Anda di halaman 1dari 26

MEODA PERBAIKAN DAN PERKUATAN

TANAH
Stabilisasi tanah dapat dibedakan atas dua macam, yakni :

1. Perbaikan tanah (soil improvement)


adalah suatu jenis stabilisasi tanah yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan/atau mempertahankan
kemampuan dan kinerja tanah sesuai syarat teknis yang dibutuhkan, dengan menggunakan bahan additive
(kimiawi), pencampuran tanah (re-gradation), pengeringan tanah (dewatering) atau melalui penyaluran
energi statis/dinamis ke dalam lapisan tanah (fisik).

2. Perkuatan tanah (soil reinforcement)


adalah suatu jenis stabilisasi tanah yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan/atau
mempertahankan kemampuan dan kinerja tanah sesuai syarat teknis yang dibutuhkan,
dengan memberikan material sisipan ke dalam lapisan tanah tersebut.
korelasi antara keduanya, bahwa :

1. Perbaikan tanah (soil improvement), relevan dengan


stabilisasi kimia dan stabilisasi fisik.
2. Perkuatan tanah (soil reinforcement), relevan dengan
stabilisasi mekanis.
Stabilisasi tanah dapat dibedakan atas tiga jenis, yakni :
1. Stabilisasi Kiwia
yaitu menambahkan bahan kimia tertentu dengan material tanah,
sehingga terjadi reaksi kimia antara tanah dengan bahan
pencampurnya, yang akan menghasilkan material baru yang memiliki
sifat teknis yang lebih baik.
2. Stabilisasi Fisik
yaitu mengenakan enersi dari beban dinamis atau beban statis ke
dalam lapisan tanah, sehingga terjadi dekomposisi baru dalam massa
tanah, yang akan memperbaiki karakteristik lapisan tanah sesuaia
dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Stabilisasi Mekanis
yaitu stabilisasi dengan memasukkan material sisipan ke dalam lapisan tanah
sehingga mampu meningkatkan karakteristik teknis dalam massa tanah sesuai
dengan tujuan tindakan stabilisasi yang ingin dicapai. Karena keberadaan material
sisipan ke dalam lapisan tanah inilah, sehingga stabilisasi mekanis diistilah sebagai
“perkuatan tanah (soil reinforcement). Contohnya stabilisasi dengan metal strip,
geotextile, geomembrane, geogrid, vertical drain, dan lain sebagainya.
Ruang lingkup dari perbaikan tanah meliputi dua klasifikasi, yakni :

1. Perbaikan tanah dengan metode kimiawi


selanjutnya dapat dibedakan dalam beberapa sudut tinjauan, antara lain :
A. Ditinjau dari jenis bahan pencampur (additive) ; perbaikan tanah
dengan metode kimiawi, dibedakan atas :
1. Perbaikan tanah dengan bubuk (powder stabilization).

2. Perbaikan tanah dengan larutan (solvent stabilization).


B. Ditinjau dari jenis material bubuk (powder) ; perbaikan
tanah dengan metode kimiawi, dibedakan atas :
a. Perbaikan tanah dengan semen (soil cement).
b. Perbaikan tanah dengan kapur (soil lime).
c. Perbaikan tanah dengan abu (soil ash).
C. Ditinjau dari cara pencampuran ; perbaikan tanah dengan metode kimiawi,
dibedakan atas :
a. Perbaikan tanah dengan metode pengadukan (mixing method).
b. Perbaikan tanah dengan metode penyuntikan (grouting method).
2. Perbaikan tanah dengan metode fisik ;
yang bila ditinjau dari aspek metode pelaksanaannya dapat dibedakan dalam
beberapa jenis, antara lain :

