Anda di halaman 1dari 4

Metode Perhitungan Estimasi Cadangan Konvensional

Perhitungan cadangan dilakukan untuk mengetahui kuantitas, kadar, dan lokasi suatu cebakan
mineral agar bisa dievaluasi apakah dapat dilanjutkan ke tahap penambangan atau tidak.
Pemilihan metode perhitungan cadangan didasari oleh faktor geologi endapan, metode
eksplorasi, data yang dimiliki, tujuan perhitungan, dan tingkat kepercayaan yang diinginkan.
Berdasarkan metode (teknik, asumsi, pendekatan), maka penaksiran dan perhitungan
sumberdaya atau cadangan terdiri dari metode konvensional yang terbagi dua, yaitu metode
penampang vertikal (menggunakan rumus mean area, kerucut terpancung, obelisk), serta
penampang horisontal (metode poligon, metode triangle, dan metode circular) (USGS, 1983).
Selain itu, dapat pula dilakukan dengan metode geostatistik dan metode blok.
1. Metode Penampang Vertikal
Metode penampang vertikal menggambarkan kondisi endapan, bijih, tanah penutup
(overburden) pada setiap penampang vertikal. Perhitungan luas masing-masing
penampang. Perhitungan tonase dan volume dilakukan rumus-rumus yang sesuai.

Gambar 1 Perhitungan Volume menggunakan dua penampang


Rumus Prismoida sebagai berikut:

Dengan,
S1,S2 = luas penampang ujung
M = luas penampang tengah
L = Jarak antara S1 dan S2
V = volume cadangan
2. Metode Penampang Horisontal
Metode penampang horisontal yang biasa digunakan adalah metode poligon, isoline,
triangulasi, dan metode circular USGS 1983. Metode isoline merupakan suatu metode
yang menggunakan prinsip dasar isoline yang mana menghubungkan titik-titik yang
memiliki nilai kuantitatif sama. Metode ini digunakan dengan asumsi nilai yang berada
diantara dua buah titik kontinu dan mengalami perubahan secara gradual.
Metode triangulasi dilakukan dengan konsep dasar menjadikan titik yang diketahui
menjadi titik sudur suatu prisma segitiga. Prisma segitiga diperoleh dengan cara
menghubungkan titik-titik yang diketahui tanpa berpotongan. Metode circular USGS 1983
adalah prosedur atau teknik perhitungan dalam sistem U.S. Geological Survey dengan
membuat lingkaran-lingkaran pada setiap titik informasi endapan batubara, yaitu
singkapan batubara dan lokasi titik pemboran. Dan metode poligon adalah suatu metode
perhitungan dengan konsep dasar yang menyatakan bahwa seluruh karakteristik endapan
suatu daerah diwakili oleh satu titik tertentu. Jarak titik bor dalam poligon dengan batas
poligon sama dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat.
3. Metode geostatistik
Dengan mengekspresikan dan merangkum data-data eksplorasi menjadi sebuah model
konseptual dan ekspresi yang komprehesif, maka akan memudahkan perhitungan , salah
satu solusi dari permasalahan adalah pemodelan dengan metoda geostatistik (kriging).
Metode kriging adalah metode geostatistik yang digunakan untuk mengestimasi nilai
dari sebuah titik yang akan diestimasi. Kriging merupakan suatu teknik perhitungan untuk
estimasi dari suatu variabel terregional yang menggunakan pendekatan bahwa data yang
dianalisis dianggap sebagai suatu realisasi dari suatu variabel acak, dan keseluuhan
variabel acak yang dianalisis tersebut akan membentuk suatu fungsi acak menggunakan
model struktural variogram.
Secara umum, kriginga merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis
data geostatistik, yaitu untuk menginterpolasi suatu nilai kandungan mineral berdasarkan
data sampel. Data sampel pada ilmu kebumian biasanyadiambil di lokasi-lokasi atau titik-
titik yang tidak beraturan. Dengan kata lain, metode ini digunakan untuk mengestimasi
besarnya nilai karakteristik Ẑ pada titik tidak tersampel berdasarkan informasi dan
karakteristik titik-titik tersampel Ẑyang berada di sekitarnya dengan mempertimbangkan
korelasi sasial yang ada dalam data tersebut.
Estistmator kriging Ẑ(s) dari Z(s) dapat dituliskan sebagai berikut:
Dengan,
S, Si = lokasi untuk estimasi dan salah satu lokasi dari data yang berdekatan dan
dinyatakan dengan i
m(s) = nilai ekspektasi dari Z(s)
m(si) = nilai ekspektasi dari Z(si)
λi = faktor bobot
n = banyaknya sata sampel yang digunakan untuk estimasi
Z(s) dianggap sebagai bidang acak dengan suatu komponen trend m(s) dan komponen
sisa e(s) =Z(s) – m (s). Estimasi Kriging untuk sisa pada s adalah jumlah berbobot dari sisa
pada sekitar data titik. Nilai λi yang meminimalkan variansi pada estimator, dapat
dinyatakan sebagai berikut.

a. Ordinary Kriging
Ordinary kriging adalah salah satu metode tang terdapat pada metode kriging yang
sering digunakan pada geostatisika. Pada metode ini, memiliki asumsi khas untuk
penerapan yang mudah digunakan darri ordinary kriging adalah intrinsic stationarity
dari bidang dan pengamatan yang cukup untuk mengestimasi variogram. Ordinary
kriging juga memiliki asumsi matematika dalam penerapannya, asumsi tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Rata-rata E[Z(x)} = μ tidak diketahui tapi konstan
2. Variogram γ(x,y) = E[Z(x) – Z(y)2] untuk Z(x) diketahui

Ordinary kriging berhubungan dengan prediksi spasial dua asumsi.

Asumsi model:

Asumsi prediksi:

Dengan,

e(s) = nilai error pada Z(s)

n = banyaknya data sampel yang digunakan untuk estimasi.


Karena koefisien dari hasil penjumlahan prediksi linear adalah 1 dan memilik syarat
yang tak bias, maka E(Ẑ(s)) = μ = E(Z(s)), untuk setiap μ ϵ R dan karena Z(s)
merupakan suatu konstanta maka E(Z(s)) = Z(s).
Jika terdapat estimator error ế(s) pada setiap lokasi, maka ế(s) merupakan
perbedaan antara nilai Ẑ(s) dengan nilai sebenarnya Z(s), yang didefinisikan sebagai
berikut.
ế(s) = Ẑ(s) – Z(s)
Dengan E(ế(s) = 0

Dengan menggunakan persamaan diatas, dapat dibuktikan bahwa Ẑ(s) merupakan


estimator tak bias. Buktinya adalah sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai