Anda di halaman 1dari 22

Ilmu geologi mengklasifikasikan batuan berdasarkan tekstur batuan,

komposisi dan tipe mineral, kelimpahan, dan derajat metamorfosanya.


Ilmu keteknikan (engineering) mengklasifikasikan batuan berdasarkan
kualitas dan sifat mekanika batuan (kekuatan, kekerasan, ukuran butir,
porositas, anisotropi, bentuk, dll)
Massa batuan susunan blok-blok
material batuan yang dipisahkan oleh berbagai
tipe ketidak menerusan geologi.

Deskriptif kuantitatif memiliki prospek dimasa


mendatang seluruh karakter material batuan
dan ketidak menerusan geologi akan dinyatakan
dalam bentuk bobot (nilai) sehingga dapat
mudah dihitung.
Tujuan klasifikasi massa batuan :
1. Mengelompokkan jenis massa
batuan berdasar perilakunya
2. Dasar untuk pahami karakter tiap-
tiap kelas
3. Memberikan data kuantitatif untuk
rancangan rekayasa batuan
4. Sebagai dasar komunikasi diantara
para perancang dan ahli rekayasa
batuan
Metode rancangan untuk rekayasa
batuan :
1. Analitik terapkan prinsip analisis
tegangan dan deformasi disekitar penggalian
terowongan
2. Observasional rancangan berdasarkan
pemantauan aktual terhadap perpindahan
batuan selama penggalian (melihat ketidak
stabilan terukur , analisis batuan-penyangga)
3. Empirik menguji berdasarkan analisis
statistika. (klasifikasi massa batuan)
Sistem klasifikasi pertama diusulkan
oleh Terzaghi (1946) untuk penyangga
batuan pada terowongan.
Klasifikasi dimanfaatkan untuk:
1.Terowongan
2.Penyanggaan pada terowongan
3.Lereng batuan
4.Dasar pembuatan pondasi
Macam klasifikasi :
1. Rock load (Terzaghi, 1946) untuk
terowngan dan penyangga baja
2. Stand up time (Lauffer, 1958) terowongan
3. New Austrian Tunneling Methode ( Pacher, 1964)
terowongan
4. Rock quality designation (Deere, 1967) Core
loging dan terowongan
5. Rock struktur rating (wickhman, 1972)
terowongan
6. Rock mass rating system (Bieniawski, 1973)
terowongan, tambang, lereng, fondasi
7. Q-system (Barton, 1974) terowongan, ruang
bawah tanah
8. Rock mass index (Palmstrom, 1995) rock
engireering, evaluasi penyangga
Parameter masukan :
1. Core loging
2. Kuat tekan batuan
3. Spasi diskontinuitas
4. Kondisi diskontinuitas
5. Orientasi diskontinuitas
6. Kondisi air tanah
RMR System
Parameter A
Paramater B, pengaruh orientasi strike/dip
Parameter C, orientasi kekar

Parameter D, kelas massa batuan dari


pembobotan Total
Arti dari kelas batuan
Karakteristik Klasifikasi Masa
Batuan
Sederhana, mudah diingat dan
dimengerti
Istilah jelas dan dapat diterima secara
luas oleh engineer dan geologist.
Berdasarkan pada parameter yang
dapat diukur dan diuji dengan cepat,
relevan dan murah di lapangan.
Berdasarkan sistem rating yang dapat
memberikan bobot.
Bersifat kuantifikasi.
ROCK QUALITY DESIGNATION
(Deere et al., 1967)
RQD
Menggambarkan kualitas massa batuan dari inti
bor
% inti bor utuh > 10 cm
(Deere et al., 1967)
Digunakan
sebagai parameter dalam klasifikasi
massa batuan
R

D
RQD

RQD tidak memberikan informasi orientasi diskontinuitas,


tingkat pelapukan, dan mineral infilling
13,5 12 16 18,5 16

1 meter

19,5 24 56
= 10 cm
Panjang core > 10 cm = 175,5 cm
Panjang total core = 200 cm
RQD = 175,5/200 x 100% = 87,75% (good)
ROCK MASS RATING (RMR)
(Bieniawski, 1984)
RMR (Rock Mass
Rating)
Nilaipembobotan berkisar 1 100
Menggunakan 6 parameter dasar
kuat tekan uniaxial batuan (intact rock)
RQD (rock quality designation)
Spasi diskontinuitas (fracture spacing)
Kondisi diskontinuitas (fracture condition)
Kondisi keairan/airtanah (groundwater
condition)
Orientasi diskontinuitas (discontinuity
orientation)
Parameter-parameter klasifikasi RMR dan nilai-nilai
pembobotannya (Bieniawski, 1976)
RMR

Rating 100 81 80 61 60 41 40 21 < 20


Class I II III IV V
Description Very good Good rock Fair rock Poor rock Very poor
rock rock

Pengklasifikasian massa batuan dari total nilai rating (Bieniawski, 1976)

Anda mungkin juga menyukai