Anda di halaman 1dari 36

Permodelan & Evaluasi Cadangan

LAPORAN
PERMODELAN DAN EVALUASI CADANGAN
SIMULASI PERHITUNGAN CADANGAN NIKEL LATERIT
MENGGUNAKAN METODE POLIGON PADA DAERAH YOTEFA
DISTRIK ABEPURA KOTA JAYAPURA.
SIMULASI PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN NIKEL
LATERIT MENGGUNAKAN SURPAC 6.1.2 PADA DAERAH ENTROP
DISTRIK JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA

OLEH :
OKTOVIANUS KOIBUR
NIM.0110640088

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2014

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pengetahuan mengenaiPermodelan dan Perhitungan cadangan guna


menentukan kuantitas (jumlah), kualitas (kadar) dan bentuk dari suatu
endapan. Untuk itu pengetahuan tentang Permodelan dan Perhitungan
cadangan merupakandasar ilmu yang penting untuk di kuasai sehingga
nantinya dalam dunia Industri Pertambangan kita bias dapatkan SDM yang
terampil, dapat bekerja dengan skil-skil yang handal, dan bisa bersaing.
Tidak hanya melakukan perhitungan cadangan secara manual (Metode
Konvensional)

namun

juga

perhitungan

secara

Komputerisasi

atau

menggunakan Software.
1.2.

Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Membuat Peta Topografisecara manual
2. Menghitung Luasan dan Volume menggunakan Metode Poligon
3. Menghitung Luasan dan Volume menggunakan SoftwareSurpac 6.1.2.

1.3.

Hasil yang diharapkan


Hasil yang diharapkan dari penulisyaitu :

1. Dapat mengaplikasikan ilmu perhitungan cadangan dalam bentuk nyata,


khususnya perhitungan cadangan menggunakan Metode Polygon.
2. Dapat mengoperasikan Software Surpac 6.1.2

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

BAB II
DASAR TEORI
2.1.

Sumber Daya Mineral dan Cadangan (SNI)


Sumber daya mineral (Mineral Resources) adalah endapan mineral
yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral
dengan keyakinan tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan
pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.
Sumberdaya terbagi menjadi 4 yaitu :

Sumber Daya Mineral Hipotetik (Hypothetical Mineral Resource)


adalah sumber

daya

mineral

yang

kuantitas

dan

kualitasnya

diperoleh berdasarkan perkiraan pada tahap Survai Tinjau.

Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah


sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh
berdasarkan hasil tahap Prospeksi.

Sumber Daya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource)


adalah sumber

daya

mineral

yang

kuantitas

dan

kualitasnya

diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Umum.

Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource)


adalah sumber

daya

mineral

yang

kuantitas

dan

kualitasnya

diperoleh berdasarkan hasil tahap Eksplorasi Rinci.


Cadangan (Reserves) adalah endapan mineral yang telah diketahui
ukuran, bentuk, sebaran, kualitas dan kuantitasnya dan yang secara ekonomis,
teknis, hukum, lingkungan, dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan
dilakukan. Cadangan terbagi 2 yaitu :

Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumber daya mineral


terunjuk dan sebagian sumberdaya mineral terukur yang tingkat
keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi
kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumber daya mineral


terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor
yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan
secara ekonomik.
Klasifikasi sumber daya dan cadangan didasarkan pada tingkat

keyakinan

geologi

dan

kajian

kelayakan.

Pengelompokan

tersebut

mengandung dua aspek yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.

Gambar 2.1. Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan


2.2.

Metode Perhitungan Cadangan Konvensional


Pemilihan metode perhitungan cadangan didasari oleh faktor geologi
endapan, metode eksplorasi, data yang dimiliki, tujuan perhitungan, dan
tingkat kepercayaan yang diinginkan. Berdasarkan metode (teknik, asumsi,
pendekatan), maka penaksiran dan perhitungan sumberdaya atau cadangan
terdiri dari metode konvensional yang terbagi menjadi dua, yaitu metode
penampang vertikal (dengan menggunakan rumus mean area, kerucut
terpancung, obelisk) dan penampang horizontal (Metode Poligon, Metode
Triangle, dan Metode CircularUSGS 1983). Selain itu, dapat pula dilakukan
dengan metode geostatistik dan metode blok.

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

2.2.1. Metode Penampang Vertikal


Metode penampang vertikal menggambarkan kondisi endapan,
bijih, tanah penutup (overburden)pada penampang-penampang vertikal.
Perhitungan luas masing-masing elemen tersebut dilakukan pada
masing-masing penampang. Perhitungan tonase dan volume dilakukan
dengan rumus-rumus yang sesuai. Metode penampang vertikal
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Membuat irisan-irisan penampang melintang yang memotong
endapan batubara yang akan dihitung,
b. Menghitung luas batubara dan overburden tiap penampang,
c. Setelah luasan dihitung, maka volume dan tonase dihitung dengan
rumusan perhitungan. Perhitungan volume

tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan satu penampang, dua penampang,


tiga penampang, atau rangkaian banyak penampang. Perhitungan
volume dengan menggunakan satu penampang digunakan jika
diasumsikan bahwa satu penampang mempunyai daerah pengaruh
hanya terhadap penampang yang dihitung saja. Volume yang
dihitung merupakan volume pada areal pengaruh penampang
tersebut.

Gambar 2.2.Perhitungan Volume Menggunakan Satu Penampang

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

Rumus perhitungan volume dengan menggunakan satu penampang


adalah :
Volume = (A x d1) + (A x d2)
Perhitungan

volume

dengan

menggunakan

duapenampang

jika

diasumsikan bahwa volume dihitung pada areal di antara 2 penampang


tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah variasi (perbedaan) dimensi
antar kedua penampang tersebut. Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat
digunakan rumus mean area dan kerucut terpancung, tetapi jika
perbedaannya cukup besar maka digunakan rumus obelisk.

Gambar 2.3.Perhitungan Volume Menggunakan Dua Penampang


Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :
Rumus Mean Area

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

S1,S2 = luas penampang endapan


L

= jarak antar penampang

= volume cadangan

Rumus Kerucut Terpancung

S1 = luas penampang atas


S2 = luas penampang alas
L = jarak antar S1dan S2
V = volume cadangan
Rumus Obelisk

S1 = luas penampang atas


S2 = luas penampang bawah
L = jarak antara S1& S2
V = volume
Perhitungan volume dengan menggunakan tiga penampang
digunakan jika diketahui adanya variasi (kontras) padaareal di antara 2

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

penampang, maka perlu ditambahkan penampang antara untuk


mereduksi kesalahan. Perhitungannya menggunakan rumus prismoida.

Gambar 2.4.Perhitungan Volume Menggunakan Tiga Penampang


Rumus prismoida sebagai berikut :

S1,S2 = luas penampang ujung


M

= luas penampang tengah

= jarak antara S1dan S2

= volume cadangan

2.2.2. Metode Penampang Horizontal


Metode penampang horizontal yang biasa digunakan adalah
metode poligon, isoline, triangulasi, dan metode circular USGS 1983.
Metode poligonsebenarnya merupakan contoh penerapan dari aturan
nearest point.

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

1. Metode Isoline
Metode isoline adalah suatu metode yang menggunakan prinsip
dasar isoline. Isolineadalah kurva yang menghubungkan titik-titik yang
memiliki nilai kuantitatif sama. Metode ini digunakan dengan asumsi
nilai yang berada di antara 2 buah titik kontinu dan mengalami
perubahan secara gradual. Volume dapat dihitung dengan cara
menghitung luas daerah yang terdapat di dalam batas kontur, kemudian
menggunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.

Gambar 2.5. Metode Isoline


2. Metode Triangulasi
Metode triangulasi dilakukan dengan konsep dasar menjadikan
titik yang diketahui menjadi titik sudut suatu prisma segitiga. Prisma
segitiga diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik yang
diketahui tanpa berpotongan.

Layout dari segitiga-segitiga Prisma-prisma trianguler

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

= luas segitiga 123

t1 , t2 , t3 = ketebalan endapan pada masing-masing titik

Gambar 2.6.Metode Triangulasi (triangular grouping)


3. Metode Circular USGS 1983
Prosedur atau teknik perhiungan dalam sistem U.S.Geological
Survey adalah dengan membuat lingkaran-lingkaran pada seiap tiik
informasi endapan batubara, yaitu singkapan batubara dan lokasi titik
pemboran. Daerah dalam radius lingkaran 0-400 m adalah untuk
perhitungan cadangan erukur dan daerah radius 400-1200 m adalah
untuk perhitungan cadangan terunjuk (USGS,1983).
Selain itu aspek-aspek geologi daerah penelitian seperti
perlipatan, sesar, intrusi dan singkapan batubara di permukaan, urut
mengontrol

perhitungan

cadangan

batubara.

Selanjutnya

untuk

perhitungan tonase (W) batubara digunakan rumus sebagai berikut :


W

=LTBJ

Dimana :

10

= luas daerah terhitung (m2)

= tebal rata-rata batubara sejenis (m)

BJ

= Berat jenis batubara (on/m3)

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

Gambar 2.7.Metode CircularUSGS 1983


2.3.

Metode Poligon
Metode poligon adalah suatu metode perhitungan dengan konsep dasar
yang menyatakan bahwa seluruh karakteristik endapan suatu daerah diwakili
oleh satu titik tertentu. Jarak titik bor di dalam poligon dengan batas poligon
sama dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat.
Di dalam poligon nilai kadar diasumsikan konstan sama dengan kadar
pada titik bor di dalam poligon (Hustrulid & Kuchta, 1995).
Perhitungan volume dengan rumus berikut :
V =A. t

dimana

V = Volume
A = Luas Poligon
t = Tebal lapisan batubara di titik conto

Untuk menghitung Tonase digunakan rumus :


T=Vk
dimana :
T=Tonase (Ton)

k=Kadar (%,Ton/m3)

V=Volume (m3)

Gambar 2.8. Metode Poligon

11

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

Contoh Poligon:

Pola Lubang Bor Beraturan

Pola Lubang Bor Zig-zag (amplop)

Lubang Bor
Batas Endapan

Pola Lubang Bor yang tidak beraturan


Gambar 2.9.Pola Lubang Bor dan Poligon
Konstruksi Poligon :
1. Peta sebaran titik bor
2. Buat lingkaran pada peta sebaran titik bor
3. Tarik garis lurus pada lingkaran yang saling berpotongan
4. Hapus lingkaran dan garis-garis yang saling berpotongan hingga terlihat
poligon.

Gambar 2.10. Konstruksi Poligon

12

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

2.4.

Software Supac 6.1.2


Surpac merupakan merupakan software perencanaan tambang terpadu
yang dirancang khusus untuk industry pertambangan mencakup semua aspek
informasi teknik tambang, mulai dari data eksplorasi hingga penjadwalan
produksi tambang. Yang mendasar dari surpac 6.1.2 adalah featuresystem
terbuka dan kemampuan untuk dikembangkan.
Proses Surpac 6.1.2 mendukung berbagai macam software aplikasi
khusus yang memungkinkan kita secara interaktif membuat dan mengelola
model-model geologi tiga dimensi serta desai tambang. Sistem grafik CAD
3D yang handal dan dinamis merupakan inti dari system surpac 6.1.2. surpac
6.1.2 dirancang untuk digunkan oleh semua professional tambang termasuk
surveyor, geologist dan mine engineer, fleksibilitas yang dimiliki oleh surpac
6.1.2 memastikan bahwa software tersebut dapat digunakan dalam
perencanaan tambang jangka pendek dan jangka panjang untuk tambang
batubara dan bahan galian.
Salah satu fungsi software surpac 6.1.2 adalah untuk mengetahui bentuk
cadangan dan menghitung jumlah cadangan tersebut berdasarkan data-data
yang diperlukan seperti, data topografi, serta data lain yang mendukung
dalam permodelan untuk menghitung cadangan dapat menggunakan fasilitas
Block Model.
Block model adalah data yang diinterpretasikan secara visual sebagai
box atau kotak 3 dimensi.Permodelan dan penaksiran sumberdaya mineral
secara computer didasarkan pada kerangka Model blok.

13

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

Gambar 2.11. Contoh Block Model 3D


Metode ini membagi seluruh daerah sasaran penambangan yang
diinginkan menjadi suatu blok besar yang terdiri dari banyak sub blok yang
lebih kecil dengan ukuran tertentu, ukuran blok merupakan fungsi geometri
endapan bahan galian di daerah penelitian dan sistem penambangan yang
akan digunakan sedangkan peubah (variable)yang diperlukan untuk
permodelan yaitu topografi daerah penelitian (topo), informasi geologi, kadar
bijih atau batubara, jenis batuan (rock), massa jenis (density), tonase setiap
block. (Waterman, 2004). Biasanya permodelan sumberdaya mempunyai
batas koordinat: ke arah utara misal 0 N 1300 N ke arah timur misal 150 E
600 E dan ketinggian misal 1075m 1400m.
Berikut langkah-langkah untuk menghitung volume menggunakan
surpac 6.1.2 dimulai dari Contouring, Pit Design dan Block Model:
1. Contouring
Untuk membuat kontur data yang kita butuhkan yaitu data berupa
data koordinat yang disimpan dalam Document Type CSV atau txt.

Buka aplikasi surpac 6.1.2 pilih folderklik kanan pilih set as work
directory.

14

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

Klik Menufile>import>data from one file akan tampil jendela import


from text file pilih data CSV atau txt yang ada lalu klik open, bernama
file output, centang delimited dan beri tanda (;) klik apply.

Muncul jendela fields beri nomor pada X=1, Y=2 dan Z=3 klik apply,
akan muncul file rangka peta dasar dengan type str pada folder kerja.

Kemudian

rubah

file

tersebut

menjadi

dtm.

Klik

Menu

surfaces>DTMfile function>creat dtm from string file, akan muncul


jendela creat a dtm from a string file pilih file str lalu klik apply.

Akan muncul pada folder kerja file dtm yang mengambarkan surface
dari

area

tersebut.

Kemudian

klik

menu

surfaces>contouring>contourDTMfile, akan muncul extrac contour


from a DTM. Pilih data peta dengan type str, ganti contour interval
dengan nilai 0,5 berinama pada define the contour string file dengan
kontur, define the contour annotation details dengan keterangan dengan
range 1,100 dan define plot enhancement requirements dengan indeks
kontur dan index value 3 lalu klik apply.

Selanjutnya tinggal merubah warna kontur dan indeks kontur dengan


cara klik Menu Edit>String>Renumber Range, isi string range from
dengan 1,100 dan String Range To dengan 1 yang artinya warna putih,
kemudian ulangi hal yang sama pada warna indeks kontur.

2. Pit Design
Untuk membuat design pit kita harus mengetahui bentuk endapan
yang akan ditambang karena dari situ kita dapat mengambarkan bottom
pit. Langkah pembuatan sebagai berikut :

Klik menu edit>layer>new dan buat layer dengan nama bottom pit, klik
apply.

Ketik (D) pada kolom perintah lalu enter dan klik pada gambar yang
mau di digitize untuk membentuk bottom pit.

Setelah digitize selesai klik menu edit > point > properties kemudian
klik pada setiap point yang tadi telah dibuat, akan muncul jendela edit

15

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

point kemudian isikan nilai elevasi dengan nilai elevasi terrendah lalu
apply.

Klik menu create > point > in line between adjancent point untuk
menambah point baru pada segment yang telah dibuat tadi, kemudian
buat jalan masuk.

Klik menu design > pit design > select slope method pilih design slope
klik apply. Klik menu design > pit design > set slope gradient.
Kemudian isi nilai gradient (kemirigan bench)

Klik menu design > pit design > new ramp dan klik pada kedua sisi
jalan akan muncul jendela define a new ramp masukan lebar jalan
kemudian apply, lanjutkan dengan klik menu design > expand segment
> by bench height. Kemudian klik pada segment bottom pit akan
muncul jendela expand segment by bench isikan tinggi bench klik apply

Klik menu design > expand segment > by berm width. Kemudian klik
pada segmentbench dan isikan lebar berm kemudian klik apply, ulangi
langkah pembuatan bench dan berm hinggan pit memotong surface.

3. Block Model

Klik menu block model > block model > new/open, isi nama block
model klik apply, beri centang pada get extend from string file
kemudian pilih file lalu klik open, isikan ukuran blok masing-masing
X=5, Y=5 dan Z=1 kemudian untuk ukuran sub blok X=2,5 Y=2,5 dan
Z=0,5 kemudian klik apply dan klik create model lalu klik menu block
model > block model > save.

Selanjutnya membuat constrains dengan cara klik klik block model >
constrains > new constrains file akan muncul jendela constrains
kemudian ganti constrains type dengan DTM dan pilih file pada kolom
DTM file klik open hilangkan tanda centang pada above kemudian add
beri nama constrains lalu apply.

16

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

Klik menu block model > block model > display lalu klik apply akan
muncul blok model kemudian drag constrains yang telah dibuat
kedalam layar akan muncul bentuk block model dari daerah penelitian.

17

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

BAB III
PEMBAHASAN
3.1.

Deskripsi Lokasi

3.1.1. Deskripsi Lokasi Pengukuran Individu


Lokasi praktikum ini dilaksanakan di Yotefa, terletak di
Kelurahan Awio, Distrik Abepura Kotamadya Jayapura lokasi ini
dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan dilanjutkan
dengan berjalan kaki,lokasi merupakan lingkungan pengendapan
dengan morfologi perbukitan pada dataran rendah, ditumbuhi oleh
ilalang dan sedikit pepohonan. Metode penelitian yang dilakukan pada
perhitungan cadangan Nikel (Ni) dengan menggunakan Metode
Poligon. Metode ini memerlukan data berupa peta topografi skala 1 :
250 dan data hasil pemboran.
3.1.2. Deskripsi Lokasi Pengukuran Kelompok
Adapunlokasipenelitianberadapadadaerah
denganbentangalamberupaperbukitan.Secaraadministrasi area tersebut
terletakdiKelurahan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kotamadya
Jayapura.Secara geografis area penambangan terletak pada titik
koordinat 140o 41 17.5 - 140o 41 22.9 BT dan 2o 33 49.6 - 2o 33
53.0 LS.Dengan batas batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah timur

:Arena Off Road

Sebelah barat

:BTN Lantamal

Sebelah utara

:Kantor Walikota Jayapura

Sebelah selatan :Perumahan Jaya Asri


Kesampaian daerah yaitu dari Kota Jayapura (Abepura) ke lokasi
penelitian dapat ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan
kendaraan beroda dua atau beroda empat dengan jarak tempuh 7 km
dan

waktu

yang

dibutuhkan

adalah

25menit.

Berikutpetakesampaiandaerahdapat dilihat pada gambar dibawah ini:

18

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

Jayapura
Lokasi Penelitian

Kantor Walikota
Jayapura

Lokasi Penelitian
BTN Lantamal
Arena Off Road

Perumahan Jaya Asri

Gambar 3.1.Peta Kesampaian Lokasimelalui Citra Satelit


3.2.

Hasil Pengukuran

3.2.1. Hasil Pengukuran Individu


Pemetaan yang dilakukan menggunakan GPS Garmin 76CSx, dan
ditambah satu buah roll meter.
Tabel 3.1. Hasil Pengukuran GPS (Global Position System)
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

19

Elevasi

465060
465055
465058
465054
465048
465042
465046
465040
465036
465027
465033
465026
465016
465034
465046
465056
465062
465067

9711775
9711778
9711783
9711789
9711781
9711785
9711791
9711796
9711788
9711793
9711801
9711805
9711798
9711812
9711806
9711803
9711801
9711799

32
31
32
30
28
27
29
29
25
27
29
31
28
33
32
32
33
33

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

N
o
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
N
o
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
N
o
54
55

20

Elevasi

465075
465079
465073
465067
465060
465053
465048
465053
465059
465067
465074
465081
465087
465093
465097
465091
465084
465078

9711795
9711802
9711810
9711816
9711822
9711827
9711831
9711840
9711837
9711833
9711830
9711826
9711824
9711821
9711830
9711834
9711838
9711842

35
36
34
35
34
35
35
36
35
36
36
36
37
38
38
37
36
35

Elevasi

465071
465065
465057
465059
465062
465070
465078
465086
465094
465099
465105
465102
465093
465106
465106
465102
465098

9711845
9711849
9711854
9711859
9711865
9711862
9711859
9711856
9711853
9711852
9711850
9711843
9711846
9711856
9711860
9711862
9711857

35
35
35
35
35
33
32
32
32
31
31
32
33
30
30
30
31

Elevasi

465091
465090

9711861
9711868

31
29

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

465085
465081
465075
465077
465072
465065
465061
465062
465067
465067
465065
465060
465063
465079
465041

29
32
32
31
31
30
31
31
31
32
34
35
34
35
35

9711870
9711864
9711866
9711872
9711874
9711877
9711879
9711876
9711872
9711868
9711864
9711865
9711870
9711851
9711820

3.2.2. Hasil Pengukuran Kelompok


Pemetaan yang dilakukan menggunakan GPS Garmin 76CSx, dan
ditambah satu buah roll meter.
Tabel 3.2. Hasil Pengukuran GPS (Global Position System)
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

21

46554
9
46553
1
46552
3
46551
2
46550
4
46549
3
46548
0
46546
4
46537
8
46535
0
46535
1

971652
8
971650
7
971649
7
971647
9
971646
5
971647
1
971647
4
971648
0
971647
0
971647
0
971648
7

Elevas
i
114
99
95
97
97
99
102
103
102
105
106

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

46534
7
46533
7
46534
7
46535
0

971650
3
971651
5
971653
7
971655
0

46536
4
46538
3
46539
7
46544
0
46545
8
46544
2
46542
0
46541
5
46540
8
46539
9
46538
9
46537
3
46536
4
46539
3
46539
8

971656
4
971658
4
971659
8
971661
8
971659
3
971660
1
971660
9
971659
2
971657
8
971656
7
971655
6
971654
1
971653
1
971652
7
971654
0

N
o

31

465411

12
13
14
15
N
o
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

32
33
34

22

46541
8
46543
0
46542

971652
5
971654
2
971654
3
971652

107
113
113
114
Elevas
i
113
113
113
113
113
113
113
111
112
112
112
110
111
109
109
Elevas
i
109
109
109
108

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
N
o
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

23

7
46542
7
46543
0
46540
3
46538
7
46538
1
46536
0
46537
8
46545
6
46548
7
46549
8
46550
6

4
971650
7
971649
1
971648
8
971649
1
971648
2
971650
8
971649
7
971649
9
971648
9
971650
5
971652
5

46550
6
46550
6
46549
4
46546
5
46545
2
46545
3
46543
2
46543
0
46545
1
46551
2
46551
4
46553
0

971653
9
971655
4
971656
3
971656
4
971656
0
971657
4
971656
5
971657
5
971654
4
971656
8
971657
7
971656
0

106
104
105
104
105
105
105
103
104
104
102
Elevas
i
102
102
103
103
104
103
104
105
103
98
98
98

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Permodelan & Evaluasi Cadangan

58
59
60

24

46553
3
46551
8
46550
7

971654
4
971651
6
971649
1

98
97
99

Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Cenderawasih

Berdasarkan data pemetaan menggunakan GPS (Global Position


System) dan semua data tersebut diinput dan dibuatlah sebuah model
blok penambangan sebagai berikut.

Gambar 3.2. Model Blok daerah penelitian

3.3.

Hasil Perhitungan Cadangan

3.3.1. Hasil Perhitungan Cadangan Menggunakan Metode Poligon


Salah satu kelemahan Metode poligon adalah apabila titik uji
yang di dapat sedikit dan tata letak nilai data di sekitar poligon dapat
mempengaruhi proses penaksiran cadangan.
Tabel 3.3. Perhitungan Cadangan Metode Poligon
Blok
1
2
3
4
5
6

Elevasi
(m)
151
150
151
152
154
157

Tebal
(m)
19
16
19
18
12
13

Kadar
(%)
1,11%
0,35%
1,11%
0,84%
2,78%
1,48%

Luas
(m2)
18,215
18,593
20,525
23,825
17,903
17,678

Volume
(m3)
346,085
297,480
389,975
428,850
214,830
229,808

Tonase
(Ton)
3,842
1,041
4,329
3,602
5,972
3,401

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Blok
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

154
155
154
154
153
156
156
157
156
158
158
158
158
157
158
160
158
160
160
159
161
161
161
160
160
Elevasi
(m dpl)
161
161
162
162
163
162
161
161
160
160
160
160
160
156
158

15
15
16
1
13
10
14
12
11
8
12
11
9
12
11
7
2
14
16
10
8
6
13
8
11
Tebal
(m)
7
11
7
3
7
8
9
4
12
14
20
8
9
16
7

1,80%
1,25%
1,21%
0,96%
2,07%
1,78%
1,43%
3,00%
2,53%
1,87%
1,71%
2,52%
1,87%
3,65%
7,13%
2,09%
0,83%
2,33%
1,43%
1,04%
1,31%
2,24%
1,91%
1,21%
0,76%
Kadar
(%)
1,87%
0,66%
1,62%
1,36%
1,48%
1,10%
2,01%
1,28%
3,18%
2,35%
0,68%
1,11%
1,14%
1,50%
1,56%

18,413
18,848
22,413
19,555
16,938
18,018
22,930
20,108
15,918
19,390
22,670
20,528
24,343
24,513
19,700
21,403
25,925
21,280
23,955
22,963
26,378
23,918
20,743
20,650
24,125
Luas
(m2)
22,200
20,523
24,890
23,463
21,250
21,958
26,153
16,240
17,490
20,028
18,663
16,185
16,453
17,438
17,898

276,188
282,713
358,600
19,555
220,188
180,175
321,020
241,290
175,093
155,120
272,040
225,803
219,083
294,150
216,700
149,818
51,850
297,920
383,280
229,625
211,020
143,505
269,653
165,200
265,375
Volume
(m3)
155,400
225,748
174,230
70,388
148,750
175,660
235,373
64,960
209,880
280,385
373,250
129,480
148,073
279,000
125,283

4,971
3,534
4,339
0,188
4,558
3,207
4,591
7,239
4,430
2,901
4,652
5,690
4,097
10,736
15,451
3,131
0,430
6,942
5,481
2,388
2,764
3,215
5,150
1,999
2,017
Tonase
(Ton)
2,906
1,490
2,823
0,957
2,202
1,932
4,731
0,831
6,674
6,589
2,538
1,437
1,688
4,185
1,954

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64

157
160
159
159
157
157
155
155
153
154
155
155
156
152
150
151
151
160

Kadar rata-rata (%)


Luas (m2)
Volume (m3)
Tonase (Ton)

15
12
10
6
15
8
12
17
16
13
14
17
9
17
20
18
14
10

2,76%
1,00%
1,44%
1,07%
1,36%
2,09%
2,28%
2,21%
1,02%
2,75%
1,02%
0,76%
1,86%
0,62%
1,22%
0,30%
0,48%
2,13%

18,615
16,255
17,430
17,995
20,053
20,200
16,758
19,185
16,310
17,053
16,993
17,913
16,908
16,750
16,268
17,540
18,303
22,165

279,225
195,060
174,300
107,970
300,788
161,600
201,090
326,145
260,960
221,683
237,895
304,513
152,168
284,750
325,350
315,720
256,235
221,650

7,707
1,951
2,510
1,155
4,091
3,377
4,585
7,208
2,662
6,096
2,427
2,314
2,830
1,765
3,969
0,947
1,230
4,721

0,02
1.275,87
14.654,9
5
240,77

Tabel diatas merupakan hasil prediksi perhitungan cadangan


Nikel (Ni) menggunakan metode poligon, dimana pada luasan 1.275,87
m2 terbentuk 64 poligon/blok dari total 104 titik bor/sumur uji dengan
ketebalan yang bervariasi pada tiap blok.
3.3.2. Hasil Estimasidan Permodelan menggunakan Surpac 6.1.2
Berdasarkan total cadangan kita dapat menentukan kemajuan
penambangan berdasarkan perbedaan tinggi pada lokasi penelitian
maka akan menghasilakan sebagai berikut.

Gambar 3.3. Total Volume


Gambar diatas merupakan bentuk model block cadangan yang
mempunyai total volume 107.128,13 m3 dan akan ditambang dengan
target produksi yang direncanakan 20.000 m3 per tahun.
Desain kemajuan tambang Tahun I, ditambang mulai dari elevasi
yang paling tinggi sampai pada elevasi 104 diatas permukaan laut
dengan total volume yang terbongkar 21.068,75 m3

Gambar 3.4. Volume yang terbongkar tahun I


Desain kemajuan tambang Tahun II, ditambang mulai dari elevasi
104 sampai pada elevasi 101,5 diatas permukaan laut dengan total
volume terbongkar 20.856,25 m3

Gambar 3.5. Volume yang terbongkar tahun II


Desain kemajuan tambang Tahun III, ditambang mulai dari
elevasi 101,5 sampai pada elevasi 99,5 diatas permukaan laut dengan
total volume terbongkar 19.734,38 m3.

Gambar 3.6. Volume yang terbongkar tahun III


Desain kemajuan tambang Tahun IV, ditambang mulai dari
elevasi 99,5 sampai pada elevasi 97 diatas permukaan laut dengan total
volume terbongkar 22.631,25 m3.

Gambar 3.7. Volume yang terbongkar tahun IV


Desain kemajuan tambang Tahun V, ditambang mulai dari elevasi
97 sampai pada elevasi 95 diatas permukaan laut dengan total volume
terbongkar 16.606,25 m3.

Gambar 3.8. Volume yang terbongkar tahun V


3.4.

Pembahasan dan Analisis

3.4.1. Pembahasan dan Analisis Individu

Metode perhitungan cadangan dengan metode poligon dalam


bentuk blok-blok dengan konsep dasar yang menyatakan bahwa seluruh
karakteristik endapan setiap blok diwakili oleh satu titik tertentu.
Jarak titik bor di dalam poligon dengan batas poligon sama
dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat.
Di dalam blok nilai kadar diasumsikan konstan sama dengan
kadar pada titik bor di dalam poligon. Pada perhitungan ini dibuat 64
Blok dengan total 104 titik bor/sumur uji. Proses perhitungan luas blok
menggunakan Software AutoCad Land Desktop.
Proses perhitungan luasan menggunakan sofware AutoCad Land
Dekstop:
1. Plot titik bor/sumur uji dengan menggunakan koordinat titik
bor/sumur uji yang ada.

2. Buat lingkaran dengan jari-jari 2 cm pada tiap titik bor/sumur uji


dengan menggunakan tool circle

3. Dilanjutkan dengan membuat garis menggunakan tool line

pada

lingkaran yang saling berpotongan.

4. Hilangkan layer lingkaran hingga terlihat garis poligon, kemudian


hapus garis yang poligon yang saling memotong, menggunakan
tool trim

Selanjunya menghitung luas blok menggunakan command/perintah


: area, lalu klik pada tiap sudut blok kemudian enter.Luas area
akan terlihat pada jendela command.

Setelah menghitung luas dari blok yang telah dibuat


dilakukan perhitungan luas setiap blok dan dilanjutkan dengan
menghitung Volume dan Tonase cadangan, dimana nilai kadar dan
ketebalan endapan diperoleh dari data hasil pemboran yang telah
ada.

Dari hasil perhitungan tersebut didapat Jumlah Cadangan


Nikel 240,7707 Ton dengan kadar rata-rata 0,02%dari total luasan
1.275,873 m2dan Volume 14.654,95 m3.
3.4.2. Pembahasan dan Analisis menggunakan Surpac 6.1.2
Kemajuan tambang yang ditambang berdasarkan filosofi surpac
yaitu menambang dari elevasi tertinggi sampai kepada elevasi yang
terendahmenurut topografi daerah penelitian tersebut dengan metode
penambangan dan target produksiyang telah di rencanakan yaitu
Metode Quarry dan produksi 20.000 m3 per tahun, untuk menghabiskan
total volume sebesar 100.950,00 m3 selama 5 tahun proses
penambangan.

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan

4.1.1. Perhitungan Cadangan Menggunakan Metode Poligon


Dari hasil uraian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Setelah

melakukan

penggukuran

dan

dilanjutkan

dengan

menghitung cadangan Nikel (Ni) menggunakan Metode Poligon


2. Diperoleh hasil estimasi dimana pada area 1.275,87 m 2 terbentuk
64 poligon/blok dari total 104 titik bor/sumur uji dengan ketebalan
yang bervariasi pada tiap blok. Jumlah Cadangan Nikel 240,7707
Ton dengan kadar rata-rata 0,02%.
4.1.2. Permodelan dan Perhitungan CadanganMenggunakan Surpac
6.1.2
Dengan menggunakan bantuan sofware surpac 6.1.2 dapat dibuat
model penambanga dengan total volume 107.128,13 m3yang akan
menjadi acuan untuk menentukan produksi dan umur tambang, dan
berdasarkan total volume tersebut direncanakan target produksi 20.000
m3 per tahun dan umur tambang 5 tahun.
Rata-rata volume batuan terbongkar selama 5 tahun penambanga
adalah 20.179,37 m3 per tahun yaitu :
Tahun I

: 21.068,75 m3tertambang dari elevasi 114 104m dpl

Tahun II

: 20.856,25 m3tertambang dari elevasi 104 101,5m dpl

Tahun III : 19.734,38 m3tertambang dari elevasi 101,5 99,5m dpl


Tahun IV : 22.631,25 m3tertambang dari elevasi 99,5 97m dpl
Tahun V

: 16.606,25 m3tertambang dari elevasi 97 95m dpl

4.2.

Saran
Beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai masukan guna
meningkatkan kualitas dari mahasiswa yaitu :
1. Dalam pembuatan laporan proses asistensi harus dilakukan terjadwal dan
proses asistensi dilakukan perbab dan berkelanjutan.
2. Dan guna menunjang poin 1 penulis sarankan untuk menyediakan seorang
atau lebih asisten agar dapat menjadi pembimbing.

Anda mungkin juga menyukai