Anda di halaman 1dari 82

MONITORING LERENG TAMBANG DAN

ASPEK KESELAMATAN KERJA

Dr. Ir. Didiek Djarwadi, M.Eng

Kuliahke 6,MataKuliahPilihan,Aplikasi Geoteknik pada Tambang Terbuka.S2Geoteknik


Sekolah Pascasarjana.InstituteTeknologi Bandung
LONGSOR PADA LERENG TAMBANG
Penyebab Longsor Lereng Tambang

1. Kondisi Geologi lereng


2. Strength characteristic batuan
3. Kedalaman Galian
4. Kondisi air tanah dalam lereng
5. Laju Pelapukan
6. Pengaruh blasting
7. Pengaruh air hujan
Statistik Longsor Lereng

Sebanyak 74% dari longsor yang terjadi adalah pada lereng yang
dibentuk oleh manusia (man made).
Statistik Longsor Lereng

1) 90% longsor pada lereng tambang terjadi pada batuan


2) 65% longsor pada batuan terjadi pada soft rock
Statistik Longsor Lereng

Penyebab longsor pada lereng


Statistik Longsor Lereng
Statistik Longsor Lereng
Statistik longsor lereng pada zona aman
Contoh Longsor Lereng Tambang
Bingham Canyon, Utah, USA
Contoh Longsor Lereng Tambang

Freeport, Papua, Indonesia


Contoh Longsor Lereng Tambang
Contoh Longsor Lereng Tambang
Contoh Longsor Lereng
Tambang
Contoh Longsor Lereng Tambang
Contoh Longsor Lereng Tambang
Contoh Longsor Lereng Tambang
Contoh Longsor Lereng Tambang
Contoh Longsor Lereng Tambang
Contoh Longsor Lereng Tambang
Identifikasi bentuk longsoran
Contoh Longsor Lereng Tambang
Circular slope failure
Contoh Longsor Lereng Tambang
Wedge sliding
Contoh Longsor Lereng Tambang
Toppling failure
Contoh Longsor Lereng Tambang
Planar failure
Contoh Longsor Lereng Tambang
Hubungan antara sudut rerata lereng tambang dengan kedalaman tambang
Contoh Longsor Lereng Tambang
Pengaruh air dalam masa batuan
Contoh Longsor Lereng Tambang
Pengaruh air dalam masa batuan
PENGAMATAN LERENG TAMBANG
Tujuan Pengamatan Lereng Tambang

1. Memastikan operasional tambang aman


2. Mengetahui deformasi lereng dan kondisi kritis lereng
3. Memberikan peringatan dini teradap kemungkinan terjadinya
longsor
4. Memberikan perintah evakuasi berdasarkan batas deformasi
yang diijinkan
Rancangan Metoda Pengamatan Lereng

1. Pengamatan deformasi surface


a. Pengamatan retakan
b. Pengamatan deformasi lereng dengan manual total station
c. Pengamatan deformasi lereng dengan robotic total station
d. Pengamatan deformasi lereng dengan slope stability radar
e. Pengamatan deformasi lereng dengan tiltmeter
f. extensometer ?????

2. Pengamatan deformasi subsurface


a. inclinometer

3. Pengamatan dan penurunan muka air tanah


Rancangan Metoda Pengamatan Lereng
Metoda Pengamatan Lereng
Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang

Batuan yang lebih kuat dapat menerima beberapa kejadian yang


menyebabkan longsor dengan lebih baik
Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang
Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang
Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang
Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang

Contoh longsor pada batuan yang ductile


Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang

Contoh longsor pada batuan yang ductile


Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang

Contoh longsor pada batuan yang brittle


Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang
Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang
Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang
Point Monitoring System
Dasar Teori Monitoring Lereng Tambang
Pola deformasi lereng (Broadbent * Zavodni, 1982)
PENGAMATAN VISUAL
PENGAMATAN LERENG TAMBANG

Crack Monitoring System


PENGAMATAN LERENG TAMBANG

Crack Monitoring System


PENGAMATAN LERENG TAMBANG

Crack Monitoring System


CRACK PADA LERENG
CRACK PADA LERENG
CRACK PADA LERENG
PENGAMATAN LERENG TAMBANG

Line Monitoring System


PENGAMATAN DENGAN TOTAL STATION
PENGAMATAN LERENG TAMBANG
Point Monitoring System
PENGAMATAN LERENG TAMBANG
Point Monitoring System
PENGAMATAN DENGAN ROBOTIC TOTAL STATION
PENGAMATAN DENGAN ROBOTIC TOTAL STATION
Robotic Total Station
PENGAMATAN DENGAN ROBOTIC TOTAL STATION

Pada lereng suatu tambang


dapat dipasang beberapa (jum-
lah sesuai dengan keperluan)
prisma.
Posisi prisma akan dibaca se-
cara periodik oleh robotic total
station dan hasil pembacaan
berupa posisi baru (X,Y,Z)
akan disampaikan dan disimpan
dalam suatu program kompu-
ter.
Apabila deformasi mencapai
suatu angka tertentu yang dite
tapkan sebagai level bahaya,
maka akan ada suatu peringat-
an dini berupa alarm dan
pemberitahuan lewat media
sms, ke nomor telpon tertentu.
STUDI REFERENSI
Time to failure (South African Institute of Mining)
STUDI REFERENSI
Time to failure (South African Institute of Mining)
PERILAKU LONGSOR BATUAN
PERILAKU LONGSOR BATUAN
PERILAKU LONGSOR BATUAN

9 Oktober 2014 shift 1

9 Oktober 2014
shift 2

Sekitar pukul 01.30-04.00 wita tanggal 10 Oktober 2014 terjadi


longsor pada area tersebut. hal ini terlihat pada grafik pergerakan
longsor yang dipantau dengan robotic total station.
Kondisi longsor highwall MBRS Panel 3
10 Oktober 2014
PENGAMATAN DENGAN SLOPE STABILITY RADAR
PENGAMATAN LERENG TAMBANG

Slope Stability Radar


PENGAMATAN LERENG TAMBANG
Slope Stability Radar
PENGAMATAN LERENG TAMBANG
Slope Stability Radar
PENGAMATAN LERENG TAMBANG
Slope Stability Radar
PENGAMATAN LERENG TAMBANG
Slope Stability Radar
PENGAMATAN LERENG TAMBANG

Slope Stability Radar


PENGAMATAN LERENG TAMBANG
Slope Stability Radar
PENGAMATAN DEFORMASI SUB-SURFACE
INCLINOMETER

Sub-surface slope monitoring dilakukan untuk mengetahui pergerakan masa


tanah/batuan dibawah pemukaan tanah.

Alat yang biasa digunakan adalah INCLINOMETER

Prinsip kerja INCLINOMETER adalah mengukur deformasi lateral pada


masa tanah dan dibandingkan dengan kondisi awal untuk mengetahui besaran
perkembangan deformasi suatu lereng.
INCLINOMETER

Pemasanga inclinometer

Pemasangan inclinometer
INCLINOMETER
Prinsip penghitungan deformasi lateral
INCLINOMETER
Contoh Pembacaan Inclinometer
PENGAMATAN MUKA AIR TANAH

Contoh Pengamatan muka air tanah pada lereng tambang


PENGAMATAN MUKA AIR TANAH

Contoh usaha penurunan muka air tanah pada lereng tambang


PENGAMATAN MUKA AIR TANAH

Contoh permukaan air tanah yang tinggi pada lereng tambang


PENGAMATAN LERENG DENGAN TILTMETER

Tiltmeter yang mengukur perubahan lateral pada lereng


PENGAMATAN LERENG DENGAN EXTENSOMETER

Extensometer yang mengukur perubahan lateral pada lereng


MONITORING LERENG TAMBANG
PT PAMAPERSADA NUSANTARA
1 Titik yang bergeser secara horisontal antara 0 2 mm/hari
(24 jam) cukup diamati sekali dalam 1 bulan.
2 Titik yang bergeser secara horisontal antara 2-5 mm/hari
(24 jam) cukup diamati sekali dalam minggu
3 Titik yang bergeser secara horisontal antara 5-10 mm/hari
(24 jam) cukup diamati sekali dalam 2 hari,
4 Titik yang bergeser secara horisontal antara 10-50 mm/hari
(24 jam) harus diamati sekali dalam sehari
5 Titik yang bergeser secara horisontal lebih dari 50 mm/hari
(24 jam) harus diamati secara kontinyu.
(Referensi Jooste & Cawood, 2004)

Titik yang bergeser 50 mm dalam 1 shift, atau 5 mm dalam 1


jam, atau 4 mm dalam 30 menit, atau 3 mm dalam 15
menit, harus dilakukan evakuasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai