Anda di halaman 1dari 8

A.PEMADATAN DANGKAL Pemadatan Tanah dangkal biasanya menggunakan alat-alat sebagai berikut : 1.

Rollers, termasuk didalamnya smooth-wheeled, pneumatic-tired, tamping rollers juga pemadatan oleh beban lalu lintas kendaraan. 2. Vibrators, termasuk didalamnya rollers dan plates 3. Rammers, termasuk didalamnya power rammers, tampers dan falling weight. Smooth-wheeled rollers, alat ini juga sering dipakai untuk memadatkan tanah. Biasanya mempunyai 3 roda dari drum besi atau tandem yang mempunyai mesin sendiri untuk bergerak atau berbentuk roda tunggal yang ditarik dengan traktor. Beratnya antara 1.7 hingga 17 ton dan dapat diperberat lagi dengan mengisi pasir atau air di roda besinya. Beban yang terpakai dibagi selebar rodanya. Kecepatan bergeraknya antara 2.5 sampai 5 km/jam. Pneumatic-tired rollers, alat ini mempunyai mesin untuk bergerak sendiri. Mempunyai 2 sumbu dengan roda dari karet, dimana jumlah roda depan dan belakang berselisih satu dan letak roda depan belakang berselang seling hingga yang tidak terinjak oleh roda depan dapat terinjak oleh roda belakang demikian sebaliknya. Kecepatan bergeraknya berkisar 1.6 hingga 24 km/jam. Vibratory rollers atau sering disebut vibro saja, mempunyai kisaran berat 0.5 hingga 17 ton, yang mempunyai sumbu tunggal (1 roda) biasanya ditarik traktor sedangkan yang mempunyai mempunyai sumbu ganda menggunakan mesin sendiri untuk bergerak. Frekuensi getarannya tergantung pabrik pembuatnya namun untuk yang besar berkisar antara 20 hingga 35 Hz (Hertz) dan 40 hingga 75 Hz untuk vibratory roller yang kecil. Pada umumnya alat bisa disetel getarannya ke 3 posisi: kecil, menengah dan besar. Untuk alat yang ditarik traktor kecepatannya 1.5 hingga 2.5 km/jam sedangkan untuk alat yang bergerak sendiri kecepatannya 0.5 hingga 1 km/jam. Apabila sedang menggetarkan rodanya maka kecepatannya semakin rendah. Vibrating plate compactors, alat ini sering disebut stamper. Mempunyai kisaran berat 100 kg hingga 2 ton dan luasan pelat antara 0.16 m2 hingga1.6 m2. Alat ini cocok untuk memadatkan luasan yang kecil atau tempat yang terbatas untuk dipadatkan. Sesudah menetapkan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan di lapangan, maka sebelum melaksanakan pekerjaan pemadatan tersebut biasanya diadakan percobaan pemadatan dilapangan (trial compaction test). Maksud dari trial compaction test adalah: 1. Untuk mendapatkan jumlah lintasan yang diperlukan untuk memadatkan

tanah hingga tanah menjadi padat, sesuai dengan hasil test CBR di laboratorium atau spesifikasi. 2. Untuk mendapatkan ketebalan pemadatan yang sesuai dengan yang disarankan oleh spesifikasi. Pada umumnya ketebalan jadi (setelah dipadatkan) adalah 20 cm, sehingga untuk ketebalan saat ditebarkan (loose condition) berkisar antara 22 cm hingga 23 cm.

B. PEMADATAN DALAM 1. Metoda Dynamic Compaction (DC)

Secara garis besar, pengertian DC adalah suatu metoda peningkatan kondisi tanah yang dapat diterapkan pada tanah yang kering, basah/lembab dan jenuh (saturated). Metoda ini bisa juga diterapkan pada tanah jenuh dengan kandungan butiran halus mencapai hingga 30%. Target DC dicapai dengan menjatuhkan beban (pounder) dari suatu ketinggian tertentu ke atas permukaan tanah yang akan dipadatkan. Proses pemadatan ini berlangsung pada sekian banyak jatuhan pada lahan yang dituju. a. Prinsip Dasar Peningkatan Tanah Mengapa bisa terjadi pemadatan hanya dengan menjatuhkan beban? Pounder/beban yang dijatuhkan pada ketinggian yang sudah ditetapkan akan memberikan impact energy (energy benturan). Energi benturan ini menciptakan getaran dan mengatur ulang partikel-partikel tanah yang ada dan mendorong keluar gas dan air terkandung didalam partikel didalam tanah asal. Hal ini dapat meningkatkan kepadatan tanah lunak. Metoda DC ini selain dapat diterapkan pada kondisi tanah diatas, dapat juga secara terbatas, -berdasarkan hasil soil

investigation tentunya-, pada kondisi tanah kepasiran, lapisan tanah berbatu lepas, atau tanah hasil pembuangan. Perilaku tanah setelah diterapkannya metoda DC ini bisa berbeda secara signifikan tergantung kondisi tanah, seperti apakah tanah tersebut adalah tanah jenuh (saturated soil) ataupun tanah tidak jenuh (non saturated soil). Dalam halnya tanah tidak jenuh, efek benturan yang muncul adalah seperti halnya kita melakukan Proctor Compaction Test di laboratorium mekanika tanah. Sedangkan jika kondisi tanah jenuh, akan terjadi berbagai bentuk gelombang benturan yang berpusat pada pusat jatuhan beban. Gambar dibawah ini akan bisa memberikan gambaran tentang gelombang benturan yang dimaksud. P wave atau gelombang tekan akan merombak struktur partikel tanah akibat Push-Pull Motion dan meningkatkan tekanan pori. Sedangkan S wave atau gelombang geser memainkan peran menyusun ulang kepadatan partikel meskipun kecepatan gelombang cukup pelan. Adapun Rayleigh wave adalah ringkasan dari gelombang geser dan gelombang permukaan yang tersebar dekat dengan permukaan tanah. Sehingga akibat adanya berbagai macam gelombang yang tercipta oleh karena beban benturan pounder, akan menghasilkan tekanan tarik dibawah tanah, berujung pada retak tarik dalam bentuk radial (seperti gambar diatas) pada pusat beban benturan. Retak tarik ini membuat jalur aliran yang berguna untuk mengeluarkan tekanan pori yang berlebihan dan membuang air pori dalam tanah jenuh. Hal inilah yang berujung pada peningkatan kapasitas daya dukung tanah. b. Karateristik Metoda DC 1. Pekerjaan terapan yang cepat dengan tahapan sederhana, penghematan biaya dan sangat dimungkinkan pelaksanaannya dengan pekerjaan lain pada saat yang sama. 2. Meskipun tergantung dari jenis tanah, kelangsungan pekerjaan lain diatas tanah setelah peningkatan terjadi sangatlah diijinkan. 3. Dapat diterapkan pada berbagai jenis tanah termasuk jenis tanah hasil bongkaran/pembuangan, pasir tanah kepasiran (dredging soil), tanah halus, lumpur buangan maupun hasil pengeboran atau bentonit. 4. Kualitas kerja dapat dikontrol dan hasil yang baik. 5. Tidak bermasalah terhadap lapisan batuan dibawahnya. 6. Tidak memerlukan material khusus.

2. Vibro flotation Vibroflotation merupakan suatu metode perbaikan tanah yang dilakukan dengan cara memasukkan vibrating poker ke dalam tanah yang kemudian berkembang menjadi metode Vibrocompaction, vibroreplacement dan perkembangan terakhir lebih dikenal dengan vibro stone column (VSC). VSC merupakan salah satu alternatif metode perbaikan tanah yang merupakan salah satu kelompok metode vibro-compaction. Pada Gambar 1 dapat dilihat peralatan yang digunakan untuk melakukan pemasangan stone column pada tanah

Peralatan untuk pemasangan stone column sebagai perbaikan tanah

Vibro poker yang digunakan sebagai pembuat lubang pada tanah dan bekerja dengan sistem getar secara horizontal

Vibroflotation dilakukan dengan memasukan alat vibro pokerkedalam tanh yang berfu ngsi menekan tanah dengan melakukan proses getaran dengan proses pulldown pada tana h tersebut. Vibro poker masuk kedalam tanah dengan gerakan memutar dan masuk semakin dalam yang diakibatkan oleh berat sendiri dan energi yang dihasilkan oleh vibrator. Observasi yang dilakukan di lapangan mengindikasikan bahwa getaran yang diterima tanah akibat pemasangan stone column adalah 30-50 Hz (FHWA,2001). Getaran terjadi secara horisontal dan dapat meningkatkan relative density (kepadatan relatif ) pada tanah, jika Granular content pada tanah yang akan diperbaiki lebih dari 90%. Proses ini juga dikenal sebagai Vibro campaction karena bersifat memadatkan tanah dan sudah pernah dilakukan pada jenis tanah loose sand berkedalaman 30 meter, yaitu pada proyek pembangunan palm island,Dubai dan Edinburgh Leith Docks. Getaran yang dihasilkan oleh Vibro poker tidak memiliki efek berarti pada tanah kohesif (lempung dan lanau) jadi, pada tanah tersebut pemadatan dilakukan disertai dengan pemasangan stone column yang memiliki friction angle besar sehingga tanah tersebut akan lebih kuat. Jadi, penggunaan stone column lebih cocok digunakan pada tanah kohesif Pemasangan stone column dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode replacem ent dan displacement. Replacement dikenal sebagai wet method dengan menggunakan alat jet ted water. Alat tersebut dimasukkan ke dalam tanah dan penggunaan air pada alat tersebut berfungsi untuk menekan tanah sehingga terbentuklah suatu lubang yag kemudian lubang tersebut yang mulanya berisi air akan digantikan atau di replacement oleh batuan. Sedangkan metode diplacement dikenal sebagai metode dry method. Metode ini dilakukan dengan menekan lapisan tanah dengan alat Vibrator probe (atau Vibrator poker) dan kemudian dimasukkan batuan kedalam lubang yang terbentuk akibat penekanan oleh vibrator probe. Pemasangan stone column dengan metode replacement maupun displacement dapat

dilakukan dengan 2 cara yaitu top feed system maupun bottom feed system. Top feed system seperti dapat dilihat pada Gambar 4 dilakukan apabila tanah tersebut masih cukup stabil setelah dilakukan pembuatan lubang oleh vibratory probe. Setelah lubang selesai terbentuk, kemudian alat tersebut dikeluarkan dan dimasukkan batuan ke dalam lubang. Probe dimasukkan kembali kedalam lubang untuk melakukan proses pemadatan. Hal tersebut dilakukan terus menerus hingga mencapai panjang stone column yang diinginkan.

PEMADATAN TANAH

Oleh: Wahyu Restriono 0810610022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai