.09

10 Gdg. DPRD Kota- N/A


S.06
S.01
CLAY
CLAY
15.00
5.38
5 3.37
2.28
1.50
0.54
1.64
0.59
Simpang Jaka Baring S.02 ORGANIC 4.50 2.18 0.45 0.49
S.03 ORGANIC 4.38 2.16 0.44 0.48
S.04 CLAY 5.00 2.23 0.50 0.55
S.05 CLAY 5.50 2.29 0.55 0.60
S.06 ORGANIC 4.00 2.12 0.40 0.44
S.07 CLAY 5.50 2.29 0.55 0.60

Tabel.03. Daya dukung pondasi dangkal wilayah Palembang kedalaman pondasi 3 m


(Sumber : hasil analisa)
mad (1997), rumus daya dukung pondasi
Dari hasil tabel 01 s/d 03 terlihat dangkal dari data CPT belum tentu sesuai
diperkirakan jenis tanah pada lokasi studi dengan kondisi tanah pada suatu wilayah.
pada kedalaman 0 – 3 m, dominan Jadi untuk menentukan daya dukung ijin
merupakan jenis tanah organik dan dengan rumus diatas juga harus
lempung. Untuk hasil daya dukung mempertimbangkan hal lainnya misalnya
pondasi dengan menggunakan rumus daya jenis tanah.
dukung pondasi untuk tanah berlempung Jika memperhatikan jenis tanah
(clay) menunjukkan hasil yang cukup pada tabel 1 s/d 3, pada kedalaman 0 – 3
berbeda. Rumus Owkati (1970) m, dominan merupakan jenis tanah
menunjukkan daya dukung ijin yang organik/ lempung sangat lunak (qc=0-17.4
paling tinggi, dan rumus Meyerhof (1976) kg/cm2), lempung lunak (qc=17.4-29.2
menghasilkan daya dukung yang paling kg/cm2) dan lempung sedang (qc=29.2-
rendah sedangkan rumus CFEM (1992) 50.5 kg/cm2) Dalam menentukan rumus
mendapatkan hasil daya dukung menengah daya dukung pada tanah organik dan
dibandingkan keduanya. lempung lunak harus berhati-hati terutama
Dari ketiga rumus tersebut mana pada tanah organik.
yang paling sesuai untuk wilayah Karena tanah dengan kandungan
Palembang ? Hasil penelitian Mazlan Ah- bahan organik yang tinggi bila digunakan
untuk mendukung beban pondasi akan
menghasilkan penurunan yang besar (Hary
Christiady H, 2002). Jadi untuk
mengurangi penurunan pondasi yang besar
6
pada jenis tanah organik dan lempung Rumus empiris dengan data sondir yang
sangat lunak (qc<17.4 kg/cm2) bisa dipergunakan untuk menghitung daya
digunakan rumus Meyerhof (1976) dan dukung ijin (P all) pondasi tiang, dengan
CFEM (1992) untuk lempung lunak (17.4 menggunakan rumus :
kg/cm2<qc<29.2 kg/cm2). CFEM dan
Pall= A.qc + (O x JHP) --------------(12)
Meyerhof mempunyai faktor safety cukup 3 5
tinggi. Sedangkan untuk lempung sedang
Dimana :
(qc>29.2 kg/cm2) bisa menggunakan
A = Luas penampang tiang (cm2)
rumus Owkati (1970). Penerapan
qc = Nilai penetrasi konus (kg/cm2)
pemilihan rumus diatas dapat dilihat pada
O = Keliling penampang tiang (cm)
tabel 04.
JHP = Jumlah hambatan pelekat (kg/cm)

No. Lokasi Referensi No. titik q_all (kg/cm2)