1. Pemadatan tanah (compaction),


2. Konsolidasi tanah (consolidation or preloading),
3. Pengeringan tanah (dewatering),
4. Penggantian tanah (replacement),
5. Perekatan partikel tanah (permeation resin), dan lain-lain.
Secara garis besar perkuatan tanah dapat diklasifikasikan
berdasarkan tujuan utama dari tindakan perkuatan, yakni :
1. Perkuatan tanah dasar (bearing capacity reinforcement).
2. Perkuatan dinding penahan (retaining wall reinforcement)
METODA PERBAIKAN TANAH /MPT
1. Perbaikan tanah dengan semen (soil cement) ; yaitu perbaikan tanah dengan
menggunakan bahan semen sebagai pencampur.
2. Perbaikan tanah dengan kapur (soil lime) ; yaitu perbaikan tanah dengan
menggunakan kapur sebagai bahan pencampur tanah yang lemah. Cara ini
merupakan metode paling tua yang dikenal sejak zaman Romawi Kuno, ketika
desakan mobilisasi alat perang dan personil militer mereka semakin tinggi seiring
dengan perkembangan ekspansi kekuasaan pada zaman itu.
3. Perbaikan tanah dengan abu (soil ash) ; yaitu perbaikan tanah dengan
menggunakan bahan abu sebagai pencampur, dapat berasal dari abu batu, abu
terbang, abu sekam, dan lain sebagainya.
4. Perbaikan tanah dengan larutan kimia (solvent stabilization); yang mana berbagai
bahan kimia yang biasa digunakan untuk meningkatkan parameter tanah, seperti
larutan soda kaustik (NaOH), larutan asam sulfat (H2SO4), dan berbagai larutan
lain. Cairan pencampur yang sekarang banyak digunakan cukup bervarisi, yang
mana beberapa pabrikan telah mengembangkan berbagai jenis cairan additive
sebagai bahan stabilizer untuk perbaikan tanah
5. Perbaikan tanah dengan pemadatan ; yaitu penyaluran enersi tumbukan dan/atau
vibrasi (dynamic load) secara langsung ke lapisan tanah yang kurang padat (gembur).
Metode ini dimaksudkan untuk memperbaiki parameter tanah yang berhubungan
dengan daya dukung, kuat geser, penurunan, dan permeabilitas tanah.
6. Perbaikan tanah dengan konsolidasi ; yaitu pemberian beban statis secara langsung di
atas lapisan tanah (static load), sehingga tanah akan terkompresi sebelum
pelaksanaan konstruksi dilakukan. Pemberian beban awal semacam ini disebut
preloading, dengan beban yang biasanya diambil lebih besar dari beban konstruksi
yang akan bekerja. Metode konsolidasi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama
dengan metode pemadatan, namun bentuk bebannya yang berbeda, dan metode
konsolidasi membutuhkan waktu proses yang lebih lama.
7. Perbaikan tanah dengan teknik pengeringan (dewatering) ; yaitu upaya
peningkatan bearing capacity tanah melalui proses pengeringan tanah, sehingga
kadar air tanah menurun, dan meningkatkan tegangan efektif di dalam tanah.
Metode ini banyak menggunakan teknik saluran pasir vertikal (sand drain), yang
dibuat sedemikian rupa, sehingga air di dalam tanah dapat mengalir ke luar dari
massa tanah. Formasi sand drain sudah banyak dikembangkan para engineer,
sehingga air dalam massa tanah yang jenuh dapat dialirkan baik pada arah
vertikal (sand vertical drain), maupun pada arah horisontal (sand horisontal
drain).
8. Perbaikan tanah dengan penggantian tanah (replacement) ; yaitu perbaikan
gradasi dengan cara menambah tanah pada fraksi tertentu yang dianggap kurang
baik, sehingga tercapai gradasi yang rapat dan memiliki parameter yang lebih
baik.
9. Perbaikan tanah dengan permeation resin ; yaitu pengaliran bahan perekat
(resin) yang memiliki viskositas rendah ke dalam pori-pori tanah tanpa
menggusur atau mengubah struktur tanah. Karakteristik tanah akan dimodifikasi
oleh aliran perekat resin yang akan menjadi busa atau gel.
Metoda Perbaikan Tanah (MPT) yang umum digunakan

1. Perbaikan secara mekanis


Pemberian gaya mekanis dari luar untuk sementara misalnya
pemadatan
2. Perbaikan secara hidrolis
Pengurangan tekanan air pori misalnya preloading; dewatering,
pemompaan, sumur, parit, dan vertical drains
3. Perbaikan secara fisik & kimiawi
Pemberian campuran bahan kimia, grouting, perubahan suhu
4. Dengan inklusi & pengekangan, Geosintetis, angkur, dll.
5. Penggunaan bahan ringan
Expanded Poly styrene (EPS) dll.
KRITERIA PEMILIHAN METODE

1. Jenis & Tingkat Perbaikan yang diinginkan


2. Jenis & struktur tanah, serta kondisi aliran air tanah
3. Biaya
4. Ketersediaan peralatan & materia
5. Waktu konstruksi
6. Kemungkinan kerusakan struktur disekitarnya
7. Ketahanan material yang digunakan
METODE PERBAIKAN TANAH SECARA MEKANIS

I. Pemadatan Dangkal:
1. Roller (mesin Penggilas)
- Smooth wheel roller,
cocok untuk meratakan permukaan tanah dasar dgn tekanan
rendah
- Pneumatic Tire Roller, dapat digunakan pd pemadatan dgn
tekanan dan “kneading” (remasan)
- Sheep foot roller, cocok untuk lempung dan tanah berlanau
2. Hammer, dengan menjatuhkan pemberat
3. Vibrator, roller yang digetarkan
- Vibrator roller, cocok utk tanah berbutir
- Smooth drum vibrator, cocok untuk tanah granuler yang sedikit
mengandung lempung atau lanau
- Vibrator pneumatic, cocok untuk tanah granuler yg lebih tebal
II. Pemadatan Dalam
1. Precompression
2. Peledakan
3. Dynamic Compaction
4. Vibroflotation
5. Compaction Grouting
 Vibroflotation
Ada 2 metode, Wet Method dan dry method
Prinsip kerja Wet method:
a. Alat diturunkan kedalam tanah sambil disemprot dengan air bertekanan tinggi
b. Semprotan air mengakibatkan kondisi “cair” pada tanah shg memungkinkan
unit penggetar untuk masuk lebih dalam.
c. Material berbutir dituangkan dari atas lubang. Air dialirkan dari atas sehingga
dapat membawa material ke dasar lubang.
d. Unit penggetar kemudian diangkat secara bertahap
Untuk dry method air diganti dengan udara
PERBAIKAN SECARA HIDRAULIK

Metode yang digunakan


1. Preloading tanpa drainase vertikal
2. Preloading dengan drainase vertikal
3. Dewatering
4. Metode elektrokinetik
TUJUAN DAN PRINSIP KERJA

Preloading
 Mempercepat penurunan dengan cara menambahkan beban sebelum
pelaksanaan konstruksi dengan tujuan untuk menaikkan kuat geser
tanah
Drainase Vertikal
 Mempercepat proses Konsolidasi (primer) dengan cara
memperpendek aliran air keluar dari pori-pori tanah
Dewatering
 Mempercepat penurunan dengan cara menurunkan muka air tanah
(ingat prinsip bouyancy dimana penurunan muka air tanah =
peningkatan beban) dengan tujuan menaikkan kuat geser tanah
Metode Elektrokinetik
 Mengurangi kadar air sehingga kuat geser meningkat dan
kompresibilitas menurun seiring dengan berkurangnya volume pori
tanah
METODE PRELOADING

Prinsip Kerja Preloading


Memberikan beban (surcharge) sebelum pekerjaan konstruksi Surcharge
dihilangkan setelah -- misalnya - tercapai 90% konsolidasi. Beban konstruksi
akan menimbulkan penurunan yang relatif kecil
Kuat geser meningkat sebanding dengan besarnya preloading (Uji TRIAXIAL,
CU)
Prinsip Kerja Drainase Vertikal
Drainase vertikal mempercepat penurunan tapi tidak mengurangi
penurunan akhir

Anda mungkin juga menyukai