Anda di halaman 1dari 18

Batas-batas Atterberg

Batas Atterberg diperkenalkan oleh Albert Atterberg pada tahun 1911 dengan tujuan untuk
mengklasifikasikan tanah berbutir halus dan menentukan sifat indeks property tanah. Batas
Atterberg meliputi batas cair, batas plastis, dan batas susut.
Tanah yang berbutir halus biasanya memiliki sifat plastis. Sifat plastis tersebut merupakan
kemampuan tanah menyesuaikan perubahan bentuk tanah setelah bercampur dengan air pada
volume yang tetap. Tanah tersebut akan berbentuk cair, plastis, semi padat atau padat tergantung
jumlah air yang bercampur pada tanah tersebut. Batas Atterberg memperlihatkan terjadinya
bentuk tanah dari benda padat hingga menjadi cairan kental sesuai dengan kadar airnya. Dari test
batas Atterberg akan didapatkan parameter batas cair, batas plastis, batas lengket dan batas
kohesi yang merupakan keadaan konsistensi tanah. Batas-batas Atterberg dapat dilihat pada
gambar berikut :

1) Batas Cair (Liquid Limit)


Batas cair (LL) adalah kadar air tanah yang untuk nilai-nilai diatasnya, tanah akan berprilaku
sebagai cairan kental (batas antara keadaan cair dan keadaan plastis), yaitu batas atas dari daerah
plastis.
2) Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas plastis (PL) adalah kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya, tanah tidak lagi
berpengaruh sebagai bahan yang plastis. Tanah akan bersifat sebagai bahan yang plastis dalam
kadar air yang berkisar antara LL dan PL. Kisaran ini disebut indeks plastisitas.
3) Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air, yaitu tanah masih bersifat plastis. Karena itu,
indeks plastis menunjukan sifat keplastisitas tanah. Jika tanah mempunyai interval kadar air
daerah plastis kecil, maka keadaan ini disebut dangan tanah kurus. Kebalikannya, jka tanah
mempunyai interval kadar air daerah plastis besar disebut tanah gemuk. Nilai indeks plastisitas
dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :

IP = LL - PL
Batasan mengenai indeks plastis, sifat, macam tanah dan kohesi diberikan oleh Atterberg
terdapat dalam tabel berikut ini:

4) Batas Susut / Shrinkage Limit (SL)


Kondisi kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu prosentase kadar air
dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanah disebut
Batas Susut.
SL = (V0/W0 - 1/Gs) x 100%
Keterangan :
SL = batas susut tanah
V0 = volume benda uji kering
W0 = berat benda uji kering
Gs = berat jenis tanah

http://listiyonobudi.blogspot.com/2011/06/batas-batas-atterberg.html

Batas Susut Batas Plastis Batas Cair


Gambar 6-1. Keadaan Tanah
Keadaan yang paling penting adalah batas cair dan batas plastis yang disebut
sebagai batas-batas Atterberg. Batas cair didefinisikan sebagai nilai kadar air tanah
pada batas antara keadaan cair dan plastis. Atau dapat dikatakan batas cair adalah
batas suatu tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.

Penentuan Batas Atterberg dilakukan secara rutin untuk sebagian besar


penyelidikan tanah yang berbutir halus.
Cara penentuan batas cair dilakukan dengan memakai alat, yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan kadar air yang berbeda dan banyaknya air
dihitung tiap ketukan.
Penentuan kadar air:
WW = W
wet - Wdry
WD = W
dry
- Wcon
W% = Ww / W D x 100%
dengan:
Ww

= berat air.

Wwet = berat sampel tare basah.


Wdry

= berat sampel tare kering.

Wcon = berat container.


Wd
W%

= berat tanah kering.


= kadar air, %

Batas cair adalah kadar air tanah pada 25 ketukan.