Sondir Kedalaman pondasi - 1m Kedalaman pondasi - 2m Kedalaman pondasi - 3m
1 Gdg. Juang 45-Jakabaring CV. Geosarana Persada S.01 0.19 0.18 0.42
S.02 0.18 0.22 0.36
S.03 0.25 0.23 0.42
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Lab. Mektan UMP S.01 0.68 0.63 0.72
S.02 0.31 0.43 0.49
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada S.01 0.20 0.28 0.42
S.02 0.16 0.24 0.36
S.03 0.16 0.24 0.36
4 RS. Mata - Km 4.5 Lab. Mektan UMP S.01 2.80 2.85 2.45
S.02 5.53 2.88 5.08
5 Gdg. Asrama IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 2.25 1.96 1.98
Jl. Sudirman S.02 2.33 2.32 1.90
S.03 2.27 5.09 2.26
S.04 0.77 1.79 2.32
S.05 0.90 2.02 1.49
6 Gdg. Bisnis Center IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 2.78 2.85 5.89
Jl. Sudirman S.02 2.47 5.20 6.95
S.03 1.93 2.47 5.68
7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman CV. Geosarana Persada S.01 0.24 0.63 2.73
S.02 1.80 5.05 2.33
8 Gdg. Dishub Propinsi- CV. Geosarana Persada S.01 0.14 0.36 1.74
Jl. Kapt. Rivai S.02 0.21 0.20 0.59
S.03 0.65 1.80 1.92
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada S.01 0.55 0.82 1.16
Jl. Merdeka S.02 0.44 0.82 1.09
S.03 0.45 0.76 1.50
S.04 0.62 1.32 2.17
S.05 0.40 0.80 1.09
S.06 0.45 1.03 1.64
10 Gdg. DPRD Kota- N/A S.01 0.33 0.38 0.59
Simpang Jaka Baring S.02 0.27 0.35 0.49
S.03 0.38 0.39 0.48
No. Lokasi S.04 0.40
Referensi No. titik 0.44 0.55
q_all cerucup (kg/cm2)*
S.05 0.33 Sondir 0.47
Kedalaman pondasi - 1m0.60
Kedalaman pondasi - 2m Kedalaman pondasi - 3m
1 Gdg. Juang 45-JakabaringS.06 CV. Geosarana 0.36
Persada S.01 0.36 0.77 0.44 0.86 1.57
S.07 0.33 S.02 0.47 1.21 0.60 0.75 0.74
Tabel.04. Pedoman awal daya dukung pondasi dangkal wilayah Palembang
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Lab. Mektan UMP
S.03
S.01
0.91
2.15
0.98
3.21
1.21
3.57
(Sumber : hasil analisa) 3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada
S.02
S.01
1.86
0.97
1.86
1.05
3.21
1.15
S.02 0.97 1.07 1.17
S.03 1.04 0.94 1.08

Atau bisa juga


4 RS. Mata - Km 4.5
dilakukan untuk Daya dukung pondasi dangkal dengan
Lab. Mektan UMP S.01
S.02
7.43
6.03
6.57
7.41
7.67
9.43
5 Gdg. Asrama IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 5.34 5.18 5.13

meningkatkan daya dukung pondasi pada


Jl. Sudirman
perkuatan cerucup gelam untuk wilayah
S.02
S.03
6.11
5.21
5.43
5.62
4.74
4.78
S.04 3.76 4.21 4.71

tanah lempung dengan melakukan


6 Gdg. Bisnis Center IAIN- Palembang dapat dilihat pada tabel 05.
CV. Geosarana Persada
S.05
S.01
4.68
6.16
4.24
7.92
4.03
9.11
Jl. Sudirman S.02 6.48 8.32 12.21
S.03 4.76 6.96 9.05
7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman CV. Geosarana Persada S.01 1.43 4.19 5.22
perbaikan tanah dasar pondasi. 8 Gdg. Dishub Propinsi- CV. Geosarana Persada
S.02
S.01
5.56
0.89
4.85
2.64
4.44
4.83
Jl. Kapt. Rivai S.02 0.91 1.17 3.15
Perbaikan tanah dasar yang biasa 9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada
S.03
S.01
4.42
3.10
4.94
2.92
4.47
3.30
Jl. Merdeka S.02 2.74 2.56 3.66

dilakukan di Indonesia untuk pondasi S.03


S.04
1.91
3.67
3.08
4.26
4.40
5.28
S.05 2.24 2.67 3.34
S.06 2.47 2.43 3.24
dangkal adalah dengan cerucup gelam. 10 Gdg. DPRD Kota-
Simpang Jaka Baring
N/A S.01
S.02
1.10
1.35
1.10
1.43
1.14
1.31
S.03 1.35 3.80 1.28
S.04
S.05
1.17
0.99
1.14
1.25
7
1.21
1.46
S.06 1.35 1.31 1.46
S.07 0.99 1.25 1.46

