Anda di halaman 1dari 5

Tabel 3.

11 Klasifikasi Tanah Dan Batuan (JSCE, 2007)


Kecepatan gelombang Faktor
Kate- Kondisi Geologi Kondisi inti
elastik (Vp, km/detik) kompe- Situasi Penggalian
gori Jenis Nama batuan pengeboran
Pengaruh oleh Interval Kondisi tensi terowongan dan standar
tanah/ batuan yang mewakili 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0
air dan karakter diskon- diskon- tanah/ pergerakan
batuan 6.0 RQD
geologi tinuitas tinuitas batuan
Batuan metamorf, • Batuan sangat Interval • Inti pengeboran ------- Kondisi sangat baik, tidak
batuan plutonik, keras dan segar, retakan umumnya ada kehilangan tekanan
batuan masif dan 100-50 berkondisi 90% tanah dalam periode lama
Paleozoikum dan menerus dengan atau lebih atau lebih, dalam
Mesozoikum, hampir tidak bentuk silinder
batuan intrusi ada retakan dan yang hampir
A
vertikal (dike), bersifat stabil sempurna.
batuan Tersier & • Tidak rusak • Mempunyai
lapisan bawah karena air panjang 20cm
diluvial, dengan atau lebih. Nilai
kondisi batuan RQD 80 atau
sangat bagus lebih
H Masif Granit, garanidiorit, • Batuan sangat • Interval • Hampir • Bentuk inti ------- • Kekuatan batuan lebih
Porfiri kuarsa, batu keras dan segar, retakan tidak pengeboran besar daripada beban
tanduk (hornfels) atau terlihat (joint) memiliki menunjukan yang disebabkan oleh
Batupasir tanda – tanda rata – cermin sesar potongan – penggalian terowongan.
Paleozoikum & sedikit lapuk. rata dan milonit potongan yang • Kondisi diskontinuitas
Mesozoikum, rijang • Kondisi batuan sekitar (fault clay) besar, silinder baik, dan berkurangnya
(chert) tidak terlihat 50cm. pada atau batang kekuatan ikatan dalam
M Andesit, basal, retak – retak • Meskipu diskontinuita pendek, panjang batuan (looseness)
Masif riolit, dasit karena air n s. inti umumnya karena penggalian
Batupasir atau terdapat • Diskontinuit berkisar 10-20 terowongan hampir
konglomerat pengaruh as hampir cm, namun ada tidak terjadi.
L Masif Tersier perlapisa tertutup juga panjang inti • Jatuhan batuan dari
B
Serpentinit tuf, n dan 5 cm. penggalian muka bidang
breksi tuf foliasi • Nilai RQD lebih terowongan jarang
M Batu sabak (slate), (schistos dari 70. terjadi, dan konvergensi
Berlapis serpih Paleozoikum ity), yang terjadi karena
& Mesozoikum pengaruh penggalian
L Sekis hitam, sekis tersebut menimbulkan deformasi
Berlapis hijau pada elastis sekitar 15mm
Batulumpur Tersier terowon atau kurang
gan tidak • Kemampuan
terlalu penyanggaan muka
besar bidang galian (cutting
face stands up)

