Anda di halaman 1dari 22

PERBAIKAN TANAH

PEMADATAN DALAM
Roy Sukma
1810922031
VIBROCOMPACTION SISTEM
VIBROFLOTATION
A. Pengertian Vibrocompaction
Vibrocompaction adalah metode pemadatan dengan memasukkan batang penggetar
ke dalam tanah, dengan vibrator yang bergetar dalam arah vertikal dan vibrator tersebut tetap
berada di atas permukaan tanah. (SNI 8460:2017)
Vibrocompaction adalah metode pemadatan dengan memasukkan alat getar hingga
kedalaman tertentu, dengan getaran tersebut mendorong tanah untuk bergerak secara lateral
sehingga tanah akan terpadatkan. (Keller Group)
Metoda vibrocompaction digunakan untuk tanah yang non kohesif (berbutir kasar) atau
cohesion less (tanah dominan pasir) seperti pasir lepas, kerikil, pasir bercampur dengan butiran
halus <10%-20%. Metoda ini dapat memperbaiki tanah hingga kedalaman ±40 m atau sering
kali digunakan untuk kedalaman 20 m.
VIBROCOMPACTION SISTEM
VIBROFLOTATION
B. Pengertian Vibroflotation
Vibroflotation adalah metode pemadatan dengan
menggunakan vibrator dengan arah getaran horizontal, pada saat
kondisi vibrator tersebut masuk ke dalam tanah. (SNI 8460:2017)
Teknik ini digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah
dan mengurangi potensi dari ‘Differential Settlement” yang diijinkan
dari beban rencana. Konsep dari vibroflotation adalah dengan
menggabungkan getaran dan air yang dimasukkan kedalam butiran
pasir yang loose menjadi bentuk yang lebih padat
VIBROCOMPACTION SISTEM
VIBROFLOTATION
C. Metoda Pelaksanaan
Secara bertahap :
1. Penetration
Alat vibroflotation diturunkan secara perlahan sampai dengan
kedalaman yang ditentukan, bersamaan alat vibroflotation
menyemprotkan air untuk merekatkan tanah pasir, menghilangkan
pasir halus dan membantu membentuk partikel Annular sekitar alat.
2. Compaction
Selama fase pemadatan ini, material in situ atau material yang di
import dimasukan kedalam pori-pori disekitar alat vibroflotation
VIBROCOMPACTION SISTEM
VIBROFLOTATION
C. Metoda Pelaksanaan
Secara bertahap :
3. Completion
Ketika proses pemadatan selesai, tanah diluruskan dan
pemadatan permukaan diperlukan untuk memadatkan tanah
didaerah permukaan sedalam 2 meter.
VIBROCOMPACTION SISTEM
VIBROFLOTATION
C. Metoda Pelaksanaan
Secara Umum :
1. Masukan alat penggetar kedalam tanah yang disebut dengan
vibroflotation (diameter silinder 30-50 cm) dengan dihubungkan
dengan alat berat crawler crane.
2. Sambil menggetarkan, vibrolot juga dilekapi jets dimana jets
tersebut dapat mengeluarkan udara atau air untuk membantu
memadatkan tanah disekelilingnya.
3. Lalu dalam proses penggetaran, tanah in situ sambil dimasukan
juga sebagai fillernya menggunakan alat berat loader/ekcavator.
4. Proses pemadatan dihentikan, sampai terjadinya pemampatan
pada tanah dan sampai pada kedalaman dan spesifikasi teknis
yang direncanakan.
VIBROCOMPACTION SISTEM
VIBROFLOTATION
D. Peralatan
1. Vibroflotation
2. Crawler Crane
3. Loader
4. Ekcavator
5. Air
6. Tanah In Situ (Filler)
VIBROCOMPACTION SISTEM
VIBROFLOTATION
E. Video
Link :
VIibrocompaction : https://drive.google.com/file/d/1UU2vpu-
TkMbWC2AjzSQ5fpg8RHPMqSVg/view?usp=drivesdk
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)

A. Pengertian Vibrocompaction
Vibroreplacement adalah produk dari sistem vibrocompaction juga yang digunakan
pada tanah yang tidak memadat dengan baik jika hanya menggunakan getaran saja sebab
tanahnya memiliki komposisi lanaunya >15%. Kenaikan daya dukung tanah bisa dicapai dengan
membuat kolom yang terbuat dari batu pecah atau dari beton (stone column).
Metode ini disebut juga vibrated stone columns umumnya diaplikasikan untuk
memperbaiki tanah lempung lunak yang memiliki kuat geser tak terdrainase minimum 20 kPa,
namun dapat juga diaplikasikan pada tanah pasir lepas. Formasi stone columns bekerja sama
dengan tanah di sekitarnya membentuk suatu struktur tanah komposit yang dapat difungsikan
untuk meningkatkan daya dukung, mempercepat disipasi tegangan air pori, mengurangi
penurunan, dan/atau meningkatkan stabilitas lereng dan meningkatkan tahanan geser pada
tanah yang telah diperbaiki. (SNI 8460:2017)
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)
B. Metoda Pelaksanaan
1. Wet Top Feed Process (Proses Kering dengan Penghubung Atas)
2. Dry Bottom Feed Process (Proses Kering dengan Penghubung Bawah)
3. Wet Process (Proses Basah)
(SNI 8460:2017)
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)
B. Metoda Pelaksanaan
1. Wet Top Feed Process (Proses Kering dengan Penghubung Atas)
a. Penetration
Alat vibroflotation diturunkan secara perlahan sampai dengan
kedalaman yang ditentukan, bersamaan vibroflotation
menyemprotkan air untuk merekatkan tanah pasir, menghilangkan
pasir halus dan membantu membentuk partikel Annular disekitar alat.
b. Replacement
Batu pecah dimasukan kedalam lubang yang telah dibuat dengan
alat vibroflotation dengan gaya horizontal untuk memadatkan.
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)
B. Metoda Pelaksanaan
1. Wet Top Feed Process (Proses Kering dengan Penghubung Atas)
c. Completion
Proses ini diulang terus sampai mencapai Cut off Level
rencana, mencapai kepadatan yang baik serta kolom batu dengan
tanah sekeliling yang berat jenisnya sudah meningkat saling
mengunci dengan erat.
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)
B. Metoda Pelaksanaan
2. Dry Bottom Feed Process (Proses Kering dengan Penghubung Bawah)
a. Penetration
Alat vibroflotation menembus sampai kedalaman yang
direncanakan dengan menggunakan berat alat sendiri.
b. Replacement
Batu pecah ditampung di alat penerima, dan diturunkan kedalam
pipa batu yang menghubungkan langsung dengan Ujung alat
vibroflotation yang dimodifikasi. Setelah batu pecah mengisi ujung
vibroflot modifikasi, alat vibroflot tersebut diangkat perlahan sampai
ke ketinggian tertentu dan batu pecah dikeluarkan dari ujung alat
vibroflot modifikasi. Alat vibroflot dengan pelan-pelan diangkat
kembali keatas dan gaya horizontal sehingga batu pecah disekitarnya.
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)
B. Metoda Pelaksanaan
2. Dry Bottom Feed Process (Proses Kering dengan Penghubung
Bawah)
c. Completion
Proses ini diulang terus sampai mencapai Cut off Level rencana,
mencapai kepadatan yang baik serta kolom batu dengan tanah
sekeliling yang berat jenisnya sudah meningkat saling mengunci
dengan erat.
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)
B. Metoda Pelaksanaan
3. Wet Process (Proses Basah)
Proses basah ini digunakan apabila lubang yang terbentuk dengan
proses kering (dengan) penghubung atas tidak stabil. Alat pemadat yang
digunakan sama seperti sebelumnya, yaitu vibroflot, hanya saja disini air
yang dipompakan dan bukan udara. Lubang dibentuk dengan bantuan
semprotan air (water jetting), getaran dan berat sendiri vibroflot.
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)
C. Peralatan
1. Vibroflotation + Bucket
2. Crawler Crane
3. Loader/Ekcavator
/Backhoe Loader
3. Air
4. Batu Pecah/Beton (Filler)
VIBROREPLACEMENT (STONE COLUMN)
D. Video
Link :
Stones Column :
https://drive.google.com/file/d/1UTqaZcr6wZlmSgyOizvI-gNE5eKK-
4RC/view?usp=drivesdk
DYNAMIC COMPACTION

A. Pengertian Dynamic Compaction


Dynamic compaction adalah metode pemadatan dengan menumbuk permukaan tanah
dengan menggunakan beban (umumnya berupa blok susunan pelat-pelat besi) seberat 5 - 200
ton. (SNI 8460:2017)
Dynamic compaction adalah metode pemadatan dengan prinsip memberikan beban
pada ketinggian tertentu kemudian dijatuhkan secara bebas beban tersebut secara berulang
kali. Beban tersebut akan jatuh pada tanah yang akan diperbaiki dan akan memeberikan
pengeruh pemapatan maka tanah akan terpadatkan. (hayward Haker, 2010)
Metoda dynamic compaction digunakan untuk tanah yang dominan pasir dengan
kedalaman maksimum yang bisa diperbaiki hingga 10 m. metoda ini dapat diterapkan pada
tanah yang kering, basah/lembab dan jenuh (saturated).
DYNAMIC
COMPACTION
B. Metoda Pelaksanaan
1. Pemasangan beban (palunya) pada crawler crane berat 5-200 ton
tergantung perencanaan
2. Lalu melakukan pengangkatan dan penjatuhan beban secara berulang
kali dengan ketinggian tertentu dan pola pemadatan tertentu
tergantung spesifikasi teknis berdasarkan kondisi tanah dasar. Berat
palu yang umum digunakan 10-40 ton dengan rentang ketinggian
penjatuhan 5-40 m dan pelaksanaan pra PMT Test, cukup 1 lubang.
3. Setelah proses penetrasi dan telah membuat pola-pola tanah lubang
penetrasi, maka selanjutnya tanah in situ dimasukan kedalam lubang
penetrasi yang terbentuk sebagai filler menggunakan alat berat
loader/ekcavator.
4. Proses pemadatan dihentikan, sampai terjadinya pemampatan pada
tanah dan sampai pada spesifikasi teknis yang telah direncanakan
5. Terakhir, pelaksanaantest PMT akhir, cukup 1 lobang.
DYNAMIC
COMPACTION
C. Peralatan
1. Beban/Palu Penetrasi (5-200 ton)
2. Crawler Crane
3. Loader/Ekcavator
4. Tanah In Situ (Filler)
DYNAMIC
COMPACTION
D. Video
Link :
Dynamic Compaction :
https://drive.google.com/file/d/1UdjgiQV-
GAUADg_D3NiBzeVSNISNmbTE/view?usp=drivesdk
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai