Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ROCK MASS
Andy Misrun Makhathir Sam1, Muh. Asyriadi, S.T.2, Muhammad Ikbal, S.T.3
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
e-mail: andymisrunmakhathirsam@gmail.com

Sari

Mekanika batuan adalah salah satu cabang ilmu mekanika yang mempelajari mengenai perilaku dari batuan yang
menerima gaya atau tekanan tertentu. Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika. Hal ini
menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang dominan dalam operasi penambangan, seperti pekerjaan
penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya. Sehingga untuk mengetahui sifat mekanik
batuan dan massa batuan dilakukan berbagai macam uji coba baik itu di laboratorium maupun di lapangan langsung
atau secara insitu. Untuk mengetahui sifat mekanik batuan dilakukan beberapa percobaan seperti uji kuat tekan
uniaksial, uji kuat tarik, uji triaksial dan uji tegangan insitu. Tujuan dari praktikum Rock Mass adalah Mengetahui
kualitas massa batuan berdasarkan klasifikasi massa batuan, Mengetahui parameter dan perhitungan klasifikasi massa
batuan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR). Pada percobaan mata acara 2 Pada praktikum mekanika batuan
mata acara Rock mass dapat kita simpulkan bahwa Rock Mass Rating (RMR), Rock quality design (RQD). Klasifikasi
Rock Mass Rating (RMR) pada percobaan di atas, digunakan lima parameter yaitu, kuat tekan, RQD, jarak
diskontiunitas, kondisi diskontiunitas, dan kondisi air tanah.

Kata Kunci: Mekanika Batuan, Rock Mass, Rock Mass Rating (RMR), Rock quality design (RQD)

PENDAHULUAN berkembang dari waktu ke waktu. Pada penelitian


Batuan adalah campuran dari satu atau ini, metode klasifikasi massa batuan yang
lebih mineral yang berbeda tidak mempunyai digunakan adalah metode RMR (rock mass
komposisi kimia tetap. Mekanika batuan adalah rating) yang dikembangkan oleh Bieniawski
sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya (1989).
adalah mempelajari perilaku (behaviour) batuan Klasifikasi massa batuan dikembangkan
di tempat asalnya untuk dapat mengendalikan untuk mengatasi permasalahan yang timbul di
pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan lapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk
tersebut (seperti penggalian dibawah tanah, dan mengganti studi analitik, observasi lapangan,
lain-lainnya). Menurut Talobre, orang yang pengukuran, dan engineering judgement. Di
pertama kali memperkenalkan Mekanika Batuan karenakan kompleknya suatu massa batuan,
di Perancis pada tahun (1943), batuan beberapa penelitian berusaha untuk mencari
adalah material yang membentuk kulit bumi hubungan antara desain galian batu dengan
termasuk fluida yang berada didalamnya (seperti parameter massa batuan. Banyak dari metode-
air, minyak dan lain-lain). metode tersebut telah dimodifikasi oleh yang
Menurut Hoek dan Bray (1981) massa lainnya dan sekarang banyak digunakan untuk
batuan adalah batuan insitu yang dijadikan penelitian awal atau bahkan untuk desain akhir.
diskontinuitas oleh sistem struktur, seperti kekar, Ada beberapa sistem klasifikasi masa batuan yang
sesar dan bidang pelapisan. Bidang diskontinuitas terkenal pada saat ini, namun yang paling banyak
memiliki beberapa jenis yang dapat digolongkan digunakan adalah sistem klasifikasi massa batuan
berdasarkan ukuran dan proses keterbentukannya, dengan menggunakan metode Rock Mass Rating
sebagai berikut: patahan, kekar, fracture dan (RMR). Klasifikasi yang digunakan juga adalah
crack. Rock Quality Designation (RQD. Parameter
Berkaitan dengan rekayasa batuan, tersebut dapat digunakan untuk menentukan
klasifikasi massa batuan merupakan kegiatan bobot/massa batuan yang akan diuji.
mengumpulkan data dan mengklasifikasikan 1.1 Maksud
singkapan tubuh batuan berdasarkan parameter- 1. Praktikum ini bermaksud agar praktikan
parameter yang telah diyakini dapat menjadi dapat megetauhui apa itu massa batuan
representasi kualitas massa batuan tersebut.
(Rock Mass).
Metode klasifikasi massa batuan terus
2. Mempermudah Praktikan dalam 4. Kondisi diskontinuitas (Condition of
penggunaan rumus RMR. discontinuities )
1.2 Tujuan 5. Kondisi air tanah (Ground water
1. Mengetahui kualitas massa batuan condition)
berdasarkan klasifikasi massa batuan. 6. Orientasi diskontinuitas.
2. Mengetahui parameter dan perhitungan Parameter tersebut adalah:
klasifikasi massa batuan menggunakan 1. Kuat tekan uniaxial
metode Rock Mass Rating (RMR). 2. RQD
3. Kekar atau jarak ketidakmenerusan,
TINJAUAN PUSTAKA 4. Kondisi kekar
1. Rock Mass Rating (RMR)
5. Kondisi air tanah
Rock Mass Rating (RMR) adalah salah satu
metode klasifikasi massa batuan yang dipakai 6. Arah kekar.
untuk mengetahui nilai ketahanan suatu massa Setiap nilai parameter menggambarkan
batuan dan disajikan dalam bentuk kualifikasi kualitas batuan yang diuji. Jumlah dari nilai
kualitas suatu massa batuan. Rock Mass Rating pada masing-masing parameter itulah
(RMR) diciptakan pertama kali oleh Bieniawski nantinya merupakan total nilai RMR yang
(1973). Penggunaan RMR adalah kemudahan dan ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:
fleksibilitasnya dalam berbagai tujuan praktis di
bidang engineering (Bieniawski, 1989). RMR RMR = RMRbasic+adjustment RMRbasic
ditetapkan dan dikalibrasi berdasarkan
= ∑ parameter (i+ii+iii+iv+v)
pengamatan dan pengalaman penggunaan di
tambang batubara, penggalian konstruksi sipil dan Hasil akhir nilai RMR ini dikelompokkan
terowongan dangkal. Sistem klasifikasi ini telah
menjadi 5 kelas massa batuan, masing-smasing
dimodifikasi beberapa kali (terakhir 1989).
Modifikasi selalu menggunakan data yang baru kelas memiliki rentang nilai sebanyak 20 poin.
agar dapat digunakan untuk berbagai kepentingan Rating klasifikasi RMR.
dan disesuaikan dengan standar internasional.
RMR juga menggunakan 6 parameter untuk Tabel 1. Parameter klasifikasi RMR dan Nilai
menentukan nilai total RMR. Pembobotan (Bieniawski, 1989)
Keterangan :

A1 = Kuat tekan batuan utuh (Strength of


intact rock material)
A2 = Rock Quality Designation (RQD)
A3 = Jarak antara diskontinuitas (Spacing of
discontinuities)
A4 = Kondisi diskontinuitas (Condition of
discontinuities)
A5 = Kondisi air tanah (Ground water Nilai RMR diperoleh berdasarkan hasil
condition) penjumlahan seluruh parameter yang telah diberi
Sistem Klasifikasi massa batuan Rock Mass bobot. Setelah seluruh parameter diberi bobot,
massa batuan yang diukur akan dikategorikan
Rating (RMR) menggunakan enam parameter,
berdasarkan klasifikasi Bieniawski (1989).
yaitu Tabel 2. Klasifikasi Massa Batuan Berdasarkan
1. Kuat tekan batuan utuh (Strength of intact Nilai RMR (Bieniawski, 1989)
rock material )
2. Rock Quality Designation (RQD)
3. Jarak antara diskontinuitas (Spacing of
discontinuities ) Klasifikasi massa batuan menggunakan
sistem RMR dapat dibagi menjadi 5 parameter
yaitu:
1) Kuat tekan batuan utuh kemudian dibagi dengan panjang kemajuan
Kekuatan batuan merupakan parameter yang pemboran.
sangat penting yang harus diukur guna
memprediksi sifat mekanik batuan. Tujuan uji
tekan adalah untuk mengukur kuat tekan uniaksial
sebuah contoh batuan dalam geometri yang
beraturan, baik dalam bentuk silinder, balok atau
prisma dalam satu arah (uniaksial). Tujuan utama
uji ini adalah untuk klasifikasi kekuatan dan
karakterisasi batuan utuh. Kekuatan batuan utuh
adalah kekuatan suatu batuan untuk bertahan
menahan suatu gaya hingga pecah. Kekuatan
batuan dapat dibentuk oleh suatu ikatan adhesi
antar butir mineral atau tingkat sementasi pada Gambar. 1 Potongan Core
batuan tersebut, serta kekerasan mineral yang
Prosedur yang benar untuk mengukur RQD
membentuknya. Hal ini akan sangat berhubungan
yang harus diperhatikan adalah bahwa persentase
dengan genesa, komposisi, tekstur dan struktur
RQD hanya terdiri dari potongan inti bor (core)
batuan.
yang segar dan lebih panjang dari 100 mm yang
2) Rock Quality Designation (RQD) dijumlahkan kemudian dibagi dengan panjang
Parameter yang dapat menunjukkan kualitas kemajuan pemboran.
