Anda di halaman 1dari 56

STABILISASI &

PEMADATAN TANAH
PENDAHULUAN
Sifat-sifat tanah di lapangan

Tidak selalu memenuhi harapan dalam


merencanakan suatu konstruksi

Tanah jelekharus distabilisasi


Tujuan stabilisasi :

untuk memperbaiki kondisi tanah


kemudian mengambil tindakan yang tepat
terhadap masalah-masalah yang kita hadapi
Stabilisasi dapat berupa tindakan-tindakan :
a. Menambah kepadatan tanah,
b. menambah material yang tidak aktif, sehingga
mempertinggi kohesi dan/tahan geser yang
timbul
c. menambah material agar dapat mengadakan
perubahan-perubahan alami dan kimiawi
material tanah,
d. merendahkan permukaan air tanah
e. mengganti tanah-tanah yang buruk
STABILISASI TANAH
Stabilisasi tanah mekanis
Dengan menggunakan :
a. Mesin gilas (rollerr)
b. Benda-benda berat yang dijatuhkan (pounder)
c. peledakan dengan alat peledak (eksplosif)
d. tekanan statis
e. pembekuan
f. pemanasan
Stabilisasi
dengan bahan pencampur/tambahan (additive)
a. Kerikil untuk kohesif (lempung)
b. Lempung untuk tanah berbutir kasar
c. pencampur kimiawi seperti
- semen portland (P.C)
- Gamping/kapur
- Abu batubara
- Semen aspel dll
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR

1. Lapisan tanah dasar yang lunak


2. Lapisan tanah dasar yang lunak dan
kohesif
3. Lapisan tanah berpasir lepas
4. Lapisan dangkal
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR

1. Lapisan tanah dasar yang lunak

Lempung (lanau)  SPT N 4


Tanah gambut (peat) kadar air alami tinggi
Tanah pasir lepas  N 10
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR

Stabilisasi tanah dasar yang lunak :


a. Perbaikan karakteristik geseran
b. Perbaikan kemampatan
c. Pengurangan permeabilitas
d. Perbaikan karakteristik
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR

2. Lapisan tanah dasar yang lunak dan kohesif


Metoda-metoda yang digunakan
a. Metoda perbaikan permukaan
b. Metoda perpindahan (displacement method)
c. Metoda timbunan imbangan berat (counter
weight fill method)
d. Metoda pembebanan perlahan-lahan
e. Metoda pembebanan
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR

2. Lapisan tanah dasar yang lunak dan kohesif

Metoda-metoda yang digunakan (lanjutan)

f. Metoda drainase vertikal


g. Metoda tiang pasir padat
h. Metoda tiang kapur
i. Metoda pencampuran lapisan dalam
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
a. Metoda perbaikan permukaan

1). Metoda drainase permukaan


 (surface drainage method)
 2). Metoda alas pasir
 (sand mat methode)
3). Metoda bahan lembaran tipis
 (sheed material method)
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
b. Metoda perpindahan (displacement method)

1). Sesudah penggalian lapisan yang lunak dengan


alat berat, bahan tanah yang baik dimasukkan dan
dipadatkan

2). Tanah yang lunak itu didesak dengan bahan


timbunan tanah yang baik atau didesak dengan
ledakan
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
c. Metoda timbunan imbangan berat (counter-
weight fill method)

Metoda ini terutama mengimbangi sisi tanggul


supaya stabil, bilamana tidak diperoleh faktor
keamanan yang diperlukan terhadap longsor
selama penimbunan pelaksanaan
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
d. Metoda pembebanan perlahan-lahan
Metoda ini diterapkan bila kekuatan geser tanah tidak
begitu besar dan cenderung akan runtuh jika timbunan
dilaksanakan dengan cepat
Untuk menghindari keruntuhan, maka pelaksanaan
penimbunan harus diperlambat

1) Metoda peningkatan tinggi timbunan secara


bertahap
2) metoda peningkatan tinggi timbunan secara
kontinu dan berangsur-angsur
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
e. Metoda pembebanan
 Untuk mengusahakan konsolidasi lapisan yang
lunak dan memperbesar gaya geser
Ada 4 metode pembebanan :
1). Metode pra pembebanan (pre loading method)
2). Metoda beban tambahan (surchage method)
3) Metoda penurunan muka air tanah
4). Metode pembebanan tekanan atmosfir
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
f. Metoda drainase vertikal

Metode ini sering diterapkan bersama-sama


dengan metoda pembebanan perlahan-lahan atau
pembebanan.
Ada 2 :
1). Metoda drainase pasir ( sand drain method)
2). Metoda drainase sumbu kertas karton (card
board wick drain method)
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
g. Metoda tiang pasir padat

 Dalam metoda ini pasir ditekan ke dalam


lapisan lunak dengan pemadatan atau getaran,
sehingga terbentuk tiang pasir padat.
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
h. Metoda tiang kapur

Kapur ditempatkan dalam bentuk tiang di


dalam tanah kohesif sama seperti pembuatan ttiag
pasir.
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
i. Metoda pencampuran lapisan dalam (deep layer
mixing tratment method)

 Pada metoda ini kapur atau stabilisator semen


dikocok-kocok dan dicampur dengan tanah kohesif
pada kedalaman tanah tersebut untuk
mengkonsolidasikan tanah yang bersangkkutan.
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
3. Lapisan tanah dasar berpasir lepas

Ketika suatu gaya gempa bekerja pada tanah


berpasir , maka tanah berpasir itu pada umumnya
akan mengalami pencairan (liquefaction) yang dapat
mengakibatkan kerusakan yang berat.
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
Karakteristik pencairan tanah yang terdiri dari
tanah berpasir lepas dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Intensitas gempa bumi dan lamanya gempa
bumi,
b. Kerapatan pasir,
c. Distribusi gradasi pasir,
d. Beban pada pasir atau tekanan bebas (confined
pressure) pasir.
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
Untuk tanah dasar berpasir lepas

metoda-metoda yang digunakan :


a. Metoda tiang pasir padat,
b. Metoda vibroflotasi (vibro floation method).
MACAM-MACAM STABILISASI
LAPISAN TANAH DASAR
4. Lapisan dangkal

 Jika mudah diperoleh bahan dengan kualitas yang


baik, maka dapat dilaksanakan stabilisasi tanah dengan
hanya merubah kadar air tanah asli atau dengan
penggilasan dan tidak perlu mengadakan pekerjaan
perbaikan khusus, seperti dengan penambahan bahan
stabilisasi.
 Ada 3 metoda utama yang digunakan untuk
mengadakan peningkatan stabilitas lapisan dangkal :
a. Metoda fisik seperti pemadatan
b. metoda kimia seperti pencampuran atau
penyuntikan (grouting) semen, kapur dll
c. metoda pembekuan
 Macam-macam stabilisasi lapisan dangkal :
 1). Dengan pemadatan
 2). Dengan penyesuaian gradasi
 3). Dengan kapur atau semen
 4). Dengan grouting
 5). Dengan pembekuan
 5. Stabilisasi lempung mengembang

a. Tambahkan bahan pencampur (gamping yang


terhidrasi/kapur) 2-4%- akan mengurangi Pi
sampai kurang dari 20
b. Padatkan tanah pada keadaan yang lebih basah dari
optimum (3-4%).
c. mengontrol perubahan kadar air dari nilai
referensinya
 6. Stabilisasi dengan bahan buatan
 Menambah kekuatan tanah dengan mencampur
rumput-rumput dan lumpur untuk membuat dinding
dan membuat batu merah.

 7. Stabilisasi tanah semen dan gamping abu batubara.


PEMADATAN TANAH
 Pemadatan
 merupakan usaha mempertinggi kepadatan
tanah dengan pemakaian energi mekanis untuk
menghasilkan pemadatan partikel.
  Tanah dapat dikerjakan pada mulanya dengan
pengeringan, penambahan air, agregat (butir-
butir) tersebut dengan bahan-bahan stabilisasi
seperti : semen portland (PC), gamping, abu
batubara, dan bahan lainnya.
 Energi pemadatan di lapangan dapat diperoleh dari
mesin gilas, alat-alat pemadatan getaran dan dari
benda-benda berat yang dijatuhkan.
  Di dalam laboratorium digunakan alat-alat
pemadatan tanah untuk percobaan (Compaction soil
test apparatus).
• Tujuan pemadatan ialah untuk memperbaiki sifat-sifat
teknis massa tanah, yaitu :
1. Menaikkan kekuatannya
2. memperkecil pemampatannya dan daya rembes
airnya
3. memperkecil pengaruh air terhadapnya
 TEORI PEMADATAN
 Pemadatan kohesif  R.R. Proctor

 Proctor mendefinisikan empat variabel pemadatan


tanah, yaitu :
1. Usaha pemadatan (energi),
2. Jenis tanah (gradasi, kohesif atau tidak, ukuran butir
dan sebagainya),
3. kadar air,
4. Angka pori atau berat isi kering.
 PERCOBAAN-PERCOBAAN PEMADATAN
1. Di laboratorium
2. Di lapangan

Di laboratorium
Dilakukan untuk menentukan kadar air optimum
(optimum moisture content = O.M.C) dan berat isi
kering maksimum (maksimum dry density = γd)
 Percobaan pemadatan :

a. Percobaan pemadatan standar


 (Standar Compaction Test)
 b. Percobaan pemadatan modifikasi
 (Modified Compaction Test)
Elemen-elemen percobaan pemadatan standar dan
modifikasi
Uraian Standar Modifikasi
(ASTM D-698) (ASTM D-1557)
Berat palu 24.50 N (5.50 lb) 44.50 N (10 lb)
Tinggi jatuh palu 304.80 mm (12 in) 457.20 mm (18 in)
Jumlah 25 25
pukulan/lapis
Jumlah lapisan 3 5
Energi pemadatan 592.50 kJ/m3 2,693.25 kJ/m3
(12.375 lb.ft/ft3) 56.250 lb.ft/ft3)
 Energi pemadatan (Compaction Energy = CE)
 C.E = (N x n x Wr x H) / Vm

 Dalam hal ini :


 N = jumlah pukulan/lapis
 n = jumlah lapisan
 Wr = berat palu
 H = tinggi jatuh palu
 Vm = isi tabung
 Contoh Percobaan standar
 Jumlah pukulan tiap lapis : N = 25
 Jumlah lapis : n = 3
 Berat palu : Wr = 5.50 lb
 Tinggi jatuh palu : H = 12 in = 1 ft
 Isi tabung : Vm = 1/30 ft3

 C.E = (25 x 3 x 5.50 lbx 1 ft) / (1/30 ft3)


 = 12,375 lb.ft/ft3 = 12,375 lb/ft2
 C.E = 12,375 x 47.88 J/m3 = 592.515 J/m3
 Contoh Percobaan modifikasi
 Jumlah pukulan tiap lapis : N = 25
 Jumlah lapis : n = 5
 Berat palu : Wr = 10 lb
 Tinggi jatuh palu : H = 18 in = 1.5 ft
 Isi tabung :Vr = 1/30 ft3

 C.E = (25 x 5 x 10 lbx 1 .5ft) / (1/30 ft3)


 = 56,250 lb.ft/ft3
A. Percobaan pemadatan standar

Tujuan :
untuk menentukan hubungan antara kadar air
optimum dan berat isi kering maksimum.
Alat-alat yang digunakan :
1. satu set alat pemadatan (tabung pemadat, palu)
2. satu set alat untuk kadar air
3. satu buah ayakan no 4
4. tempat tanah kapasitas = 3.50 kg (6-8 buah)
5. Alat penambah air (sprayer)  1 buah
6. Timbangan kapasitas 20 kg  1 buah
7. Oven listrik (suhu 110°)
 Prosedur pengujian :

 Uji pemadatan umumnya dilakukan untuk


menentukan hubungan kadar air dan berat volume,
dan untuk evaluasi tanah agar memenuhi persyaratan
kepadatan. Untuk berbagai jenis tanah pada umunya,
terdapat satu nilai kadar air optimum tertentu untuk
mencapai berat volume keringnya (Hardiyatmo,
2006).

 Berat volume kering setelah pemadatan
tergantung pada jenis tanah, kadar air, dan usaha yang
diberikan oleh alat penumbuknya (proses
penumbukannya itu sendiri). Karakteristik kepadatan
tanah dapat dinilai dari pengujian standar di
laboratorium yang disebut uji Proctor. Prinsip
pengujiannya diterangkan dibawah ini.
 Alat pemadat berupa silinder mould yang
mempunyai volume 9,44 x 10-4 m3
 Gambar Alat-alat pemadatan
 Keterangan :
 Tabung diameter : 4.5 in (114.3 mm)
 4 in (101.6 mm)
 tinggi : 4.584 in (116.43 mm)

 Palu diameter : 2 in (50,8 mm)


 tinggi jatuh : 12 in (304.8 mm)
 berat palu : 5.5 lb (2.5 kg)
 Untuk menentukan berat isi kering pada uji
Proctor standar, tanah di dalam mould dipadatkan
dengan penumbuk yang beratnya 2,5 kg dengan tinggi
jatuh 30,5 cm (1ft). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan
dengan tiap lapisan ditumbuk 25 kali pukulan. Pada uji
Proctor dimodifikasi (modified Proctor), mould yang
digunakan masih tetap sama, hanya berat
penumbuknya diganti dengan 5 kg dan tinggi jatuh
penumbuk 45 cm. Pada pengujian ini, tanah di dalam
mould ditumbuk dalam 5 lapisan.
 Dalam uji pemadatan, percobaan diulang paling
sedikit 5 kali dengan kadar air tiap percobaan
divariasikan, kemudian digambarkan sebuah grafik
hubungan kadar air dan berat volume keringnya
(Gambar). Kurva yang dihasilkan dari pengujian
memperlihatkan nilai kadar air yang terbaik (wopt)
untuk mencapai berat volume kering terbesar atau
kepadatan maksimum (Mandal&Divshikar, 1994).
 Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang
sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi
sebagai pembasah (pelumas) pada partikel-partikel
tanah. Adanya air partikel-partikel tanah tersebut
akan lebih mudah bergerak dan bergeser satu sama
lain dan membentuk kedudukan yang lebih
rapat/padat (Das, 1985)
 Hubungan berat volume kering pada kadar udara
tertentu dengan kadar air, dari hasil uji Proctor
standar dan Proctor dimodifikasi untuk tanah dengan
gravitas khusus Gs = 2,65 seperti dalam Gambar
 Gambar Hubungan berat volume kering pada kadar udara tertentu dengan
 kadar air dari hasil uji Proctor standar dan Proctor modifikasi
 (Hardiyatmo, 2006)

 Analisis perhitungan :
 Berat isi tanah basah/asli dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut ini.
 γt = [(Ws + Wm)-Wm] / Vm

 γt = W s / V m

 Jika : Vm = Vs , maka : γt = Ws / Vs
 Dalam hal ini :

 γt = Berat isi tanah basah/asli


 Ws = Berat tanah basah/asli
 Wm = Berat tabung
 Vs = Isi tanah basah/asli
 Vm = Isi tabung
 Berat isi kering tanah dapat dihitung dengan
persamaan :

 γd = (100γt) /(100+W)W = dalam %


 γd = γt /(1+W) W = dalam desimal

 Dalam hal ini :


 γd = Berat isi tanah kering (dry density)
 W = Kadar air
 Contoh Soal 1
 Untuk mengetahui berat volume tanah di
lapangan, dilakukan percobaan kerucut pasir
(sandcone). Tanah seberat 3.95 kg digali dari lubang
di permukaan tanah. Lubang diisi dengan 2.93 kg pasir
kering sampai memenuhi lubang tersebut.

 a) Jika dengan pasir yang sama membutuhkan 5.96 kg


untuk mengisi cetakan dengan volume 0.0039 m3 ,
tentukan berat volume basah tanah tersebut !

 b) Untuk menentukan kadar air, tanah basah seberat
19 gram, dan berat kering 17 gram dipakai sebagai
benda uji. Jika berat jenis tanah 2.65, tentukan kadar
air, berat volume kering, dan derajat kejenuhannya.
 Contoh soal 2.
 Pada suatu percobaan pemadatan standar
diperoleh data sebagai berikut :

Berat isi basah 1.99 1.97 1.96 1.94 1.95


(gr/cm3)
Kadar air (%) 13.45 15.25 15.80 15.80 12.80

 Tentukan kadar air optimum dan berat isi tanah


maksimum !
 Contoh Soal 3
 Untuk mengetahui berat volume tanah di
lapangan, dilakukan percobaan kerucut pasir
(sandcone). Tanah seberat 4.56 kg digali dari lubang
di permukaan tanah. Lubang diisi dengan 3.54 kg pasir
kering sampai memenuhi lubang tersebut.

 a) Jika dengan pasir yang sama membutuhkan 6.57 kg


untuk mengisi cetakan dengan volume 0.0042 m3 ,
tentukan berat volume basah tanah tersebut !

 b) Untuk menentukan kadar air, tanah basah seberat
24 gram, dan berat kering 20 gram dipakai sebagai
benda uji. Jika berat jenis tanah 2.68, tentukan kadar
air, berat volume kering, dan derajat kejenuhannya.

Anda mungkin juga menyukai