Anda di halaman 1dari 122

Uji Lapangan dan Interpretasi Hasil

Uji Tanah dan Batuan

Dr. Ir. Didiek Djarwadi, M.Eng

Kuliah ke 2, Mata Kuliah Pilihan,


Pilihan, Aplikasi Geoteknik pada Tambang Terbuka,
Terbuka, S2 Geoteknik
Sekolah Pasca Sarjana Institute Teknologi Bandung
PENYELIDIKAN TANAH DAN BATUAN
UJI LAPANGAN TANAH
UJI BOR (GEOTEKNIK & EXPLORASI)

Untuk mengetahui stratigrafi


(pelapisan)
tanah/batuan/batubara
Mengambil contoh
tanah/batuan/batubara
Mengetahui elevasi air tanah
Interpretasi deeping formasi
batubara
Mengetahui ketebalan seam
batubara
Mengetahui kualitas batubara
Mengetahui parameter
geoteknik tanah dan batuan
Mengetahui kompleksitas
struktur geologi
Uji bor pada explorasi Batubara dan
Bor Geoteknik Menghitung rasio overburden
dengan batubara
UJI LAPANGAN UNTUK TANAH

Jenis uji tanah dilapangan (selain bor)


UJI SPT (STANDARD PENETRATION TEST)

Uji SPT
Uji SPT dimaksudkan untuk
A mengetahui dynamic soil
resistance dan contoh tanah
disturbed dari formasi tanah

- Dilaksanakan bersama uji bor


- Dilakukan setiap interval tertentu

Hasil uji dipengaruhi:


- Kecakapan tenaga kerja
- Tinggi jatuh beban
- Berat hammer
- Eksentrisitas beban
- Mekanis alat uji
UJI SPT (STANDARD PENETRATION TEST)

Uji SPT (Standard Penetration Test)


UJI CONE PENETRATION TEST (SONDIR)

Uji Cone Penetration Test (Sondir)


UJI CONE PENETRATION TEST (SONDIR)

Uji CPT dimaksudkan untuk mengetahui profil atau stratigrafi tanah


secara menerus dan evaluasi hasil terhadap parameter geoteknik

Kelebihan Uji CPT


1. Cepat dalam pelaksanaan
2. Strata tanah diuji setiap 20 cm
3. Hasil tidak dipengaruhi oleh operator
4. Tersedia rumusan yang teruji untuk interpretasi hasil uji
5. Sesuai untuk tanah lunak

Kelemahan uji CPT


1. Tidak diperoleh contoh tanah
2. Tidak sesuai untuk uji pada tanah berbatu
3. Alat harus selalu dikalibrasi ulang
UJI CONE PENETRATION TEST (SONDIR)

Beberapa Jenis Cone


UJI VANE SHEAR

Uji vane shear dilakukan untuk mem-


peroleh kuat geser tanah lempung/
lanau dalam kondisi undrained (Suv)
langsung di lapangan pada interval
tertentu

Kelebihan uji
- Memperoleh kuat geser secara
langsung
- Cara uji yang mudah
- Dapat mengukur sensitivitas lempung
- Metoda dan hasil dudah teruji

Kelemahan uji
- Penggunaan terbatas pada lempung
- Pelaksanaan uji lambat
- Memerlukan koreksi
- Tidak cocok untuk formasi tanah
pasir
Contoh blade yang digunakan dalam
uji vane shear
UJI VANE SHEAR
Cara Uji vane shear
UJI FLAT PLATE DILATOMETER TEST (DMT TEST)

Uji DMT dilakukan untuk mengetahui


estimasi tekanan tanah lateral pada
kondisi diam (Ko), modulus elastisitas
dan kuat geser tanah pasir, lempung
atau lanau

Kelebihan Uji DMT


- Mudah dilaksanakan
- Tidak tergantung pada kecakapan
operator
- Cepat dan ekonomis

Kelemahan uji DMT


- Sulit dilaksanakan pada tanah keras
- Hasil tergantung pada perumusan yang
Alat uji flat plate dilatometer test korelatif
- Perlu kalibrasi sesuai dengan kondisi
tanah setempat
UJI FLAT PLATE DILATOMETER TEST (DMT TEST)
Cara uji Flat Dilatometer Test
PRESSUREMETER TEST

Uji pressuremeter dapat


dilakukanpada tanah dan batuan
guna memperoleh kurva
tegangan-regangan dari tanah
dan batuan.

Kelebihan uji pressuremeter


- Secara teoritis bagus guna
memperolehparameter
tanah/batuan
- Dapat di gunakan untuk
memeperoleh kurva , dan

Kelemahan uji pressuremeter


- Prosedur uji rumit
- Mahal dan perlu waktu uji lama
Alat uji Pressuremeter
PRESSUREMETER TEST
Cara uji Pressuremeter test
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
Pengambilan contoh tanah untuk uji laboratorium dapat dilakukan dari
lubang bor dengan cara disturbed (terusik), maupun undisturbed (tak
terusik)
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
Cara pengambilan contoh tanah dari lubang bor guna uji laboratorium
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
UNDISTURBED
PENGAMBILAN CONTOH TANAH UNDISTURBED

Pengambilan contoh tanah undisturbed adalah suatu cara memperoleh


contoh tanah dengan derajat keterusikan tanah dari kondisi aslinya
adalah sangat kecil, sehingga dianggap dapat mewakili kondisi tanah
aslinya.
Pengambilan contoh tanah undisturbed dilakukan untuk memperoleh contoh
tanah yang digunakan untuk uji laboratorium, guna memperoleh parameter
teknis dari tanah.
Pengambilan contoh tanah undisturbed memerlukan alat, teknis,
penyimpanan dan pengangkutan yang khusus agar sesampai di laboratorium
contoh tanah relatif tidak mengalami perubahan.
Pengambilan contoh tanah secara undisturbed dapat dilakukan dengan
cara
- Thin wall Shelby tube
- Piston,
- Pitcher,
- Denison,
- Block sample.
PENGAMBILAN CONTOH TANAH UNDISTURBED

Thin walled, Shelby Tube


PENGAMBILAN CONTOH TANAH UNDISTURBED

Piston sampler
PENGAMBILAN CONTOH TANAH UNDISTURBED

Pitcher Tube Sampler


PENGAMBILAN CONTOH TANAH UNDISTURBED

Block sample
PENGAMBILAN CONTOH TANAH UNDISTURBED

Kualitas undisturbed sample yang baik


PENGAMBILAN CONTOH TANAH UNDISTURBED

Kualitas undisturbed sample yang buruk


PENGAMBILAN CONTOH TANAH
DISTURBED
PENGAMBILAN CONTOH TANAH DISTURBED

Pengambilan contoh tanah disturbed adalah suatu cara


memperoleh contoh tanah dengan suatu alat yang merusakkan
komposisi atau struktur tanah, tetapi tidak merusak komposisi
mineral tanah.
Pengambilan contoh tanah disturbed dilakukan untuk memperoleh
contoh tanah yang digunakan untuk beberapa uji laboratorium yang
tidak memperhitungkan derajat keterusikan.

Pengambilan contoh tanah secara disturbed dapat dilakukan


dengan cara
- Split barrel (dari uji SPT)
- Continous Auger,
- Modified California,
- Bulk,
PENGAMBILAN CONTOH TANAH DISTURBED

Split Barrel Sampler

Contoh beberapa split barrel Contoh tanah hasil pengambilan dengan


dengan ukuran yang berbeda split barrel sampler
PENGAMBILAN CONTOH TANAH DISTURBED

Continous Auger (Manual)

Contoh pengambilan tanah


disturbed (terusik)
PENGAMBILAN CONTOH TANAH DISTURBED

Continous Auger (Bor Mesin)


PENGAMBILAN CONTOH TANAH DISTURBED

Bulk sampling
PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Pengambilan contoh batuan dilakukan dari hasil coring bor pada
formasi batuan yang mewakili stratigrafi (pelapisan tanah).

Pengambilan contoh tanah pada lapisan batuan sebailnya dilakukan


dengan cara bor double core barrel dibandingkan dengan cara
single core barrel

Sebaiknya core ditampung di dalam core box dengan dimensi yang


diinginkan (misalkan sepanjang 1 m, atau 2 meter.