Parameter-parameter tanah yang berhubungan dengan percobaan ini adalah:
a. Plasticity Index ( PI )
Adalah selisih harga liquid limit LL dengan plastic limit PL.
b. Flow Index ( I
f
)

Adalah kemiringan dari kurva kadar air terhadap jumlah ketukan.


c. Toughness Index ( I
t
)
Adalah perbandingan antara plasticity dengan flow index.
d. Liquidity Index ( L )
L = (W - PL)/LL
Rumus empiris untuk mencari batas cair atau liquid limit adalah:
W1 =W
n
x (N/25)
0,121
dengan:
W1
= liquid limit
Wn
= kadar air pada ketukan ke N.
N

= jumlah ketukan.

6.1.3 TUJUAN PERCOBAAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan batas cair (liquid limit), batas
plastis (plastic limit), serta indeks plastisitas (plasticity index) yang dimiliki oleh
suatu
tanah.
6.1.4 ALAT PERCOBAAN
a. Alat batas cair standard.
b. 4 buah container.
c. Timbangan atau neraca dengan ketelitian 0,01 gram.

d. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai dengan
suhu (110 15) C.
e. Air suling.
f. Spatula dengan panjang 12,5 cm.
g. Pelat kaca 45 cm 45 cm 0,9 cm.
h. Sendok dempul.
i. Alat pembuat alur.
Gambar 6-2. Alat Percobaan Batas Cair
Keterangan gambar:
1. Mangkok
2. Pen penggantung mangkok
3. Baut penjepit
4. Baut pengatur tinggi jatuh
5. Tuas pemutar
6. Alas
7. Alat pembuat alur ASTM
8. Alat pembuat alur Cassagrande
6.1.5 DOKUMENTASI PRAKTIKUM
KELOMPOK 20

VI - 4

(a). (b).
(c).
Gambar 6-3. (a). Alat Batas Cair Standar
(b). Pembuatan Sample Uji Batas Cair
(c). Alat Pembuat Alur (Grooving Tool)
KELOMPOK 20

VI - 5

6.1.6 PROSEDUR PERCOBAAN

Di atas kaca, aduk 100 gram


benda uji dengan menambah air
suling sedikit demi sedikit sampai
homogen.
Setelah merata, ambil sebagian benda
uji dan letakkan di atas mangkok alat
batas cair, ratakan permukaannya
sejajar dengan dasar alat, bagian
paling tebal harus 1 cm.
Buat alur dengan membagi dua benda
uji di mangkok dengan alat pembuat
alur, tegak lurus permukaan mangkok.
Putar mangkok hingga naik/jatuh
dengan kecepatan 2 putaran per detik.
Pemutaran dilakukan hingga dasar
alur benda uji bersinggungan
sepanjang 1.25 cm dan catat jumlah
ketukannya ketika bersinggungan.
Ulangi langkah di atas hingga
diperoleh jumlah ketukan yang sama
guna mengetahui apakah pengadukan
sudah merata kadar airnya. Jika
sudah sama maka ambil benda ujinya
lalu masukkan ke cawan dan periksa
kadar airnya.
Kembalikan benda uji ke atas plat

kaca, bersihkan mangkok alat batas


cair. Benda uji diaduk kembali dengan
merubah kadar airnya. Ulangi langkah
seperti menguji benda uji awal hingga
diperoleh perbedaan jumlah ketukan
sebesar 8 10.
Gambar 6-4 Flowchart percobaan modul 6
6.1.7 DATA DAN PENGOLAHAN
Tabel Perhitungan dan Grafik:
TABEL PERHITUNGAN LIQUID LIMIT TEST
Type of test

LL LL LL LL

Number of blow (N)

10.00 19.00 24.00 35.00

Wt. Sample + Tare (wet) gr 42.10 37.40 37.80 42.70


Wt. Sample + Tare (dry) gr 25.97 22.90 29.21 27.61
KELOMPOK 20

VI - 6

Wt. of Water gr 16.13 14.50 8.59 15.09


Tare gr 9.00 6.70 7.50 8.68
Wt. of dry soil gr 16.97 16.20 21.71 18.93
Water Content (w) %
95.0500
9
89.5061
7
39.5670
2 79.71474
Tabel 6.1. Perhitungan Liquid Limit