Tabel.05. Pedoman awal daya dukung pondasi dangkal dengan perkuatan cerucup gelam wilayah
Palembang (Sumber : hasil analisa)
*1m2 luas pondasi diasumsikan terdiri dari 36 tiang cerucup, panjang tiang 2 m, diameter tiang 10 cm
& efisiensi 80%
3. Kemudian tentukan dimensi pondasi,
Tabel 05 tersebut menunjukkan, perbaikan dengan memperbandingkan beban
tanah dasar dengan cerucup gelam dapat layan kolom bangunan dengan daya
meningkatkan cukup signifikan daya dukung ijin pondasi. Seandainya dirasa
dukung pondasi dangkal. terlalu besar dimensinya bisa
dipertimbangkan perbaikan tanah dasar
KESIMPULAN & SARAN pondasi dengan cerucup gelam.
Dari hasil yang pembahasan diatas, dapat Gunakan rumus pondasi tiang (rumus
diambil kesimpulan : 12).
1. Dari tabel data sondir, tentukan jenis 4. Jika data sondir tidak tersedia dan
lapisan tanah dengan harga friction bangunan yang direncanakan cukup
ratio atau untuk lebih detail dapat dekat dengan lokasi sondir terdahulu,
menggunakan freeware CPT V.4.0. dapat dipergunakan tabel 4 dan 5
2. Setelah memperbandingkan qc dengan sebagai pedoman awal daya dukung
jenis tanah, gunakan rumus daya ijin pondasi dangkal.
dukung yang sesuai, untuk wilayah 5. Dengan kedua cara diatas ternyata
Palembang yang paling sesuai bisa dimensi pondasi masih dianggap
menggunakan rumus Meyerhof, CFEM terlalu besar, mungkin bisa
atau Owkati. dipertimbangkan penggunaan pondasi
dalam.
Untuk memperluas wilayah
pedoman awal daya dukung ijin pondasi
dangkal yang ada di Palembang dengan
juga memperbanyak sampel hasil-hasil
8
sondir yang dilakukan di wilayah Malaysia : Thesis Master of
Palembang. Yang nantinya dapat dibuat Engineering (Civil – Geotechnics)
peta daya dukung tanah yang ada di  Muhrozi, , Soil Test, Masalah dan
Palembang. Aplikasinya pada Tanah Lunak, Lab.
Selain itu, mendapatkan hasil yang Mekanika Tanah Jur. Teknik Sipil
lebih valid rumus pondasi dangkal dari Universitas Diponegoro Semarang.
data CPT yang mana yang paling sesuai  Rudi Iskandar, , Beberapa Kendala
yang digunakan di wilayah Palembang Aplikasi Teori Perhitungan Daya
dengan membandingkannya perhitungan Dukung Aksial Pondasi Dalam,
daya dukung pondasi dangkal dengan cara Laporan Penelitian, Fakultas Teknik
yang lain misalnya loading test. Jurusan Sipil Universitas Sumatera
Utara.
DAFTAR PUSTAKA  Richard P. Weber, , Bearing Capacity
 A. Eslami and M. Gholami, 2002. of Shallow Footings for Non-
Bearing capacity of shallow Geotechnical Engineers,
foundations from CPT data, PDHengineer.com.
proceeding of 3rd Iranian International
Conference on Geotechnical
Engineering and Soil Mechanics, pp.
93-97.
 A. Eslami and M. Gholami, 2006,
Analytical Model for the Ultimate
BearingCapacity of Foundations from
Cone Resistance, Sharif University of
Technology : Scientia Iranica, Vol. 13,
No. 3, pp 223-233.
 Hary Christiadi H, 2002, Teknik
Pondasi 1, Yogyakarta : Beta Offset.
 Mazlan Ahmad, 1997, Correlation
Between Cone Penetration Test And
Bearing, Universiti Teknologi

Anda mungkin juga menyukai