Anda di halaman 1dari 5

Laporan Modul 1, TA 3122 Pengeboran dan Peledakan

Penentuan Sifat-sifat Fisik dan Mekanika Batuan yang


Mempengaruhi Pemilihan Metode Penggalian dan Kemampuboran
Bintang Ramdhani (12120031)/Sabtu 07.00-17.00/ 12 Oktober 2022
Asisten : 1. Muhammad Alif Zahrandika (12119036)
Laboratorium Geomekanika dan Peralatan Tambang
2. Jason Joe (12119076)
Program Studi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung

Abstrak

Praktikum modul 2 tentang Penentuan Sifat-sifat Fisik dan Mekanika Batuan yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Penggalian dan Kemampuboran ditujukan agar dapat menentukan Point Load Indeks dan kuat tekan batuan, menentukan
jarak antar kekar dan RQD, menentukan kriteria indeks kekuatan batuan untuk menentukan metode penggalian, serta
menentukan Drilling Rate Index (DRI) dengan harga kerapuhan S20 dan harga Siever J. Pada praktikum kali ini digunakan
alat seperti set corebox, alat penumbuk, ayakan, dan sampel batuan. Pada praktikum dihitung nilai RQD batuan dan
ditentukan jarak antar kekar untuk diplot ke dalam sebuah grafik hingga nantinya didapatkan metode penggalian yang cocok
yaitu penggaruan. Kemudian dicari nilai S20 serta Siever J dan di plot pada grafik sehingga mendapatkan nilai DRI. Hingga
pada akhirnya didapatkan arah penggalian yang cocok dengan kriteria lebih aman tergantung dengan arah dip direction.

A. Dasar Teori adalah dengan mengetahui Rock Quality


1. Karakteristik batuan utuh Designation (RQD) nya.
Intact Rock (batuan utuh), yaitu jenis batuan 4. Kriteria Penggalian Franklin
yang bersifat utuh atau masif dan tidak Klasifikasi massa batuan dapat ditentukan
mengalami diskontinuitas seperti sesar, melalui dua parameter, yaitu Fracture Index
kekar, lipatan, atau foliasi. Material dan Point Load Index (PLI). Fracture Index
penyusun intact rock dapat terdiri dari satu adalah ukuran karakteristik diskontinuiti
jenis mineral atau banyak mineral. Faktor ataupun jarak rata-rata fraktur dalam
yang harus dipertimbangkan dalam sepanjang bor inti atau massa batuan. PLI
mengukur kekuatan intact rock adalah adalah ukuran sifat fisik dan mekanik batuan.
kekuatan bisa berkurang seiring umur desain Kedua parameter tersebut digambarkan
lereng akibat pelapukan (weathering). dalam suatu diagram untuk menduga
2. Point Load Index (PLI) kemampugalian suatu massa batuan.
Point Load Index (PLI) adalah suatu uji Diagram klasifikasi dibagi ke dalam tiga
untuk menentukan nilai UCS suatu batuan zona umum , yaitu penggalian bebas,
secara tidak langsung, dengan cara ditekan penggaruan, dan peledakan. Apabila massa
oleh suatu hydraulic press yang ujungnya batuan yang terkekarkan dan lemah akan
lancip. cenderung di bagian kiri bawah diagram,
sedangkan massa batuan yang massif dan
kuat akan cenderung di plot bagian atas
kanan.

