Anda di halaman 1dari 38

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Massa Batuan Utuh

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

PRODUCTION WORK PROCESS

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Klasifikasi Penggalian

Gali bebas dengan BWE Gali potong dengan VASM2D

Gali bebas dengan Dragline Penggaruan dengan Bulldozer

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Karakteristik Batuan Utuh


SIFAT FISIK bobot isi porositas absorpsi void ratio dan kandungan air SIFAT MEKANIK kuat tekan, statik & dinamik kuat tarik, statik & dinamik modulus Young, statik & dinamik nisbah Poisson, statik & dinamik kuat geser kecepatan ultrasonik

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kekuatan Batuan Utuh & Massa Batuan

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Karakteristik Fisik & Mekanik Statik Batuan Utuh


Jenis batuan Granit Basalt Batupasir Dolerit Batugamping Andesit Bobot isi (t/m3) 2,5 2,8 2,4 2,9 2,2 2,7 2,9 3,1 2,0 2,8 2,5 2,8 Kuat Tekan (MPa) 70 - 300 50 - 300 40 - 150 100 - 300 40 - 130 70 - 150 Kuat Tarik (MPa) 8 - 30 6 - 30 2 - 15 8 - 30 2 - 12 5 - 15 Modulus Young (GPa) 35 80 20 100 10 40 40 90 10 50 30 60

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kuat Tekan Uniaksial (UCS)


UCS (MPa) Klasifikasi Bieniawski, 1973 Sangat keras Keras Keras sedang Cukup lunak Lunak Sangat lunak 250-700 100-250 50-100 25-50 1-25 Tamrock, 1988 200 [7] 120 200 [6-7] 60 120 [4,5-6] 30 60 [3-4,5] 10 30 [2-3] -10

(Tamrock Surface Drilling and Blasting, 1988), Mohs Hardness [-]

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Persamaan Kurva Tegangan Regangan


Energi Fraktur UCS = Wf = Fp x Dl
Energi Fraktur Spesifik UCS = Wsf = sc x ep

sc Toughness Indeks (Singh, 1983) = TI = x 100 2E


2

sc Rock Toughness (Farmer, 1986) = RT= E

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

F Plat tekan atas Contoh Batuan Plat tekan bawah F


D

Kuat Tarik Brazilian (UTS)


UTS << UCS UCS/UTS = Toughness ratio = Brittleness Index (BI) BI semakin besar, kinerja alat gali potong meningkat beberapa kali lipat

10

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kuat Tarik Dinamik


Kuat tarik dinamik batuan << kuat tekan statiknya. Kuat tarik dinamik sangat penting untuk diketahui dalam proses penggalian mekanis dan peledakan. Tegangan tarik tangensial harus lebih besar daripada kuat tarik dinamik agar terjadi rekahan radial

Bila spalling diinginkan untuk terjadi, kuat tarik dinamik harus lebih kecil daripada tegangan tarik radial yang dihasilkan dari pantulan pulsa tegangan tekan awal di bidang bebas.

11

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Klasifikasi Brittleness Index


Brittleness Index 67 78 8 12 12 15 15 20 Keterangan Sangat tough & plastik Tough & plastik Rata-rata jenis batuan Sangat brittle tak plastik Sangat brittle

12

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kecepatan Ultrasonik
Uji (ISRM 1981) untuk mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik pada contoh batu sebelum uji UCS.
cepat rambat gelombang primer (VLp) cepat rambat gelombang sekunder (VLs).

Modulus Elastik dinamik dapat dihitung. Kemampugalian batuan ditentukan juga oleh karakteristik dinamiknya, karena perjalanan gelombang akibat benturan mata bor dan gigi-gigi alat gali terhadap batuan merupakan gerakan dinamik. Setiap batuan selalu memiliki rekahan awal (pre-existing cracks). Tergantung dari proses pematangannya didalam, rekahan awal ini dapat saja bertambah. Menaiknya rekahan awal akan menurunkan kecepatan ultrasonik.

13

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik


Kecepatan rambat gelombang tekan Kecepatan rambat gelombang geser Modulus Young dinamik Modulus geser dinamik Nisbah Poisson dinamik

Receiver Transducer Transmitter Transducer F

l
Contoh F

PUNDIT

14

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Point Load Index (PLI)


Uji PLI dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength) contoh batu secara tidak langsung di lapangan Bentuk contoh batu: silinder atau tidak beraturan. Peralatan yang digunakan mudah dibawa-bawa, tidak begitu besar dan cukup ringan sehingga dapat dengan cepat diketahui kekuatan batuan di lapangan, sebelum dilakukan pengujian di laboratorium. Contoh yang disarankan untuk pengujian ini berbentuk silinder dengan diameter = 50 mm (NX = 54 mm).

Fracture Index dipakai sebagai ukuran karakteristik diskontinuiti dan didefinisikan sebagai jarak rata-rata fraktur dalam sepanjang bor inti atau massa batuan
15

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Tipe & Syarat Contoh Batuan Uji PLI


(ISRM, 1985)
P L W P L > 0,5D
L

D W2

P P L > 0,5D a. Uji Diametrikal 0,3W < D < W b. Uji Aksial

W1

P 0,3W < D < W W = (W 1+W2)/2

16

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Point Load Index


F Is 2 D F k 2 D

Is(50)

D k 50

0.45

Is = Point load index, MPa F = Failure load, N D = Jarak antara dua konus penekan, mm sc = 23 Is - Untuk diamater contoh 50 mm

Jika Is = 1 MPa, indeks tsb tidak memiliki arti, maka penentuan kekuatan harus berdasarkan uji UCS

17

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Karakteristik Massa Batuan

Rock Quality Designation (RQD) Bidang diskontinuiti Jarak antar bidang diskontinuiti

18

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Bentuk Struktur Umum

(a)

(b)

(c)

(d)
(a) Vertical Discontinuity (b) : Horizontal (c) : Dip Into Face

(e)

(f)
(d) : Dip Out of Face (e) : Powder/Friable (f) : Totally Massive
19

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Pengaruh Kekar Pada Peledakan


Orientasi bidang diskontinuitas ke arah pit : - Ketidakmantapan lereng - Backbreak berlebih Orientasi bidang diskontinuitas ke arah massa batuan : - Toe tidak hancur - Potensi batuan menggantung

Orientasi bidang diskontinuitas sejajar bidang bebas : - Lereng mantap - Arah lemparan terkontrol

Orientasi bidang diskontinuitas menyudut terhadap bidang bebas : - Muka jenjang berblok-blok D - Hancuran berlebih

20

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Klasifikasi Jarak Kekar (Attewell, 1993)


Deskripsi Very wide spaced Widely spaced Moderately widely spaced Closely spaced Very closely spaced Strukture Bidang Diskontinuiti Very thickly bedded Thickly bedded Medium bedded Thinly bedded Very thinly bedded Thickly laminated (sedimentary) Narrow (metamorphic and igneous) Foliated, cleaved, flow-banded, etc. metamorphic Extremely closely spaced Thinly laminated (sedimentary) Very closely foliated, cleaved flow-banded, etc. ( metamorphic and igneous) Jarak - mm > 2000 600 - 2000 200 - 600 60 - 200 20 - 60 6 - 20 6 - 20 6 - 20 < 20 <6 <6

21

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

RQD vs. l
Bila inti bor tidak tersedia, RQD dapat dihitung secara tidak langsung dengan melakukan pengukuran orientasi

dan jarak antar diskontinuiti pada singkapan batuan.


Persamaan Priest & Hudson (1976): RQD = 100 e-0.1 l (0.1 l + 1) l = frekuensi diskontinuiti per meter

22

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Rock Quality Designation - RQD


RQD = Panjang total inti bor 0.10 m
Panjang total bor (m)

X 100%

L = 24 cm

Panjang Total Core Run = 200 cm

L = 18 cm L=0 Tidak ada yang lebih besar sama dengan 10 cm

L = 11 cm

RQD = ((24+18+11+49)/200)) x 100% L = 49 cm RQD = 51%

L=0

Tidak ada perolehan

Jumlah potongan inti bor diukur pada inti bor sepanjang 2 m, Potongan akibat penanganan pemboran harus diabaikan dari perhitungan Into bor yang lembek dan tidak baik berbobot RQD = 0 (Bieniawski, 1989).

Pecahan karena pemboran

23

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Core Drill / Inti Bor

24

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Klasifikasi Metode Penggalian Menurut UCS


Metoda Free digging Ripping Rock Cutting Blasting

(Mpa)

Alat Shovel/loader/BWE Ripper Rock cutter Pemboran peledakan

1 - 10 10 - 25 10 - 50 > 25

25

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Kriteria Indeks Kekuatan Batu (Franklin dkk, 1971)

26

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Klasifikasi Massa Batuan


Sistem klasifikasi massa batuan sering gunakan > 2 parameter, tergantung kepentingannya.

Klasifikasi massa batuan dibuat untuk memenuhi (Bieniawski, 1989):


1. 2. Untuk mengidentifikasi parameter yang paling mempengaruhi perilaku massa batuan. Untuk membagi massa batuan kepada kelompok grup yang berperilaku sama, yaitu kelas massa batuan dengan kualitas berbeda. Untuk melengkapi suatu dasar pengertian karakteristik masingmasing kelas.

3.

4.
5. 6.

Untuk menghubungkan pengalaman atas pengamatan suatu kondisi massa batuan di satu tempat dengan lainnya.
Untuk menghasilkan data kuantitatif untuk desain rekayasa. Untuk melengkapi suatu dasar umum komunikasi.
27

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Rock Mass Rating (Bieniawski, 1973)


Sistem Rock Mass Rating (RMR), atau sering juga dikenal sebagai Geomechanics Classification Klasifikasi ini telah dimodifikasi berulang kali begitu informasi baru dari studi-studi kasus diperoleh dan menjadikannya sesuai dengan International Standard dan prosedur. RMR terdiri dari 5 parameter utama & 1 parameter pengontrol untuk membagi massa batuan 1. Kuat Tekan Batuan utuh (UCS) 2. RQD 3. Jarak diskontinuiti/kekar 4. Kondisi diskontinuiti/kekar 5. Kondisi air tanah 6. Koreksi dapat dilakukan bila diperlukan untuk Orientasi diskontinuiti/kekar
28

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

RMR A Klasifikasi Parameter & Pembobotan


Parameter 1 Kuat tekan batuan utuh PLI (MPa) UCS (MPa) > 10 > 250 15 90 - 100 20 >2m 20 4 - 10 100 - 250 12 75 - 90 17 0.6-2 m 15 Selang Nilai 2-4 50 - 100 7 50 - 75 13 0.2-0.6 m 10 1-2 25 - 50 4 25 - 50 8 0.06-0.2 m 8 Untuk kuat tekan rendah perlu UCS 5-25 2 1-5 1 < 25 3 < 0.06 m 5 Gouge lunak tebal > 5 mm, atau pemisahan > 5 mm, menerus 0
<1

Bobot 2 RQD (%) Bobot 3 Jarak diskontinuiti Bobot 4 Kondisi diskontinuiti

sangat kasar, tdk menerus, tdk ada pemisahan, dinding batu tdk lapuk
30

agak kasar. pemisahan < 1 mm, dinding agak lapuk


25

agak kasar. pemisahan < 1 mm, dinding sangat lapuk


20

Slicken-sided /tebal gouge < 5 mm, atau pemisahan 1-5 mm, menerus
10

Bobot Air tanah Aliran/10 m panjang terowongan (Lt/min) Tekanan air kekar/MaksTegang an utama Kondiisi umum Bobot

None

< 10

10 - 25

25 - 125

> 125

0 Kering 15

< 0.1 Lembab 10

0.1 - 0.2 Basah 7

0.2 - 0.5 Menetes 4

> 0.5 Mengalir 0

29

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

RMR - B Peubah bobot orientasi diskontinuiti


Jurus & kemiringan orientasi diskontinuiti Terowongan Bobot Fondasi Lereng Sangat menguntungkan 0 0 0 Menguntungkan -2 -2 -5 Sedang -5 -7 - 25 Tidak menguntungkan - 10 - 15 - 50 Sangat tidak menguntungkan - 12 - 25 - 60

RMR - C Kelas massa batuan menurut bobot total


Bobot No. Kelas Description 100 - 81 I Batuan sangat baik 80 - 61 II Batuan baik 60 - 41 III Batuan sedang 40 - 21 IV Batuan buruk < 20 V Batuan sangat buruk

RMR - D Arti kelas massa batuan


No. Kelas Stand up time rata-rata Kohesi massa batuan (kPa) Sudut gesek dalam I 20 th. utk 15 m span > 400 > 450 II 1 th. utk 10 m span 300 - 400 350- 450 III 1 mgg utk 5 m span 200 - 300 250- 350 IV 10 jam utk 2.5 m span 100 - 200 150 - 250 V 30 min utk 1 m span < 100 < 150

30

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Profil kekasaran (roughness) & pemeriannya (ISRM, 1981). Panjang profile dalam selang 1 - 10 m Skala vertikal & horizontal

sama

31

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Pengaruh Orientasi Kekar Dalam Pembuatan Terowongan & Penggalian


(Bieniawski, 1989: Fowell & Johnson, 1991)
1 Pengaruh jurus & kemiringan kekar untuk penerowongan Jurus tegak lurus sumbu terowongan Galian searah kemiringan kemiringan 45-90o a = 20-450 Menguntungkan Galian melawan kemiringan Jurus paralel sumbu terowongan Dip 0 - 20o Tdk tergantung jurus

a = 45-900
Sedang

a = 20-450
Tidak menguntungkan

a = 45-900
Sangat tdk menguntungkan

a = 20-450
Sedang Tdk menguntungkan

Sangat menguntungkan

Koreksi orientasi untuk penggalian dengan RMR (Fowell & Johnson, 1991) Kelas Batuan I II Menguntungkan -10 III Sedang -5 IV V

Orientasi jurus & kemiringan Bobot untuk penggalian

Sangat menguntungkan
-12

Tidak menguntungkan
-2

Sangat tidak menguntungkan


0

32

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Rock Mass Quality - Q System


Klasifikasi Massa Batuan menurut Q-System dibuat di Norwegia pada tahun 1974 oleh Barton, Lien dan Lunde, semuanya dari Norwegian Geotechnical Institute. Pembobotan Q-System didasarkan atas penaksiran numerik kualitas massa batuan dengan menggunakan 6 parameter berikut ini:
RQD Jumlah set kekar Kekasaran kekar atau diskontinuiti utama Derajat alterasi atau pengisian sepanjang kekar yang paling lemah Aliran air Faktor reduksi tegangan

33

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

Q System

RQD Jr Jw Q x x Jn Ja SRF
RQD = Rock quality designation Jr Jw = Angka kekasaran kekar = Angka reduksi kondisi air Jn Ja = Jumlah set kekar = Angka alterasi kekar

SRF = Faktor reduksi tegangan

Ukuran blok - (RQD/Jn)

Kuat geser blok utuh - (Jr/Jn)


Tegangan aktif - (Jw/SRF)

34

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

1. Rock Quality Designation A. Very poor B. Poor C. Fair D. Good E. Excellent

Deskripsi & Nilai Q-Sistem (Barton dkk, 1974)


RQD (%) 0 - 25 25 - 50 50 - 75 75 - 90 90 -100 Jn 1.0 1.22 1.5 1.83 2.24 2.73 3.34 4.09 5.0 Jr 1.0 4.0 3.0 2.0 1.5 1.5 1.0 0.5 Note : Add 1.0 if the mean spacing of the relevant joint set is greater than 3 m 2. Jr = 0.5 can be used for planar slickensided joints the lineations are favorable oriented .

2. Modified Joint Set Number (Kirsten, 1982) A. Massive, none or few joints B. One joint set / fissure set C. One joint set / fissure set / plus random D. Two joint sets / fissure set E. Two joint sets / fissure set / plus random F. Three joint sets / fissure set G. Three joint sets / fissure set / plus random H. Four joint sets / fissure set J. Multiple joint / fissure set 3. Joint Roughness Number (a) Rock wall contact and (b) Rock wall contact before 10 cm shear A. Discontinuous joint B. Rough or irregular, undulating C. Smooth, undulating D. Slickensided, undulating E. Rough or irregular, planar F. Smooth, planar G. Slickensided planar

(c) No rock wall contact when sheared H. Zone containing clay minerals thick enough to prevent rock wall contact 1.0b J. Sandy, gravelly/crushed zone thick enough 1.0b

3. Descriptions B - G refer to small - scale features & intermediate to prevent rock wall contact scale features in that order. b nominal

35

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

4. Joint Alteration Number Ja (a) Rock wall contact A. Tightly healed, hard, nonsoftening, impermeable filling, i.e., quartz or epidote B. Unaltered joint walls, surface staining only C. Slightly altered joint walls. Non-softening mineral coatings, sandy particles, clay-free disintegrated rock, etc. D. Silty or sandy clay coatings, small clay fraction (non-softening) 2 3 4 25-30o 20-25o 8-16o 0.75 1 25-35o fr

E. Softening or low-friction clay mineral coatings, i.e., kaolinite, mica. Also chlorite, talc, gypsum,
& graphite, etc., & small quantities of swelling clays (discontinuous coatings, 1-2 mm or less in thickness) (b) Rock wall contact before 10 cm shear F. Sandy particles, clay-free disintegrate rock etc. G. Strongly over-consolidated, non-softening clay mineral fillings (continuous, < 5 mm in thickness) 4 6 25-30o 16-24o

H. Medium or low over-consolidation, softening, clay mineral fillings (continuous,< 5 mm in thickness)


J. Swelling clay fillings, i.e., monmorilonite (continuous, < 5 mm in thickness). Value of Ja depends on percentage of swelling clay sized particles, and acces to water, etc.

12-16o

8 (c) No rock wall contact when sheared K. Zones or bands of disintegrated or crushed rock & clay (see G., H., J., for description of clay condition) L. Zones or bands of silty or sandy clay, small clay fraction (nonsoftening) M. Thick, continuous zones or bands of clay (see G., H., J., for description of clay condition)

6-12o

6-8 or 16-24o

8-12
5.0 10-13 or 13-20 6-24o Note : Values of fr are intended as an approximate guide to the mineralogcal properties of the alteration products.

36

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

5. Stress Reduction Factor

`SRF

(a) Weakness zones intersecting excavation, which may cause loosening of rock mass when tunnel is excavated A. Multiple occurences of weakness zonescontaining clay or chemically disintegrated rock, very loose surrounding rock (any depth) 10.0 B. Single-weakness zones containing clay or chemicallydisintegrated rock (depth of excavation < 50 m) 5.0 C. Single-weakness zones containing clay or chemically disintegrated rock (depth > 50 m) 2.5 D. Multiple-shear zones in competent rock (clay-free), loose surrounding rock (any depth) 7.5 E. Single-shear zones in competent rock (clay-free) & (depth of excavation < 50 m) 5.0 F. Single-shear zones in competent rock (clay-free) & (depth of excavation > 50 m) 2.5 G. Loose open joints, heavily jointed or "sugar cube", etc. (any depth) 5.0 (b) Competent rock, rock stress problems H. Low stress, near surface J. Medium stress K. High-stress, very tight structure (usually favorableto stability, may be unfavorable to wall stability L. Mild rock burst (massive rock) sc/s1 >200 200-10 st/s1 >13 13-0.66

2.5 1.0

10-5 < 25

0.66-0.33 < 0.16

0.5-2.0 10-20

(c) Squeezing rock; plastic flow of incompetent rock under the influence of high rock pressures N. Mild squeezing rock pressure O. Heavy squeezing rock pressure

5-10 10-20

(d) Swelling rock: chemical swelling activity depending on presence of water P. Mild swelling rock pressure 5-10 R. Heavy swelling rock pressure 10-15 Note : (i) Reduce these SRF values by 25-50% if the relevant shear zones only influence but do not intersect the excavation (ii) For strongly anisotropic stress field (if measured ) : when 5 < s1/s3 < 10, reduce sc and st to 0.8 sc and 0.8 st; when s1/s3 > 10, reduce sc and st to 0.6 sc and 0.6 st (where sc = UCS and st = tensile strength (point load), s1 and s3 = major and minor principal stresses) 37

1 # TA3211 Bahan Peledak & Teknik Peledakan SK Departemen Teknik Pertambangan ITB

6. Joint Water Reduction Factor Approx water pressure Jw (kg/cm2) A. Dry excavations or minor inflow, i.e., 5 litre/min locally B. Medium inflow or pressure occasional outwash of joint fillings C. Large inflow or high pressure in competent rock with unfilled joints D. Large inflow or high pressure, considerable outwash of joint fillings E. Exceptionally high inflow or water pressure at blasting, decaying with time 1.0 0.66 0.5 0.33 0.2-0.1 <1 1.0-2.5 2.5-10.0 2.5-10.0 > 10.0 > 10.0

F. Exceptionally high inflow or water pressure continuing w/o noticeable decay0. 1-0.05

Note : (i) Factors C-F are crude estimates. Increase Jw if drainage measures are installed. (ii) Special problems caused by ice formation are not considered. ___________________________________________________________________ a After Barton et.al (1974) b Nominal

38

Anda mungkin juga menyukai