massa batuan sebelum penggalian dilakukan 3) Jarak diskontinuiti
adalah Rock Quality Design (RQD) yang Diskontinuitas adalah bentuk-bentuk
dikembangkan oleh Deere (1967). Rock Quality ketidakmenerusan massa batuan, seperti kekar,
Design (RQD) Pada tahun 1967 D.U. Deere bedding atau foliasi, shear zones, sesar minor atau
memperkenalkan Rock Quality Design (RQD) bidang lemah lainnya. Jarak diskontinuitas dapat
sebagai sebuah petunjuk untuk memperkirakan diartikan sebagai jarak rekahan bidang-bidang
kualitas dari massa batuan secara kuantitatif. yang tidak sejajar dengan bidang-bidang lemah
RQD didefinisikan sebagai presentasi dari lain. Sedangkan spasi bidang diskontinuitas
perolehan inti bor (core) yang secara tidak adalah jarak antar bidang yang diukur secara
langsung didasarkan pada jumlah bidang lemah tegak lurus dengan bidang diskontinuitas.
dan jumlah bagian yang lunak dari massa batuan 4) Kondisi diskontinuiti
yang diamati dari inti bor (core). Hanya bagian Kondisi diskontinuitas merupakan suatu
yang utuh dengan panjang lebih besar dari 100 parameter yang terdiri dari beberapa sub-sub
mm (4 inchi) yang dijumlahkan kemudian dibagi parameter, yakni kemenerusan bidang
panjang total pengeboran (core run). diskontinuitas (persistence), lebar rekahan bidang
Rumus: diskontinuitas (aperture), kekasaran permukaan
bidang diskontinuitas (roughness), material
RQD = x 100
pengisi bidang diskontinuitas (infilling) dan
Rock Quality Design (RQD) Pada tahun
tingkat pelapukan dari permukaan bidang
1967 D.U.Deere memperkenalkan Rock Quality
diskontinuitas (weathered).
Design ( RQD ) sebagai sebuah petunjuk untuk
5) Kondisi air tanah
memperkirakan kualitas dari massa batuan secara
kuantitatif. RQD didefinisikan sebagai presentasi Air tanah sangat berpengaruh terhadap
dari perolehan inti bor (core) yang secara tidak lubang bukaan suatu terowongan, sehingga posisi
langsung didasarkan pada jumlah bidang lemah muka air tanah terhadap posisi lubang bukaan
dan jumlah bagian yang lunak dari massa batuan sangat perlu diperhatikan. Kondisi air tanah dapat
yang diamati dari inti bor (core). Hanya bagian dinyatakan secara umum, yaitu kering (dry),
yang utuh dengan panjang lebih besar dari 100 lembab (damp), basah (wet), menetes (dripping)
mm (4 inchi) yang dijumlahkan kemudian dibagi dan mengalir (flowing).
panjang total pengeboran (core run). Ada beberapa cara dalam pengujian Sifat
Prosedur yang benar untuk mengukur RQD Mekanis Batuan, yaitu:
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini yang harus a. Uji Kuat Tekan (Unconfined Compressive
diperhatikan adalah bahwa persentase RQD hanya Strength Test)
terdiri dari potongan inti bor (core) yang segar Uji ini menggunakan mesin tekan
dan lebih panjang dari 100 mm yang dijumlahkan (compression machine) untuk menekan sampel
batuan yang berbentuk silinder dari satu arah kekuatan beton yang sebenarnya pada elemen
(uniaxial). Penyebaran tegangan di dalam sampel struktur.
batuan secara teoritis adalah searah dengan gaya Beton inti dapat dibor pada bagian struktur
yang dikenakan pada sampel tersebut. Tetapi yang ditengarai bermasalah/lemah atau untuk
dalam kenyataannya arah tegangan tidak searah mendeteksi pemisahan atau menyisir
dengan gaya yang dikenakan pada sampel tersebut honeycombing (rongga-rongga udara) atau untuk
karena ada pengaruh dari plat penekan mesin memeriksa ikatan pada sambungan konstruksi dan
tekan yang menghimpit sampel, sehingga bentuk verifikasi ketebalan perkerasan jalan.
pecahan tidak terbentuk bidang pecah yang searah Kerugiannya adalah bahwa ketika memotong
dengan gaya melainkan berbentuk kerucut cone. inti beton, integritas struktural beton di seluruh
Perbandingan antara tinggi dan diameter sampel penampang penuh dapat dipengaruhi sampai batas
(l/d) mempengaruhi nilai kuat tekan batuan. tertentu. Kaping (meratakan permukaan dengan
Untuk pengujian kuat tekan digunakan yaitu 2 < semen putih) pada kedua ujung akan diperlukan
l/d < 2,5 [2]. mengingat hal tersebut dapat menimbulkan
b. Uji Kuat Tarik Tak Langsung beberapa perbedaan dalam kekuatan. Keberadaan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tulangan juga akan menghasilkan kesulitan dalam
kuat tarik (tensile strength) dari percontoh batu memotong beton inti yang utuh.
berbentuk silinder secara tidak langsung. Alat Pemotongan inti beton untuk menentukan
yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada kekuatan beton dari struktur akutal yang mungkin
pengujian kuat tekan. mengindikasikan segregasi dan honey combing
c. Uji Point Load pada beton. Pada beberapa kasus, spesimen balok
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan juga digergaji dari struktur perkerasan jalan dan
dari sampel batuan secara tak langsung di perkerasan pada struktur runway di bandara untuk
lapangan. Sampel batuan dapat berbentuk silinder mendapatkan kuat lenturnya.
atau tidak beraturan. Dalam praktiknya, terlihat bahwa nilai kuat
d. Uji Triaxsial tekan beton inti lebih rendah dibanding kuat tekan
Salah Pengujian ini adalah salah satu dari uji silinder beton standar. Di samping alasan
pengujian yang terpenting dalam mekanika batuan tersebut, factor utamanya adalah karena kualitas
untuk menentukan kekuatan batuan di bawah kontrol curing saat proyek selalu lebih rendah
tekanan triaxsial. uji triaxial yaitu pengujian yang dibanding saat kondisi standar di laboratorium.
dilakukan untuk mengetahui nilai Cohesion (c) Paket uji Uniaxial Compression dalam
dan Internal friction angle (Φ) dari beberapa pengujian UCS ini terdiri dari Compression
contoh batuan dengan memberikan gaya Platens dan Fore Transducer (Load cell). Uji ini
pemampatan (s3) yang berbeda-beda. Kriteria merupakan jenis lain dari uji Uniaxial
keruntuhan yang sering digunakan dalam Compressive yang bertujuan untuk mengetahui
pengolahan data uji triaxial adalah kriteria Mohr nilai Young Modulus dan Poisson rasio.
Laboratorium Penguji Mekanika Batuan PT Rangkaian uji Young Modulus & Poisson Rasio
Mintec Abadi melakukan pengujian Triaxial menggunakan 2 komponen lain dari MTS Rock
dengan menggunakan alat MTS Rock Test System System, antara lain Dual axial extensometer dan
dengan Hoek Cell ukuran NQ 47 mm) dan HQ Circumferential extensometer.
(60mm). Standard metode yang digunkan dalam f. Kuat Tarik (Tensile Strength)
pengujian triaxial ini yaitu mengikuti ISRM (1974 Kekuatan tarik (tensile strength, ultimate
– 2006). tensile strength) adalah tegangan maksimum yang
e. Kuat Tekan (Uniaxial) bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika
Kuat tekan (uniaxial) yang diuji dengan diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut
suatu silinder atau prisma terhadap titik pecahnya. patah. Kekuatan tarik adalah kebalikan dari
Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan kekuatan tekan, dan nilainya bisa berbeda.
silinder merupakan uji sifat mekanik yang paling Beberapa bahan dapat patah begitu saja tanpa
umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial mengalami deformasi, yang berarti benda tersebut
dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan. bersifat rapuh atau getas (brittle). Bahan lainnya
Untuk sampai pada gambaran yang lebih akan meregang dan mengalami deformasi
baik tentang kekuatan elemen struktur yang sebelum patah, yang disebut dengan benda elastis
sebenarnya, maka upaya yang dilakukan adalah (ductile). Kekuatan tarik umumnya dapat dicari
memotong inti dari beton induk dan menguji inti dengan melakukan uji tarik dan mencatat
untuk kekuatan. Upaya ini mungkin akan perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi
memberikan gambaran yang lebih baik tentang dari kurva tegangan-regangan disebut dengan
kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile ultrasonik yang memiliki frekuensi 20 KHz.
strength) (Wikipedia). Gelombang ultrasonik digunakan untuk
Kekuatan tarik material batuan biasanya mendeteksi objek jauh lebih detail terutama pada
didefinisikan sebagai tegangan tarik maksimum benda–benda yang padat, gelombang ultrasonik
yang dapat dialami oleh suatu material dalah hal tersebut dipantulkan melalui permukaan benda
ini batuan atau beton. Material batuan biasanya yang akan diamati.
memiliki kekuatan tarik rendah, yang dapat Gelombang ultrasonik tersebut merambat
ditentukan dengan metode langsung dan tidak karena merupakan rambatan energi dan
langsung. momentum mekanika sehingga merambat sebagai
Kuat tarik (tensile strength) ditentukan interaksi dengan molekul dan inersia medium
dengan uji Brazilian diman suatu piringan ditekan yang dilaluinya. Perambatan gelombang tersebut
sepanjang diameter atau dengan uji langsung yang menyebabkan getaran partikel dengan medium
meliputi tarikan sebenarnya atau bengkokan dari amplitudo sejajar dengan arah rambat secara
prisma batuan. Kekuatan batuan dapat diukur longitudinal sehingga menyebabkan partikel
secara insitu (di lapangan) sebaik pengukuran di maedium membentuk rapatan dan tegangan.
laboratorium. Regangan (deformasi) diukur di Periode rapatan dan rengangan benda tersebutlah
area tambang kemudian dihubungkan terhadap yang akan diamati untuk mengetahui sejauh mana
tegangan dengan berpedoman pada konstanta sifat elastisitas batuan, density, dan rigiditas suatu
elastik dari laboratorium. batuan, melalui korelasi data nilai kecepatan
g. Hammer Test rambat gelombang S dan P, modulus geser dan
Hammer Test adalah suatu metode possion ratio.
pemeriksaan mutu batuan tanpa merusak batuan. 2. Q-System
Disamping itu dengan menggunakan metode ini Q-Sytem merupakan suatu sistem yang
akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu memperhitungkan enam parameter: RQD, jumlah
yang relatif singkat dengan biaya yang murah. kekar, kekasaran kekar, perubahan kekar, kondisi
Metode pengujian ini dilakukan dengan air pada kekar dan faktor tekanan (Barton
memberikan beban impact (tumbukan) pada dkk.,1974). Parameter dasar geoteknik menurut
permukaan batuan dengan menggunakan suatu Barton (1988) adalah ukuran blok, kuat geser
massa yang diaktifkan dengan menggunakan minimum antar blok dan tekanan aktif.
energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan
yang timbul dari massa tersebu pada saat terjadi
tumbukan dengan permukaan batuan dapat Keterangan:
memberikan indikasi kekerasan juga setelah RQD = Rock Quality Designation
dikalibrasi, dapat memberikan pengujian ini Jn = Jumlah Kekar
adalah jenis hammer. Jr = Kekasaran Kekar
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui Ja = Derajat Alterasi
keseragaman batuan pada struktur. Karena Jw = Aliran Air
kesederhanaannya, pengujian dengan SRF = Faktor Reduksi Tegangan
menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat Dalam menjelaskan keenam parameter yang
mencakup area pengujian yang luas dalam waktu dipakai untuk menghitung Q, Barton (1974)
yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi membagi enam parameter tersebut menjadi tiga
yang ada pada permukaan batuan, misalnya bagian:
keberadaan partikel batu pada bagian-bagian 1) RQD/Jn
tertentu dekat permukaan. Merepresentasikan struktur dari massa batuan,
Oleh karena itu, diperlukan pengambilan menunjukkan ukuran blok batuan.
beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi 2) Jr/Ja
pengukuran, yang hasilnya kemudian dirata- Menunjukkan suatu kekasaran (roughness)
ratakan. British Standards (BS) mengisyaratkan dan karakteristik geser dari permukaan bidang
pengambilan antara 9 sampai 25 kali pengukuran diskontinu atau filling material dari bidang
untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum diskontinu tersebut. Suatu bidang diskontinu
300 mm [2]. dengan permukaan yang kasar dan tidak
h. Uji Sifat Fisik mengalami alterasi dan mengalami kontak dengan
permukaan bidang lainnya, akan mempunyai kuat
Batuan dengan gelombang ultrasonik uji sifat
geser yang tinggi dan menguntungkan untuk
fisik batuan dengan gelombang ultrasonik ini
kestabilan lubang bukaan.
yaitu menggunakan alat sonic viewer sx 5251.
Alat ini mampu memancarkan gelombang
Adanya lapisan mineral clay pada permukaan 1) Sebuah massa batuan didominasi oleh batu
kontak antara kedua bidang diskontinu tersebut, basal memiliki hasil pengujian kuat tekan
akan mengurangi kuat geser secara signifikan. sebesar 15 Mpa (hasil jarak diskontinuiti di
Selanjutnya kontak antar permukaan bidang
lapangan + dua angka terakhir stambuk)
diskontinu yang mengalami pergeseran juga akan
mempertinggi potensi failure pada lubang bukaan. kondisinya agak kasar, planar dan agak
Dengan kata lain Jr/Ja menunjukkan shear lapuk. Kondisi air tanah pada kekar yang
strength atau kuat geser antar blok batuan. bertekanan cukup rendah sekitar 4,4 (+ dua
3) Jw/SRF angka terakhir stambuk) Mpa sehingga
Terdiri dari dua parameter stress. Parameter terdapat batu yang lepas atau jatuh, tentukan
Jw adalah ukuran tekanan air yang dapat klasifikasi massa batuan tersebut dengan
mempengaruhi kuat geser dari bidang diskontinu. menggunakan klasifikasi berdasarkan RMR!
Sedangkan parameter SRF dapat dianggap sebagai
parameter total stress yang dipengaruhi oleh letak
dari lubang bukaan yang dapat mereduksi
kekuatan massa batuan. Secara empiris Jw/SRF
mewakili aktif stress yang dialami batuan.
Menurut Barton, dkk parameter Jn, Jr dan Ja
memiliki peranan yang lebih penting Jawab:
dibandingkan pengaruh orientasi bidang Panjang Pipa: 100 cm
diskontinu. Oleh karena itu dalam Q-system tidak Banyaknya core yang lebih dari 10 cm:
terdapat parameter adjustment yang akurat a. 19 cm
terhadap ajustman yang memungkinkan terjadinya b. 13 cm
suatu pergerakan akibat terhadap orientasi bidang c. 15 cm
diskontinu. d. 11,8 cm
Nilai Q yang didapat dihubungkan dengan RQD = (19+13+15+11,8/100) x 100%
kebutuhan penyanggan terowongan dengan = 58,8% (Fair)
menetapkan dimensi ekivalen (equivalent
dimension) dari galian. Dimensi ekivalen Tabel 3. Tabel RMR
merupakan fungsi dari ukuran dan kegunaan dari Parameter Keterangan Bobot
galian, didapat dengan membagi span, diameter Kuat Tekan 15 + 15 = 30 MPa 15
atau tinggi dinding galian dengan harga yang RQD 58,8% 13
disebut Excavation Support Ratio (ESR). Jarak 19 + 15 = 34 cm = 10
Diskontinuiti 0,34 m
Kondisi Agak kasar, planar 25
PROSEDUR PERCOBAAN Diskontiniutas dan agak lapuk
Langkah pertama yang dilakukan adalah Air Tanah > 0,5 0
menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu ukur total Jumlah 58 (Sedang)
panjang core lalu ukur panjang tiap potongan RMR = A1 + A2 + A3 + A4 + A5
pada core. Kemudian hitung RQD dari data yang = 15 + 13 + 10 + 25 + 0
telah didapatkan. Operasi dalam menentukan = 58 (Sedang)
kualitas dari suatu batuan dapat ditentukan dengan
cara melalui suatu rumus RQD yang dihitung dari 2) Batu tufa mejadi penyusun utama sebuah
panjang potongan core yang melebihi atau sama massa batuan yang memiliki hasil pengujian
denga 10 cm lalu dibagi dengan total panjang core kuat tekan sebesar 7 Mpa (hasil jarak
lalu dikali 100%. Setelah itu, menghitung nilai diskontinuitas di lapangan + dua angka
RMR dengan cara melihat bobot dari kuat tekan, terakhir stambuk). Kondisi kekar di batuan
RQD, jarak diskontinuiti, kondisi diskontinuiti tersebut berdasarkan sampel core yaitu
dan air tanah. Bobot ini didapatkan dari tabel sangat kasar bergelombang dengan tidak
klasifikasi parameter dan pembobotan Bieniawski ditemukannya kelapukan meskipun kondisi
(1989). Setelah itu masukkan hasil akhir ke air tanah pada massa batuan tersebut basah.
klasifikasi quality of rock mass untuk melihat Kekar pada massa batuan sangat rapat dan
kualitas massa batuan. tidak terlihat adanya isian pada kekar
tersebut. Tentukan klasifikasi massa batuan
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut dengan menggunakan klasifikasi
1. Hasil berdasarkan RMR!
Tabel 5. Tabel RMR
RMR = A1 + A2 + A3 + A4 + A5
Parameter Keterangan Bobot
Kuat Tekan 10 + 15 = 25 Mpa 15
RQD 59,2% 13
Jarak 13 + 15 = 28 cm = 10
Jawab: Diskontinuiti 0,28
Kondisi Agak kasar, planar 25
Panjang Pipa: 100 cm Diskontiniutas dan agak lapuk
Banyaknya core yang lebih dari 10 cm: Air Tanah 18,1 Mpa 0
a. 10 cm Jumlah 63
b. 13,1 cm (Sedang)
c. 10,5 cm = 15 + 13 + 10 +25 + 0
d. 11,7 cm = 63 (Sedang)
RQD = (10+13,1+10,5+11,7/100) x 100% 2. Pembahasan
= 45,3% (Fair) 1) Hasil 1
Tabel 4. Tabel RMR Untuk mengetahui RQD (Rock Quality
Parameter Keterangan Bobot Designation) pada sebuah tabel 3, pertama-
Kuat Tekan 7 + 15 = 22 MPa 15 pertama kita harus ketahui sebuah panjang pipa
RQD 45,3% 8 yaitu 100 cm, lalu kita mengambil ukuran dari
Jarak 13 + 15 = 28 cm= 10 panjang pipa tersebut yaitu yang panjangnya ≥
Diskontinuiti 0,28 m
10 cm, kemudian memasukkan angka kedalam
Kondisi Sangat kasar, tidak 30
Diskontiniutas memisah, tidak
sebuah rumus. Setelah mendapatkan angka
lapuk tersebut hasil dari RQD (Rock Quality
Air Tanah Basah 7 Designation) yaitu 58,8% didapatkan dari angka
Jumlah 70 (Baik) 19 lalu di tambahkan 13, lalu di tambahkan 15,
RMR = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 lalu di tambahkan lagi angka 11,8. Setelah angka
= 15 + 8 + 10 + 30 + 7 tersebut didapatkan, lalu dimasukkan ke dalam
= 70 (Baik) sebuah rumus, angka yang telah kita dapatkan
barusan dibagi 100 setelah itu dikali 100 %,
3) Sebuah massa batuan didominasi oleh batu sehingga kita mendapatkan hasil dari RQD
gamping memiliki hasil pengujian kuat tekan (Rock Quality Designation) yaitu 58,8 %. Lalu
sebesar 10 Mpa (hasil jarak diskontinuiti untuk mengetahui klasifikasi dari sebuah tabel
dilapangan + dua angka terakhir stambuk). (RMR) terdiri dari 3 bagian yaitu Parameter,
Kondisinya agak kasar, planar dan agak Keterangan, dan Bobot. Dalam bagian kolom
lapuk. Kondisi air tanah pada kekar yang dari parameter terdapat (kuat tekan) yang
bertekanan cukup rendah sekitar 3,1 (+ dua mempunyai keterangan 30 Mpa yang memiliki
angka terakhir stambuk) Mpa sehingga sebuah beban atau bobot yaitu 15 yang di ambil
terdapat batu yang lepas atau jatuh, tentukan dari tabel klasifikasi parameter dan pembobotan,
klasifikasi massa batuan tersebut dengan lalu, pada bagian kedua RQD (Rock Quality
menggunakan klasifikasi berdasarkan RMR! Designation) mempunyai keterangan 58,8% dan
memiliki beban atau sebuah bobot 13. Lalu pada
bagian 3 yaitu jarak diskontinuiti mempunyai
keterangan yaitu 0,34 m dengan bobot 10.
Kemudian pada bagian 4 yaitu kondisi
diskontinuiti dengan keterangan agak kasar,
planar, agak lapuk serta mempunyai bobot 25
Pada bagian akhir pada sebuah tabel RMR yaitu
Jawab: bagian air tanah yang dimana mempunyai
Panjang Pipa: 100 cm sebuah keterangan 19,4 Mpa dan memiliki
Banyaknya core yang lebih dari 10 cm: sebuah beban atau bobot yaitu hasilnya 0,
a. 11 cm apabila telah selesai pada bagian kolom bobot
b. 11,8 cm semua yang telah di dapatkan hasilnya
c. 13,1 cm dijumlahkan sehingga didapatkan hasilnya yaitu
d. 11,3 cm 58 (sedang).
e. 12 cm
2) Hasil 2
RQD = (11+11,8+13,1+11,3+12/100) x 100%
= 59,2% (Fair) Untuk mengetahui RQD (Rock Quality
Designation) pada sebuah tabel 4, pertama- Parameter, Keterangan, dan Bobot. Dalam bagian
pertama kita harus ketahui sebuah panjang pipa kolom dari parameter terdapat (kuat tekan) yang
yaitu 100 cm, lalu kita mengambil ukuran dari mempunyai keterangan 25 Mpa yang memiliki
panjang pipa tersebut yaitu yang panjangnya sebuah beban atau bobot yaitu 15 yang di ambil
lebih dari 10 cm, kemudian memasukkan angka dari tabel klasifikasi parameter dan pembobotan,
kedalam sebuah rumus. Setelah mendapatkan pada bagian kedua RQD mempunyai keterangan
angka tersebut hasil dari RQD (Rock Quality 59,2% dan memiliki beban atau sebuah bobot 13.
Designation) yaitu 45,3% didapatkan dari Lalu pada bagian 3 yaitu Jarak Diskontinusi
kelipatan 10, yaitu dari angka 10 lalu mempunyai keterangan yaitu 0,28 m dengan
ditambahkan 13,1, lalu di tambahkan 10,1, lalu bobot 10. Kemudian pada bagian 4 yaitu kondisi
ditambahkan lagi angka 11,7. Setelah angka diskontinuiti dengan keterangan agak kasar,
tersebut di dapatkan, lalu dimasukkan ke dalam planar dan agak lapuk serta mempunyai bobot 25.
sebuah rumus, angka yang telah kita dapatkan Pada bagian akhir pada sebuah tabel RMR yaitu
barusan di kali 100 setelah itu di bagi 100, bagian air tanah yang dimana mempunyai sebuah
sehingga kita mendapatkan hasil dari RQD (Rock keterangan 18,1 Mpa dan memiliki bobot yaitu
Quality Designation) yaitu 45,3%. Lalu untuk hasilnya 0, apabila telah selesai pada bagian
mengetahui klasifikasi dari sebuah tabel (RMR) kolom Bobot semua yang telah di dapatkan
terdiri dari 3 bagian yaitu Parameter, Keterangan, hasilnya di jumlahkan sehingga didapatkan
dan Bobot. Dalam bagian kolom dari parameter hasilnya yaitu 63 (sedang).
terdapat (kuat tekan) yang mempunyai
keterangan 22 Mpa yang memiliki sebuah beban PENUTUP
atau bobot yaitu 15 yang di ambil dari tabel Pada percobaan mata acara 2 Pada
klasifikasi parameter dan pembobotan, lalu, pada praktikum mekanika batuan mata acara Rock
bagian kedua RQD mempunyai keterangan mass dapat kita simpulkan bahwa Rock Mass
45,3% dan memiliki beban atau sebuah bobot 8. Rating (RMR), dan Rock quality design (RQD).
Lalu pada bagian 3 yaitu jarak diskontinusi Klasifikasi Rock Mass Rating (RMR) pada
mempunyai keterangan yaitu 0,28 m dengan percobaan di atas, digunakan lima parameter
bobot 10. Kemudian pada bagian 4 yaitu kondisi yaitu, kuat tekan, RQD, jarak diskontiunitas,
diskontinuiti dengan keterangan sangat kasar, kondisi diskontiunitas, dan kondisi air tanah.
tidak memisah, dinding tidak lapuk serta Klasifikasi geomekanika sistem RMR
mempunyai bobot 30. Pada bagian akhir pada adalah suatu metode empiris untuk menentukan
sebuah tabel RMR yaitu bagian air tanah yang pembobotan dari suatu massa batuan, yang
dimana mempunyai sebuah keterangan basah dan digunakan untuk mengevaluasi ketahanan massa
memiliki bobot yaitu hasilnya 7, apabila telah batuan sebagai salah satu cara untuk menentukan
selesai pada bagian kolom Bobot semua yang kemiringan lereng maksimum yang bisa
telah di dapatkan hasilnya di jumlahkan sehingga diaplikasikan untuk hal pembuatan terowongan.
didapatkan hasilnya yaitu 70 (baik). Dari praktikum ini, kami dapat mengetahui
3) Hasil 3 cara menentukan kualitas massa batuan. Saran
Untuk mengetahui RQD (Rock Quality saya untuk asisten, agar tetap menjadi asisten
Designation) pada sebuah tabel 5, pertama-
yang baik hati serta metode pengajarannya agar
pertama kita harus ketahui sebuah panjang pipa
yaitu 100 cm, lalu kita mengambil ukuran dari tetap dipertahankan kedepannya.
panjang pipa tersebut yaitu yang panjangnya
lebih dari 10 cm, kemudian memasukkan angka DAFTAR PUSTAKA
kedalam sebuah rumus. Setelah mendapatkan Abraham, N (2020). Pengaruh Rock Mass Rating
angka tersebut hasil dari RQD (Rock Quality Terhadap Kestabilan Lereng Pada PT.
Designation) yaitu 59,2% didapatkan dari Holcim Indonesia Unit Narogong.
kelipatan 10, yaitu dari angka 11 lalu Padjadjaran Geoscience Jornal. Vol. 4, No.
ditambahkan 13,8, lalu ditambahkan 13,1, lalu 1, Februari 2020: 35-42. Bandung
ditambahkan lagi angka 11,3, lalu ditambahkan Agusti, W (2016). Analisis Kestabilan Lereng
12. Setelah angka tersebut di dapatkan, lalu dengan Menggunakan Metode Rock Mass
dimasukkan ke dalam sebuah rumus, angka yang Rating dan Slope Mass Rating Pada
telah kita dapatkan barusan di bagi 100 setelah Tambang Batupasir di Samarinda Seberang,
itu di kali 100, sehingga kita mendapatkan hasil Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan
dari RQD (Rock Quality Designation) yaitu Timur. Jurnal Teknologi Mineral FT
59,2%. Lalu untuk mengetahui klasifikasi dari UNMUL, Vol. 4, No. 1, Desember 2016:
sebuah tabel (RMR) terdiri dari 3 bagian yaitu 8-14. Samarinda
Rahman A, 2018, Uji laboratorium mekanika
batuan menggunakan metode unconfined
compressive strength pada batuan inti (core)
batupasir. Akademi Minyak dan Gas
Balongan Indramayu. Bandung.
Rijal, A (2017). Studi Kestabilan Lereng
Menggunakan Metode Rock Mass Rating
(RMR) Pada Lereng Bekas Penambangan di
Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Teknik Kebumian. Vol 1,
No 1 (2017) PP: 45 – 49. Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai