Anda di halaman 1dari 44

Dynamic Compaction

Kegagalan daya dukung pondasi akibat likuifaksi


Keruntuhan Penyebaran lateral yang diinduksi oleh likuifaksi
Peningkatan Tanah dengan Getaran
• Getaran dapat digunakan untuk memadatkan
tanah dan timbunan.
• Mirip dengan Vibrating roller yang digunakan
untuk memadatkan lapisan urugan tanah dan
material jalan aspal yang relatif tipis.
• Ini melibatkan penggunaan getaran untuk
memadatkan tanah di tempat dan ke kedalaman
baik dengan menembus tanah dengan vibrator
atau menginduksi tingkat energi yang sangat
tinggi di permukaan tanah atau pada titik-titik
tertentu di dalam tanah.
Peningkatan kepadatan Tanah dengan Getaran

• Metode pengolahan tanah utama meliputi;


o Vibro-pemadatan (Vibro compaction),
o Kolom batu vibro (Vibro stone columns),
o Pemadatan dinamis (Dynamic compaction),
o Pemadatan dampak cepat (Rapid impact compaction),
o Penyelidikan getaran (Vibratory probing),
o Tiang pemadatan (Compaction piles),
o Peledakan (Blasting).
Metode Perbaikan Tanah dgn CaraMekanis
Prinsip
Metode perbaikan tanah ini adalah
mengupayakan untuk meningkatkan
kepadatan tanah dengan
menggunaka energi mekanis
Eksternal
n dalam jangka waktu yang
singkat (pemadatan). Pemadatan ini
menaikkan daya dukung tanah,
mengurangi kompressibilitas dan
permeabilitas, mengontrol stabilitas
volume (shringking & swelling),
mengurangi kerentanan terhadap
liquifaksi, dan memperpanjang
durabilitas
Metode Perbaikan Tanah dgn CaraMekanis
Jenis Perbaikan Tanah:
1) Perbaikan Tanah dengan Cara Compaction.
2) Perbaikan Tanah dengan Cara Dynamic Compaction.
3) Perbaikan Tanah dengan Cara Impact at Ground Surface,
Shallow, and Deep.
4) Perbaikan Tanah dengan Cara Vibration at Ground
Surface.
5) Perbaikan Tanah dengan Cara Vibration at Depth
Vibroflotation.
6) Perbaikan Tanah dengan Cara Blasting.
7) Perbaikan Tanah dengan Cara Deep Mixing.
8) Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Mat.
9) Perbaikan Tanah dengan Cara Counter Weight Fill.
Dynamic Compaction
• Dynamic Compaction = dengan cara menjatuhkan
beban ketanah dengan cara berulang-ulang.
• Pounder/beban yang dijatuhkan pada ketinggian
yang sudah ditetapkan akan memberikan impact
energy (energy benturan).
• Energi benturan ini menciptakan getaran dan
mengatur ulang partikel-partikel tanah yang ada
dan mendorong keluar gas dan air terkandung di
dalam partikel didalam tanah asal.
• Hal ini dapat meningkatkan kepadatan tanah
lunak.
Skema pemadatan dinamis dalam (DDC)
Dynamic Compaction
• Dynamic Compaction (DC) adalah salah satu metode perbaikan
tanah yang memiliki keunggulan waktu perbaikan tanah yang relatif
lebih cepat dan murah dibandingkan dengan metode lain.
• Secara garis besar, pengertian DC adalah suatu metode peningkatan
kondisi tanah yang dapat diterapkan pada tanah yang kering,
basah/lembab dan jenuh (saturated).
• Metode ini bisa juga diterapkan pada tanah jenuh dengan
kandungan butiran halus mencapai hingga 30%.
• Target DC dicapai dengan menjatuhkan beban (pounder) dari suatu
ketinggian tertentu ke atas permukaan tanah yang akan dipadatkan.
• Proses pemadatan ini berlangsung pada sekian banyak jatuhan
pada lahan yang dituju.
Pemadatan dalam dengan Dynamic Compaction
Dynamic Compaction
• Pemadatan dinamis (Dynamic Compaction), juga dikenal
sebagai pemadatan dalam yang dinamis, telah
dipergunakan orang lebih dari 1000 tahun lalu, namun baru
diperkenalkan secara teknis pada pertengahan 1960an oleh
Luis Menard.
• Metode ini memungkinkan dilakukan perawatan tanah
pada kedalaman, dengan memberikan beban dinamis di
permukaan.
• Konsolidasi dinamis akan mengakibatkan pemadatan
terjadi pada tanah granular yang longgar.
• Prinsip teknik ini terdiri dari beban dijatuhkan berulang-
ulang dengan berat beban beberapa ton dari ketinggian di
atas 10 meter.
Dynamic Compaction
Dynamic Compaction
• Dilapisan tanah liat, bahan isian ditempatkan di permukaan
tanah yang akan dipadatkan, sehingga membuat proses
penggantian material secara dinamis menjadi lebih efektif.
• Menurut Hussin (2006), metode ini baik digunakan untuk
mengurangi penurunan pondasi, mengurangi penurunan
seismik dan potensi likuifaksi, keamanan konstruksi,
pemadatan tumpukan sampah, memperbaiki lahan bekas
tambang, dan mengurangi penurunan pada tanah yang
berpotensi runtuh (collapsible soils).
• Efektifitas dari hasil pekerjaan pemadatan dinamis sangat
ditentukan oleh besarnya beban penumbukan yang
diterapkan
Dynamic Compaction
- pounding the ground by a heavy weight
Suitable for granular soils, land fills and karst terrain
with sink holes.

