Anda di halaman 1dari 28

BAB I

DIGITASI DAN ESTIMASI SUMBERDAYA

1.1. Dasar Teori


1.1.1. Peta Topografi
Topografi berasal dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang
berarti menggambar. Topografi adalah suatu peta yang meggambar suatu keadaan
dengan ketinggian yang sama dan dihubungkan dengan garis-garis kontur. Peta
topografi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan
jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi. Karakteristik unik
yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini
menunjukkan kontur topografi seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena
peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan
jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.

1.1.2. Sumberdaya dan Cadangan


Sumberdaya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur
tertentu dalam kehidupan. Sumberdaya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non –
fisik (intangible). Sumberdaya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin
besar jumlahnya maupun hilang, dan ada pula sumberdaya yang kekal (selalu
tetap). Selain itu, dikenal pula istilah sumberdaya yang dapat pulih atau
terbarukan (renewable resources) dan sumberdaya tak terbarukan (non –
renewable resources). Ke dalam sumberdaya dapat pulih termasuk tanaman dan
hewan (sumberdaya hayati). Sumberdaya (Resources) baik itu mineral dan
batubara, menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan endapan mineral
yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.

Sumberdaya dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian


kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 1


Sumberdaya terbagi menjadi :

1. Sumberdaya hipotetik (hypothetical resource) adalah jumlah bahan galian di


daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap
survei tinjau.
2. Sumberdaya tereka (inferred resource) adalah jumlah bahan galian di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap prospeksi.
3. Sumberdaya terunjuk (indicated resource) adalah jumlah bahan galian di
daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap
eksplorasi pendahuluan.
4. Sumberdaya terukur (measured resource) adalah jumlah bahan galian di
daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap
eksplorasi rinci. 
Sedangkan Cadangan (Reserve) menurut  Standar Nasional Indonesia (SNI)
adalah endapan mineral atau batubara yang telah diketahui ukuran, bentuk,
sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum,
lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.
Cadangan juga dibagi kedalam beberapa kategori antara lain;
1. Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumberdaya bahan galian
terunjuk dan sebagian sumberdaya bahan galian terukur, tetapi berdasarkan
kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga
penambangan dapat dilakukan secara layak.
2. Cadangan terbukti (proven reserve) adalah sumberdaya bahan galian terukur
yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi
sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.

1.1.3. Estimasi Sumberdaya


Estimasi sumber daya adalah estimasi potensi dari endapan mineral bijih yang
terletak di permukan bumi untuk mengetahui apakah endapan tersebut layak untuk

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 2


dilanjutkan ke proses penambangan selanjutnya yaitu perhitungan cadangan.
Estimasi sumber daya mineral digunakan untuk menentukan dan menentukan
tonase bijih dan kadar deposit geologi, dari model blok yang dikembangkan. Ada
metode estimasi berbeda yang digunakan untuk skenario berbeda yang bergantung
pada batas bijih, geometri endapan geologi, variabilitas kadar, dan jumlah waktu
dan uang yang tersedia. Estimasi sumber daya yang khas melibatkan konstruksi
model geologi dan sumber daya dengan data dari berbagai sumber. 
Dalam perhitungan sumberdaya dan cadangan terdapat 3 metode :
1. Metode Penampang Mendatar
Pada penampang mendatar atau metode kontur ini berpedoman pada perubahan
bertahap (rule of gradual change). idealnya setiap kontur diukur luasnya, atau
hanya pada perubahan kemiringan topografi yang mencolok.
Contoh metode :
a) Metode Poligon
sebenarnya merupakan contoh penerapan nearest point. Metode poligon adalah
suatu perhitungan dengan konsep dasar yang menyatakan bahwa seluruh
karakteristik endapan suatu daerah diwakili oleh satu titik tertentu.

Gambar 1.1
Gambar Contoh Konstruksi Metode Poligon
Perhitungan volume dengan rumus sebagai berikut :

V=A.t
V = volume
A = Luas poligon
t  = tebal lapisan batubara dititik conto
b) Metode Isoline

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 3


adalah suatu metode yang menggunakan prinsip dasar isoline. isoline adala
h kurva yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai kuantitatif sa
ma.

Gambar 1. 2
Metode Isoline
c) Metode Triangulasi 
dilakukan dengan konsep dasar menjadikan titik yang diketahui menjadi tit
ik sudut suatu prisma segitiga.

Gambar 1.3
Layout dari segitiga-segitiga

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 4


Gambar 1.4
Prisma - prisma trianguler

Gambar 1.5
Gambar Metode Triangulasi (Triangular Grouping)

d) Metode Isopach Penampang Datar


Prinsip dan prosedur sama dengan Metode kontur, tetapi garis isopach
adalah menghubungkan titik titik dengan ketebalan yang sama. Diterapkan
pada deposit yang ketebalannya relatif sama.

Gambar 1.6
Gambar Proyeksi Metode Isopach
e) Metode Isograde Penampang Datar
Prinsip dan prosedur sama dengan Metode kontur. Isograde adalah
menghubungkan titik-titik dengan kualitas (kadar) yang sama.

Gambar 1.7
Gambar Metode Isograde Penampang Datar

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 5


2. Metode Penampang Tegak
Metode ini mendasarkan pada sayatan penampang tegak dari endapan bahan
galian, sedangkan untuk penentuan daerah dari setiap sayatan endapan dan
estimasi volume total dengan menggunakan jarak antar sayatan.
Contoh metode :
Berdasarkan interpretasi analitiknya di bagi menjadi dua yaitu :
a. Metode standard (rule of gradual changes)
= Mengikuti pedoman perubahan bertahap (rule of gradual changes),
menghubungkan batas pengamatan terluar.

Gambar 1.8
Metode Standar Penampang Tegak
b. Metode linier (rule of nearest point)
= Mengikuti pedoman titik terdekat (rule of nearest point), degan membuat batas
terluar deposit secara linier. Panjang garis linier sama dengan batas blok, setengah
jarak antara dua titik/penampang.

Gambar 1.9
Metode Linier Penampang Tegak
3. Metode Pit Solid
Pada metode pit solid ini topografi dan bahan galian akan dibuat menjadi solid,
yang kemudian hasil solid dari topografi dan bahan galian ini dapat diperkirakan
volumenya secara langsung.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 6


1.1.4. Pengenalan Software AutoCad 2007
AutoCAD adalah software atau perangkat lunak yang berfungsi untuk
menggambar/mendesign sebuah objek 2 Dimensi atau 3 Dimensi dengan sistem
CAD. AutoCAD Pertama kali dirilis pada Desember 1982 oleh Autodesk.
AutoCAD berasal dari sebuah program yang disebut Berinteraksi, yang ditulis
dalam bahasa berpemilik oleh Riddle Michael (penemu).
AutoCAD mempunya banyak sekali fungsi dan kegunaan diantaranya sebagai
berikut:
1. AutoCAD mempunyai kemampuan, fitur dan fasilitas yang dapat diandalkan
untuk mewujudkan pekerjaan desain mobil, desain pesawat, interior dan
eksterior bangunan Anda.
2. Membuat denah rumah, ukuran, dan sebagainya menjadi lebih mudah.
3. Rancangan mendesign pesawat terbang model model industri mobil.
4. Rancangan bangunan rumah gedung, jembatan
5. Rancangan membuat baut, mor, kunci, palu, mesin dll.
6. Membuat objek atau bangunan dalam bentuk 1-3 dimensi menjadi sangat
mudah.
7. AutoCAD mampu menangani beragam pekerjaan interior dan eksterior dari
yang sifatnya sederhana hingga amat kompleks, serta mampu mengekspor
hasil akhir sebuah desain ke dalam berbagai format sesuai kebutuhan Anda
dengan kualitas yang bisa diandalkan.
8. Program ini menyediakan banyak sekali tekstur, material, warna dan efek-
efek yang bisa digunakan dengan mudah.
9. Untuk tampilan (view) objek atau bangunan dari berbagai sudut sangat
mudah dilakukan.
Adapun kekurangan AutoCAD adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi ini menjadi lebih kompleks.
2. Software prabayar.
3. Struktur file hasil penggambaran, definisi database dan file database dari
software tersebut rumit.
Alur dari proses pekerjaan desain rumit karena software tersebut terbagi atas
beberapa software lagi menurut bagian konstruksi mana yang akan dibuat.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 7


1.1.5. Pengenalan Add-Ons Quicksurf pada Software AutoCAD 2007
Quicksurf adalah perangkat lunak plugin yang dibuat khusus untuk AutoCAD. Di
desain khusus untuk aplikasi yang berhubungan dengan pembuatan kontur,
Digital Terrain Model, aplikasi Teknik Sipil. Pembuatnya adalah Schreiber
Instruments, Inc.
Surface pada Quicksurf adalah bagian dari memori yang dibuat oleh Quicksurf,
berisi data – data yang diekstrak dari entitas gambar pada AutoCAD, data – data
ini dapat digambarkan langsung atau hanya ditampilkan saja pada jendela gambar
AutoCAD. Quicksurf membuat dan memanipulasi Surface tanpa harus
menampilkannya di layar. Surface pada Quicksurf adalah deskripsi matematis dari
semua data yang dimasukkan. Surface dapat terdiri dari beberapa bagian seperti
point, breakline, TIN (Triangulated Irregular Networks), grids atau Triangulated
Grids (TGRD).
Surface bukan bagian dari entitas dalam AutoCAD penting sekali untuk
membedakan antara Quicksurf Surface dengan entitas gambar dari AutoCAD.