3. Rock Quality Designation


Rock Quality Designation (RQD)
didefenisikan sebagai persentase perolehan
core yang lebih besar dari 10 cm dibagi
panjang lubang bor. Kehadiran kekar pada 5. Drilling Rate Index
massa batuan akan sangat mempengaruhi DRI adalah suatu indeks yang sangat
karakteritik massa batuan, maka kekar dapat berguna dalam menentukan kemampuan bor
dikuantifikasikan untuk dapat mengtahui batuan. DRI bukan suatu petunjuk secara
kualitas massa batuan tersebut. Salah satu langsung kecepatan pengeboran, tetapi
cara untuk menentukan kulitas massa batuan menunjukkan ukuran relatif dari kecepatan
pengeboran. DRI ditentukan berdasarkan dua
parameter, yaitu harga kerapuhan S20 ( Dilakukan pengukuran diameter dan tinggi sebanyak tiga
Brittleness S20) dan harga Siever J ( SJ kali pada bagian yang berbeda-beda.
Value). Tujuan dari brittleness test adalah Diameter sample Tinggi sample
untuk mengetahui kemampuan atau 54.35 71.325
ketahanan batuan dalam menerima 54.45 71.2
tumbukan secara berulang-ulang. Penentuan 54.2 71.225
nilai Brittleness S20 didefinisikan sebagai Setelah dilakukan pengukuran diameter batuan berkali-kali
persentase bahan yang lolos melewati didapatkan rata-rata diameter sebesar 54.33 mm dan gaya
saringan dengan lubang ayakan 11.2 mm yang didapatkan untuk memecahkan batuan pada uji PLI
setelah bahan kerikil ditumbuk dengan beban adalah 3.6 kN. Selanjutnya, melakukan perhitungan nilai
14 kg yang diangkat setinggi 25 cm sebanyak indeks PLI secara diametrikal.
20 kali. Penentuan nilai Siever J diperoleh
dari penetrasi pengeboran per 1/10 mm
dengan kecepatan putaran 200 rpm. Adapun
grafik DRI sebagai berikut :

2. Menentukan jarak antar kekar dan RQD

Dilakukan persiapan untuk mengukur


panjang antar kekar pada batuan di dalam
corebox

Dari grafik tersebut dapat diperoleh nilai


Dilakukan pengukuran panjang masing-masing
DRI dengan memplot nilai S20 dan SJ yang
kepingan batuan pada corebox dengan panjang
diketahui. Setelah memperoleh nilai DRI,
yang dihitung adalah kepingan ≥ 10 cm
masa batuan dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok sebagai berikut.

Dihitung RQD dengan rumus

𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑝𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 ≥ 10 𝑐𝑚


𝑅𝑄𝐷 = 𝑥 100%
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑟𝑒𝑏𝑜𝑥

Dicari nilai λ dengan rumus

𝑅𝑄𝐷 = 100𝑒 −0,1𝜆 (0,1𝜆 + 1)

Dihitung fracture indeks f = 1/𝜆


B. Data dan Pengolahan Data
1. Menentukan Point Load Index (Indeks Franklin)

Panjang kepingan inti bor >= 10 cm


Dilakukan persiapan dengan mempersiapkan batuan
Core 1 Core 2 Core 3 Core 4
tak beraturan (L/D) antara 2,0-2,5 16.2 90 21.5 25
10.4 0 30 18.3
Batuan sampel diletakkan pada alat penentu PLI 10.3 0 10.5 29.1
29.6 0 0 17.8
Data Hasil Pengukuran Panjang Core
Total Panjang corebox = 380 cm.
Batu ditekan dan dicatat gaya yang digunakan saat
batuan pecah
Dilakukan penimbangan keriki yang
berukuran 11,2 -16 mm menggunakan
timbangan seberat 0,5 kg (W0)

Kerikil tersebut diletakkan pada alat tumbuk


yang sudah dipersiapkan sebelumnya

Fracture index = 0,12 m


3. Menentukan Kriteria Metode Penggalian pada Beban 14 kg pada alat tumbuk diangkat
Batuan Menggunakan Data RQD dan Pengukuran setinggi 25 cm kemudian dijatuhkan
PLI sebanyak 20 kali

Nilai PLI dan fracture index yang sudah didapatkan


kemudian di plot pada grafik penentuan kriteria indeks Dilakukan pengayakan dengan dengan
kekuatan batu (Gambar2) ayakan 11.2 mm

Ditimbang berat kerikil yang tertahan pada


Ditentukan jenis penggalian yang cocok untuk alat ayakan
membongkar batuan dari tempatnya

Membuat plot Fracture index dan PLI Dihitung berat kerikil yang lolos dengan rumus
Diketahui PLI = 1.866 MPa Wlolos = Wo - Wtertahan
Fracture index = 0,12 m