Sebaiknya nilai RQD (rock quality destination) dilakukan setelah


contoh batuan diperoleh

Untuk maksud uji di laboratorium dapat disiapkan contoh batuan


yang sesuai dengan dimensi benda uji
PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Beberapa jenis mata bor untuk formasi batuan

Diamond bit Diamond, Tungsten dan sawtooth


PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Jenis sampler core barrel (single core barrel)
PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Jenis sampler core barrel (double core barrel)
PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Hubungan diameter bor dan diameter contoh batuan yang diperoleh
PENGAMBILAN CONTOH BATUAN

Contoh batuan untuk bahan uji

Igneous rock (batuan beku)


PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Contoh batuan untuk bahan uji

Sedimentary rock (batuan sedimen)


PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Contoh batuan untuk bahan uji

Metamorphic rock (batuan metamorf)


PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Evaluasi RQD
PENGAMBILAN CONTOH BATUAN
Evaluasi RQD (detail)
INTERPRETASI HASIL UJI
BOR
INTERPRETASI HASIL UJI BOR TANAH

Contoh bor log untuk tanah


INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETROMETER TEST (SPT)
INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)

Hasil uji Standard Penetration Test (SPT) sebaiknya dilakukan koreksi


sehubungan dengan adanya beberapa variasi uji yang menyebabkan
terjadinya simpangan dari hasil uji yang diperoleh

Koreksi yang biasa dilakukan pada hasil uji SPT adalah sebagai berikut:

Dengan: H : efisiensi hammer (%)


B : koreksi terhadap diameter lubang bor
S : koreksi terhadap sampler
R : koreksi terhadap panjang rod (batang)
N : nilai SPT darilapangan
N60 : nilai SPT terkoreksi
INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)

Besaran faktor koreksi


INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)

Besaran faktor koreksi


INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)

Interpretasi nilai SPT untuk tanah lempung


INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)

Interpretasi nilai SPT untuk tanah pasir


INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)
Interpretasi nilai SPT untuk tanah pasir
INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)

Interpretasi nilai N SPT terhadap Undrained Shear Strength (Su)


INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)
Interpretasi nilai N SPT terhadap Modulus Elastisitas (E25)
INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)
Interpretasi N SPT terhadap OCR lempung
INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)
Tingkat akurasi interpretasi nilai N SPT terhadap parameter geoteknik
INTERPRETASI HASIL UJI
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)
Akurasi hasil hitungan desain berdasarkan nilai N SPT
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETROMETER TEST (CPT)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Perkembangan alat sondir

Sondir 20 ton

sondir laut dangkal

Sondir 1937

Sondir 2010 sondir laut dalam


(Indonesia)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Perkembangan cone pada sondir

Cone 1948

Cone 1953

Modern Cone
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Perkembangan nilai gesekan cone pada sondir (1953)


INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Grafik hasil uji CPT (sondir)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Perumusan nilai CPT (sondir)


INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Tingkat akurasi interpretasi nilai CPT terhadap parameter geoteknik
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Begemann, 1965)


INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Sanglerat, 1974)


INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Schmertmann, 1978)


INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Searle, 1979)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Douglas & Olson, 1981)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Robertson & Campanella, 1983)


INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Robertson et al, 1986)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Olsen & Mitchell, 1995)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Interpretasi CPT terhadap jenis tanah (Eslami & Fellenius, 1997)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPTu)
Interpretasi CPTu terhadap jenis tanah (Jones & Rust, 1982)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPTu)
Interpretasi CPTu terhadap jenis tanah (Senesett, 1979)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPTu)
Interpretasi CPTu terhadap jenis tanah (Larson & Mulabdic, 1991)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPTu)
Interpretasi CPTu terhadap jenis tanah (Jeffries & Davies, 1991, 1993)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPTu)
Interpretasi CPT dan CPTu terhadap jenis tanah (Robertson, 1991)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Stratigrafi tanah berdasarkan interpretasi hasi uji CPT thd jenis tanah
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Interpretasi CPT terhadap Undrained Shear Strength (Su) tanah

Interpretasi hasil uji sondir adalah kuat geser tanah pada kondisi tak
terdrainasi (undrained shear strength). Interpretasi kuat geser tak terdrainasi
tanah lempung dari hasil uji sondir secara umum disampaikan dengan persamaan:

qc 0
Su
Nk

dengan Su : kuat geser tanah tak terdrainasi,


qc : tahanan konus,
0 : tegangan vertikal.
Nk : factor cone
Robertson dan Campanella (1988) merekomendasikan penggunaan Nk = 15, pada
evaluasi awal. Evaluasi tersebut kurang baik untuk tanah lunak (soft clay)
karena tahanan konus pada tanah lunak terlalu kecil untuk diukur secara akurat.
Untuk menyelesaikan masalah ini, pada tanah lunak biasanya diuji dengan CPTU
(sondir dengan cone yang dapat mengukur tegangan air tanah)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap Kerapatan Relatif


(Dr) tanah pasiran.

Uji yang dilaksanakan oleh Schmertman (1978),


Baldi et al (1981), Villet and Mitchell (1981)
menunjukkan bahwa factor yang mempengaruhi
interpretasi hasil uji sondir untuk memperoleh
kerapatan relatif adalah gradasi. Untuk tanah
pasir yang bukan quartz sand, dari klasifikasi
tanah oleh Douglas and Olsen (1981),
interpretasi kerapatan relatif tanah pasir dari
hasil uji sondir disampaikan, dengan catatan
bahwa qc1 (normalized cone resistance) dihitung
dengan persamaan:


q c1 q c 1 1.25 log 10 av'
dengan qc : tahanan konus tsf,
qc1 : normalized cone resistant,
av : beban efektif diatas titik yang
ditinjau
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)
Interpretasi CPT terhadap sudut gesek dalam () pasir
Robertson and Campanella (1983) menyampaikan bahwa untuk pasir pada kondisi
moderate compressible (Rf 0,50), sudut gesek dalam pasir () dapat diprediksi dari
Gambar a. Untuk pasir yang tidak dalam kondisi moderate compressible, Robertson and
Campanella (1988) menyampaikan sudut gesek dalam pasir () dapat diprediksi dari
grafik Gambar b.
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap Constraint Modulus


(M) pasir

Untuk tanah pasir maupun lempung,


lempung, hubungan
antara constrained modulus dengan tahanan
konus dapat disampaikan dalam persamaan:
persamaan:

M .q c
dengan M : constrained modulus,
modulus,
: konstanta,
konstanta,
qc : tahanan konus.

Robertson and Campanella (1983)


menyampaikan bahwa konstanta akan
dipengaruhi oleh nilai overconsolidated ratio
(OCR), tingkat tegangan efektif dan
kerapatan relatifnya, seperti disampaikan
pada Gambar sebelah.
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap Constraint Modulus


(M) lempung

Untuk tanah pasir maupun lempung,


lempung, hubungan
antara constrained modulus dengan tahanan
konus dapat disampaikan dalam persamaan:
persamaan:

M .q c
dengan M : constrained modulus,
modulus,
: konstanta,
konstanta,
qc : tahanan konus.
Untuk tanah lempung, Robertson dan
Campanella (1988) menyampaikan bahwa
prediksi constrained modulus (M) dari hasil uji
sondir tidak akurat, sehingga disarankan
hanya sebagai estimasi kasar saja. Mitchell
and Gardner (1975) menyampaikan tabel untuk
mempredikasi constrained modulus tanah
lempung dari hasil uji sondir dalam Tabel
sebelah
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap Modulus


Elastisitas (E) pasir

Karena tanah merupakan bahan yang


bersifat non-linier, modulus elastisitas
(E) suatu tanah akan dipengaruhi oleh
tensor tegangan. Robertson and
Campanella (1983) menyampaikan
interpretasi modulus elastisitas dari
hasil uji sondir dalam hubungan antara
tahanan konus dengan drained secant
modulus tanah pasir pada 25% dan 50%
tegangan maksimum seperti terlihat pada
Gambar sebelah
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap Modulus Elastisitas


(E) lempung

Untuk tanah lempung, Robertson and


Campanella (1988) merekomendasikan
interpretasi modulus elastisitas dari hasil
uji sondir berdasarkan analisa Ladd et al
(1977) seperti terlihat pada Gambar
sebelah. Prosedur prediksi modulus
elastisitas lempung sebagai berikut:

Estimasi besaran kuat geser tak terdrainasi


(undrained shear strength) ,
Estimasi besaran overconsolidated ratio,
Dengan menggunakan Gambar sebelah,
tetapkan nilai Eu pada tingkat beban yang
diinginkan.
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT Modulus Geser (G) pasir

Modulus geser pada tanah akan berhubungan


dengan regangan yang sangat kecil (very small
strain). Pada tanah pasir Robertson and
Campanella (1983) menyampaikan prediksi
modulus geser pasir seperti pada Gambar
sebelah,
sebelah, pada quartz sand pada kondisi
terkonsolidasi normal, dan tidak tersementasi.
tersementasi.
Pada Gambar tersebut Robertson dan
Campanella (1983) juga menyampaikan korelasi
antara Gmax dengan nilai SPT dari hasil
penelitian Imai and Tonouchi (1982) dengan
persamaan:
persamaan:

G max 125.N 0.611


qc
N
4.5
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT Modulus Geser (G)


lempung

Untuk tanah lempung, Robertson and


Campanella (1989) menyampaikan bahwa
nilai Gmax akan dipengaruhi oleh tingkat
overconsolidated ratio dari tanah seperti
terlihat pada Gambar sebelah, dan
sesuai dengan teori elastisitas yang
menyampaikan bahwa G 1 3 Eu untuk tanah
pada kondisi undrained (tidak
terdrainasi), maka hasil prediksi modulus
geser (G) dari hasil uji sondir harus
dicheck terhadap prediksi modulus
elastisitas dari hasil sondir
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT pada Overconsolidated Ratio


(OCR) lempung

Prediksi overconsolidated ratio dari hasil uji


CPT sampai saat ini hanya dapat dilakukan
pada tanah lempung,
lempung, sedangkan pada tanah
pasir sehubungan dengan kondisi terdrainasi
sangat sulit diinterpretasikan.
diinterpretasikan. Prediksi
over- consolidated ratio dari uji CPT pada
tanah lempung disampaikan oleh
Schmertmann (1978) sebagai berikut:
Estimasi besaran kuat geser tak terdrainasi
(Su) (undrained shear strength)
Hitung tegangan vertical efektif (vo)
Hitung nilai Su/vo,
Gunakan nilai (Su/vo)NC = 0,33
Hitung nilai Su/vo/(Su/vo)NC,
Dengan Gambar sebelah, tetapkan nilai
overconsolidated ratio dari lempung.
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Interpretasi CPT terhadap Sensitivity Lempung

Yang disebut dengan sensitivitas lempung adalah rasio antara kuat geser lempung
pada kondisi tidak terdrainasi (undrained shear strength) dengan kuat geser
pada kondisi remoulded. Prediksi sensitivitas lempung dapat dilakukan dari hasil
uji sondir dengan persamaan yang disampaikan oleh Schmertmann (1978) sebagai
berikut:

Ns
St
Rf

dengan St : sensitivitas lempung,


Ns : konstanta =6,
Rf : rasio geser (friction ratio)
INTERPRETASI HASIL UJI
CONE PENETRATION TEST (CPT)

Akurasi hasil hitungan desain berdasarkan evaluasi nilai CPT


UJI BATUAN DI LABORATORIUM
UJI BATUAN DI LABORATORIUM
Jenis uji batuan dan standard
uji

Tidak setiap uji dilakukan untuk


evaluasi parameter teknis
batuan

Uji batuan pada perencanaan


tambang fokus pada stabilitas
lereng tambang dalam jangka
waktu pelaksanaan penambangan
UJI BATUAN DI LABORATORIUM

Point Load Index Test (ASTM D 5731)

Uji Point Load Index Test dilakukan


untuk mengetahui kelas kekuatan
batuan lewat suatu Indeks

Uji tidak boleh digunakan untuk batuan


yang mempunyai Uniaxial Compressive
strength (u) kurang dari 25 MPa.
UJI BATUAN DI LABORATORIUM

Uniaxial Comprtessive Strength of Rock


(ASTM D 2938)

Uji uniaxial compressive strength of rock


dilakukan untuk mengetahui kuat desak
batuan (qu = u = c)
UJI BATUAN DI LABORATORIUM

Tensile Strength of Rock (Brazilian


Method)
(ASTM D 3967)

Uji Tensile Strength of Rock (Brazilian


Method) dilakukan untuk mengetahui
tegangan tarik batuan secara tidak
langsung.
UJI BATUAN DI LABORATORIUM
Direct Shear Strength of Rock
(ASTM D 5607)

Uji Direct Shear Strength of Rock


dilakukan untuk mengetahui kuat
geser batuan pada bidang lemahnya
(bidang patahan) batuan
UJI BATUAN DI LABORATORIUM
Evaluasi uji geser langsung batuan
UJI BATUAN DI LABORATORIUM

Slake Durability Test untuk


batuan shale atau batuan yang
lemah (ASTM D 4644)

Uji Slake Durability batuan


dilakukan untuk mengetahui Indeks
Slake Durability (SDI) pada
batuan yang mengalami degradasi
kekuatan oleh karena faktor
cuaca.
Contoh Clay shale

Clay shale pada kondisi fresh

Clay shale yang telah lapuk


UJI BATUAN DI LABORATORIUM

Hitungan Modulus Elastisitas


batuan dari hasil uji Uniaxial
Compression Strength of Rock
(ASTM D 4138)

Dari kurva tegangan-regangan


hasil uji Uniaxial Compression
Strength of Rock dapat
diperoleh 3 (tiga) modulus
elastisitas (E) yang berbeda
yaitu:
-Modulus Elastisitas Tangent (Et)
-Modulus Elastisitas rerata (Eav)
-Modulus Elastisitas Secan (Es)
INTERPRETASI HASIL UJI BATUAN
di LABORATORIUM
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Lapisan Bumi dan rock cycle

Lapisan bumi
Rock cycle
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Jenis batuan:

- Batuan Beku (Igneuos Rock)


- Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
- Batuan Metamorp (Metamorphic rock)
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM
Batuan Beku

Andesit Granite Scorea Tuff


INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Batuan Sedimen

sandstone siltstone shale limestone


INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM
Batuan Metamorphic

Marble Gneiss Quartzite Phyllite


INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM
Diskripsi kuat desak batuan (ISRM,1978)

Point load strength Kuat desak batuan


Kelas kuat batuan Simbol
index (Is(50)) (Mpa)
Extremely Weak EW 0.04 1
Very Weak VW 0.2 5
Weak W 1 25
Medium Strong MS 2 50
Strong S 4 100

Very Strong VS 10 250

Extremely Strong EH
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Proses Geologi pada Batuan


INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Proses terjadinya clay shale


INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM
Evaluasi batuan dari Nilai kuat desak (USC)
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM
Koreksi kuat desak batuan dari diameter contoh benda uji
INTERPRETASI HASIL
UJI
BATUAN di
LABORATORIUM

Klasifikasi batuan berdasarkan


Kuat desak (UCS = ci)
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM
Estimasi Modulus Deformasi (Em) dari nilai GSI
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Hitungan Modulus Elastisitas


batuan dari hasil uji Uniaxial
Compression Strength of Rock
(ASTM D 4138)

Dari kurva tegangan-regangan


hasil uji Uniaxial Compression
Strength of Rock dapat diper-
oleh 3 (tiga) modulus elastisitas
(E) yang berbeda yaitu:

-Modulus Elastisitas Tangent (Et)


-Modulus Elastisitas rerata (Eav)
-Modulus Elastisitas Secant (Es)
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Estimasi Modulus Elastisitas


dari nilai USC untuk batuan beku
(igneous rock)
(Deere & Miller, 1966)
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Estimasi Modulus Elastisitas


dari nilai USC untuk
batuan sedimen (sedimentary rock)
(Deere & Miller, 1966)
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM

Estimasi Modulus Elastisitas


dari nilai USC untuk batuan
metamorf (metamorphic rock)
(Deere & Miller, 1966)
INTERPRETASI HASIL UJI
BATUAN di LABORATORIUM
Beberapa Kuat tarik batuan (T0) dari nilai UCS
INTERPRETASI HASIL UJI
TANAH dan BATUAN

TERIMA KASIH
Slide Title
Add your text here

Anda mungkin juga menyukai