Anda di halaman 1dari 45

OUR SUSTAINABLE EFFORT

Penirisan – Penyaliran Tambang


Uji Akuifer & Uji Sumur
Lecture 07 : Apr. 15th , 2021. – Dr.Ir. M.Z. Zabier

1 Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
2
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
PENGUJIAN AKUIFER

3
TUJUAN :
Tujuan dilakukannya pengujian akuifer adalah untuk menetapkan
kemampuan atau parameter utama (T & S) yang akan dieksplorasi.
Dari data debit (Q), waktu (t) dan penurunan muka air (s) yang diukur
dapat diperoleh parameter utama akuifer yaitu transmisivitas hidrolis
(T) dan koefisien tampungan(S) . Parameter utama ini akan sangat
menentukan Kapasitas produksi dan kapastas jenis sumur merupakan
ukuran kemampuan produksi suatu sumur secara ekonomis.

METODE YANG DIGUNAKAN :


Metode yang banyak digunakan di Indonesia adalah metode “Constant
Discharge Long-terms Test” dengan persamaan pendekatan Theis
dan Cooper – Jacob yaitu dengan melakukan pemompaan secara
terus menerus sesuai karakteristik akuifer dengan nilai debit rerata
yang relatif konstan serta telah ditetapkan secara optimum.
4
Pengujian akuifer dilakukan pada aliran tak tunak (unsteady
flow) radial. Aliran jenis terjadi pada saat pemompaan sumur
artesis berlangsung sampai tercapai kondisi tunak dan saat
pemompaan hihentikan / periode pemulihan (recovery)

Pers. Aliran tak tunak 3-D untuk akuifer homogen dan isotropik
dengan koordinat radial adalah :

∂ h 1 ∂h S ∂h
2
+ = ………………………..(1)
∂r 2
r ∂r T ∂t
dimana :
S = Koefisien tampungan
T = Transmisivitas hidraulis (m2/hari)

5
Thank You

6
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
Metode Theis
Theis memberikan penyelesaian pers. (1) untuk luas akuifer ∼ :

Q ∞ e −u
s=
4π ⋅ T ∫u u
du ………………………..(2)

W(u) Fungsi sumur (Well Function)

dimana : r ⋅S 2
u= ………………………..(3)
4T ⋅ t
Fungsi sumur, W(u) dapat dihitung dengan pers. :

u2 u3 u4
W (u ) = − 0,5772 − ln u + u − + − + ......
2 × 2! 3 × 3! 4 × 4!
7
Atau secara umum dapat ditulis sbb :
i
u
W (u ) = − 0,5772 − ln u + u + (−1)i +1 ………………..(4)
i × i!
r ⋅S
2
r 2 4T
Pers. (3) : u= dapat juga ditulis sbb : = u
4T ⋅ t t S
…………………..(5)
Jika pers. (2) dibagi pers. (5) diperoleh :

 Q 
s=  ⋅ W (u )
 4πT  s  S ⋅ Q  W (u )
= 2 

r 2  4T  r2  16π ⋅ T  u
=  ⋅u t
t  S  …………………..(6)
8
Dari pers. (6) dapat disimpulkan bahwa :

s W (u )
2
SERUPA DENGAN
r u
t

Maka kurva hubungan antara s – r2/t dan kurva W(u) – u


mempunyai bentuk yang sama atau dapat berimpit.

9
10
W(u)

0.1
1
10
1.E-10 100

1.E-09

1.E-08

1.E-07

1.E-06
Kurva Hubungan W(u) dan u

1.E-05

u
Well Function W(u) - u

1.E-04

1.E-03

1.E-02

1.E-01

1.E+00
11
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
METODE COOPER - JACOB

- Metode ini umumnya dikenal dengan


nama Metode Cooper - Jacob
- Merupakan penurunan dari Metode
Theis
- Digunakan untuk nilai u relatif kecil
(u<0,01)

12
Persamaannya :

Q r 2S
s= − 0,5772 − ln
4π ⋅ T 4T ⋅ t
Q − 0 , 5772 r 2S
= ln e − ln
4π ⋅ T 4T ⋅ t

Q  4Tt ⋅ e −0,5772 
= ln 
4π ⋅ T  2
r S 

13
jadi : Q  2,25T ⋅ t 
s= ln 
4π ⋅ T  r S 
2

Dalam bentuk log dapat dituliskan sebagai :

2,3Q  2,25T ⋅ t 
s= log 
4π ⋅ T 2
 r S 

Pada waktu t = to, penurunan muka airtanah s = 0, maka :

2,3Q  2,25T ⋅ t o   2,25T ⋅ t o 


log =0   =1
4π ⋅ T  r S
2

2
 r S 

14
Maka :
2,25T ⋅ t o
S=
r2

Selisih dua pengukuran penurunan muka airtanah (∆s) :