Contoh Perhitungan Manual:


Untuk Liquid Limit dengan 10x pukulan
1. Wsample + Tare (wet) = 42.10 gr (data percobaan)
2. Wsample + Tare (dry) = 25.97 gr (data percobaan)
3. Wair

= 42.10 55.1 25.97

= 16.13 gr
4. Tare

= 9.00 gr (data percobaan)

5. W dry of soil

= 25.97 gr 9.00

= 16.97 gr
6. Kadar air

= (16.13 /16.97) x 100%

= 95.05009 %
y = -22,256Ln(x) + 142,62
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Jumlah Ketukan
kadar air (%)

Grafik 6-1. Kadar Air vs Jumlah Pukulan


KELOMPOK 20

VI - 7

6.1.8 ANALISA PERCOBAAN


Dari grafik yang didapat maka nilai batas cair atau LIQUID LIMIT (yaitu
nilai kadar air pada jumlah ketukan sebanyak 25) adalah sebesar 74.26 %.
Jadi nilai Liquid Limit-nya (LL) adalah 74.26 %.
6.1.9 KESIMPULAN
Batas cair adalah nilai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair
dan plastis. Atau dapat dikatakan batas cair adalah batas suatu tanah berubah
dari keadaan cair menjadi keadaan plastis. Pada percobaan didapat nilai liquid
limit sebesar 74,26%.
6.2

PLASTIC LIMIT

6.2.1 REFERENSI
a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas
Tanah Berbutir Halus.
b. Das, Braja M. Mekanika Tanah I. BAB II Komposisi Tanah : Konsistensi
Tanah.
6.2.2 DASAR TEORI
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air, yang dinyatakan dalam
persen, di mana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 inch (3,2
mm) menjadi retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat
keplastisan tanah.
6.2.3 TUJUAN PRAKTIKUM
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah
pada ke-adaan batas plastis.
6.2.4 ALAT PERCOBAAN

Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai


berikut :
KELOMPOK 20

VI - 8

a. Plat kaca 45 X 45 X 0,9 cm.


b. Sendok dempul panjang 12,5 cm.
c. Batang pembanding dengan diameter 3mm panjang 10cm.
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
e. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah.
f. Botol tempat air suling.
g. Air suling.
h. Oven yang dilengkapi pengukur suhu untuk memanasi sampai (110 5)C.
6.2.5 DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Gambar 6.5 Pembuatan Sampel Batas Plastis
Gambar 6.6 Sampel Batas Plastis Di Dalam Cawan
KELOMPOK 20

VI - 9

6.2.6 PROSEDUR PERCOBAAN


Letakkan benda uji di atas plat
kaca, aduk hingga kadar air
merata.
Buat bola-bola tanah dari benda uji
seberat 8 gram, kemudian di
geleng-geleng di atas plat kaca
dengan telapak tangan dengan
kecepatan 80-90 gelengan per
menit.
Penggelengan dilakukan terus hingga benda uji

membentuk batang dengan diameter 3 mm. Jika


benda uji sudah retak sebelum itu maka satukan
kembali ditambah air sedikit lalu diaduk sampai
merata. Jika penggelengan bola lebih kecil dari
3mm tanpa menunjukkan keretakan, maka benda
uji perlu dibiarkan beberapa saar di udara agar
kadar airnya berkurang.
Pengadukan dan penggelengan
diulangi terus hingga retakan-retakan itu terjadi tepat pada saat
gelengan mempunyai diameter
3mm.
Periksa kadar air tanah di
atras, pemeriksaan dilakukan
gandabenda uji untuk
perbedaan kadar air 5 %
(maksimum).
Gambar 6-7 Flowchart percobaan modul 6
6.2.7 DATA DAN PENGOLAHAN DATA
TABEL PERHITUNGAN PLASTIS LIMIT TEST
Type of test

PL PL

Wt. Sample + Tare (wet) gr 18.30 14.15


Wt. Sample + Tare (dry) gr 14.67 11.43
Wt. of Water gr 3.63 2.72
Tare gr 9.00 6.16
Wt. of dry soil gr 5.67 5.27
Water Content (w) % 64.02116 51.6129

Water Content (w) % 57.81703362


Tabel 6-2. Perhitungan Plastic Limit
Contoh Perhitungan Manual:
KELOMPOK 20

VI - 10

a. Wsample + Tare (wet) = 18.30 gr (data percobaan)


b. Wsample + Tare (dry) = 14.67 gr (data percobaan)
c. Wair

= 18.30 14.67

= 3.63 gr
d. Tare

= 9.0 gr (data percobaan)

e. W dry of soil

= 14.67 gr 9.0 gr

= 5.67 gr
f. Kadar air

= (2.99/9.22) x 100%

= 57.82%
6.1.8 ANALISIS PERCOBAAN
Analisis yang didapat dari data :
a. Dari percobaan-percobaan di atas didapat:
1). Liquid Limit 74.26 %
2). Plastic Limit 57.82 %
b. Sehingga nilai Plastisitas Index, PI, yang merupakan nilai selisih dari batas
cair dan batas plastis dapat dihitung sebagai berikut:
PI = LL PL
= 74.26 57.82
= 16.44 %
6.1.9 KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan di atas adalah tanah mempunyai batas
plastisitas dan batas cair tertentu, kedua batas tersebut dipengaruhi oleh kadar

air pada tanah. Pada percobaan didapat nilai PI sebesar 16,44%

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/380/jbptunikompp-gdl-irailraswa-18984-6-bab6pl-t.pdf

Batas-batas Atterberg
Pemeriksaan Batas-batas atterberg meliputi :
A. Pemeriksaan Batas Cair (Liquid Limit)
B. Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic Limit)
C. Pemeriksaan Batas Susut (Shrinkage Limit)
Ad. a. Pemeriksaan Batas Cair (Liquid Limit)
Batas Cair adalah kadar air yang mana konsistensi tanah mulai berubah dari keadaan plastik ke
keadaan cair.
Peralatan :
1. Dish cawan porselin dengan diameter 114 mm.
2. Spatula pisau potong dengan panjang 76 mm lebar 19 mm.
3. Liquid Limit Device terdiri dari cawam yang bisa naik turun dan grooving tool.
4. Container Kaleng kecil bertutup.
5. Timbangan Dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Oven Bisa memanaskan sampai 110 5o C.
Bahan :
Tanah lolos saringan No. 30 seberat 200 gram.
Prosedur Pemeriksaan :

1. Masukkan tanah ke dalam cawan porselin dan tambahkan air sebanyak 15 20 ml. Aduk
dengan spatula sampai air merata bercampur dengan tanah. Tambahkan air sedikit-sedikit (1-3
ml), jika tanah masih kurang plastis, kemudian aduk lagi dengan spatula sampai merata.
2. Ambil sebagian tanah yang telah diaduk merata dan letakkan pada cawan dari Liquid limit
device. Ratakan permukaan tanah dalam cawan tersebut sehingga kedalamannya yang
maksimum adalah 10 mm. Garuk tanah tersebut sedikit-sedikit dengan grooving tool sehingga
akhirnya sampai ke dasar cawan dan tanah dalam cawan terbelah dua.
3. Putar liquid limit device sehingga cawan naik turun sambil dihitung jumlah ketukan yang
terjadi yang diperlukan untuk mempertemukan kembali tanah yang terbelah sepanjang sekitar
12,7 mm.
4. Ambil contoh tanah pada bagian pertemuan kedua tanah tersebut untuk diperiksa kadar airnya
dengan cara sebagai berikut:

Timbang berat container atau cawan kosong = A.

Masukkan contoh tanah ke dalam container dan timbang = B.

Keringkan contoh tanah dalam oven pada temperatur 110o C selama 24


jam kemudian timbang container + tanah kering = C

Kadar air :

Sisa tanah yang tertinggal dalam cawan masukkan kembali ke dalam cawan
porselin untuk dicampur dengan contoh tanah semula, dan bersihkan serta
keringkan liquid limit device.

Ulangi prosedur a sampai e sehingga didapat data jumlah pukulan antara 10


20, 20 30, 30-40 dan 40 45. Sebagai catatan bahwa jika tanah makin
basah, jumlah pukulan akan semakin sedikit, demikian pula sebaliknya.

Perhitungan :
Hitung kadar air untuk masing-masing jumlah pukulan dengan rumus seperti dalam butir iv.
Flow Curve (Kurva Kelelahan)
Buatlah Flow curve yang merupakan hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan yang terjadi.
Kadar air merupakan ordinat dengan skala linier dan jumlah pukulan merupakan absis dengan
skala logaritma. Hubungkan titik-titik yang diperoleh sehingga didapatkan suatau garis lurus,
kalau tidak bisa ambillah suatu garis lurus yang mewakili titik-titik yang diperoleh. Garis ini
disebut dengan Flow curve.

Liquid Limit (Batas Cair)


Liquid limit adalah kadar air yang diperoleh pada jumlah pukulan 25 kali, yang bisa diperoleh
dengan bantuan Flow Curve yang telah dibuat.
Ad. b. Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas Plastis adalah kadar air yang merupakan batas antara konsostensi tanah dalam keadaan
semi plastis dan keadaan plastis.
Peralatan :
1. Dish cawan porselin dengan diameter 114 mm
2. Spatula pisau potong dengan panjang 76 mm lebar 19 mm
3. Plat kaca untuk menggiling benda uji
4. Container Kaleng kecil bertutup
5. Timbangan Dengan ketelitian 0,01 gram
6. Oven Bisa memanaskan sampai 110 5o C.

Benda Uji
Tanah lolos saringan No. 30 seberat 20 gram
Prosedur Pemeriksaan :
1. Masukkan tanah ke dalam cawan porselin dan tambahkan air sedikit-sedikit
kemudian aduk sampai rata dengan spatula. Buat tanah menjadi cukup
plastis sehingga mudah dibentuk menjadi bola.
2. Ambil tanah plastis tersebut seberat 8 gram dan bentuk menjadi ellipsoida.
Kemudian giling tanah tersebut dengan jari tangan ke plat kaca pelan-pelan
sehingga diameternya seragam.
3. Ketika diameter tanah menjadi 3,2 mm, potong tanah tersebut menjadi 6
8 bagian. Kemudian ambil satu bagian dan bentuk lagi menjadi ellipsoida
kemudian giling lagi dengan jari di atas kaca sampai diameternya 3,2 mm.
Setelah diameter tanah menjadi 3,2 mm, tekanan penggilingan dikurangi
dan giling terus dengan diameter tetap sehingga akhirnya akan terjadi retak.
4. Ambil contoh tanah yang retak tersebut, kemudian periksa kadar airnya
dengan cara sebagai berikut:

1. Timbang berat cawan kosong = A


2. Masukkan contoh tanah ke dalam cawan dan timbang = B
3. Keringkan contoh tanah dalam oven pada temperatur 110o C selama
24 jam kemudian timbang cawan + tanah kering = C
4. Kadar air =D

Perhitungan
1. Plastic limit (batas plastis) adalah merupakan kadar air dari tanah tersebut
mulai retak ketika digiling pada diameter 3,2 mm.

Plastic Limit (PL) =

Dengan:

A = Berat cawan kosong

B = Berat cawan + tanah basah

C = Berat cawan + tanah kering

2. Plasticity Index (PI) adalah merupakan selisih antara Liquid Limit dan Plastic
Limit.

Plasticity Index = Liquid Limit Plastic Limit

3. Jika pemeriksaan gagal menentukan Liquid Limit atau Plastic Limit, atau
harga Plastic Limit sama atau lebih besar dari harga Liquid Limit, laporkan
tanah tersebut sebagai Non-Plastis.

Ad.c. Pemeriksaan Batas Susut (Shrinkage Limit)


Batas susut adalah kadar air dimana konsistensi tanah tersebut berada antara keadaan semi plastis
dan kaku, sehingga jika diadakan pengurangan kadar air, tanah tersebut tidak akan berkurang
volumenya.
Peralatan :
1. Dish Terdiri dari 2 cawan porselin dengan diameter 115 mm dan 150 mm.
2. Spatula pisau potong dengan panjang 76 mm lebar 20 mm

3. Milk Dish Cawan porselin atau monel yang mempunyai dasar rata dengan
diameter 45 mm dan tinggi 12,7 mm.
4. Straight edge Penggaris besi dengan panjang 100 mm.
5. Glass Cup Gelas kaca dengan diameter 50 mm dan tinggi 25 mm.
6. Transparant Plate Plat kaca dengan 3 buah pegangan yang digunakan untuk
mencelupkan tanah ke dalam air raksa.
7. Gelas ukur Kapasitas 25 ml dengan ketelitian 0,2 ml.
8. Timbangan Dengan ketelitian 0,01 gram
9. Air raksa cukup untuk mengisi Glass cup sampai penuh.
10.Oven Bisa memanaskan sampai 110 5o C.

Benda Uji
Tanah lolos saringan No. 30 seberat 30 gram
Prosedur Pemeriksaan :
1. Masukkan contoh tanah ke dalam cawan porselin yang berdiameter 115 mm
kemudian beri air secukupnya dan aduk dengan spatula sehingga semua pori
tanah tersebut berisi air. Pemberian air adalah sedemikian sehingga kadar air
tanah tersebut melebihi batas cairnya 10%.
2. Usap dengan paselin, permukaan sebelah dalam dari Milk Dish sampai
merata. Kemudian timbang Milk Dish kosong (A).
3. Tuangkan tanah cair pada butir a. ke dalam Milk Dish ini secara pelan-pelan
sampai penuh dan ratakan permukaannya dengan penggaris besi serta
bersihkan semua tanah yang menempel di Milk Dish.
4. Timbang Milk Dish berisi tanah basah ini segera (B), kemudian keringkan di
udara sampai warnanya berubah dari gelap menjadi terang. Sesudah itu
masukkan ke dalam oven dengan temperatur 110 5 o C.
5. Setelah tanah kering (selama 24 jam) timbang Milk Dish berisi tanah kering
(C).
6. Ukur volume tanah kering dengan bantuan air raksa dengan cara sebagai
berikut:

Isi glass cup dengan air raksa sampai penuh kemudian ratakan permukaan
air raksa dengan glass cup dengan jalan menekannya dengan plat kaca.
Untuk menampung tumpahan air raksa di cawan porselin.

Masukkan tanah kering ke dalam air raksa dan tekan tanah tersebut dengan
Transparant plate (plat kaca). Air raksa yang tumpah kemudian masukkan ke
dalam gelas ukur, sehingga volume yang terbaca adalah merupakan volume
tanah kering (E).

Ukur volume Milk Dish dengan cara mengisinya sampai penuh dengan air
raksa, kemudian tuangkan air raksa tersebut ke dalam gelas ukur. Volume
yang terbaca adalah volume Milk Dish yang sama dengan volume tanah
basah (D).

Perhitungan
Shrinkage Limit (SL) =
Dengan:
A = Berat Milk Dish kosong
B = Berat Milk Dish + tanah basah
C = Berat Milk Dish + tanah kering
D = Volume tanah basah
E = Volume tanah kering
http://aboutsoil.wordpress.com/test-project/batas-batas-atterberg/

Anda mungkin juga menyukai