Anda di halaman 1dari 23

ACARA II

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN SUMBERDAYA

Tutorial Pembuatan :
Pastikan sebelum anda membuat permodelan dan estimasi sumberdaya pada
software Geovia Surpac dan 3D Mine, pastikan pada perangkat lunak yang dimiliki
telah terisntal software GEOVIA SURPAC dan 3D MINE dan telah memiliki data
berupa data collar, data geologi dan data survey yang telah tersimpan dalam bentuk
excel workbook serta data penunjang berupa topografi dalam format surpac (.str).
Setelah itu lakukan beberapa langkah berikut :

➢ Langkah Pertama : Buka Software Geovia Surpac


1. Pertama aktifkan menu Display And Hide pada Toolbar
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengarahkan kursor kebagia atas
sebelah kanan Display Menu, klik kanan → Toolbars → Display And Hide

Gambar 1.1. Mengaktifkan Display And Hide pada Toolbar

Aji Pratama Wardana/710018087


2. Aktifkan menu Edit pada Toolbar

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengarahkan kursor kebagia atas
sebelah kanan Display Menu, klik kanan → Toolbars → Edit

Gambar 1.2. Mengaktifkan Menu Edit Pada Toolbar

3. Atur penyimpanan hasil kerja difolder yang diinginkan

Hal ini dapat dilakukan dengan cara pilih folder pada Display Menu sebelah
kiri layar → klik kanan pada folder tersebut → Set As Work Directory,
pastikan telah muncul tanda ceklist pada folder tersebut, itu menandakan
folder telah dipilih untuk menyimpan seluruh hasil kerja.

Gambar 1.3. Atur Penyimpanan Hasil Kerja Difolder Yang Diinginkan

Aji Pratama Wardana/710018087


4. Menampilkan kontur topografi dengan cara Drag File Topografi.str nya
ke lembar kerja

Gambar 1.4. Menampilkan Kontur Topografi

5. Membuat DTM topografi dari file Topografi.str


Hal ini dapat dilakukan dengan cara pilih menu Surface pada Display Menu
utama → Create DTM From Layer → Object ID : “(1-9)” merupakan
nomor yang mewakili setiap warna berbeda untuk mewarnai DTM
Topografi → Apply

Gambar 1.5. Membuat DTM Topografi Dari File Topografi.str

Aji Pratama Wardana/710018087


6. Menyimpan DTM topografi
Hal ini dapat dilakukan dengan cara klik kanan pada layer topografi yang
berwarna merah pada pojok kiri bawah lembaran kerja → Save Layer →
File Name diisi dengan nama misalnya : “Topografi_DTM” → Apply

Gambar 1.6. Menyimpan DTM Topografi

7. Mengolah data Geology.csv, Collar.csv dan Survey.csv yang telah ada


sebelumnya sebagai data pendukung untuk menampilkan lubang bor dan
lapisan batubaranya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pilih Database
pada Display Menu → Open/New → Database Name diisi dengan nama
misalnya : “Database_Batubara” → Apply. Setelah itu akan otomatis
muncul tabel Create Definition → Apply

Gambar 1.7. Mengolah Data Geology.csv, Collar.csv Dan Survey.cs

Aji Pratama Wardana/710018087


8. Proses selanjutnya adalah menentukan tipe Database seperti gambar
berikut dimana silahkan dipilih untuk Database Type : “Acces (accdb)” →
CALCULATED yxz → Apply

Gambar 1.8. Menentukan Tipe Database

9. Setelah itu akan muncul tabel Choose Optional For New Database, silahkan
diisi untuk Tabel Name pilih Geology → Apply

Gambar 1.9. Mengisi Tabel Choose Optional For New Database

Aji Pratama Wardana/710018087


10. Setelah langkah diatas diselesaikan maka akan muncul tabel Database →
Sesuaikan menu Collar, Survey dan Geology dengan data excel.csv masing-
masing. Untuk menu Collar tambahkan “Location” (Sesuai isi data csv
nya).

Gambar 1.10. Penyesuaian Data Collar

11. Kemudian beralihlah ke menu Geology tambahkan Rock_Type dan Seam


pada Optional tabel (Sesuai isi data csv nya). Untuk menambahkan silahkan
klik kanan lalu pilih : “Add” → Apply

Gambar 1.11. Penyesuaian Data Geology

Aji Pratama Wardana/710018087


12. Berikutnya adalah Import Data yang dapat dilakukan dengan cara klik
Database → Import Data maka akan muncul tabel Select Format File For
Load/Unload → Berikan nama seperti : “Database_Batubara” → Apply

Gambar 1.12. Import Data

13. Proses berikut adalah Uncheklist pada Translation and Styles → Apply →
Apply

Gambar 1.13. Proses Uncheklist Pada Translation And Styles

Aji Pratama Wardana/710018087


14. Memasukan data csv kedalam Load Database Tables dan proses ini harus
sesuai dengan nama yang diminta (Kalau kolom Collar maka diisi dengan
data excel csv Collar) → Apply. Setelah itu akan muncul File Not tanda
proses Load telah selesai.

Gambar 1.14. Input Data Excel.csv Kedalam Liad Database Tables

15. Klik Start/Recording An SCL → File Name bisa diisi : “Run_Play_DH” →


Play.

Gambar 1.15. Start/Recording An SCL

Aji Pratama Wardana/710018087


16. Klik database_batubara → Drillhole DisplaynStyles → Geology →
Rock_Type → Klik kanan pada folder Rock_Type → AddNew Style → Code
“Coal” → Atur warna → Apply.

Gambar 1.16. Pengaturan Database Coal Untuk Memunculkan Titik Bor

17. Klik database_batubara → Display Drillhole → Atur menu :


a. Menu Trace : Styles Table pilih “Geology”, Field pilih
“Rock_Type”, Cylinder Style pilih
“Fixed Width”
b. Collar Style : Field pilih “Hole_Id”
c. Geology Patterns : Table pilih “Geology”, Field pilih
“Rock_Type”
d. Labels : Table pilih “Geology”, Field pilih
“Rock_Type”

Aji Pratama Wardana/710018087


Setelah mengatur semua data diatas silahkan klik Apply → Apply dan Drillhole
akan segera muncul

Gambar 1.17. Display Drillhole

18. Simpan File SCL yang di Record sebelumnya dengan cara : Klik Macro
Playback → File Name bisa diisi “Run Play DH” → Open → Apply.

Gambar 1.18. Simpan File SCL

Aji Pratama Wardana/710018087


19. Selanjutnya buat Point Floor batubara dengan klik database → Extract →
Zone Thickness And Depth

Gambar 1.19. Pembuatan Point Floor Batubara

20. Kemudian muncul tabel Zone Thickness And Depth dan isi Location diisi
“Floor”, Report File Name diisi “Floor”→ Pilih “Bottom”→ Apply. Akan
muncul table Define The Geology Zones isi table “Geology”, Field diisi
“Rock Type”, dan Specification diisi “Coal” → Apply → Apply

Gambar 1.20. Pengaturan Tabel Zone Thickness And Depth Untuk Floor

Aji Pratama Wardana/710018087


21. Setelah itu lakukan langkah yang sama untuk bagian roof dan akan muncul
tabel Zone Thickness And Depth dan isi Location diisi “Roof”, Report File
Name diisi “Roof”→ Pilih “Top”→ Apply. Akan muncul table Define The
Geology Zones isi table “Geology”, Field diisi “Rock Type”, dan
Specification diisi “Coal” → Apply → Apply.

Gambar 1.21. Pengaturan Tabel Zone Thickness And Depth Untuk Roof

22. Setelah itu akan muncul bentuk Floor dan Roof seperti gambar berikut ini
dan di folder penyimpanan sudah ada File Floor.str dan File Roof.str

Gambar 1.22. Tampilan Floor And Roof

Aji Pratama Wardana/710018087


23. Reset dan masukan Point Floor pada layar kerja, kemudian klik Surface →
Contouring → Begin Contouring → Apply → Contininue

Gambar 1.23. Begin Contouring

24. Setelah itu klik kembali Surface → Contouring → Counturing Area →


Define Extents.

Gambar 1.24. Contouring Area

Aji Pratama Wardana/710018087


25. Kemudian akan muncul table Mesh Options → Calculate Grid Mesh Size
→ Apply → Lalu atur koordinat X,Y dan Extend X,Y → Apply
Simpan Grid_Coverage dengan klik kanan → Save Layer → File Name
bisa diisi : Grid_Coverage → Apply.

Gambar 1.25. Tabel Mesh Options

26. Kemudia bisa dipersiapkan untuk Langkah II : Buka Software 3D Mine

Lakukan pengaturan penyimpanan kerjaan dalam satu folder file Surpac


dan lakukan Refresh pada folder tersebut.

Gambar 1.26. Pengatruan Penyimpanan Kerja

Aji Pratama Wardana/710018087


27. Buat kontur dari Point Floor And Grid_Coverage dengan cara Drag
File.strnya kelembar kerja → Explode → Klik Point Floor → Klik Kanan

Gambar 1.27. Explode Point Floor

28. Kemudian klik Surface → DTM Contouring → Point Contouring → Akan


muncul table Point Contouring lalu atur elevasinya menjadi 10 → Ok
Setelah melakukan langkah diatas maka Point Floor akan menjadi kontur
seperti gambar dibawah dan simpan kontur Floornya dengan cara klik
kanan → Switc To 2D → Klik Grid_Coverage

Gambar 1.28. Membuat Kontur

Aji Pratama Wardana/710018087


29. Klik kanan → Save Selection → File bisa diisi “KS_Floor”, Type bisa diisi
“Surpac String File.str → Ok
Setelah reset, itu ulangi langkah 27 hingga 29 untuk bagian Roof

Gambar 1.29. Save Selection

30. Reset dan masukan Point Floor buat Polygon radius 206 (sesuai NIM). Hal
ini dapat dilakukan dengan cara klik Polygon → Point Floor → Klik kanan
→ Confirm Parameters (P) → table Parameter → Radius bisa diisi Radius
“300” dengan Vertices “100” → Ok.
Setelah itu Copy Polygon di Point Floor bagian luar/sisi dengan cara block
Polygon yang mau di Copy → Klik Copy Selection → Klik Point → Esc.

Gambar 1.30. Pembuatan Polygon

Aji Pratama Wardana/710018087


31. Bersihkan Polygon bagian dalam. Hal ini dapat dilakukan dengan cara klik
Tools → Polygon → Unions Of Polygon → Blok Polygon → Klik Kanan
Setelah itu silahkan simpan dengan cara klik kanan → Save Selection →
Muncul table Save A File, untuk File Name bisa diisi : “Boundary_287”,
Types bisa diisi : “Surpac String File.str → Ok.

Gambar 1.31. Membersihkan Polygon Bagian Dalam

32. Reset dan buka Topografi_dtm dan buat Boundary dengan cara klik Surface
→ Get Boundary Of DTM. Dan matikan layer solid untuk menampilkan
Boundarynya. Setelah itu simpan Boundary dengan cara blok → Klik kanan
→ Save Selection → Muncul table Save A File → File bisa diisi :
“Boundary_Topografi”, Types bisa diisi : “Surpac Tring File.str → Ok

Gambar 1.32. Membuat Boundary Topografi

Aji Pratama Wardana/710018087


33. Reset dan buka File KS_Floor dan buat DTM dengan cara klik Surface →
Create DTM → Screen Visible Object → Ok
Simpan DTM yang sudah jadi dengan cara klik Object → Klik kanan →
Save Selection, nanti akan muncul table Save A File → File bisa diisi :
“Floor_dtm”, Types bisa diisi : “Surpac String File.str → Ok

Gambar 1.33. Membuat DTM KS_Floor

34. Buka Surpac kembali dan buka File KS_Floor dan topografi_dtm kemudian
klik Surface → Clip Of Intersect DTMs → Line Of Intersection Between
DTMs. Maka akan muncul table dan silahkan beri nama
Intersection_Batubara → Apply

Gambar 1.34. Membuat Intersection

Aji Pratama Wardana/710018087


35. Simpan Intersection_Batubara dengan cara klik kanan pada layer
Intersection_Batubara → Save Layer → File Name bisa diisi :
“Intersection_Batubara” → Apply

Gambar 1.35. Save Intersection

36. Buka 3D Mine dan buka File Intersection_Bb, Bound_300m dan


Boundary_Topo, kemudian ambil garis yang bagian dalam dengan cara
Trim untuk boundarynya, Break At Intersection untuk line yang
berpotongan dan Join 2 Line untuk menyambung 2 garis yang sebelumnya
dipotong → Kemudian hapus garis yang tidak perlu.Setelah itu hasilnya
kurang lebih akan seperti berikut ini :

Gambar 1.36. Membuat Boundary_Cut

Aji Pratama Wardana/710018087


37. Simpan dengan cara blok klik kanan → Save Selection → Muncul Tabel
Save A File → File bisa diisi : “Boundary_Cut”, Types bisa diisi : “Surpac
String File.Str” → OK.

Gambar 1.37. Save Boundary_Cut

38. Kembalilah ke software Surpac dan buka File Ks_Floor.Dtm, Ks_Roof.Dtm


serta Boundary_Cut.Str

Gambar 1.38. Input File Ks_Floor.Dtm, Ks_Roof.Dtm Serta Boundary_Cut.Str

Aji Pratama Wardana/710018087


39. Langkah selanjutnya adalah menghitung volume dengan batas
Boundary_cut yang bisa dilakukan dengan cara : Klik Surface → Volume
→ Cut and Fill Between DTMs
Maka akan muncul tabel DTM Cut And Fill Volume, sesuaikan file nya
sesuai diatas dan beri nama Volume_batubara dengan Density 1,6 →
Apply.

Gambar 1.39. Mencari Volume

40. Setelah itu Volume And Tonase batubara akan muncul dengan bentuk
File.not seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.40. Note Yang Berisi Volume

Aji Pratama Wardana/710018087


Analisis :

Dari data diatas maka dapat disimpulkan setelah melakukan pengolahan data dengan
Software Geovia Surpac dan 3D Mine didapatkan tonase total batubara dengan
densitas 1,6 N/m3 sebesar 13.955.272 Ton dengan volume sebesar 8.722.045 m3
dimana batubara tergolong batubara kelompok geologi moderat. Hal ini dikarenakan
batubara ini diindikasikan Batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi
sedimentasi yang lebih bervariasi sampai tingkat tertentu dan telah mengalami
pengaruh tektonik pascaproses pengendapan, ditandai oleh adanya pelipatan dan sesar.
Kelompok ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan yang sedang dan variasi ketebalan
lateral yang sedang serta munculnya pencabangan lapisan batubara, namun sebarannya
masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualitas batubara dapat dipengaruhi secara
langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses
sedimentasi maupun pascapengendapan. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku
mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batubaranya.

➢ Secara sedimentasi, variasi ketebalan bersifat bervariasi, dengan


kesinambungan ratusan meter dan beberapa percabangan seperti penjelasan
diatas
➢ Secara tektonik, sesar yang dimiliki jarang, lipatan yang terlipat sedang, dengan
intrusi yang berpengaruh dan kemiringan yang sedang.

Kedua hal diatas mengakibatkan variasi kualitas yang sangat bervariasi

Tonase batubara yang didapat merupakan tonase sumberdaya yang berada dalam kelas
tertunjuk dari 250 < x < 500 untuk jarak titik pengamatan, dimana untuk kali ini titik
pengamatan yang diambil sejauh 287, yang secara jelas bisa dilihat pada table berikut
ini :

Aji Pratama Wardana/710018087


Tabel 1.1 Tipe endapan batubara berkaitan dengan sedimentasi,tektonik,dan variasi
kualitas (SNI 5015-2019)

Tabel 1.2. Jarak Titik Pengamatan Sesuai Kondisi Geologi (SNI 5015-2019)

Aji Pratama Wardana/710018087

Anda mungkin juga menyukai