solution cavities in
limestone
Pounder (Tamper)

Crater created by the impact


(to be backfilled)
Situs yang diperkuat Geopier® dengan metoda dynamic compaction (DDC),
Aplikasi lapangan DDC. Courtesy of Hayward Baker (atas) dan Densification, Inc. (bawah)
Perencanaan
A. Batasan area yang akan dipadatkan.
• Pemadatan dengan metode ini memerlukan luasan tambahan
sebesar nilai kedalaman rencana perbaikan (D) dari tepi luasan
efektif pemadatan rencana.
B. Menentukan Berat dan Tinggi Jatuh Pounder.
• Hubungan antara berat dan tinggi jatuh pounder untuk menentukan
kedalaman rencana perbaikan dapat menggunakan rumus:
• D = n (WH)0,5
• Keterangan: D = Kedalaman rencana perbaikan (m), W = Berat
pounder (Ton), H = Tinggi jatuh pounder (m), n = Koefisien empiris
yang bervariasi antara 0,3 dan 0,6. Nilai n =0,5 kemudian diusulkan
oleh Leonards et al. (1980) atas dasar kompilasi data lapangan
untuk sejumlah kondisi.
Contoh pola grid untuk DDC
Perencanaan
C. Menentukan besaran energi untuk menghasilkan perbaikan tanah
yang diharapkan energi yang dihasilkan dari tumbukan pounder
akan menyebabkan tanah memadat.
D. Kontrol Kedalaman Lubang Akibat Tumbukan Pounder.
• 1. Kontrol kedalaman lubang Kedalaman lubang yang dihasilkan dari
tumbukan pounder akan bervariasi. Hal ini mengakibatkan
kedalaman perlu dikontrol dengan batas kedalaman tidak melebihi
tinggi pounder ditambah 0,3 m.
• 2. Kontrol heave. Heave adalah naiknya permukaan tanah asli pada
sisi lubang yang diakibatkan tumbukan pounder. Apabila heave
terjadi, maka tumbukan harus segera dihentikan karena
diasumsikan energi yang diterima tanah sudah mencapai optimum.
E. Stabilisasi Permukaan Tanah Stabilisasi ini bertujuan agar alat berat
yang beroperasi di area kerja dapat bermobilisasi dengan baik
sehingga proses pelaksanaan menjadi efektif. Hal ini dilakukan jika
kondisi tanah asli terlalu lepas.
Gambar proses menjatuhkan beban berat dan bentuk di permukaan tanah
Tahapan Pemilihan Metode
A. Penyelidikan Tanah
• Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui data tanah awal dan
mengelompokannya sesuai zona.
B. Perhitungan Daya Dukung Rencana
Setelah dilakukannya peyelidikan tanah, kemudian dilakukan
perencanaan daya dukung yang akan diperoleh setelah
melakukan DC.
Perhitungan qc rencana tersebut dapat dilakukan dengan
pengaruh terhadap kepadatan relatif tanah.
Lee et al. (2004) menyimpulkan bahwa untuk mencari
persentase kenaikan kepadatan relatif dapat menggunakan
persamaan berikut: 𝐼𝑟=𝐷𝑟− 𝐷r 𝑚𝑖𝑛 /(𝐷𝑟𝑚𝑎𝑥− 𝐷𝑟𝑚𝑖n))*100%
Dynamic Compaction

Pounder (Tamper)
Mass = 5-30 tonne
Drop = 10-30 m
Tahapan Pemilihan Metode
• Dimana Drmin dan Drmax adalah kepadatan relatif
minimum dan maksimum setelah DC.
• Namun, karena kedua kuantitas tersebut belum dapat
ditentukan dengan pasti sebelum dilaksanakannya DC,
maka digunakan pendekatan dengan memperkirakan
Drmin = Dr0 dan Drmax = 100%. Dengan pendekatan
tersebut maka persamaan rumus menjadi: 𝐼𝑟 = (−0
)/(100−𝐷𝑟0 )𝑥 100(%)
C. Pemilihan Alat Berat.
Pemilihan alat berat didasarkan oleh energi tumbukan
yang dapat dihasilkan dari alat berat. Besarnya energi
tersebut ditentukan dari jenis alat berat, berat pounder
dan tinggi jatuh.
Tahapan Pemilihan Metode
• Analisa Dampak Lingkungan
Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar efek yang diakibatkan oleh metode ini terhadap
lingkungan sekitar.
E. Pelaksanaan Pemadatan
Pemadatan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
rencana baik pola, berat pounder, dan tinggi jatuh.
F. Kontrol Daya Dukung
Setelah proses pemadatan selesai, perlu dilakukan kontrol
daya dukung kembali menggunakan pengujian
lapangan.
Dynamic Compaction
Tahapan Pelaksanaan
• Pilot Test(PT) atau istilah lainnya Pengujian Awal.
• Pilot Test dilakukan untuk memverifikasi syarat teknis pelaksanaan
tamping metoda DC langsung dilapangan sesuai kondisi asli tanah
• Setelah Pengujian Awal lalu lanjut ke Pengujian Penetrasi dan Level
Muka Tanah akibat Tamping.
Tahapan ini bertujuan untuk:
• Penentuan frekwensi optimum tamping.
• Menentukan metoda tamping yang tepat.
• Mengetahui detail crater yang tercipta akibat tamping (diameter,
kedalaman dan penetrasi pounder).
• Menganalisa hasil setelah uji ini dilakukan.
• Setelah tanah di padatkan dengan beban /ponder kemudian di
ratakan kembali
Stages of the process?
Stage1 : Prior to commencement of the works,
a granular blanket is placed over the
treatment area. The weight is dropped
from heights of up to 25m, with up to 5
no. passes and up to 10 no. drops per
pass.

Stage2 : On the first pass the deepest layers


are compacted. Following completion of
the pass the site is then regarded.
Stage3 : Subsequent passes compact
successively shallower layers, following
which the site is regarded.

Stage4 : The final tamping pass is often


continuous to compact the soils at shallow
depth.
Dynamic compaction
Keuntungan
• Biaya pelaksanaan relatif murah
• Sangat sesuai untuk lapangan terbuka
• Diperoleh keuntungan ganda yaitu penurunan plastis
dan konsolidasi pada lapisan tanah
Kekurangan
• Mat. harus diturunkan minimal 2 m di bawah muka
tanah
• Membutuhkan vertikal drain untuk mempercepat
disipasi tekanan air pori yang timbul akibat pemadatan
• Populasi alat relatif sedikit
• Kurang efektif untuk memadatkan lapisan lempung
yang diatasnya terdapat lapisan lempung tebal
• Waktu pelaksanaan yang relatif lama.
APLIKASI PEMADAMAN DINAMIS
• Mengurangi penurunan pondasi
• Memadatkan endapan limbah
• Mencegah likuifaksi tanah selama gempa
bumi
• Meningkatkan kepadatan in-situ dari
timbunan reklamasi lahan

Anda mungkin juga menyukai