DISKONTINUITAS BATUAN
Ilmu Geologi mengestimasikan umur bumi setidaknya telah mencapai 4.600 juta
tahun. Skala waktu geologi akan dirinci ke dalam EONS, ERAS & PERIODS.
Saat ini kita berada pada eons phanerozoic, era cenozoic, serta periode
quarterary yang dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu.
STRUKTUR GEOLOGI BUMI
Ilmu geologi membagi bumi yang berbentuk hampir bulat terdiri dari 3
lapisan yaitu: crust; lapisan paling luar dengan tebal sekitar 100 km,
mantle; lapisan bawah crust sampai dengan kedalaman 2.900 km, dan
core; lapisan paling dalam sampai dngan titk pusat bumi.
JENIS DAN SIKLUS PEMBENTUKAN BATUAN
Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Batuan beku sesuai
dengan proses terbentuknya terdiri dari 2 (dua) grup yaitu: intrusive
dan extrusive. Batuan beku intrusif mengalami pembekuan di dalam
kerak bumi (crust) dan oleh karena terjadi erosi pada permukaan bumi,
maka batuan beku intrusive dapat muncul di permukaan bumi. Batuan
beku extrusive mengalami pembekuan di luar permukaan bumi, seperti
lahar atau magma yang keluar dari kawah gunung api.
SIKLUS PEMBENTUKAN BATUAN
Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Batuan beku sesuai
dengan proses terbentuknya terdiri dari 2 (dua) grup yaitu intrusive
dan extrusive.
Proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di bumi, baik yang
berasal dari dalam bumi (endogen), maupun dari luar bumi (extrogen).
Proses endogen adalah proses yang terjadi oleh karena gaya dari dalam
bumi yang dapat berupa:
Pergerakan lempeng tektonik (tectonic plate),
Aktivitas gunung api (vulcanism)
Proses tersebut akan dapat menyebabkan terjadinya gempa, pemben-
tukan pegunungan dan lainnya. Dari proses tersebut, batuan dapat
mengalami pelipatan (folding), bidang pelapisan (bedding plane), kekar
(jont), zona rekahan (shear zone) dan sesar (faults).
Proses extrogen adalah proses yang terjadi oleh karena gaya dari luar
bumi, seperti pelapukan, baik pelapukan oleh proses mekanis, kimia
maupun organis, erosi pada permukaan bumi baik oleh air, angin maupun
gletser, tanah longsor (mass wasting), maupun pengendapan
(sedimentasi)
PROSES PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK
Tumbukan antar
lempeng benua
Tumbukan lempeng
benua-samudra
Tumbukan lempeng
samudra-samudra
PROSES PELIPATAN (FOLDS)
Patahan atau fault pada batuan terjadi oleh karena adanya gaya tekan,
gaya geser atau tarik yang melampaui kekuatan batuan. Gaya yang
dapat mematahkan batuan tersebut biasanya berlangsung cepat seperti
gempa. Skema bentuk patahan disampaikan sebagai berikut:
NORMAL FAULT
REVERSE FAULT
STRIKE-SLIP FAULT
OBLIQUE-SLIP FAULT
BIDANG PERLAPISAN (BEDDING PLANE)
Retakan pada batuan dapat terjadi apabila terdapat gaya tarik, gaya
tekan atau gaya tekuk yang bekerja pada batuan tersebut, sehingga
batuan mengalami retak, meskipun masih tersambung dalam masa
batuan.
KEKAR (JOINT)
Columnar joints
KEKAR (JOINT)
Blocky joints
KEKAR (JOINT)
Complex joints
ZONA REKAHAN (SHEAR ZONE)
Zona rekahan (shear zone) terjadi pada formasi batuan yang rapuh
(brittle), yang mengalami deformasi akibat gaya geser oleh proses
geologi, seperti subduksi. Zona rekahan dapat berupa suatu bidang yang
sifat batuannya mempunyai regangan yang lebih besar dari batuan
sekitarnya. Pada zona rekahan sifat dan parameter teknis batuan labih
rendah dari batuan sekitarnya. Pada aplikasi mekanika batuan,
seringkali zona rekahan menjadi bidang perlemahan dari masa batuan.
ZONA REKAHAN (SHEAR ZONE)
Erosi oleh air pada batuan dapat terjadi apabila energi yang
ditimbulkan oleh air baik arus yang deras maupun ombak dapat mengikis
formasi batuan, sehingga terjadi perubahan bentuk autau kerusakan,
keruntuhan pada batuan tersebut.
EROSI OLEH AIR
EROSI OLEH ANGIN
Erosi oleh angin umumnya terjadi pada daerah beriklim kering, dimana
angin membawa partikel yang dapat mengikis formasi batuan. Apabila
kejadian ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama, maka batuan
akan mengalami erosi dan berubah bentuk dari kondisi awalnya.
EROSI OLEH ANGIN
EROSI OLEH ES (GLACIER)
Erosi oleh es (glacier) terjadi oleh karena gesekan antara aliran gletser
dengan batuan disekitarnya. Oleh karena gesekan ini berlangsung dalam
jangka waktu yang lama, maka permukaan batuan dapat mengalami erosi
dan berubah bentuk dari kondisi awalnya.
EROSI OLEH ES (GLACIER)
KLASIFIKASI MASA BATUAN
KLASIFIKASI MASA BATUAN
If you study about soil mechanics, you study about the strength of the
soil, but if you study about rock mechanics, you study about the weakness
of the rocks.
(David Muir Wood)
KLASIFIKASI MASA BATUAN
A
JOINT (KEKAR) & BLOK
A
ESTIMASI NILAI JRC
A
ESTIMASI NILAI JRC
A
ESTIMASI NILAI JCS
A
Q SYSTEM RATING FOR ROCK MASSES
(Barton, Lien & Lunde, 1974)
Q SYSTEM RATING FOR ROCK MASSES
(Barton, Lien & Lunde, 1974)
- Kondisi batuan,
- Zona katagori perkuatan (zona 1 sampai 9) yang membedakan jenis
perkuatan pada terowongan,
- Jenis perkuatan pada terowongan yang disarankan (bolt, shotcrete,
steel rib atau concrete lining)
- Jarak antar bolt,
-Tebal shotcrete atau concrete lining.
Q SYSTEM RATING FOR ROCK MASSES
(Barton, Lien & Lunde, 1974)
Contoh:
Sebuah terowongan dibuat dengan melewati satuan batuan granite yang
telah mengalami sedikit pelapukan. Arah kekar adalah 60 berlawanan
dengan arah terowongan. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa
Point Load Index sebesar 8 MPa, RQD rerata 70%, permukaan kekar
agak kasar dengan jarak kekar sekitar 300 mm, sedangkan bukaan
kekar < 1 mm, diprediksi terowongan dalam kondisi basah.
Hitung nilai RMR dan rekomendasi terhadap pelaksanaan terowongan
tersebut.
ROCK MASS RATING (RMR)
BIENIAWSKI, 1976, 1989
Hasil hitungan dari Tabel RMR (Bieniawski 1976, 1989) adalah sebagai
berikut:
ROCK MASS RATING (RMR)
BIENIAWSKI, 1976, 1989
Setelah nilai GSI suatu masa batuan dapat ditetapkan, maka konstanta
mb, s dan a dapat diperoleh dengan persamaan:
GSI 100
mb mi exp
28
Untuk batuan dengan kualitas baik dengan nilai GSI > 25, parameter s
dan a dapat diperoleh dengan persamaan:
GSI 100
s exp dan a = 0,50
9
Untuk batuan dengan kualitas baik dengan nilai GSI < 25, parameter s
dan a dapat diperoleh dengan persamaan:
GSI
s = 0 dan a 0,65
200
KRITERIA KERUNTUHAN BATUAN oleh
HOEK-BROWN (1980)
Estimasi nilai GSI
(Geological Strength
Index), untuk blocky rock
mass (Hoek & Karzulovic
2001)
KRITERIA KERUNTUHAN BATUAN oleh
HOEK-BROWN (1980)
Estimasi nilai GSI
(Geological Strength
Index), untuk
metamorphic rock mass
(Hoek & Karzulovic 2001)
KRITERIA KERUNTUHAN BATUAN oleh
HOEK-BROWN (1980)
Hoek et al (2002) telah mempertimbangkan faktor kerusakan oleh
karena getaran peledakan (blasting) pada permukaan masa batuan
untuk berbagai macam konstruksi seperti terowongan, pekerjaaan sipil,
dan tambang, sehingga konstanta mb, s dan a dapat diperoleh dengan
persamaan:
GSI 100
mb mi exp
28 14 D
GSI 100
s exp
9 3 D
1 1 15
GSI 20
a e e 3
2 6
dengan D : faktor reduksi yang tergantung pada derajat gangguan
oleh getaran peledakan pada permukaan masa batuan seperti
disampaikan pada Gambar berikut (Hoek et al, 2002).
KRITERIA KERUNTUHAN BATUAN oleh
HOEK-BROWN (1980)
Parameter D untuk
faktor reduksi nilai
konstanta mb, s dan a
oleh karena metoda
pelaksanaan
KRITERIA KERUNTUHAN BATUAN oleh
HOEK-BROWN (1980)
Hitungan parameter kuat geser batuan (=sudut gesek dalam) dan
kohesi (c) yang diperoleh dari nilai mi dan GSI
KRITERIA KERUNTUHAN
HOEK-BROWN (1980)