40
Tabel 3.11 Klasifikasi Tanah Dan Batuan (JSCE, 2007) (Lanjutan)
Kecepatan gelombang
Kondisi Geologi Faktor
Kate- elastik (Vp, km/detik) Kondisi inti
Nama batuan kompe- Situasi Penggalian
gori Jenis Pengaruh Interval Kondisi pengeboran
yang tensi terowongan dan
tanah/ batuan oleh air dan diskon- diskon-
mewakili 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 tanah/ standar pergerakan
batuan karakter tinuitas tinuitas RQD
batuan
geologi
CI H Masif Granit, • Batuan • Interval • Memiliki • Panjang ------- • Kekuatan batuan lebih
garanidiorit, relatif keras retakan rata – sedikit inti besar daripada beban
porfiri kuarsa, dan segar, rata sekitar cermin sesar umumnya yang disebabkan oleh
batu tanduk atau terlihat 30 cm. dan milonit berkisar 5- penerowongan.
(hornfels) tanda – tanda • Perlapisan pada 20 cm, • Kondisi
Batupasir lapuk. dan foliasi diskonti- namun diskontinuitas baik,
Paleozoikum • Batuan lunak terlihat nuitasnya. terdapat dan berkurangnya
& yang relatif sangat jelas, • Meskipun juga kekuatan ikatan dalam
Mesozoikum, terkonsoli- dan ini diskonti- dengan batuan karena
rijang (chert) dasi mempenga- nuitas panjang 5 penerowongan terjadi
M Masif Andesit, • Kondisi ruhi terbuka cm atau sebagian.
basal, riolit, batuan tidak terowongan sebagian, kurang • Sebagian jatuhan
L Masif dasit terlihat retak lebarnya • Nilai RQD batuan di sepanjang
Batupasir atau – retak kecil 40 – 70 diskontinuitas yang
konglomerat karena air mudah tergelincir
Tersier relatif jarang terjadi,
Serpentinit Di atas dan konvergensi
tuf, breksi tuf 4 karena penggalian
M Batu sabak menimbulkan
Berlapis (slate), serpih deformasi elastis
Paleozoikum sekitar 15~20 mm
& • Kemampuan
Mesozoikum penyanggaan muka
L Sekis hitam, bidang galian (cutting
Berlapis sekis hijau face stands up)
Batulumpur
Tersier

41
Tabel 3.11 Klasifikasi Tanah Dan Batuan (JSCE, 2007) (Lanjutan)
Kecepatan gelombang Faktor
Kate- Kondisi Geologi Kondisi inti
Nama elastik (Vp, km/detik) kompe- Situasi Penggalian
gori Jenis pengeboran
batuan yang Pengaruh oleh Interval Kondisi tensi terowongan dan standar
tanah/ batuan
mewakili 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 air dan karakter diskon- diskon- tanah/ pergerakan
batuan RQD
geologi tinuitas tinuitas batuan
C II H Granit, • Batuan relatif • Interval • Memiliki • Panjang ------- • Meskipun kekuatan batuan
Masif garanidiorit, keras dan segar, retakan cermin inti lebih besar daripada beban
porfiri atau terlihat rata – rata sesar dan umumnya yang disebabkan oleh
kuarsa, batu tanda – tanda sekitar 20 milonit berkisar 10 penerowongan, tetapi
tanduk sedikit lapuk. cm. pada cm atau masih dalam rentang
(hornfels) • Batuan menjadi • Perlapi- diskonti- kurang, dan deformasi plastis.
Batupasir agak lunak san dan nuitas. dengan • Karena kondisi
Paleozoikum akibat pelapukan foliasi • Bukaan banyak diskontinuitas buruk,
& dan alterasi. terlihat diskonti- potongan – bahkan apabila kekuatan
Mesozoikum • Batuan lunak sangat nuitas potongan batuan besar, blok batuan
, rijang yang relatif jelas, dan bertam- berukuran cenderung jatuh sepanjang
(chert) terkonsolidasi ini mem- bah besar, 5 cm atau diskontunuitas yang mudah
M Andesit, • Terlihat sedikit pengaruhi begitu kurang. tergelincir dan
Masif basal, riolit, retak – retak terowong juga • Nilai RQD berkurangnya kekuatan
dasit atau lepas – -an dengan 10 – 40. ikatan batuan karena
L Masif Batupasir lepas karena air. lebar penerowongan meningkat.
atau diskonti- • Apabila kekuatan batuan
konglomerat nuitas. lebih kecil daripada beban
Tersier • Batuan yang mempengaruhinya,
Serpentinit dengan Di atas konvergensi karena
tuf, breksi tuf pergese- 4 penggalian dicapai pada
M Batu sabak ran kecil, sekitar 30 mm yang
Berla- (slate), dan lebar merupakan batas elasto-
pis serpih yang plastisitas, namun
Paleozoikum sempit. konvergensi belum
& berakhir, hingga muka
Mesozoikum bidang galian terpisah pada
L Sekis hitam, pergerakan 2 kali diameter
Berla- sekis hijau terowongan (2D).
pis Batulumpur • Kemampuan penyanggaan
Tersier muka bidang galian
(cutting face stands up)

42
Tabel 3.11 Klasifikasi Tanah Dan Batuan (JSCE, 2007) (Lanjutan)
Kecepatan gelombang
Kondisi Geologi Faktor
Kate- elastik (Vp, km/detik) Kondisi inti
Nama batuan kompe-
gori Jenis Pengaruh Interval Kondisi pengeboran Situasi Penggalian terowongan
yang tensi
tanah/ batuan oleh air dan diskon- diskon- dan standar pergerakan
mewakili 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 tanah/
batuan karakter tinuitas tinuitas RQD
batuan
geologi
DI H Masif Granit, • Kondisi batuan sebagian masih • Inti hasil 4–2 • Meskipun kekuatan batuan lebih
garanidiorit, segar, tatapi umumnya batuan pengeboran besar daripada beban yang oleh
porfiri kuarsa, mengalami pelapukan dan berbentuk penerowongan, deformasi plastis
batu tanduk alterasi yang kuat. potongan – dan deformasi elastis terjadi
(hornfels) • Perlapisan dan foliasi potongan sebagian.
Batupasir (schistosity) terlihat sangat jelas. kecil, tetapi • Karena kondisi diskontinuitas
Paleozoikum Internal diskontinuitas sekitar terkadang buruk, bahkan jika kekuatan
& 10 cm atau kurang, dan berbentuk batuan cukup memadai untuk
Mesozoikum, umumnya terbuka. lempung, memperbaiki deformasi plastis,
rijang (chert) • Diskontinuitas memiliki lebar atau pasir berkurangnya kekuatan ikatan
M Masif Andesit, yang besar dan umumnya yang batuan karena penerowongan
basal, riolit, merupakan cermin sesar tercampur meningkat sepanjang
L Masif dasit (slickenside) dan telah dengan diskontinuitas dan mudah
Batupasir atau mengalami milonitasasi (fault pecahan tergelincir.
konglomerat clay). batuan. • Apabila kekuatan batuan lebih
Tersier • Batuan di dalam patahan kecil • Nilai RQD kecil daripada beban yang
Serpentinit yang sempit dan berisi lempung. 10 atau mempengaruhinya, konvergensi
tuf, breksi tuf • Material tanah bercampur lebih kecil karena penggalian dicapai pada
M Batu sabak dengan batu apung, talus, dll. sekitar 30 – 60 mm tanpa kasus
Berlapis (slate), serpih • Terlihat retak – retak atau lepas dimana penutupan lantai kerja
Paleozoikum – lepas dengan sangat jelas lebih awal dilakukan, dan
& karena air. konvergensi hampir berakhir,
Mesozoikum hingga muka galian terpisah
L Sekis hitam, pada pergerakan 2 kali diameter
Berlapis sekis hijau terowongan (2D)
Batulumpur • Muka galian tidak stabil dan
Tersier diperlukan penggalian cincin
(ring cuts) dan mengaplikasikan
beton semprot pada muka bidang
galian sesuai dengan kondisi
tanah/ground