1.1.6. Metode Pit Solid


Pada Bab Pit Solid ini topografi dan bahan galian akan dibuat menjadi solid,
kemudian pembuatan rancangan tambang sesuai dengan rancangan geoteknik
meliputi tinggi jenjang, lebar jenjang, dan single slope. Hasil solid dari rancangan
bukaan tambang dapatdiperkirakan volume overburden dan batubara.
Pada penambangan batubara terbagi menjadi 2 yaitu metode penambangan
terbuka (surface mining) dan penambangan bawah tanah (underground mining).
Bila terdapat singkapan batubara (outcrop) di permukaan tanah pada suatu lahan
yang akan ditambang, maka metode penambangan yang akan dilakukan, yaitu
metode terbuka atau bawah tanah, ditetapkan berdasarkan perhitungan tertentu
yang disebut dengan nisbah pengupasan (Stripping Ratio, SR). Stripping ratio, SR
pada batubara penentuanya pada Stripping ratio ditentukan berdasarkan faktor
berikut :

a. Faktor Volume
Faktor volume merupakan tahap awal dalam penentuan stripping ratio.
Penampang litologi pemboran menunjukkan formasi litologi yang ditembus dan

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 8


ketebalan masing-masing formasi litologi. Dari informasi tersebut, dilakukan
identifikasi ketebalan tanah penutup dan batubara.
Perhitungan luas daerah tergantung dari metode perhitungan cadangan yang
digunakan. Setelah luas daerah diketahui, lalu dilakukan kalkulasi antara
ketebalan rata-rata batubara maupun tanah penutup pada daerah tersebut dengan
luasan daerah, akan diperoleh volume tanah penutup dan batubara pada daerah
tersebut.
b. Faktor Tonase
Dalam perhitungan cadangan, tanah penutup yang akan dikupas maupun
batubara yang akan ditambang dihitung dalam satuan berat (tonase). Konversi
satuan volume kesatuan berat dilakukan dengan bantuan suatu faktor tonase.
Faktor tonase yang dimaksud adalah density. Besar nilai density untuk setiap
material berbeda-beda.
Umumnya satuan yang digunakan untuk density antara lain gram/cm 3, pound/feet
dan ton/meter3. Nilai density untuk tanah penutup (humus dan lempung) sebesar
2300 lb/yd3 atau setara dengan 1,365 ton/m3 dan density batubara sebesar 1,3
ton/m3. Berat/tonase tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara yang
akan ditambang diperoleh dengan mengalikan volume keduanya dengan density
masing-masing. Perhitungan tonase dinyatakan pada persamaan berikut :

c. Nisbah Pengupasan
Salah satu cara menguraikan effisiensi geometri dari operasi penambangan
berdasarkan nisbah pengupasan. Nisbah pengupasan (stripping ratio)
menunjukkan perbandingan antara volume/tonase tanah penutup dengan
volume/tonase batubara pada areal yang akan ditambang. Rumusan umum yang
sering digunakan untuk menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada
persamaan berikut :

Perbandingan antara tanah penutup dengan batubara juga dapat dinyatakan


melaluiperbandingan volume, akan tetapi perbandingan ini hanya bias diterapkan
apabiladensity dari kedua material sama.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 9


d. Break Even Stripping Ratio (BESR)
Break Even Stripping Ratio adalah perbandingan antara biaya penggalian
batubara dengan biaya pengupasan tanah penutup (overburden) atau merupakan
perbandingan biaya penambangan bawah tanah dengan penambangan terbuka.
Break Even Stripping Ratio ini disebut juga overall stripping ratio, yang dapat
dinyatakan sebagai berikut :

Ket. :
A = Biaya penambangan bawah tanah per ton batubara
B = Biaya penambangan terbuka per ton batubara
C = Biaya pengupasan tanah penutup per ton
SR = {(Biaya Tambang Dalam) – (Biaya Tambang Terbuka)} / BiayaPengupasan

Gambar 1.10
Batas Stripping Ratio (SR)
Sebagai contoh, bila dari studi kelayakan (feasibility study) ternyata diketahui
bahwa biaya tambang dalam pada suatu lahan yang akan ditambang adalah US$
150, biaya tambang terbuka adalah US$ 50, dan biaya pengupasan adalah US$10,
maka nisbah pengupasan atau SR adalah 10. Dari gambar 1 di atas terlihat bahwa
sampai dengan posisi tertentu yang merupakan batas SR, penambangan terbuka
lebih menguntungkan untuk dilakukan. Sedangkan jika melebihi batas tersebut,
penambangan akan lebih ekonomis bila dilakukan dengan menggunakan metode
tambang dalam.
Untuk menganalisis kemungkinan metoda penambangan yang akan digunakan
baik tambang terbuka ataupun tambang bawah tanah, maka sangat penting
mengetahui nilai BESR1. Dari nilai BESR1 ini dapat diketahui berapa batasan

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 10


endapan batubara terendah yang dapat ditambang secara terbuka dan
menguntungkan.
Setelah ditentukan bahwa akan digunakan metoda tambang terbuka, maka dalam
rangka pengembangan rencana penambangan digunakan BESR2 dengan rumusan
sebagai berikut :

Ket :
D = Nilai recovery per ton batubara
E = Biaya produksi per ton batubara
C = Biaya pengupasan tanah penutup per ton
BESR2 ini disebut sebagai Economic Stripping Ratio yang artinya berapa besar
keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan batubara tersebut ditambang secara
tambang terbuka. Pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga batubara di pasaran,
maka akan dapat mengakibatkan perluasan tambang sehingga cadangan akan
bertambah, sebaliknya jika harga batubara turun, maka jumlah cadangan akan
berkurang. Pada Bab Pit Solid ini akan topografi dan bahan galian dibuat menjadi
solid, dan pembuatan rancangan tambang sesuai dengan rancangan geoteknik
meliputi tinggi jenjang, lebar jenjang, dan single slope.

1.2. Langkah Kerja Digitasi dan Estimasi Sumberdaya


1. Membuka AutoCAD lalu simpan dan beri nama.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 11


2. Memunculkan gambar ke dalam layer Autocad, Insert > Raster image

Reference > Pilih file gambar yang akan dimunculkan kemudian pilih Open

kemudian klik OK.

3. Atur skala dengan Dimension > Linear lalu draw dari skala 0 – 200. Buka
QuickCal dan bagi skala asli dengan skala yang dibentuk dari dimensinya >
copy hasil pembagiannya. Lalu, tulis sc pada command > enter. Kemudian
pada Specify scale factor or [Copy/Reference ] paste hasil pembagian skala
asli dengan skala yang dibentuk dari dimensinya. Berikut hasil skala yang
dibentuk dimensinya.

Hasil input data :

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 12


4. Menyesuaikan koordinat ( X,Y ) dengan cara tentukan titik acuan yang sudah
jelas koordinatnya dapat menggunakan Rectangle sebagai bantuan specify
base point pada koordinat ( X, Y ) beri warna merah pada kotak. Setelah itu
blok semua peta > enter lalu, m > enter lalu, specify base point > klik pada
perpotongan sumbu X dan Y, lalu masukkan koordinat (X,Y) pada command
> enter.

5. Buat polyline > lalu garis semua indeks kontur agar memudahkan melihat
garis yang sudah di polyline dan ubah warnanya menjadi merah.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 13


6. Kemudian tentukan elevasi pada setiap indeks kontur yang sudah ditebali
dengan cara klik kanan pada kontur properties, ubah elevasi sesuai indeks
kontur pada peta. Gunakan perintah 3do untuk memastikan semua indeks
kontur sudah memiliki ketinggian. Setelah itu, hapus peta asli. Pertama, peta
asli diblok (jangan sampai garis polygon-nya ikut terblok ). Lalu tekan delete.
Hasil penginputan:

7. Blok semua kontur, buka Quicksurf > extract from drawing > extract to
surface > enter.

8. Lalu Quicksurf > export data > surface data > write ASCII file > lalu tekan p
> enter > save file dengan file ekstensi .dat. ( beri nama file .dat dengan nama
yang berbeda dengan file .dwg )

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 14


9. Kemudian File > New, pilih acad. Buka lembar baru, Quicksurf > import data
> read ASCII points. Selanjutnya buka file yang telah di save sebelumnya.

10. Pilih Quicksurf > contour interval . Ketika ada perintah untuk memasukkan
contour interval ketik 1 agar garis kontur tertampilkan untuk setiap
perubahan ketinggian 1 m, kemudian tekan enter.

11. Pilih Quicksurf > contour > enter > d > enter untuk menggambar kontur yang
telah di-import tadi.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 15


Untuk tampilan 3D :

12. Kemudian menambahkan layer untuk seam batubara

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 16


13. Pindah ke layer batubara untuk menentukan posisi bor singkapan di peta
topografi sesuai data di bawah ini, (X = 416343.9585 ; Y = 9149329.8255 ; Z
= 258 ; Dip Deriction = N 19o E ; Dip = 15o ; Ketebalan Semu = 55 meter)

Membuat lubang bor dengan cara pilih format > point style > pilih point
lubang bor > pilih set size at absolute unit > OK.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 17


14. Lalu buat lubang bor dengan draw > point > single point, kemudian ketikan
nilai koordinat titik bor

15. Kemudian plot nilai dip direction dari data yang diketahui yaitu N 19° E,
karena data yang dimasukkan ke autocad menggunakan data strike, maka
nilainya (360°+ 19°)-90° = N 289° E. Matikan dahulu layer topografi peta
seperti dibawah ini

16. Kemudian buat garis bantu dengan polyline ke kanan dan kiri titik bor

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 18


Karena singkapan dari batubara berlapis, maka offset polyline tadi sejauh
ketebalan dari batubara nya, yaitu 55 meter (untuk nilai strike dikuadran 3
dan 4, offset berada diatas)

Kemudian gabung membentuk sebuah bidang

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 19


17. Membuat garis bantu untuk mempermudah meng- offset kemiringan dari
singkapan batubara

18. Kemudian rotate sesuai nilai strike nya yaitu kearah N 19° E (searah jarum
jam , -19)

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 20


19. Garis bantu yag berwarna merah juga di rotate sesuai nilai dip nya yaitu
dengan -15

20. Kemudian extrude bidang singkapan dengan garis bantunya

Terdapat specific height of extrusion or (direction/path/taper angle), untuk


bidang maka pilih path

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 21


Kemudian tampilkan peta topografinya untuk melihat hasil dari extrude

21. Ketik hide kembali apakah sudah terpotong atau belum

Kemdian tampilkan peta topografinya,

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 22


22. Untuk menggabungkan dua bidang maka klik modify > solid editing > union
,kemudian select kedua bidang > enter

Hasilnya seperti di bawah ini :

Hasil hide untuk peta topografi setelah union

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 23


23. Pindah ke layer topografinya, kemudian ketik ext kemudian blok peta
topografi dengan spesific height of extrution diberi nilai -50 m untuk
kedalaman estimasi nya

Hasilnya menjadi seperti di bawah ini :

Hide kembali untuk melihat perpotongan pada peta, hasil nya akan seperti ini :

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 24


24. Selanjutnya ke modify > solid editing > union kemudian ctrl + a, lalu enter

25. Setelah selesai kemudian ketik co untuk meng-copy peta topografi agar
menjadi dua bagian untuk membuat intersection

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 25


26. Klik modify > solid editing > intersection kemudian blok peta topografi hasil
copy

27. Tempel hasil intersection ke peta topografi untuk melihat singkapan estimasi
sumber daya nya

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 26


28. Kemudian untuk melihat volume dan hasil tonase, ketik “massprop” di
command

29. Untuk melihat area dari penampang batubara klik kanan > properties pada
lapisan batubara tersebut lalu cari area untuk mengetahui luas masing –
masing. Selanjutnya, tulis hasil area dari masing – masing sayatan untuk
mempermudah dalam melakukan perhitungan penaksiran sumberdaya yaitu
untuk mencari berapa besar tonase sumberdaya.
Volume Total = 99117383.3772 m3
Tonase = Volume Total x Densitas Batubara
= 6199834.1040 m³ x 1,55 ton/m³
= 9609742.8612 ton
Sehingga didapatkan jumlah sumberdaya batubara berdasarkan perhitungan
tersebut adalah sebesar 9609742.8612 ton.

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 27


LAMPIRAN

https://muktiarsandi.wordpress.com/2016/01/15/perhitungan-sumberdaya-dan-
cadangan/#:~:text=Posted%20in%3A%20estimasi%20cadangan.&text=Kegiatan
%20ini%20dilakukan%20untuk%20menghitung,dilakukan%20dengan%20berbagai
%20macam%20metode. (diakses pada 17.33 WIB, 16 Maret 2021)

https://jurnal.teknologiindustriumi.ac.id/index.php/JG/article/view/39#:~:text=Estimasi
%20sumberdaya%20adalah%20estimasi%20potensi,penambangan%20selanjutnya
%20yaitu%20perhitungan%20cadangan. (diakses pada 17.33 WIB, 16 Maret
2021)

Digitasi dan Estimasi Sumberdaya 28

Anda mungkin juga menyukai