NURHIDAYAT
P23002210010
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk tanah yang mempunyai sifat yang tidak sesuai terhadap rencana
teknis atau pada tanah lempung, yang mempunyai perilaku yang kurang
menguntungkan konstruksi sipil karena daya dukung yang sangat rendah,
tanah tersebut dapat dilakukan stabilisasi atau diperbaiki dengan beberapa
cara, yang sering dilakukan antara lain:
➢ Perbaikan permukaan tanah dengan menggunakan drainase.
➢ Perpindahan yaitu dengan mengganti lapisan tanah yang tidak
menguntungkan atau jelek.
➢ Timbunan imbangan (counter weight fill), misal untuk bangunan tanggul
dimaksudkan untuk mengimbangi sisi tanggul supaya stabil, bilamana
tidak diperoleh faktor keamanan yang diperlukan terhadap longsoran
selama penimbunan dilaksanakan.
➢ Memberikan pembebanan perlahan-lahan diterapkan bilamana kekuatan
geser tanah pondasi tidak besar dan cenderung akan runtuh jika
timbunan dilaksanakan dengan cepat, tetapi berakibat pekerjaan
bertambah lama.
2.1.1. Stabilisasi Tanah Ekspansif Dengan Cara Removal dan
Replacement
Metode ini dilakukan dengan cara mencampur tanah ekspansif dengan
tanah non ekspansif, diharapkan dengan mencampur kedua jenis tanah ini
dapat memperbaiki sifat dari tanah ekspansif. Tinggi dari timbunan tanah
non ekspansif harus tepat agar didapat kekutan yang diinginkan. Tidak ada
petunjuk yang tepat, berapa tinggi timbunan tersebut. Menurut Chen (1988)
merekomendasikan 1 meter sampai dengan 1,30 meter.
Keuntungan dari metode ini adalah:
➢ Tanah non ekspansif yang dicampurkan mempunyai sifat density dan
daya dukung lebih besar, sehingga dapat memperbaiki tanah ekspansif
yang mempunyai nilai density rendah.
➢ Biaya dari metode ini lebih ekonomis dari metode stabilisasi tanah
ekspansif lainya, karena metode ini tidak membutuhkan peralatan
konstruksi yang mahal.
Kerugian dari metode ini adalah ketebalan dari tanah ekspansif yang telah
dicampur dengan tanah non ekspansif akan menjadi lebih tebal sehingga
memungkinkan tidak sesuai dengan ketebalan yang telah ditentukan.
2.3. KONSOLIDASI
.
BAB III
METODE VERTICAL DRAIN UNTUK PERBAIKAN TANAH
PADA KONSTRUKSI JALAN
Tanah lempung lunak jenuh adalah tanah dengan rongga kapiler yang
sangatecil sehingga proses konsolidasi saat tanah dibebani memerlukan
waktu cukup lama, sehingga untuk mengeluarkan air dari tanah secara
cepat adalah dengan mebuat vertical drain pada radius tertentu sehingga
air yang terkandung dalam tanah akan termobilisasi keluar melalui vertical
drain yang telah terpasang.
Pada prinsipnya drainase ini dapat dikatakan menjamin aliran air tanpa
hambatan atau dapat dikatakan kecil ke arah vertikal yaitu ke arah lapisa
porus yang berada di atas muka tanah atau bahkan dua lapisan porus di
atas dan di bawah lapisan lunak (berada dalam tanah) dan juga tidak
menimbulkan masalah pada bidang kontak antara tanah dan drain.
Untuk lapisan tanah lunak yang dalam, adanya drainase vertikal ini
akan mengurangi jarak drainase dalam tanah. Karena kecepatan konsolidasi
akan bergantung pada panjang jalur drainase seperti yang ditunjukkan pada
Persamaan 3.1, maka drainase vertikal ini akan mempercepat proses
konsolidasi.
Selimut pasir harus dipasang pada lapisan pertama dari timbunan untuk
memberi jalan kepada air yang keluar dari sistem drainase. Syarat-syarat
dari
Gambar 3.3 Hubungan dari Ukuran Butir dengan Permeabilitas pada Pasir (GCO,
1982)
Gambar 3.4 Pengaruh dari Kehalusan pada Permeabilitas (GCO, 1982)
Contoh selimut pasir pada Gambar 4.2 adalah sebuah usulan yang
diambildari sebuah kontrak proyek jalan di Indonesia belakangan ini.
Terlihat bahwa permeabilitas dari gradasi yang dispesifikasikan ini hanya
akan berada pada kisaran 10-6 hingga 10-7 m/detik yang sepertinya tidak
akan dapat memberikan drainase yang diinginkan.
Gunakan batu atau kerikil pecah berukuran tunggal (crushed single sized
gravel) Menggunakan pasir lokal, tetapi dengan memasang pipa drainase
lateral dengan jarak yang sesuai untuk mengurangi jarak pengaliran air.
Sebuah lantai kerja biasanya dibutuhkan untuk alat berat untuk memasang
PVD. Lantai kerja ini dapat berpengaruh terhadap efisiensi drainase
selanjutnya, sehingga Perekayasa Geoteknik yang Ditunjuk harus :
BAB IV
KESIMPULAN