43
Tabel 3.11 Klasifikasi Tanah Dan Batuan (JSCE, 2007) (Lanjutan)
Kecepatan gelombang Faktor
Kate- Kondisi Geologi Kondisi inti
elastik (Vp, km/detik) kompe
gori Jenis Nama batuan yang pengeboran Situasi Penggalian terowongan dan standar
Pengaruh oleh Interval Kondisi -tensi
tanah/ batuan mewakili pergerakan
1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 air dan karakter diskon- diskon- tanah/
batuan RQD
geologi tinuitas tinuitas batuan
D II H Masif Granit, garanidiorit, porfiri • Kondisi batuan sebagian masih segar, • Inti hasil 2 – 1 • Meskipun kekuatan batuan lebih besar daripada
kuarsa, batu tanduk (hornfels) tatapi umumnya batuan mengalami pengeboran beban yang disebabkan oleh penerowongan,
Batupasir Paleozoikum & pelapukan dan alterasi yang kuat. berbentuk deformasi plastis dan deformasi elastis yang
Mesozoikum, rijang (chert) • Perlapisan dan foliasi (schistosity) potongan – besar.
M Masif Andesit, basal, riolit, dasit terlihat sangat jelas. Internal potongan • Karena kekuatan batuan kecil dan kondisi
Batupasir atau konglomerat diskontinuitas sekitar 10 cm atau kecil, tetapi diskontinuitas sangat buruk, berkurangnya
L Masif Tersier kurang, dan umumnya terbuka. terkadang kemampuan ikatan batuan karena
Serpentinit tuf, breksi tuf • Diskontinuitas memiliki lebar yang berbentuk penerowongan meluas sepanjang diskontinuitas
M Batu sabak (slate), serpih besar dan umumnya merupakan lempung, yang mudah tergelincir, dan pergerakan
Berlapis Paleozoikum & Mesozoikum cermin sesar (slickenside) dan telah atau pasir meningkat. Konvergensi karena penggalian
L Sekis hitam, sekis hijau mengalami milonitasasi (fault clay). yang dicapai pada sekitar 60-200 mm tanpa kasus
Berlapis Batulumpur Tersier • Batuan di dalam patahan kecil yang tercampur dimana harus dilakukan penutupan lantai kerja
sempit dan berisi lempung. dengan lebih awal, dan konvergensi belum berakhir,
• Material tanah bercampur dengan batu pecahan bahkan apabila muka galian terpisah pada
apung, talus, dll. batuan. pergerakan 2 kali diameter terowongan (2D)
• Terlihat retak – retak atau lepas – lepas • Nilai RQD • Muka galian tidak stabil dan diperlukan
dengan sangat jelas karena air. 10 atau penggalian cincin dan mengaplikasikan beton
lebih kecil semprot pada muka bidang galian sesuai
dengan kondisi tanah/ground
E Batuan metamorf, batuan • Sesar, daerah patahan, daerah rombakan lereng besar, 1 atau • Tanah terjepit akan terjadu pada muka bidang
plutonik, batuan Paleozoikum dll. Mengandung formasi lempung dengan tekanan lebih galian, dan dapat runtuh.
& batuan Mesozoikum, dike, tanah tidak simetris. kecil • Fenomena tanah terjepit akibat tekanan akan
batuan tersier & lapisan • Perlukan akibat perusakan air. terjadi pada bukaan yang tidak disanggah
bawah diluvial, lapisan atas
diluvial, lapisan aluvial,
dengan kondisi batuan yang
buruk (konvergensi lebih dari
200mm)
Catatan : 4) Berkurangnya kekuatan ikatan batuan adalah blok batuan di
1) Pembagian H, M, L; berdasarkan kekuatan pada batuan utama dan kondisi batuan segar, yang akan dibagi dengan kuat tekan lapangan yang cenderung runtuh sepanjang diskontinuitas
uniaksial sebagai berikut : akibat gravitasi, karena diskontinuitas pada massa batuan yang
H : qu ≥80 N/mm2 ; M : 20 N/mm2 ≤ qu ≤ 80 N/mm2; L : qu < 20 N/mm2 telah tertutup oleh tekanan, terbuka akibat pelepasan tekanan
2) Masif : batuan dimana bidang retakan menjadi permukaan diskontinuitas yang dominan. insitu karena penerowongan
Berlapis : batuan dimana perlapisan atau foliasi menjadi permukaan diskontinuitas yang dominan. 5) Kekuatan batuan adalah kekuatan batuan yang tidak
3) Kovergensi adalah perubahan jarak antara permukaan dinding terowongan yang diukur di bawah penerowongan aktual dan tidak dipengaruhi oleh rekahan (fissure)
ada pergerakan terjadi.

44

Anda mungkin juga menyukai