Materi meliputi:
- DESKRIPSI SINGKAT PERBAIKAN TANAH YANG DILAKUKAN
- ALAT DAN PROSES PENGERJAAN
- KESIMPULAN PENUTUP
1. Pasang Pvd untuk mempercepat waktu pemampatan. Lalu ditimbun sesuai dengan tinggi
rencana dengan timbunan tanah untuk menghilangkan pemampatan tanahnya.
2. Lalu ditunggu sampai pemampatannya selesai atau derajat konsolidasi sudah menyatakan
lebih dari 90%.
3. Setelah selesai preload dapat dibongkar dan digantikan dengan beban yang akan
dioperasionalkan.
Untuk merencakan tinggi preload atau timbunan tanah yang harus diperhatikan yaitu
desain elevasi dari proyek tersebut, lalu ditambahkan dengan beban perkerasan, beban
lalulintas, beban tambahan untuk memenuhi persyaratan load ratio dan menimbun
timbunan kompensasi pengganti penurunan. Preload adalah beban perkerasan, beban
lalulintas dan beban tambahan yang akan digantikan dengan beban yang akan
dioperasionalkan.
Pada proyek ini, lokasi ada di empat STA, berikut disertakan gambar tipikal potongan melintang
Gambar tipikal potongan melintang tersebut digunakan untuk menentukan tipe perkerasan,
seperti pada contoh ini menggunakan perkerasan kaku, dengan tebal 5,55 cm atau 0,55 m. Lalu
diketahui tebal timbunan di elevasi di subgrade berapa, dari semua STA direkap dalam tabel,
untuk mengetahui desain elevasi dalam rangka merancang tinggi timbunan tadi. Berikut tabel
tersebut:
Tanah yang dianggap lunak hanya sampai konsistensi tanah medium. Nilai SPT nya sampai nilai
SPT 10, atau nilai konusnya sampai dengan 40 kg/cm 2. Dari situ didapat kedalaman tanah lunak
berdasarkan nilai N-SPT dan qc. Dari semua data lapangan, dapat ditampilkan data stratigrafi
lapisan tanah dasar sebagai berikut:
Garis merah adalah tanah lunak, yang nilai SPT nya sampai 10. Dari gambar tersebut dapat
dilihat bahwa kedalaman tanah bervariasi. Seperti di STA awal agak dangkal, lalu menuju STA
yang lebih besar menjadi lebih dalam, lalu bisa dangkal lagi. Dapat dilihat bahwa nilai maksimal
tanah lunak pada proyek ini sedalam kira-kira di 18 m. Gunanya untuk mengcollect data
lapangan, data SPT maupun data sondir.
Dari semua data SPT tersebut, juga bisa diketahui ketebalan lapisan tanah kompresibel. Berikut
disertakan gambarnya:
Pada pembuatan grafik tersebut, langkah pertama tarik garis n-spt 10 ketemu dimana, kemudian
ditarik ke kiri untuk mengetahui kedalaman tanah lunaknya. Pada proyek ini kedalaman tanah
lunaknya di 18m.
DATA UJI LABORATORIUM
Berikut rekap hasil uji laboratorium (6 dari 36 sampel) di setiap titik pengambilan. Yang paling
penting disini adalah tes konsolidasi tanahnya.
Dari rekap dan resum uji laboratorium ini, diintepretasikan, kita simplifikasi untuk memudahkan
penginputan dalam perencanaan perbaikan tanah dengan periodik ini.
Sifat-sifat tanah pasir dan kerikil
Berat volume (γ) = 1,94 – 2,2 t/m3
Kadar air (wc) = 10% - 29%
Angka pori (e) = 0,42 - 0,8
Specific Gravity (Gs) = 2,71 – 2,83
Permeabilitas (k) = 1 s/d 1 x 10-3 cm/detik
PERENCANAAN TIMBUNAN
Mula-mula :
qawal = Hawal x γtimbunan
Jadi :
Hawal = (qakhir + Sc)/ γsat
Tabel perhitungan pemampatan konsolidasi
Untuk mencari load ratio ini adalah pembagian antara seluruh beban diatas tanah dasar
selama masa proses perbaikan tanah dibagi dengan seluruh beban diatas tanah dasar
selama masa operasional atau setelah perbaikan tanah itu selesai.
KESIMPULAN
Perbaikan tanah dengan menggunakan preloading bertujuan terutama untuk
mengurangi (menghilangkan) pemampatan tanah dasar setelah suatu konstruksi
dioperasikan. Sehingga penurunan yang masih mungkin terjadi pada saat
konstruksi tersebut dioperasikan, tidak mengakibatkan kerusakan.
Perbaikan tanah dengan menggunakan preloading hanya cocok diaplikasikan
pada tanah lempung lunak (lempung, lanau, dan lanau kepasiran).
Penyelidikan tanah dasar dan tes laboraturium yang diperlukan untuk melakukan
perencanaan pekerjaan preloading meliputi N-SPT, qc, γsat, eo, Cc, Cv, Ch dan
analisa saringan. Sedangkan untuk data parameter tanah timbunan yang
diperlukan adalah γbulk.