2,3Q   2,25T ⋅ t1   2,25T ⋅ t 2 


s1 − s 2 = log  − log 
4π ⋅ T 2
  r S 
2
 r S 

2,3Q  t1 
∆s = log 
4π ⋅ T  t2 

15
 t1  2,3Q
Jika nilai : log  = 1 maka : ∆s =
 t2  4π ⋅ T

Sehingga :
2,3Q
T=
4π ⋅ ∆s

T= (0,183.Q)/(∆s)

16
Langkah-langkah perhitungan :
1. Dari data pemompaan (hubungan antara s dan t) dibuat kurva
linier dengan s sebagai sumbu Y dan t sebagai sumbu X,
2. Kurva memotong sumbu X, diperoleh to
3. Hitung ∆s dengan mengambil nilai t2 = 10.t1.
Misalnya t1 = 1 s = s1
∆s = s2 – s1
t2 = 10 s = s2
4. Hitung nilai T dengan rumus : 2,3Q
T=
4π ⋅ ∆s
5. Hitung nilai S dengan rumus :
2,25T ⋅ t o
S= 2
r
17
Contoh Kertas Grafik Semi-log

18
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
Thank You

19
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
METODE RECOVERY COOPER - JACOB

Memanfaatkan data pemulihan muka air


sumur setelah pemompaan dihentikan,
Besarnya penurunan (s’) diukur dari
elevasi muka airtanah sebelum
pemompaan, disebut Penurunan Residual
Digunakan untuk menghitung nilai T
sebagai pembanding nilai T yang diperoleh
dari tes pemompaan awal.

20
Grafik Recovery Cooper-Jacob:

s’
s

t
t’

Pemompaan Pemulihan
t-henti

21
▼ ▼

▼ ▼

CONSTANT DISCHARGE AND RECOVERY TESTS


22
23
- Penurunan Residual (s’) dapat dihitung dengan anggapan
pemompaan diteruskan pada sumur dengan debit Q, dan
sejak t henti dioperasikan pemompaan pada sumur dengan
debit –Q (dimana Q – Q = 0 artinya pemompaan
dihentikan)
- Selanjutnya t = t henti + t’

- Persamaannya :

Q −Q
s' = W (u ) + ⋅ W (u ' )
4π ⋅ T 4π ⋅ T
Pompa Pompa
semula baru
24
Dalam bentuk lain dapat ditulis :
Q
s' = {W (u ) − W (u ' )}
4π ⋅ T
atau :   r 2S   r 2 S  
Q
s' =  − 0,5772 − ln  − − 0,5772 − ln  
4π ⋅ T   4T ⋅ t   4T ⋅ t '  

sehingga :

 ( t ) 
Q t 2,3Q  t ' 1 
s' = ln  ∆s' = log
4π ⋅ T  t '  4π ⋅ T  ( t )2 
 t' 

25
 ( t )1 
Nilai T diperoleh pada : 
log t '  =1
 ( t )2 
 t' 
Sehingga :
2,3Q
T=
4π ⋅ ∆s '

26
Langkah-langkah perhitungan :
1. Dari data pemompaan (hubungan antara s’ dan t) dibuat
kurva linier dengan s sebagai sumbu Y dan t sebagai
sumbu X,
2. Hitung ∆s’ dengan mengambil nilai t2 = 10.t1.
Misalnya t1 = 1 s’ = s1
∆s’ = s2 – s1
t2 = 10 s’ = s2

2,3Q
4. Hitung nilai T dengan rumus : T=
4π ⋅ ∆s '

27
Thank You

28
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
PENGUJIAN SUMUR

29
TUJUAN :
Tujuan dilakukannya pengujian sumur adalah untuk menetapkan
kemampuan sumur yang akan diproduksi. Dari data debit Q dan
penurunan muka air s yang diukur dapat diperoleh kapasitas jenis
sumur atau sebaliknya penurunan jenis sumurnya. Kapasitas jenis
sumur merupakan ukuran kemampuan produksi suatu sumur.

METODE YANG DIGUNAKAN :


Metode yang banyak digunakan di Indonesia adalah metode
“Step Drawdown Test” yaitu dengan melakukan pemompaan
secara terus menerus dengan perubahan debit secara
bertahap pada sumur-sumur yang telah ditetapkan.
30
Kapasitas jenis sumur (qs) dinyatakan sebagai :
Q dimana : Q = debit pemompaan
qs =
sw sw = penurunan muka air
Menurut Jacob, penurunan muka airtanah di sumur akibat
pemompaan terdiri atas 2 (dua) komponen utama yaitu :
1. Aquifer Loss (BQ), yaitu penurunan muka air yang
disebabkan oleh aliran laminer pada akuifer itu sendiri. Nilai
BQ bertmbah secara linier terhadap perubahan debit dan
sangat tergantung dari sifat hidraulik dari akuifer (formasi
geologinya). Nilai ini bersifat alami sehingga tidak dapat
diperbaiki.
2. Well Loss (CQ2), yaitu penurunan muka air yang disebabkan
oleh aliran turbulen di dalam sumur. Nilai CQ2 bertambah
secara kuadratik terhadap perubahan debit dan sangat
tergantung dari karakteristik sumur uji (development, screen
dll). Nilai ini dapat diperbaiki.
31
Total penurunan muka air di sumur produksi pada
kondisi keseimbangan tercapai dapat ditulis sebagai :

Q  ro 
sw =  
ln  + CQ n

2π ⋅ T  rw 

dimana C = koefisien yang dipengaruhi oleh jari-jari


sumur, konstruksi dan kondisi sumur produksi.

Untuk menyederhanakan persamaan di atas, dibuat


persamaan baru :

1  ro 
B= ln 
2π ⋅ T  rw 
32
Sehingga total penurunan muka air di sumur
dinyatakan sebagai :

sw = BQ + CQ2

dimana :
B = koefisien akuifer loss (dt/m2)
C = koefisien well loss (dt2/m5)

33
Bila hubungan ini digambarkan dalam suatu kurva
diperoleh hubungan sebagai berikut :

sw

BQ
sw
CQ2

34
Sumur yang produktif menurut Walton dan Bierschenk
adalah sumur yang mempunyai harga C dan Fd (faktor
development) yang kecil.

C
Fd = × 100
B

Selanjutnya nilai C dan Fd disajikan pada Tabel berikut :

35
Tabel Nilai C menurut Walton :
C
2 5 Kondisi Sumur
(menit /m )
< 0,5 Baik
0,5 - 1 Mengalami sedikit penyumbatan
1-4 Penyumbatan di beberapa tempat
>4 Sulit dikembalikan seperti semula

Tabel Nilai Fd menurut Bierschenk :


Fd
3 Klas
(hari/m )
< 0,1 Sangat Baik
0,1 - 0,5 Baik
0,5 - 1 Sedang
>1 Jelek
36
Langkah-langkah perhitungan :
1. Dari data hasil Step Drawdown Test, pada setiap Q
diperoleh nilai sw yang konstan, maka selanjutnya
hitung nilai sw/Q untuk Q yang bersesuaian,
2. Plot titik-titik hubungan antara sw/Q sebagai sumbu Y
dan Q sebagai sumbu X pada skala normal.
3. Regresi tititk-titik data tersebut dengan persamaan
linier.
4. Nilai B diperoleh dari perpotongan garis regresi
dengan sumbu Y.
5. Nilai C diperoleh dari kemiringan garis regresi, atau :
∆y
C= = tgα
∆x
37
Kurva Sw/Q vs Q :
30
B
25
Sw/Q = 317.86Q + 2.2756
20
Sw/Q (dt/m2)

C
∆Y
15
∆X
10

5
Β
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08

Q (m3/dt)

38
-1

-2

39
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
40
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
41
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021
Menentukan Debit Optimum
Untuk keperluan eksploitasi, maka perlu dihitung berapa besar
debit optimum yang dapat dipompa dari sumur produksi.
Salah satu Metode yang digunakan adalah Metode Grafis
Sichardt.

Langkah-langkah perhitungan :
1. Dari data hasil Step Drawdown Test, pada setiap Q
diperoleh nilai sw yang konstan,
2. Plot titik-titik hubungan antara sw sebagai sumbu Y dan Q
sebagai sumbu X pada skala normal.
3. Regresi tititk-titik data tersebut dengan persamaan polinomial
orde 2 (kuadrat).

42
4. Hitung nilai Q maksimum pada akuifer dengan rumus :

 K
Qmax = 2π ⋅ rw D 

 15 
5. Plot nilai Q maks pada kurva, dan secara grafis tentukan
nilai sw maks. (Tarik garis vertikal dari Q maks sampai
memotong kurva, kemudian dari titik potong tsb, tarik
garis horisontal sampai memotong sumbu Y, maka nilai
sw maks diperoleh)
6. Plot nilai sw maks yang diperoleh pada kurva,
7. Hubungkan titik Q maks dan sw maks secara langsung
sampai memotong kurva.
8. Dari titik potong dengan kurva ditarik garis vertikal sampai
memotong sumbu X, maka nilai Q optimum diperoleh.
43
Ploting data Q dan Sw
4

3.5
Sw max

3
2
y = 0.000164x + 0.003409x
2.5
Sw (m)

1.5

0.5 Qopt.

Qmax
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Q (lt/dt)

Dari grafik di atas diketahui bahwa Q optimum = 80 lt/dt

44
45
Penirisan – Penyaliran Tambang – Uji Akuifer & Uji Sumur – Lecture # 07 – Sem–VI–2021

Anda mungkin juga menyukai