Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

TEKNIK PERBAIKAN TANAH PERBAIKAN TANAH


LEMPUNG LUNAK DENGAN METODE PRELOADING
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Perbaikan Tanah
Dosen Pengampu: Anggara Wiyono Wit Saputra, ST., MT.

disusun oleh:
(KELOMPOK 2)
AGUNG AYU GAYATRI DEVI (195060400111054)
SRI WILUJENG (195060401111004)
LINDA DIAN PARAMITA (195060401111010)
SILVIA ANGGRAENI (195060401111012)
DAFFA FASTABIQUL KHOIROT (195060401111016)
SRI WAHYUNI (195060407111031)

DEPARTEMEN TEKNIK PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN AJARAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

Lebih dari 10% luas daratan di Indonesia merupakan tanah lunak yang
terdiri dari tanah lempung lunak dan tanah gambut. Pada pembangunan
infrastruktur, tanah lempung termasuk dalam tanah yang bermasalah (problematic
soil) atau tanah sulit (difficult soil). Permasalahan utama dalam pembangunan
infrastruktur pada tanah lempung lunak (soft clay) adalah daya dukung tanah
dasarnya yang relatif rendah dan pemampatan tanah dasarnya yang relatif besar
serta berlangsung relatif lama. Jika tidak dilakukan adanya perbaikan tanah pada
tanah lempung lunak (soft clay) akan mengalami kerusakan sebelum mencapai
umur yang telah direncanakan. Peran tanah pada bangunan adalah sebagai
pendukung, bahan dan beban bangunan infrastruktur yang berada di atasnya.

Diketahui bahwa banyak metoda perbaikan tanah untuk tanah lempung


lunak yang tersedia seperti preloading (with vertical drain), electro-osmosis,
vacuum consolidation, lightweight fill, stone column, jet grouting, lime columns,
fracture grouting, ground freezing, vitrification, electrokinetic treatment dan
electroheating. Dari berbagai metoda tersebut yang dibahas pada makalah ini
hanya metoda preloading (with vertical drain) saja. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka dilakukan alternatif perbaikan tanah dasar
menggunakan metode preloading dengan penggunaan prefabricated vertical drain
(PVD). Preloading adalah metode perbaikan tanah dengan cara menempatkan
beban berupa timbunan pada lokasi yang akan distabilisasi dengan berat kurang
lebih sama dengan berat struktur atau berat permanen. Peletakkan beban (preload)
pada tanah dasar sesuai dengan beban kerja (work load) dan beban konstruksi
(construction load). Dengan adanya beban timbunan maka lapisan dibawahnya
akan tertekan sehingga air yang berada dalam pori-pori tanah akan terperas keluar
dan tanah akan memampat. Setelah itu, preload dibongkar dan dibangun bangunan
diatasnya.

Dalam penggunaannya ada beberapa macam preloading, yaitu beban awal


(preload) eksternal yang dimana bisa menggunakan tanah timbunan. Lalu
penggunaan beban awal (preload) internal yaitu penggunaan pompa vacuum, serta
dengan penggunaan kombinasi beban awal eksternal dan beban awal internal.
Dalam mencapai hasil yang maksimal maka perlu adanya langkah perbaikan yang
tepat dalam proses perbaikan tanah dengan metode preloading ini.
BAB II

ISI

2.1 Metode Preloading

Metode preloading dengan PVD (prefabricated vertical drain), merupakan


perbaikan tanah dilakukan dengan cara meletakkan beban (preload) pada tanah
dasar sesuai dengan beban kerja (work load) dan beban konstruksi (construction
load) yang direncanakan. Durasi pembebanan dilakukan sampai konsolidasi tanah
dasar mencapai derajat konsolidasi yang direncanakan. Apabila derajat
konsolidasi tanah dasar telah mencapai pada derajat yang direncanakan maka
preload dibongkar dan konstruksi dimulai pelaksanaannya. Ilustrasi metoda
preloading dengan penggunaan PVD ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Prinsip preloading dengan PVD

2.2 Macam-macam Preloading

Berikut merupakan macam-macam dari metode preloading:

1. Beban Awal (preload) eksternal → Bisa menggunakan tanah timbunan, dan air
atau bahan yang memiliki beban.
2. Beban awal (preload) internal → Bisa menggunakan pompa vacuum,
penurunan muka air tanah, dan konsolidasi elektro – osmosis.
3. Kombinasi beban awal eksternal dan beban awal internal
2.3 Sistem Preloading dengan PVD

