Disusun oleh :
Adi Saputro
Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
tsuzetsu6@gmail.com
Abstrak
Metode yang digunakan untuk mengestimasi cadangan bauksit laterit adalah
mengunakan perbandingan dua metode triangular grouping dan poliygon. Metode triangular
grouping setiap blok dibentuk oleh 3 (tiga) titik bor terdekat sedemikian hingga secara tiga
dimensi blok tersebut berbentuk prisma terpancung dengan sisi prisma adalah kedalaman
ketigatitik bor tersebut. Sedangkan metode poliygon yaitu perpedoman pada titik penaksiran
terdekat dengan membuat garis poliygon yang di dapat dari hasil pembuatan lingkaran dengan
jarak tereka 200 m.
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan mengunakan perbandingan dua metode
metode triangular grouping dan poliygon dengan zona batuan grevel dan boulder masing-
masing titik bor memiliki kadar dan ketebalan yang berbeda sehingga dalam perhitungan metode
triangular grouping mengunakan data penghitungan hetrogen sedangkan untuk metode poliygin
mengunakan data penaksiran satu titik bor. Maka di peroleh hasil total metode triangular
grouping volume 14076572 𝑚3 dan kandugan biji 221665375 ton dibandingkan mengunakan
metode poliygon didapat hasil total volume 7257312 𝑚3 kandungan bijih 362759937.6 ton.
Adanya perbedaan hasil dari kedua metode maka disarankan hasil estimasi cadangan
bauksit laterit, dipilih yang volume totalnya terkecil. diharapkan cadangan tertambang
kenyataan nantinya tidak lebih kecil dari hasil estimasi yang di ambil volume total yang kecil.
Kata kunci : Cadangan, Bauksit Laterit, triangular grouping, poliygon
Abstrack
The method used to estimate the bauxite reserves will later use two triangles and
polygon grouping methods. The triangular grouping method of each block is made by the
3 (three) drill points closest to the three dimensions of the prism block imposed with the
side of the prism is the third depth of the drill. Whereas the polygon method is a guide at
the closest estimation point by making polygon lines that can be obtained from the results
of making a circle with an inferred distance of 200 m.
Based on the results performed using two triangular grouping methods and polygon
with grevel and boulder zones, each drill point has different levels and levels depending
on the triangle grouping method using hetrogen calculation data while for the polygon
method using one point estimation data drill. Then the total triangle grouping method
volume of 14076572 m ^ 3 is obtained and the seed density of 221665375 tons compared
to using the polygon method is the result of a total volume of 7257312 m ^ 3 ore stock
362759937.6 tons
The difference in the results of the two methods then the estimated reserves of
laterite bauxite reserves, the one chosen for the largest total volume of mining reserves is
expected not to be small from the estimation results taken by a small total volume.
Keywords: Reserve, Laterite Bauxite, triangular grouping, polygon
I. PENDAHULUAN yang berada ditengah-tengah poligon
sehingga metode ini sering disebut metode
1.1 Latar Belakang
poligon daerah pengaruh (area of
Perhitungan cadangan berperan
influence). Daerah pengaruh dibuat dengan
penting dalam menentukan jumlah, kualitas
membagi dua jarak antara dua titik sampel
dan kemudahan dalam eksplorasi secara
dengan satu garis sumbu. Poligon dibangun
komersial dari suatu endapan. Sebab hasil
dari titik-titik pada garis hubung dengan jarak
dari perhitungan cadangan yang baik dapat
batas terhadap pusat poligon yang selalu
menentukan investasi yang akan ditanam
sama dengan jarak batas pusat poligon
oleh investor, penentuan sasaran produksi,
disebelahnya. Di dalam poligon, kadar
cara penambangan yang akan dilakukan
diasumsikan konstan dan sama dengan kadar
bahkan dalam memperkirakan waktu yang
pada lubang bor di dalamnya. Dalam
dibutuhkan oleh perusahaan dalam
kerangka model blok, dikenal jenis
melaksanakan usaha penambangannya.
penaksiran poligon dengan jarak titik
Untuk menentukan cadangan bauksit ini
terdekat (rule of nearest point), yaitu nilai
mengunakan dua perbandingan metode
hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh nilai
triangular grouping dan metode poligon
sampel yang terdekat.
Pemilihan metode yang digunakan dalam
perhitungan estimasi cadangan bauksit
dengan mengunakan metode triangular 1.2 Perumusan Masalah
1. Perumusan masalah pada penelitianini
grouping cara ini setiap blok dibentuk oleh 3
adalah Bagimana cara menentukan letak
(tiga) titik bor terdekat sedemikian hingga
data komposit dan permodelan
secara tiga dimensi blok tersebut berbentuk
mengunakan metode Triangular
prisma terpancung dengan sisi prisma adalah
Grouping dan metode Poliygon ?
kedalaman ketigatitik bor tersebut. Titik 1, 2,
2. Bagimana menentukan penaksiran
3 akan merupakan penentu besarnya
metode Triangular Grouping dengan
cadangan, jika pembobotan pada titik-
tiga titik bor dibandingan metode
titik tersebut sama setiap perhitungan blok
Poliygon dengan penaksiran
(titik 1 akan dipakai 6 kali).Jika harga titik-
konvensional ?
titik 1, 2 dan3 tersebut besar, maka hasil
3. Bagaimana perbandingan perhitungan
perhitungan akan membesar (over estimate),
estimasi cadangan mengunakan metode
demikian pula sebaliknya (under estimate)
Triangular Grouping dan metode
Volume blok dihitung dengan mengalikan
Poliygon ?
luas penampang prisma terpancung dengan
tebal rata-rata blok. 1.3 Tujuan Penelitian
Metode poligon merupakan metode Adapun tujuan dari penulisan
penaksiran yang konvensional. Metode ini laporan estimasi cadangan Bauksit
umum diterapkan pada endapan-endapan Laterit membandingan dengan dua
yang relatif homogen dan mempunyai metode yaitu :
geometri sederhana. Kadar pada suatu luasan
di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto
1. Mengetahui bagaimana cara permodelan mengunakan metode
menentukan letak data komposit dan triangular grouping dan metode
permodelan mengunakan metode poliygon
triangular grouping dan metode 2. Megetahui bagaimana penaksiran
poliygon metode triangular grouping dengan
2. Megetahui bagaimana penaksiran tiga titik bor dibandingkan metode
metode triangular grouping dengan poliygon dengan penaksiran
tiga titik bor dibandingkan metode konvensional
poliygon dengan penaksiran 3. Menegtahui bagaimana perbandingan
konvensional perhitungan estimasi cadangan
3. Menegtahui bagaimana perbandingan mengunakan metode triangular
perhitungan estimasi cadangan grouping dan metode poliygon
mengunakan metode triangular
II. TINJAUAN PUSTAKA
grouping dan metode poliygon
2.1 Bauksit
1.4 Pembatasan Masalah bauksit merupakan mineral bijih
Adapun batasan masalah laporan estimasi alumina yang dimanfaatkan sebagai bahan
cadangan Bauksit Laterit : galian industri, sebagai bahan dasar
pembuatan jenis logam aluminium.
1. Data awal kordinat titik-titik
Bauksit berasal dari endapan residual dari
pemboran beserta kadar hasil analisis
proses lateritisasi batuan asal. Bauksit
utnuk mengetahui secara pasti dan
adalah bahan mineral yang heterogen,
benar
yang mempunyai mineral dengan susunan
2. Pembuatan komposit data dilakukan
terutama dari oksida aluminium, yaitu
pada tiap-tiap lubang bor berdasarkan
berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan
kadar parameter yang dipilih
mineral gibsit (Al2O3 H20). Secara umum
3. Permodelan dilakukan pada lokasi
yang dibatasi oleh titik bor terluar bauksit mengandung Al2O3 sebanyak
dari data 45-65%, SiO2 1-12 %, Fe2O3 2-25%,
4. Perhitungan sumber daya dilakukan TiO2 >3 % dan H2O 14-36 %. (Tim
melalui penaksiran dengan Analisa dan Evaluasi Komoditi Mineral
pendekatan metode klasik yaitu Internasional Proyek Pengembangan
metode triangular grouping dan Pusat Informasi Mineral, 1984).
metode poliygon Beberapa faktor yang
mempengaruhi pengendapan bauksit seperti
1.5 Manfaat Penelitian yang disebutkan oleh Alcomin (1974),
Adapun tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut:
laporan estimasi cadangan Bauksit Laterit
membandingan dengan dua metode yaitu : 1. Sumber batuan yang kaya akan unsu
unsur Al.
1. Mengetahui bagaimana cara 2. Wilayah Sub tropis dengan lingkungan
menentukan letak data komposit dan penguapan yang tinggi.
3. Suhu harian rata-rata >25ºC. g’ = g1 t1+ g2 . t2 + g3 . t3
4. Topografi bergelombang. t1+ t2 + t3
5. Daerah Stabil (old continental/stadium
tua).
6. Formasi batuan yang berada diatas
mata air permanen.
y
metode triangular grouping dan metode
DH01
DH02
0.53
0.38
53.2
52.8
3.26
3.4
41.9
45.5
1.21 .
1.22 .
1351
1551
750
970 poliygon. Dengan estimasi Langkah –
DH03 0.45 53.4 3.17 46.4 1.38 . 1551 530
DH04
DH05
0.42
0.33
53.2
52.6
3.17
3.42
44.2
43.2
1.41 .
1.25 .
1751
1751
730
288
langkah dalam menghitung cadangan
DH06 0.37 53.6 3.19 46.2 1.42 . 1951 910
DH07 0.36 52.3 3.43 43.7 1.21 . 1951 534 dengan menggunakan metode triangular
DH08 0.48 52.7 3.23 46.8 1.29 . 2151 678
DH09 0.41 49.5 3.14 44.8 1.45 . 2351 562
DH10 0.42 53.1 3.41 47.1 1.17 . 2351 534
DH11 0.53 49.1 3.15 42.1 1.32 . 2351 310
DH12 0.47 52.9 3.21 46.7 1.32 . 2551 170
grouping mengunakan cara yang sudah ada, diapatkanlah volume.
konvensional milimeter blok. 6. Setelah volume di dapatkan maka
selanjutnya pada tahap terakhir yaitu
1. Ploting pada titik bor sesuai dengan
menghitung kandungan bijihnya
data yang telah diberikan di millimeter
dengan cara mengalikan nilai volume
blok dengan mengunakan sekala
dengan kadar rata-rata yang didapatkan
1:10.000, sesuaikan interval elevasi X
tadi sehingga kita bisa mendapatkan
dan Y
kandungan bijihnya.
2. Kemudian titik bor yang sudah di
7. Volume blok dihitung dengan
ploting berdasarkan elevasinya maka
mengalikan luas penampang prisma
dari titik bor tersebut di buat bentuk
terpancung dengan tebal rata-rata blok
segitiga tanpa ada garis yang
[(t1+ t2+ t3) /3] Sedangkan kadar rata-
berpotongan. Jika dilihat tampak atas
rata blok
terlihat bentuk segitiga, tapi
g’ = g1 t1+ g2 . t2 + g3 . t3
sebenarnya model ini berbentuk
t1+ t2 + t3
prisma.
3. Dari bentuk segitiga yang di dapatkan
sedangkan untuk metode poliygon dalam
sebanyak 56 segitiga, maka selanjutnya
menghitung estimasi cadangan ada
adalah menghitung luas dari tiap
beberapa langkah sebagai berikut :
segitiga tersebut dengan cara
1. Ploting pada titik bor sesuai dengan
memberikan bagian dari millimeter
data yang telah diberikan di
blok (seperti : 1,1/2, ¼, ¾) setiap
millimeter blok dengan mengunakan
masing segitiga dihitung dan dikalikan
sekala 1:10.000, sesuaikan interval
dengan sekala 10.000 sebelum mencari
elevasi X dan Y
volume bauksit.
2. Kemudian titik bor yang sudah di
4. Dari data yang ada maka tebal dan
ploting berdasarkan elevasinya maka
kadar yang sudah di ketahui kita
dari titik bor tersebut di buat bentuk
mencari nilai rata-ratanya agar bisa
Poliygon. Sebelum mendapat bentuk
mencari volume dan kandungan bijih.
poliygon erlebih dahulu mengunakan
Untuk mencari rata-rata tebal dengan
jarak eksplorasi tereka sebagai
data yang sudah ada diatas
radiusnya 200 m. pada tiap titik bor
mengunakan rumus hetrogen karena
dibuat jarak radius melingkar dengan
setiap titik bor memiliki ketebalan
sekala 10.000, maka di dapat titik
yang berbeda [(t1+ t2+ t3) /3]
potong dari titik potong tersebut di
Sedangkan kadar rata-rata blok
dapat garis poliygon.
g’ = g1 t1+ g2 . t2 + g3 . t3
3. Dari bentuk poliygon yang di
t1+ t2 + t3
dapatkan sebanyak 38 poliygon,
5. Setelah didapatkan luas yang telah
maka selanjutnya adalah menghitung
dicari, maka dapat dilanjutkan dengan
luas dari tiap poliygon tersebut
perhitungan volume, yaitu dengan cara
dengan cara memberikan bagian dari
mengalikan antara luas dikali ketebalan
millimeter blok (seperti : 1,1/2, ¼, ¾) dapat diambil adalah cadangan
setiap masing segitiga dihitung dan bauksit
dikalikan dengan sekala 10.000
sebelum mencari volume bauksit. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Dari data yang ada maka tebal dan 4.1. Hasil Penelitian
kadar yang sudah di ketahui kita
Data yang diperoleh untuk
mencari nilai rata-ratanya agar bisa
melakukan estimasi cadangan bauksit
mencari volume dan kandungan bijih.
laterit didasarkan pada hasil data
Untuk mencari rata-rata tebal dengan
komposit terhadap ketebalan dan kadar
data yang sudah ada diatas
Data-data tersebut kemudian diakumulasi
mengunakan rumus hetrogen karena
dalam satu tabel data berupa tabel data
setiap titik bor memiliki ketebalan
spreedsheet yang selanjutnya diolah
yang berbeda
dengan bantuan MS. Excel untuk
5. Setelah didapatkan luas yang telah
selanjutnya agar dapat mengetahui
dicari, maka dapat dilanjutkan dengan
cadangan bauksit laterit (Rina Mustika
perhitungan volume, yaitu dengan
dkk, 2015).
cara mengalikan antara luas dikali
Berdasarkan hasil perhitungan
ketebalan yang sudah ada,
sumberdaya di tugas basic model pada
diapatkanlah volume.
sayatan ke 1 sampai 5 adalah:
6. Setelah volume di dapatkan maka
selanjutnya pada tahap terakhir yaitu Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Sumberdaya
menghitung kandungan bijihnya Section 1 sampai 5
dengan cara mengalikan nilai volume
dengan kadar rata-rata yang Section Sumberdaya (m2)
didapatkan tadi sehingga kita bisa 1 156875
mendapatkan kandungan bijihnya. 2 197500
3 561875
3.4 Analisis Hasil
4 307500
Teknik analisis data yang akan
5 347750
digunakan pada penelitian ini adalah
Total 1571500
teknik analisis matematis yaitu
hubungan antara variabel-variabel yang
diperoleh dari hasil pengukuran dua Sementara hasil perhitungan
metode dengan membandikan hasil sumberdaya di tugas basic model pada
volume dan kandungan bijih yang besar. sayatan gabungan adalah:
2 178750 6
3.28
3.23
45.2
46.5
148.256
150.195
3.43 46.9 160.867
Section Gabungan 15
3.23
3.43
46.9
46.5
151.487
159.495
3.43 45.6 156.408
Total 10.09 139 467.39 3.362517986 3.36333333 30000 100900 339278.0647
Total
3.21
9.56
47.2
140
151.512
446.191 3.187078571 3.18666667 27500 87633.33333 279294.3188
1217500 14076572 21665375
3.13 45.8 143.354
30 3.21 46.7 149.907
3.11 47.2 146.792
Total 9.45
3.13
139.7
45.8
440.053
143.354
3.149985684 3.15 22500 70875 223255.2353 Dari hasil perhitungan dengan mengunakan
31 3.11 47.2 146.792
Total
3.23
9.47
38.9
131.9
125.647
415.793 3.152335102 3.15666667 42500 134158.3333 422912.0234
metode triangular grouping didapat luas
dengan 1217500 𝑚2 dan volume total
3.24 45.6 147.744
32 3.25 46.9 152.425
3.26 41.9 136.594
35
3.26
3.15
41.9
49.5
136.594
155.925
4.1.2 Permodelan Bauksit Laterit
3.11 44.1 137.151
Total 9.52
3.15
135.5
39.5
429.67
124.425
3.17099631 3.17333333 30000 95200 301878.8487 Metode Poliygon
36 3.11 44.1 137.151
3.42 46.7 159.714
Total 9.68
3.25
130.3
46.9
421.29
152.425
3.233231005 3.22666667 45000 145200 469465.142
Permodelan dari metode poliygon di
37 3.26 41.9 136.594
Total
3.15
9.66
39.5
128.3
124.425
413.444 3.222478566 3.22 5000 16100 51881.90491 dapat hasil total volume 7257312
3.34 45.6 152.304
38
Total
3.25
3.26
9.85
46.9
41.9
134.4
152.425
136.594
441.323 3.283653274 3.28333333 7500 24625 80859.96187
𝑚3 kandungan bijih 362759937.6 ton.
3.26 41.9 136.594
39 3.41 47.1 160.611
Total
3.26
9.93
41.2
130.2
134.312
431.517 3.314262673 3.31 7500 24825 82276.57085
Tabel 4.6 Perhitungan permodelan metode
3.26 41.9 136.594
40 3.17
3.11
44.2
44.1
140.114
137.151 polygon
Total 9.54 130.2 413.859 3.178640553 3.18 40000 127200 404323.0783
3.26 41.9 136.594
41 3.17 44.2 140.114
3.26 41.2 134.312
Total 9.69 127.3 411.02 3.228750982 3.23 25000 80750 260721.6418
Blok Tebal Kadar Luas Volume Kandungan Bijih
3.23 46.8 151.164
42 3.41 47.1 160.611 1 3.23 46.8 75000 242250 11337300
3.26 41.2 134.312
Total 9.9 135.1 446.087 3.301902295 3.3 17500 57750 190684.8575 2 3.14 44.8 95000 298300 13363840
3.40 45.5 154.7
43 3.23 46.8 151.164
3 3.41 47.1 75000 255750 12045825
3.41 47.1 160.611 4 3.23 46.9 42500 137275 6438197.5
Total 10.04 139.4 466.475 3.346305595 3.34666667 12500 41833.33333 139987.1174
3.40 46.8 159.12 5 3.15 42.1 60000 189000 7956900
44 3.23 45.5 146.965
3.13 43.9 137.407
6 3.21 46.7 95000 304950 14241165
Total 9.76 136.2 443.492 3.256182085 3.25333333 20000 65066.66667 211868.9143 7 3.39 46.6 37500 127125 5924025
3.17 46.4 147.088
45 3.42 43.2 147.744 8 3.23 46.9 47500 153425 7195632.5
3.26 41.2 134.312 9 3.43 46.5 47500 162925 7576012.5
Total 9.85 130.8 429.144 3.280917431 3.28333333 22500 73875 242377.7752
3.42 43.2 147.744 10 3.13 45.8 80000 250400 11468320
46 3.19 46.2 147.378
3.21 41.2 132.252 11 3.21 46.7 85000 272850 12742095
Total 9.82 130.6 427.374 3.272388974 3.27333333 22500 73650 241011.4479 12 3.34 45.6 57500 192050 8757480
3.17 44.2 140.114
47 3.19 46.2 147.378 13 3.24 46.1 40000 129600 5974560
3.26 41.2 134.312
Total 9.62 131.6 421.804 3.205197568 3.20666667 22500 72150 231255.0046 14 3.43 46.5 47500 162925 7576012.5
3.17 44.2 140.114 15 3.36 45.6 42500 142800 6511680
48 3.42 43.2 147.744
3.19 46.2 147.378
Total 9.78 133.6 435.236 3.257754491 3.26 17500 57050 185854.8937
3.17 44.2 140.114
49 3.42 43.2 147.744
3.11 44.1 137.151
Total 9.7 131.5 425.009 3.232007605 3.23333333 12500 40416.66667 130626.974
3.42 43.2 147.744
50 3.11 44.1 137.151
3.25 46.2 150.15
Total 9.78 133.5 435.045 3.258764045 3.26 32500 105950 345266.0506
3.11 44.1 137.151
51 3.42 46.7 159.714
3.25 46.2 150.15
Total 9.78 137 447.015 3.262883212 3.26 40000 130400 425479.9708
3.43 43.7 149.891
52 3.42 46.7 159.714
3.25 46.2 150.15
Total 10.1 136.6 459.755 3.365702782 3.36666667 12500 42083.33333 141639.9921
3.43 43.7 149.891
53 3.23 38.9 125.647
3.02 41.6 125.632
Total 9.68 124.2 401.17 3.230032206 3.22666667 22500 72600 234500.3382
3.43 43.7 149.891
54 3.23 38.9 125.647
3.42 46.7 159.714
Total 10.08 129.3 435.252 3.366218097 3.36 15000 50400 169657.3921
3.42 43.3 148.086
55 3.19 46.2 147.378
16 3.25 46.9 52500 170625 8002312.5
17 3.3 46.8 47500 156750 7335900 triangular grouping, jadi permodelan yang
18 3.13 43.9 77500 242575 10649042.5
19 3.24 45.5 37500 121500 5528250 digunakan yang memiliki volume yang lebih
20 3.4 45.5 47500 161500 7348250
21 3.11 45.4 20000 62200 2823880 kecil, karena diharapkan saat melakukan
22 3.26 41.9 17500 57050 2390395
23
24
3.25
3.15
46.9
39.5
37500
60000
121875
189000
5715937.5
7465500
penambangan pengambilan bijih diarea yang
25
26
3.11
3.23
47.2
38.9
127500
222500
396525
718675
18715980
27956457.5
benar memiliki volume dan kandungan bijih
27 3.24 46.1 60000 194400 8961840
28 3.11 44.1 70000 217700 9600570
yang benar-benar tersedia, dan diharapkan
29 3.17 44.2 25000 79250 3502850
30 3.25 44.2 47500 154375 6823375 mengurangi nilai cost saat penambangan.
31 3.17 46.4 55000 174350 8089840
32 3.26 41.2 65000 211900 8730280
33 3.32 43.9 95000 315400 13846060 DAFTAR PUSTAKA
34 3.19 46.2 32500 103675 4789785
35 3.42 43.2 65000 222300 9603360
36 3.25 46.2 45000 146250 6756750
37
38
3.43
3.23
43.7
38.9
117500
52500
403025
169575
17612192.5
6596467.5
Panduan PPT Mata Kuliah Estimasi
2405000 7257312 3627599937,6 Cadangan dan Permodelan . Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta, dosen A.A
Dari hasil perhitungan dengan mengunakan
Ari Inung ST.MT.
metode Poliygon didapat luas dengan
2405000 𝑚2 dan volume total 7257312 𝑚3 Standar Nasional Indonesia 5015:2011 :
dan kandungan bijih total sebesar Pedoman pelaporan sumber daya, dan
3627599937,6 ton. cadangan batubara
Tabel 4.7. Nilai error cadangan (%) Standar Nasional Indonesia 4726 : 2011
Nilai Error Cadangan Pedoman pelaporan sumberdaya dan
48.44403879 cadangan mineral