Dihitung harga kerapuhan S20


𝑊𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠
S20 = 𝑥 100%
𝑊0

Pengolahan data sebagai berikut :


Diketahui berat awal kerikil dengan timbangan = 500 gram
Didapatkan berat awal kerikil yaitu Wo = (313-153.98)
gram = 92.08 gram
Didapatkan berat kerikil yang tertahan pada ayakan yaitu
Wtertahan = (893.52-220,20) gram = 410.58 gram

Menentukan S20

Plot grafik kriteria index batuan

Dari grafik Kriteria Indeks Batuan (Franklin,


1971), didapatkan bahwa metode penggalian yang cocok 5. Menghitung Harga Siever J
yaitu dengan metode penggaruan. Diambil contoh batuan ukuran 10x10x10
4. Menghitung Harga Kerapuhan S20

Dilakukan drill (d=10mm) berputar pada


kecepatan 200 rpmkecepatan 200rpm

Dilakukan pengeboran selama 30 detik


sebanyak 5 kali

Dicatat hasilnya dalam tabel dan dihitung


harga siever
Pengolahan data sebagai berikut:
Data penetrasi pengeboran
Pengeboran 1 2 3
Penetrasi 6.375 4.275 5.1

6. Menentukan Drilling Rate Index (DRI)


Didapatkan nilai S20 dan SJ
da

Tabel Klasifikasi Jenis Batuan


Dibuat plot dari nilai S20 dan SJ
pada grafik penetuan nilai DRI
Berdasarkan tabel klasifikasi didapatkan bahwa
kualitas dari drilling rate yang di dapat yaitu rendah sekali,
Dengan nilai Siever J adalah 52.5 dan S20 adalah sehingga hanya mampu melakukan pengeboran pada jenis
18.416 % maka diplot ke grafik dan mendapatkan nilai batuan tertentu yaitu batuan Taconite, Gnesis Granite,
Drilling Rate Index sebesar 28 % Monsonite, Gabro, Sandstone, Greywacke, Diabas,
Quartzite, dan Anorthite.

C. Analisis dan Pembahasan


Metoda penggalian contoh batuan pada praktikum
modul ini menggunakan sampel batuan dengan nilai PLI
sebesar 1.866 MPa. Data nilai PLI ini didapatkan
berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada waktu
berbeda (praktikum mekanika batuan sebelumnya).
Sedangkan nilai UCS batuannya yaitu (18 - 23) Mpa. Dalam
menentukan jarak antar kekar pada batuan maka perlu
dihitung nilai Rock Quality Design (RQD) batuan yang di
dalam corebox menghitung perbandingan total kepingan
yang panjangnya ≥ 10 dengan panjang total corebox,
sehingga didapatkan nilai RQD yaitu 81.24%. Berdasarkan
nilai RQD tersebut, maka sampel batuan di dalam core box
termasuk kategori kualitas massa batuan sangat baik. Jarak
Plot Grafik Drilling Rate Index antar kekar (fracture index) yaitu 0,12 m. Dari nilai tersebut,
selanjutnya diplot ke dalam grafik kriteria indeks kekuatan
Kemudian nilai DRI dimasukkan dalam Tabel Klasifikasi, batuan. Dari hasil plot grafik, diperoleh bahwa metode
sebagai berikut: penggalian yang tepat untuk batuannya yaitu dengan cara
penggaruan. Hubungan jarak antar kekar dan PLI terhadap
metode penggalian yang dipilih yaitu berbanding lurus atau
bisa dikatakan hubungannya linier. Jika jarak antar kekar
besar dengan nilai PLI yang juga besar maka batuan tersebut
akan semakin sukar untuk digaru sehingga lebih mudah
menggunakan peledakan. Sebaliknya jika jarak antar kekar
kecil, maka nilai PLI pun kecil, dan metode penggalian yang
dipilih yaitu metode penggalian bebas.
Drilling Rate Index (DRI) dipengaruhi oleh 2
faktor yaitu nilai kerapuhan S20 dan nilai Siever J. Pada
praktikum kali ini didapatkan nilai S20 yaitu 18.416 % dan
harga Siever J nya yaitu 52.5. Kedua faktor tersebut
kemudian di plot ke dalam grafik penentuan nilai DRI, dan
didapatkan nilai DRI nya yaitu 28 %. Berdasarkan tabel
klasifikasi maka drilling rate dikategorikan rendah sekali,
Tabel Klasifikasi DRI dan hanya mampu melakukan penggalian pada beberapa
jenis batuan yaitu batuan Taconite, Gnesis Granite, 3. Marihot, Ganda Simangunsong. 2019. Modul Praktikum
Monsonite, Gabro, Sandstone, Greywacke, Diabas, Pengeboran dan Peledakan. Bandung: Departemen
Quartzite, dan Anorthite. Teknik Pertambangan Insitut Teknologi Bandung.
Dari hasil pengukuran RQD dan PLI didapatkan 4. Marihot, Ganda Simangunsong. 2022. Modul Praktikum
bahwa metode penggalian yang didapatkan yaitu dengan Pengeboran dan Peledakan. Bandung: Departemen
metode penggaruan. Kestabilan lereng yang arah Teknik Pertambangan Insitut Teknologi Bandung.
penggaliannya searah dengan arah dip direction maka akan
membuat penggaruan lebih aman karena tidak searah F. Lampiran
dengan bidang lemah atau arah longsoran, namun tidak
ekonomis. Sedangkan jika dilakukan penggalian yang
berlawanan dengan arah dip direction lereng yang digali,
maka dapat membuat penggalian tidak aman karena searah
dengan longsoran, namun hasil yang didapatkan akan lebih
ekonomis. Jadi, untuk kepentingan penambangan harus
diperhatikan cara penggaruan dan mempertimbangkan
bidang lemah dari bahan yang akan digaru tersebut.

D. Kesimpulan dan Saran


Corebox
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum modul 02 ini
yaitu :
1. Dari hasil uji Point Load Test didapatkan PLI Batuan
yang digunakan pada sampel praktikum modul 02 kali
ini sebesar 0,7 MPa, dengan nilai UCS sebesar (18 - 23)
MPa
2. Didapatkan nilai Rock Quality Design (RQD) dari hasil
pengeboran massa batuan yang terdapat dalam corebox
yaitu 81.24%.
3. Dari hasil plot grafik kriterian indeks kekuatan batuan
dengan menggunakan data PLI dan jarak antar kekar
batuan didapatkan metode penggalian yang cocok
diterapkan adalah metode penggaruan.
4. Drilling Rate Index (DRI) dipengaruhi oleh dua factor, Alat bor
yaitu nilai kerapuhan S20 yang didapat sebesar 18.416 %
dan nilai Siever J yang didapatkan sebesar 52.5. Kedua
factor tersebut di plot pada grafik penentuan nilai DRI
dan dihasilkan DRI sebesar 28 %.

Saran yang didapatkan yaitu:


1. Perhitungan panjang kepingan inti bor seharusnya
dilakukan perkepingan dengan lebih teliti lagi untuk
mendapatkan hasil yang sebenarnya.
2. Perlu dilakukan praktikum secara langsung untuk
menentukan nilai PLI batuan, karena yang dipakai pada
modul praktikum ini hanya nilai PLI acuan saja.
3. Penggunaan alat tumbuk sebaiknya dilakukan secara Alat pengukur PLI
kontinyu dengan ketinggian beban tumbuk yang sama
agar didapatkan hasil tumbukan yang lebih baik.

E. Daftar Pustaka
1. Marihot, Ganda Simangunsong. 2022. Salindia
Perkuliahan Pengeboran dan Peledakan Bab 5 : Teknik
Pengeboran. Bandung: Departemen Teknik
Pertambangan Insitut Teknologi Bandung.
2. Anggayana, Komang dan Agus Haris W. 2005. Buku
Ajar: Pengeboran Eksplorasi dan Penampangan
Lubang Bor. Bandung: Departemen Teknik
Pertambangan Fakultas Kebumian dan Teknologi Alat tumbuk
Mineral Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai