Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM

KRITERIA PENGEBORAN DAN PELEDAKAN

ALI IKRAM JAYA


09320170091

LABORATORIUM PENGEBORAN DAN PELEDAKAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020

3
JURNAL PRAKTIKUM TEKNIK PELEDAKAN MATA ACARA
KRITERIA PENGEBORAN DAN PENGGALIAN

Ali Ikram Jaya¹, Reza Wardhani Tonang, S.T², Putra Pratama³


1. Praktikan, Laboratorium Pengeboran dan Peledakan, Universitas Muslim Indonesia
2. Asisten, Laboratorium Pengeboran dan Peledakan, Universitas Muslim Indonesia
Email : (aliikramjaya@gmail.com) (09320170091)

SARI
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kriteria penggalian dari suatu massa
batuan yang layak untuk diledakan. Metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan perhitungan
RMR (Rock Mass Rating) dari inti bor (core) atau tabung yang telah digambar berdasarkan ukuran
panjang tertentu. Dalam perhitungan RMR ( Rock Mass Rating) ada beberapa parameter yang
ditentukan dimana rating dari parameter tersebut dijumlahkan untuk memperoleh nilai total dari
RMR. Parameter – parameter tersebut diantaranya yaitu kuat tekan batuan utuh, rock mass rating
(RQD), jarak antar diskontinuitas, kondisi diskontinuitas dan orientasi diskontinuitas. Namun,
dalam praktikum kali ini orientasi diskontinuitas ( orientation of discontinuities) tidak
diperhitungkan. Dari hasil praktikum yang dilakukan diperoleh : (A1) kuat tekan batuan utuh 91
MPa atau rating 4 yang artinya kekuatan material sedang. (A2) RQD senilai 77,5 % atau rating 8
yang artinya kualitas batuan sangat baik. (A3) jarak antar diskontinuitas 0,21 m atau rating 10,
(A4) kondisi diskontinuitas senilai rating 22, jarak antar permukaan diskontinuitas atau celah 0,1
atau rating 4, kekasaran diskontinuitas rating 5 (kasar), material pengisi rating 2 (keras ›5 mm) dan
tingkat kelapukan rating 5 (sedikit lapuk). (A5) kondisi air tanah diperoleh rating 15 atau dalam
kondisi kering. Jadi dari hasil penjumlahan rating kelima parameter tersebut diperoleh RMR ( rock
mass rating) yaitu rating 62 atau kelas massa batuan sedang. Jika kelas massa batuan sedang
maka tidak perlu dilakukan peledakan melainkan dengan penggaruan (Ripping) berdasarkan
klasifikasi metode penggalian menurut Abdullatif.
Kata Kunci : Peledakan, RMR, RQD

Abstract
This practicum is carried out with the aim to determine the excavation criteria of a rock mass that is
suitable to be blasted. The method used is to calculate the RMR (Rock Mass Rating) of the drill core
(core) or a tube that has been drawn based on a certain length. In calculating the RMR (Rock Mass
Rating) there are several parameters that are determined where the rating of these parameters is
added to get the total value of the RMR. These parameters include compressive strength of intact
rock, rock mass rating (RQD), distance between discontinuities, discontinuity conditions and
orientation of discontinuities. However, in this practicum the orientation of discontinuity is not
taken into account. From the results of the practicum conducted obtained: (A1) compressive strength
of 33 MPa of intact rock or rating 4 which means strong material strength. (A2) RQD worth 77,5% or
rating 8 which means the rock quality is very good. (A3) distance between discontinuities 0.21 or
rating 10, (A4) condition of discontinuity worth rating 22, distance between surface discontinuities or
fissures 0.1 or rating 4, roughness discontinuity rating 5 (rough), material filling rating 2 (soft) and
the level of decay rating 5 (slightly weathered). (A5) the condition of groundwater is obtained by
rating 15 or there is dry. So from the sum of the five rating parameters obtained the RMR (rock mass
rating), which is a rating of 50 or medium rock mass class. If the rock mass class is moderate, it is
not necessary to do blasting but by ripping (Ripping) based on the classification of the excavation
method according to Abdullatif.
Keywords: Blasting, RMR, RQD

4
I. Pendahuluan parameter dijumlahkan untuk memperoleh
nilai total dari RMR :
Kemampuan untuk menaksir 1. Kuat tekan batuan utuh (Strength of
kemampugalian atau potongan suatu massa intact rock material). Pada perhitungan
batuan sangatlah penting dalam penentuan nilai RMR, parameter kekuatan batuan
penggunaan alat. Jika batuan tersebut lunak utuh diberi bobot berdasarkan nilai UCS
maka tidak perlu diadakan kegiatan atau nilai PLI-nya seperti tertera dibawah
peledakan. Begitu pula sebaliknya, jika ini.
batuan tersebut keras maka harus diadakan
kegiatan peledakan. Untuk mengetahui Tabel 1. 1 Pembobotan Kekuatan Material
apakah batuan tersebut lunak atau keras Batuan Utuh (Bieniawski,1989)
dapat dilakukan dengan menentukan kriteria Deskripsi UCS
PLI (MPa)
penggalian berupa fisik dari batuan tersebut kualitatif (MPa) Rating
dan lain-lain. Sangat
15
Ada beberapa kriteria analisis penggalian kuat >250 >10
diantarnya yaitu menurut RMR (rock mass sekali
Sangat 100- 12
rating). Dari hasil perhitungan RMR kita 4-10
kuat 250
dapat menentukan apakah material tersebut
50- 7
layak diledakan (blasting) atau bisa langsung Kuat
100
2-4
dengan menggunakan alat gali mekanis. 4
Ada beberapa parameter dalam Sedang 25-50 1-2
perhitungan RMR yaitu : kuat tekan batuan 2
Lemah 5-25
utuh (strength of intact rock material), RQD
(rock quality designation), jarak antar Sangat Penggunaan 1
1-5
diskontinuitas (spacing of discontinuities), lemah UCS lebig
kondisi diskontinuitas (condition of Sangat dianjurkan
0
lemah <1
discontinuities), kondisi air tanah
sekali
(groundwater condition) dan orientasi
diskontinuitas (orientation of discontinuities).
2. RQD (rock quality designation). RQD
II. Tinjauan Pustaka didefinisikan sebagai presentasi dari
perolehan inti bor (core) yang secara tidak
Bieniawski (1976) dalam Manik (2007) langsung didasarkan pada jumlah bidang
mempublikasikan suatu metode klasifikasi lemah dan jumlah bagian yang lunak dari
massa batuan yang dikenal dengan massa batuan yang diamati dari inti bor
Geomechanics Classification atau Rock Mass (core). Hanya bagian yang utuh dengan
Rating (RMR). Metode rating digunakan pada panjang lebih besar dari 100 mm (4 inchi)
klasifikasi ini. Besaran rating tersebut yang dijumlahkan kemudian dibagi
didasarkan pada pengalaman Bieniawski panjang total pengeboran (core run).
dalam mengerjakan proyek – proyek
terowongan dangkal.
Metode ini telah dikenal luas dan banyak
diaplikasikan pada keadaan dan lokasi yang Jumlah dari panjang 𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 >10 𝑐𝑚
RQD= 𝑥 100%
berbeda–beda seperti tambang pada batuan Panjang total pengeboran

kuat, terowongan, tambang batubara,


kestabilan lereng, dan kestabilan pondasi.
Klasifikasi ini juga sudah dimodifikasi
beberapa kali sesuai dengan adanya data Pada perhitungan nilai RMR, parameter
baru agar dapat digunakan untuk berbagai Rock Quality Designation (RQD) diberi
kepentingan dan sesuai dengan standar bobot berdasarkan nilai RQD-nya seperti
internasional. tertera pada tabel 2.
Sistem klasifikasi massa batuan Rock
Mass Rating (RMR) menggunakan enam
parameter berikut ini dimana rating setiap

5
Tabel 1.2Parameter Rock Quality Tabel 1.4 bobot total kondisi
Designation (RQD) diberi bobot diskontinuitas
berdasarkan nilai RQD-nya Param
Rating
eter
Kualitas
RQD Rating Kemen <1 1-3 3-10
10-
>20
Batuan erusan
20
6 4 2 1 0
<25 Sangat Jelek 20 Jarak 0,11
<0,1 1-
25-50 Jelek 15 antar -
mm
>0m
5mm
>5mm
permu m
50-75 Sedang 10 kaan 6 5 4 1 0
Sang Sedi
75-90 Baik 8 at Kasa kit Halu Slicken
Kekasa
90-100 Sangat Baik 5 ran
kasa r kasa s side
r r
6 5 3 1 0
Tida
3. Jarak antar diskontinuitas (Spacing of Materi
k Keras Lunak
discontinuities). Jarak antar al
pengisi
ada
diskontinuitas didefinisikan sebagai jarak 6 4 2 2 0
Tida Sedi Sang
tegak lurus antara dua diskontinuitas k kit Lapu at
Kelapu Hancur
berurutan sepanjang garis pengukuran kan
lapu lapu k lapu
k k k
yang dibuat sembarang. Pada 6 5 3 1 0
perhitungan nilai RMR, parameter jarak
antar (spasi) diskontinuitas diberi bobot
berdasarkan nilai spasi diskontinuitasnya 5. Kondisi Air Tanah (Groundwater
seperti tertera pada tabel 3 conditions). Kondisi air tanah yang
ditemukan pada pengukuran
Tabel 1.3 Parameter jarak antar diskontinuitas diidentifikasikan sebagai
diskontinuitas diberi bobot berdasarkan salah satu kondisi berikut : kering
nilai spasi diskontinuitasnya. (completely dry), lembab (damp), basah
Deskripsi Spasi Rating
(wet), terdapat tetesan air (dripping), atau
terdapat aliran air (flowing). Pada
Sangat lebar >2 20 perhitungan nilai RMR, parameter
Lebar 0,6-2 15 kondisi air tanah (groundwater
Sedang 0,2-0,6 10 conditions) diberi bobot berdasarkan tabel
5.
Rapat 0,006-0,2 8
Sangat rapat <0,006 5 Tabel 1.5 Pembobotan kondisi air tanah
(Bieniawski,1989)
4. Kondisi diskontinuitas (Condition of Kond Terda Terdap
isi Keri Lemb Bas pat at
discontinuities). Ada lima karakteristik umu ng ab ah tetesa aliran
diskontinuitas yang masuk dalam m n air air
pengertian kondisi diskontinuitas, Ratin
meliputi : 15 10 7 4 0
g
a. Kemenerusan (persistence/
continuity).
6. Orientasi diskontinuitas (Orientation of
b. Jarak antar permukaan discontinuities). Parameter ini merupakan
diskontinuitas atau celah penambahan terhadap kelima parameter
(separation/aperture) sebelumnya. Bobot yang diberikan untuk
c. Kekasaran diskontinuitas (roughness) parameter ini sangat tergantung pada
d. Material pengisi (infilling/gouge) hubungan antara orientasi diskontinuitas
e. Tingkat Kelapukan (weathering) yang ada dengan metode penggalian yang
Dalam perhitungan RMR, parameter– dilakukan. Oleh karena itu dalam
parameter di atas diberi bobot masing– perhitungan, bobot parameter ini
masing dan kemudian dijumlahkan biasanya diperlakukan terpisah dari lima
sebagai bobot total kondisi diskontinuitas. parameter lainnya.
Pemerian bobot berdsarkan pada tabel 4

6
III. Prosedur Kerja = 0.21 m
Bobot 10
Pertama-tama menyiapkan alat dan
bahan yang digunakan seperti penggaris,
A4. Kondisi diskontinuitas
pensil, penghapus dan alat peraga (gambar
a. Panjang kekar
tabung). Kemudian menentukan rating dari 6,5+6,1+6,6+6+6,1
beberapa parameter pada perhitungan RMR. =
5
Yang pertama ditentukan yaitu kuat tekan
batuan utuh dengan mengambil tiga angka = 31,3 cm
terakhir pada stambuk praktikan kemudian
menentukan rating berdasarkan tabel = 0,313 m
kekuatan material batuan utuh. Selanjutnya
menghitung RQD dengan menggunakan Bobot 6
rumus yang ada di penuntun kemudian
menentukan ranting berdasarkan tabel
b. Jarak antar permukaan kekar
pembobotan RQD. Langkah selanjutnya 1,6+1,2+1+0,9+1,3
menentukan rating jarak antar diskontinuitas
= 5
dengan mengukur jarak antar kekar yang ada = 0,01 cm = 0,1 mm
pada core (gambar tabung) kemudian dibagi Bobot 4
dengan banyaknya kekar dan selanjutnya
menentukan rating berdasarkan tabel
parameter jarak antar diskontinuitas.
Kemudian menentukan rating dari kondisi c. Kekasaran
diskontinuitas yang diperoleh dari Kasar
penjumlahan rating jarak kekar yang
dihitung dengan menggunakan penggaris,
Bobot 5
lebar kekar (yang dihitung dengan
d. Material Pengisi
menggunakan penggaris), kekasaran,
material pengisi dan tingkat kelapukan yang Keras ›5 mm
dapat dilihat pada tabel pembobotan kondisi Bobot 2
diskontinuitas. Selanjutnya menjumlahkan
semua rating dari kelima parameter tersebut e. Kelapukan
untuk mendapatkan nilai RMR. Langkah Kering
terakhir yaitu menentukan kelas massa
Bobot 15
batuan tersebut dengan menggunakan tabel
RMR. Bobot Kondisi diskontinuitas
IV. Hasil Dan Pembahasan =a+b+c+d+e
=6 + 4+ 5 + 2 + 5
1. Hasil = 22

A1. Kuat tekan batuan utuh A5. Kondisi air tanah


Nilai UCS 91 Mpa Terdapat Aliran Air
Bobot 7 Bobot 0
A2. Rock Quality Designation
15+39,5+23 Nilai RMR
= 100 cm × 100% =A+B+C+D+E
= 77,5 % = 7+8+10+ 22+15
Bobot 8 = 62
A3. Jarak antar diskontinuitas Parameter Rating
19+45,91+27,91+12+15+7,7
= = 21,253 cm
6 cm

7
Kuat tekan 4 kekar ini diperoleh nilai-nilai sesuai
batuan utuh parameter yang berada pada kondisi
8 kekar, yaitu 0.31 meter dengan rating 6,
RQD jarak antara permukaan kekar 0.1 mm
dengan rating 4, kekerasan 5 (kasar),
Jarak 10 material pengisi 2 (keras ›5 mm),
diskontinuitas kelapukan dengan rating 5 (sedikit
Kondisi 22 lapuk), dari parameter tersebut lalu di
Diskontinuitas jumlah untuk mendapatkan kondsi
0 diskontinuietas dan diperoleh nilai 22,
Kondisi air tanah kemudian kondisi air tanah diperoleh
nilai 0 (terdapat aliran air).
44
Total Dari nilai-nilai yang telah
diperoleh tersebut kemudian dijumlah
Dari tabel hasil diatas dapat dengan menggunakan rumus RMR
diketahui bahwa total rating atau nilai
diperoleh nilai 62, setelah nilai RMR
total RMR yang diperoleh adalah rating
diketahui maka dilakukan penentuan
62 yang menunjukan bahwa batuan
tersebut tergolong dalam kelas massa metode dengan menggunakan
batuan sedang. klasifikasi metode penggalian
Jika batuan tergolong dalam kelas menurut RMR dan Q-system, dari
tersebut maka batuan tersebut tidak hasil penentuan tersebut dengan nilai
perlu diadakan kegiatan peledakan RMR 44 menunjukan bahwa metode
melainkan dengan penggaruan (rip) yang digunakan yaitu Air Laya
berdasarkan klasifikasi metode karena batu ini termasuk batu
penggaruan menurut Abdullatif dan berkekuatan sedang.
Cruden (1983).

2. Pembahasan
Dari hasil pratikum yang telah
dilakukan, dapat diperoleh hasil dari
Rock Mass Rating (RMR), dimana nilai
Uniaxial Compressive Strength (UCS)
yaitu 91 (dua angka terakhir dari
stambuk) dengan rating 7 (kuat), Rock
Quality Designation (RQD) yaitu 77,5 %
dengan rating 8 (kualitas batuan sangat
baik), jarak antara kekar (Spacing of Gambar 1 Klasifikasi penggalian
discontinuities) jarak antara kekar ini menurut RMR dan Q-system.
dihitung dengan jumlah semua jarak
kekar yang berada pada sampel peraga I. Kesimpulan
lalu dibagi dengan jumlah kekar yang
ada, setelah itu dari hasil tersebut Kesimpulan yang dapat kita ambil
dikonfersi ke meter sehingga diperoleh yaitu batuan tersebut tidak perlu
hasil 0,21 meter dengan rating 10 diledakan (blasting) melainkan hanya
(sedang). Selanjutnya kondisi kekar membutuhkan cara penggalian atau
(condition of discontinuities) pada, kondisi air laya karena memiliki massa yang

8
tidak terlalu keras atau sedang.
Sehingga batuan tersebut dapat
diproduksi dengan alat gali mekanis.

Ucapan Terima kasih

Melalui kesempatan ini, dengan segala


kerendahan hati, saya ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Abd. Salam Munir, ST., MT.,
selaku kepala Laboratorium pengeboran
dan peledakan.
2. Kakak Putra Pratama, S.T sebagai
koordinator laboratorium peledakan
3. Kakak-kakak asisten laboratorium
pengeboran dan peledakan yang telah
memberikan banyak ilmu.
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan
saya semangat dan doa
5. Kepada teman-teman angkatan 2017 yang
selalu membantu saya.

Daftar Pustaka

Tim asisten laboratorium peledakan. 2019.


Penuntun Praktikum Teknik Peledakan.
Universitas Muslim Indonesia. Makassar

9
2.2
PERALATAN DAN
PERLENGKAPAN

Anda mungkin juga menyukai