Perbaikan tanah lempung lunak metoda preloading dengan PVD merupakan


satu sistem perbaikan tanah yang terdiri dari pekerjaan preload, PVD, horizontal
drain dan instrumen geoteknik seperti yang ditunjukan Gambar 2.2. Preload
berfungsi untuk memampatkan tanah dasar. PVD berfungsi untuk mempercepat
proses pemampatan tanah. Horizontal drain berfungsi untuk mengalirkan air pori
dari PVD ke arah horisontal ke luar timbungan preload. Instrumen geoteknik
berfungsi untuk memantau proses dan mengetahui kinerja hasil perbaikan tanah
yang telah dilakukan.

Gambar 2.2 Sistem Preloading dengan PVD

2.4 Skenario Pekerjaan Preloading

Gambar 2.3 Skenario Pekerjaan Preloading

1. Pasang PVD untuk mempercepat waktu pemampatan. Lalu ditimbun


sesuai dengan tinggi rencana dengan timbunan tanah untuk menghilangkan
pemampatan tanahnya.
2. Lalu ditunggu sampai pemampatannya selesai atau derajat konsolidasi
sudah menyatakan lebih dari 90%.

3. Setelah selesai preload dapat dibongkar dan digantikan dengan beban yang
akan dioperasionalkan.

2.5 Perencanaan Pekerjaan


2.5.1 Perencanaan Timbunan Preload

Salah satu hal penting yang menentukan keberhasilan metoda preloading


dengan PVD adalah dalam hal perencanaan timbunan preload. Preload harus
direncanakan sesuai dengan beban konstruksi (construction load) dan beban
kerja (work load) yang akan berada di atas tanah dasar. Output hasil
perencanaan preload berupa data berat jenis () dan tinggi timbunan preload.

Gambar 2.4 Perencanaan Timbunan Preload

2.5.2 Perencanaan PVD


PVD (prefabricated vertical drain) merupakan salah satu produk
geosintetik (geosynthetics products) yang berfungsi sebagai pengalir air
(drainage). PVD merupakan material komposit yang terdiri dari inti (core)
dan penyaring (filter) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5 Fungsi PVD
pada pekerjaan perbaikan tanah lempung lunak metoda preloading dengan
penggunaan PVD adalah untuk mempercepat waktu proses konsolidasi
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6
Gambar 2.5 Material PVD

Gambar 2.6 Fungsi PVD

2.5.3 Perencanaan Horizontal Drain

Drainase horisontal (horizontal drain) diperlukan untuk mengalirkan air


pori secara horisontal yang berasal dari PVD. Ada berbagai macam alternatif
horizontal drain yang bisa digunakan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.7 sampai Gambar 2.12. Pada Gambar 2.7 ditunjukkan alternatif horizontal
drain dengan menggunakan pasir. Pada Gambar 2.8 dengan menggunakan
pasir dan 1 lapis geotextile di bawahnya. Pada Gambar 2.9 dengan
menggunakan pasir dan 2 lapis geotextile di bawah dan di atas pasir.

Gambar 2.7 Penggunaan Pasir

Gambar 2.8 Penggunaan Pasir dan 1 Geotextile


Gambar 2.9 Penggunaan Pasir dan 2 Geotextile

Gambar 2.10 Penggunaan Kerikil dan Geotextile

Gambar 2.11 Penggunaan Pipa dan Geotextile


Gambar 2.12 Penggunaan PHD

Apabila permeabilitas pasir sangat kecil dan untuk membuat horizontal


drain yang lebih tebal memerlukan biaya yang tinggi maka di dalam pasir
tersebut dipasang subdrain yang dibuat dari kerikil yang dibungkus geotextile
seperti pada Gambar 2.10. Apabila untuk penggunaan pasir biayanya sangat
tinggi maka horizontal drain dibuat dari pipa berlubang (perforated pipe)
yang dibungkus geotextile seperti pada Gambar 2.11. Sebagai alternatif
pengganti pipa berlubang (perforated pipe) yang dibungkus geotextile
digunakan prefabricated horizontal drain (PHD) seperti pada Gambar 2.12.

2.5.4 Perencanaan Instrumen Geoteknik

Pemasangan instrumen geoteknik (geotechnical instrument) pada


pekerjaan perbaikan tanah lempung lunak metoda preloading dengan
penggunaan PVD berfungsi untuk monitoring proses pelaksanaan selama
pekerjaan berlangsung dan mengetahui kinerja hasil pekerjaan perbaikan
tanah yang telah selesai dilakukan.

2.6 Langkah Perbaikan


1. Melakukan tes data tanah dasar
Meliputi Sondir, SPT, Undisturb Sampel, Statigrafi lapisan tanah.
2. Melakukan tes data pada tanah timbunan
3. Merencanakan preloading
Meliputi tinggi timbunan tanah yang terdiri dari desain elevasi, beban
perkerasan dan beban tambahan dengan berat yang lebih besar dari
beban asli yang direncanakan.
4. Pemasangan PVD dan PHD (Horizontal Drain)
PVD berfungsi untuk jalan tercepat keluarnya air pori dengan
mengalirkan secara vertikal PHD (horizontal drain) berfungsi
menangkap air pori dari PVD dan meneruskannya menuju area luar
timbunan atau area pembuangan
5. Melakukan penimbunan tanah dan proses pemampatan
Memampatan dilakukan hingga konsolidasi mencapai 90%
6. Melakukan monitoring pada hasil perbaikan
Meliputi monitoring tinggi timbunan tanah, berat isi tanah, settlement
plate, piezometer, dan inclinometer.
7. Membongkar preload
Setelah memonitoring hasil dan jika didapatkan sesuai perencanaan
maka dapat dibongkar yaitu beban perkerasan dan beban tambahan
untuk membangun bangunan rencana.
2.7 Monitoring Pekerjaan
a) Monitoring Tinggi Timbunan
Untuk monitoring tinggi timbunan dilakukan pembacaan terhadap
settlement plate dengan menggunakan alat baca auto level, selanjutnya
dibuat grafik monitoring tinggi timbunan.
b) Monitoring Penurunan Tanah
Untuk monitoring penurunan tanah dilakukan pembacaan terhadap
settlement plate dengan menggunakan alat baca auto level, selanjutnya
dibuat grafik monitoring penurunan tanah.
c) Monitoring Kompresi Tanah
Untuk monitoring kompresi tanah dilakukan pembacaan terhadap
extensometer dengan menggunakan alat baca settlement probe,
selanjutnya dibuat grafik monitoring kompresi tanah.
d) Monitoring Tekanan Air Pori Tanah
Untuk monitoring tekanan air pori tanah dilakukan pembacaan
terhadap piezometer. Bila menggunakan open standpipe piezometer
digunakan alat baca water level indicator. Bila menggunakan vibrating
wire piezometer digunakan alat baca data logger, bila menggunakan
pneumatic piezometer digunakan alat baca pneumatic pressure
indicator.
e) Monitoring Pergerakan Lateral Tanah
Untuk monitoring pergerakan lateral tanah dilakukan pembacaan
terhadap inclinometer dengan menggunakan alat baca digital
inclinometer system, selanjutnya dibuat grafik monitoring pergerakan
lateral tanah.
2.8 Evaluasi Kinerja Pekerjaan
Monitoring pekerjaan perbaikan tanah metoda preloading dengan penggunaan
PVD dilakukan selama proses penimbunan dilaksanakan sampai dengan
tercapainya penurunan tanah dan/atau derajat konsolidasi yang direncanakan.
Apabila penurunan tanah dan/atau derajat konsolidasi yang direncanakan
tersebut telah tercapai, selanjutnya dilakukan pekerjaan pembongkaran
timbunan preload (unloading).
a) Evaluasi Penurunan Tanah
Untuk mengetahui kinerja penurunan tanah dilakukan evaluasi
terhadap grafik monitoring penurunan tanah dengan menggunakan
metoda ASAOKA untuk mengetahui :
 penurunan total yang akan terjadi
 waktu untuk mencapai penurunan total
Dengan metoda ASAOKA tersebut selanjutnya dapat dibuat tabel
evaluasi penurunan tanah.
b) Evaluasi Konsolidasi Tanah
Untuk mengetahui kinerja konsolidasi tanah dapat dilakukan evaluasi
terhadap grafik monitoring penurunan tanah dengan menggunakan
grafik PEIGNAUD. Dengan metoda grafik PEIGNAUD tersebut
selanjutnya dapat dapat dibuat tabel evaluasi konsolidasi tanah. Untuk
mengetahui kinerja konsolidasi tanah dapat juga dilakukan evaluasi
terhadap grafik monitoring tekanan air pori.

Anda mungkin juga menyukai