Anda di halaman 1dari 11

Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No.

1, Mei 2021 : 11 - 21

PENENTUAN MODEL VARIOGRAM BERDASARKAN


ROOT MEAN SQUARE ERROR DI PT X, SULAWESI UTARA

DETERMINATION OF VARIOGRAM MODEL BASED ON


ROOT MEAN SQUARE ERROR IN PT X, NORTH SULAWESI

Benny Anggara1*, Irfan Marwanza2, Masagus Ahmad Azizi3


1,2,3
Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti,
Jalan Kyai Tapa No.1, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta 11440, Indonesia

*E-mail untuk korespondensi (corresponding author): bennyanggara20@gmail.com

Abstrak - PT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan nikel di Indonesia. PT X telah
melakukan proses penambangan namun, disaat dilakukan perhitungan sumberdaya terdapat ketidakcocokan
dari hasil tonase sumberdaya tersebut. Untuk mendapatkan jumlah sumberdaya nikel laterit yang akurat maka
diperlukan metode estimasi yang tepat serta tervalidasi. Maka dari itu pada penelitian ini menggunakan
metode geostatistik yang memperhitungkan hubungan spasial dari tiap data dengan bantuan variogram yang
divalidasi dengan metode cross validation dan root mean square error (RMSE). Pada penelitian ini sumberdaya
diklasifikasikan berdasarkan nilai kriging efisiensi dari hasil estimasi. Dari hasil RMSE, model variogram kadar
nikel limonit dan saprolit yang paling sesuai adalah model variogram spherical. Hasil RMSE kadar nikel limonit
yaitu 0,186369 dan RMSE kadar nikel saprolit yaitu 0,303487. Hasil estimasi sumberdaya nikel laterit dengan
metode ordinary kriging yaitu 1.595.970 ton. Hasil klasifikasi sumberdaya nikel berdasarkan kriging effisiensi
didapatkan jumlah sumberdaya terukur 899.375 ton, tertunjuk 223.563 ton dan tereka 473.032 ton.

Kata kunci: nikel, klasifikasi sumberdaya nikel, geostatistik, kriging, RMSE

Abstract - PT X is a company engaged in nickel mining in Indonesia.PT X has done the mining process,however,
when the calculation of resources there is a mismatch of the tonnage of the resource. To obtain an accurate
amount of nickel laterite resources, an appropriate and validated estimation method is required. Therefore, in
this study using geostatistic method that takes into account spatial relationship of each data with the help of
variogram validated by cross validation method and root mean square error (RMSE). In this study, resources are
classified based on the value of kriging efficiency from the estimated results. From the RMSE results, the most
suitable nickle limonite and saprolite variogram models are spherical variogram models. the result of RMSE
nickel limonite is 0.186369 and RMSE nickle saprolite is 0.303487.The estimated nickel laterite resources with
ordinary kriging method is 1,595,970 tons. The result of classification of nickel resources based on kriging
effixiency obtained the amount of measured resources 899,375 tons, the indicated resource 223,563 tons and
inferred resource of 473,032 tons.

Keywords: nickel, nickel resource estimation, geostatistics, kriging, RMSE

PENDAHULUAN

PT X merupakan perusahaan Indonesia yang bergerak dalam bidang penambangan Nikel. PT X telah
melakukan proses penambangan namun, disaat dilakukan perhitungan sumberdaya terdapat
ketidakcocokkan dari hasil tonase sumberdaya tersebut. Maka dari itu, pada penelitian ini dilakukan
estimasi sumberdaya yang divalidasi dengan metode cross validasi dan root mean square untuk
mendapatkan hasil yang akurat.

Metode dalam mengestimasi sumberdaya dapat dilakukan dengan metode geostatistik. Metode
geostatistik memiliki keunggulan dengan memperhitungkan hubungan spasial tiap data sehingga
dapat diketahui kontinuitas dari penyebaran tersebut dengan bantuan variogram. Variogram yang
valid sangat penting agar menghasilkan estimasi yang benar maka dari itu, variogram divalidasi

11
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

dengan metode cross validasi. Pada variogram perlu ditentukan model variogram yang paling sesuai
dengan kondisi data sebenarnya maka, dilakukan analisis root mean square untuk menentukan
model variogram yang paling sesuai. Pada estimasi sumberdaya dengan metode geostatistik
digunakan metode Ordinary Kriging. Pada metode ordinary kriging, setiap data saling berhubungan
satu sama lain serta dapat memprediksi nilai dari daerah yang tidak memiliki data real.Metode
Ordinary Kriging dapat menyatakan geometri endapan serta penyebarannya sehingga dapat
digunakan untuk mengestimasi sumberdaya.Tingkat akurasi hasil estimasi sangat dipengaruhi oleh
model variogram yang tepat. Maka dari itu pada penelitian ini dilakukan analisa root mean square
error untuk menentukan model variogram yang paling sesuai serta dilakukan estimasi kriging untuk
mengetahui tonase sumberdaya nikel yang diklasifikasikan berdasarkan kriging efisiensi.

METODE

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif
menggambarkan suatu kondisi dari peristiwa yang dipengaruhi oleh suatu faktor sehingga terjadinya
peristiwa tersebut. Pada penelitian ini, metode deskripsi yang dilakukan adalah meneliti data
assay,lithologi,collar dan survei inti bor hasil eksplorasi PT X pada metode kuantitatif data sekunder
diolah menjadi model-model yang dilakukan secara matematis oleh software. Software yang
digunakan pada penelitian ini adalah Software Microsoft Excel dan Software Surpac.

Statistika Dasar

Statistika adalah ilmu yang mempelejari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,


menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Pada umumnya data sering menunjukkan
kecendrungan terpusat disekitar suatu nilai.Nilai pusat dapat digunakan sebagai suatu ukuran yang
menggambarkan karakteristik umum data. Statistik dasar penting diketahui untuk memberi informasi
data yang akan diolah. Nilai mean,median dan modus dapat memberi informasi kecendrungan
terpusat dari data. Nilai skewness pada data dapat menggambarkan ketidaksimetrisan distribusi
data. Nilai kurtosis merupakan suatu ukuran nilai yang menggambarkan keruncingan dari distribusi
data. Nilai coefficient of varians (COV) dapat menggambarkan ketidakpastian dari suatu data,
semakin tinggi nilai COV maka semakin tinggi ketidakpastiannya yang dapat mempengaruhi error dari
estimasi.

Uji Baik Suai


Uji baik suai dilakukan untuk menentukan distribusi data yang sesuai Sehingga diketahui data dari
sampel mengikuti sebuah distribusi teoritis tertentu atau tidak. Pada penelitian ini hanya
menggunakan metode chi-squared. Pada metode Chi-Squared ditentukan selisih jarak terkecil
antara frekuensi data empirik dengan distribusi teoritis. Untuk menghitung nilai parameter
chi-squared, maka dapat digunakan formulasi untuk menghitung nilai parameter chi-squared
(Azizi,Handayani,2011) yakni :

(1)

Keterangan:
K = Jumlah interval
Ni = Jumlah sampel observasi dalam interval ke- i
Ei = Jumlah sampel ekspektasi dalam interval ke-i

12
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

Metode Estimasi Sumberdaya

Dalam Geostatistik menerima suatu konsep bahwa setiap titik di dalam endapan mewakili suatu
contoh dari distribusi tertentu di dalam ruang, tetapi distribusi titik-titik lain mungkin berbeda
dengan titik-titik lainya di dalam suatu endapan, baik mean dan variannya. Model matematika adalah
dasar dalam asumsi dalam hubungan deterministik antara lokasi sampel dan variabelnya. Namun,
tidak ada model yang dapat menjelaskan variasi dari alam dan bahkan penggunaan teknik interpolasi
dan spasial akan menhasilkan error. Pada geotatistik berperan dalam mengestimasi error tersebut
yang berdasarkan model dengan prinsip unbias serta varian atau error yang diketahui (Oliver dan
Webster,2015).

Ordinary kriging berdasar pada asumsi variasi yang acak dan tergatung spasial,Proses acak yang
mendasari pada dasarnya intrinsik stasioner dengan rerata konstan dan varian yang hanya
bergantung pada pemisahan jarak dan arah antara tempat dan bukan pada posisi absolute (Oliver
dan Webster,2015). Teknik pembobotan kriging berdasarkan pada jarak dan korelasi ruang (spatial
correlation) antar titik contoh. Sebelum melakukan estimasi sumberdaya dengan metode kriging
dilakukan pembuatan variogram terlebih dahulu. Pembuatan variogram adalah langkah awal dalam
perhitungan geostatistik untuk mengetahui variasi spasial antara data.Pada model variogram akan
diperoleh nilai sill variance yaitu rata-rata varian dari sampel pada umumnya, nugget effect yaitu
banyaknya variasi dalam jarak yang dekat dan nilai range yaitu jarak antara data yang saling
berhubungan.

Unsur utama dari penaksiran yang baik adalah tidak sekedar menghasilkan kadar blok, tetapi harus
juga memberikan indikasi sejauh mana kadar ini mungkin berbeda dengan kadar sesungguhnya.
Perhitungan yang biasa digunakan dalam variogram adalah metode moment Matheron dengan
rumus sebagai berikut:

(2)

Keterangan:
= Variogram untuk titik langsung dengan jarak (h)
m (h) = Jumlah pasang data
h = 1d, 2d, 3d (d= rata-rata spasi dari titik data)
z (xi) = Nilai data dalam titik i
z (xi+h) = Nilai data dalam titik yang bergabung dengan h dan xi

Sebelum dilakukan estimasi dengan metode ordinary kriging maka perlu ditentukan model variogram
yang paling sesuai untuk digunakan sebagai parameter estimasi, model variogram yang biasa
digunakan yaitu (Morgan,2011) :

1. Model Spherical

Model spherical kemungkinan merupakan model variogram yang paling sering digunakan
(Isaaks,Srivastava,1989). Model spherical dirumuskan sebagai berikut:

(3)

13
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

2. Model Exponential

Model exponential seperti model spherical dimana bersifat linier pada jarak pendek dekat titik asal,
bagiamanapun model exponential meningkat secara tajam dan melandai secara bertahap
(Isaaks,Srivastava,1989).

(4)

3. Model Gaussian

Model gaussian digunakan untuk memrepresentasikan fenomena ketergantungan data yang tinggi
dalam jarak pendek (Morgan,2011). Model gaussian dirumuskan sebagai berikut:

(5)

Keterangan:
= Variogram untuk titik langsung dengan jarak (h)
h = Distance
a = Nilai range
c = Nilai sill
= Parameter bentuk

Cross Validation

Cross validation atau validasi silang digunakan untuk menguji validitas dari model variogram untuk
menghasilkan hasil kriging yang akurat. Metode validasi silang membandingkan antara data hasil
estimasi dengan data sampel sehingga dapat diketahui nilai rata-rata error dan nilai koefisien
korelasi. Hasil estimasi dikatakan unbias ketika titik plot relatif seimbang berada diatas dan dibawah
garis linier (I.Marwanza,dkk,2018)

Root Mean Square Error

Nilai root mean square error digunakan untuk mengetahui jenis model variogram yang paling sesuai
dengan memperhatikan nilai error yang dihasilkan. Model variogram yang memiliki nilai root mean
square error yang terkecil akan digunakan sebagai model variogram untuk estimasi kriging.
Perhitungan root mean square error dapat digunakan rumus pada Persamaan 6 (Bargawa, Purnomo,
2016), yaitu:

(6)
Keterangan:
= Nilai estimasi
= Nilai sampel
n = Jumlah sampel

14
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

Klasifikasi Sumberdaya Berdasarkan Kriging Efisiensi

Klasifikasi sumberdaya nikel menurut Snowden (1996) berdasarkan Kriging Efisiensi (KE). Kriging
Efisiensi dinyatakan dengan varians kriging yang dinormalisasi dengan varians blok yang sebenarnya
dalam bentuk presentase. Kriging Effisiensi tinggi berarti kriging varians rendah, dan varians
estimasi blok kurang lebih sama dengan nilainya dengan varians blok yang sebenarnya. Nilai block
varians(BV) diperoleh dari rata-rata nilai kriging varians (KV) pada semua blok yang dihitung.

Perhitungan Kriging Efisiensi adalah sebagai berikut:

(7)
Keterangan:
KE = Kriging Effisiensi
BV = Block Varians
KV = Kriging Varians

Klasifikasi sumberdaya berdasarkan Kriging Efisiensi adalah sebagai berikut:


1. Tereka (inffered), suatu blok mempunyai nilai KE ≤ 0,3
2. Tertunjuk (indicated), suatu blok mempunyai nilai 0,3 < KE < 0,5
3. Terukur (measured), suatu blok mempunyai nilai KE ≥ 0,5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder hasil pengeboran pada daerah penelitian di daerah
blok barat. Data lubang bor yang digunakan dalam penelitian ini adalah 102 lubang bor dengan
rata-rata spasi lubang bor ± 50 meter. Data lubang bor tersebar pada koordinat 9662272.288 N -
9662598.293 N dan 414951.271 E - 415997.8 E dengan rata-rata kedalaman lubang bor adalah 24,91
meter.

Analisa Statistik Dasar

Pada histogram gambar 1 data terindikasi adanya nilai data yang menjauhi dari distribusinya yaitu
kadar dengan nilai > 2,9. Nilai pencilan(outlier) ini dapat menyebabkan error pada data. Maka dari itu
dilakukan pemotongan kadar (cut off) > 2,9. Dari pengolahan data diperoleh nilai mean unsur nikel
yaitu 0,984. Nilai median nikel pada zona limonit yaitu 0,93 yang berarti 50% kadar nikel sebesar
lebih dari 0,93 dan 50 % kadar nikel lebih kecil dari 0,93. Standar deviasi merupakan suatu ukuran
nilai persebaran data terhadap nilai rata-rata. Pada zona limonit unsur nikel memiliki nilai standar
deviasi 0,3 yang berarti kadar nikel pada zona limonit tidak tersebar jauh dari nilai rata-rata kadar
nikel tersebut.

Nilai skewness pada data dapat menggambarkan ketidaksimtrisan distribusi data tersebut, untuk
unsur nikel memiliki nilai skewness yaitu 1,27. Nilai skewness unsur nikel bernilai postif yang
mengindikasikan bahwa kurva distribusi data nikel lebih condong ke arah kanan(dapat dilihat pada
Gambar 1). Nilai kurtosis merupakan suatu ukuran nilai yang menggambarkan keruncingan dari
distribusi data, untuk unsur nikel pada zona limonit memiliki nilai kurtosis yaitu 5,61 artinya data
berdisitribusi dengan puncak yang tinggi atau leptokurtik. Nilai coefficient of variance kadar nikel
pada zona limonit yaitu 0,31.

15
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

(a) (b)
Gambar 1. Grafik histogram kadar nikel zona limonit (a) sebelum cut-off dan (b) setelah cut-off > 2,9

Pada histogram data gambar 2 terindikasi adanya nilai data yang menjauhi dari distribusinya yaitu
kadar dengan nilai > 3,0 terlihat dari histogram adanya gap nilai yang terindikasi sebagai outlier. Nilai
pencilan(outlier) ini dapat menyebabkan error pada data. Maka dari itu dilakukan pemotongan kadar
(cut off) > 3,0. Pada zona saprolit nilai mean unsur nikel yaitu 1,411. Nilai median pada unsur nikel
saprolit yaitu 1,44, artinya kadar nikel pada zona saprolit lebih tinggi dibandingkan zona limonit
dengan nilai kadar 1,44 diatas 50 %. Nilai standar deviasi unsur nikel pada zona saprolit yaitu 0,58
yang berarti nilainya menyebar sedikit lebih tinggi dibanding unsur nikel limonit.

Nilai skewness unsur nikel saprolit yaitu -0,08. Nilai skewness unsur nikel bernilai negatif yang
mengindikasikan bahwa kurva distribusi data nikel lebih condong ke arah kiri (dapat dilihat pada
Gambar 2). Nilai kurtosis nikel saprolit yaitu 2,45 artinya data berdistribusi dengan puncak yang
hampir mendatar atau platikurtik. Nilai coefficient of variance nikel pada zona saprolit yaitu 0,41.

(a) (b)
Gambar 2. Grafik histogram kadar nikel zona saprolit (a) Sebelum cut-off dan (b) Setelah cut-off > 3,0

Uji Baik Suai

Uji baik suai dilakukan pada kadar nikel lapisan limonit dan saprolit untuk mengetahui distribusi yang
paling sesuai. Pada metode chi-squared membandingkan nilai empirik dengan nilai teoritik, kemudian
nilai chi-squared terkecil dipilih sebagai distribusi yang paling sesuai. Pada Tabel 1 merupakan hasil
dari proses pengolahan data kadar nikel lapisan limonit menunjukkan bahwa data kadar nikel limonit
memiliki fungsi distribusi yang paling sesuai adalah lognormal.

Tabel 1. Hasil uji baik suai kadar nikel limonit

Parameter Normal Log-normal Gamma


Chi-Squared 3,836 0,883 1,218
Mean 0,989 0,992 0,989
Varians 0,101 0,104 0,092
Standar Deviasi 0,32 0,32 0,30
CoV 0,324 0,323 0,303

16
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

Pada Gambar 3 secara visual garis distribusi lognormal berwarna coklat lebih sesuai mengikuti data
empirik histogram batang dibandingkan distribusi normal dan gamma, hal ini juga terkonfirmasi pada
Tabel 1 nilai chi-squared terkecil adalah distribusi log-normal.

Gambar 3. Uji baik suai distribusi data limonit

Pada Tabel 2 merupakan hasil dari proses pengolahan data kadar nikel lapisan saprolit menunjukkan
bahwa data kadar nikel saprolit memiliki fungsi distribusi yang paling sesuai adalah normal dengan
nilai paling kecil 0,769 dibandingkan nilai chi-squared distribusi lognormal dan gamma.

Tabel 2. Hasil uji baik suai kadar nikel saprolit

Parameter Normal Log-normal Gamma


Chi-Squared 0,769 4,078 2,183
Mean 1,411 1,448 1,411
Varians 0,332 0,679 0,437
Standar Deviasi 0,58 0,82 0,66
CoV 0,41 0,566 0,468

Pada Gambar 4 secara visual garis distribusi normal berwarna merah lebih sesuai mengikuti data
empirik histogram batang dibandingkan distribusi lognormal dan gamma, hal ini juga terkonfirmasi
pada Tabel 2 nilai chi-squared terkecil adalah distribusi normal.

Gambar 4. Uji baik suai distribusi data saprolit

Analisa Statistik Spasial

Pada variogram eksperimental nikel lapisan limonit, digunakan parameter lag yaitu 65 dengan spread
22,5° dan arah dengan nilai range maksimum adalah 90°. Sedangkan, Pada lapisan limonit, jarak data
kadar nikel yang masih berpengaruh (range) yaitu 101 meter. Nilai rata-rata variasi (sill) kadar nikel

17
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

limonit yaitu 0,07 dengan nilai variasi pada jarak yang dekat (nugget effect) yaitu 0,01. Rasio range
sumbu major terhadap sumbu semi major yaitu 1,086 maka range pada sumbu semi major adalah 93
meter. Rasio range sumbu major terhadap sumbu minor adalah 9,458 maka range pada sumbu minor
adalah 10,7 meter.

Gambar 5. Variogram model kadar nikel lapisan limonit

Pada variogram eksperimental nikel lapisan saprolit digunakan parameter lag yaitu 64,5 dengan
spread 22,5° dan Arah dengan nilai range maksimum nikel saprolit adalah 101°.Pada lapisan saprolit,
variogram eksperimental kadar nikel juga dilakukan pemodelan. Setelah dilakukan pemodelan maka
didapatkan bahwa kemenerusan atau jarak data nikel yang masih berpengaruh (range) adalah 160
meter. Nilai rata-rata variasi (sill) kadar nikel saprolit yaitu 0,33 dengan nilai variasi pada jarak yang
dekat (nugget effect) yaitu 0,01. Data sill memberi informasi bahwa kadar nikel pada lapisan saprolit
lebih bervariasi dibandingkan kadar nikel pada zona limonit. Rasio range sumbu major terhadap
sumbu semi major yaitu 1,947 maka range pada sumbu semi major adalah 82 meter. Rasio range
sumbu major terhadap sumbu minor adalah 16,16 maka range pada sumbu minor adalah 9,9 meter.

Gambar 6. Variogram model kadar nikel lapisan saprolit

18
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

Cross Validation

Cross validation dilakukan untuk menguji validitas dari hasil estimasi. Hasil cross validation dari kadar
nikel lapisan limonit menghasilkan nilai mean error 0,003. Hasil correlation coefficient yang tinggi
yaitu 0,78 mengindikasikan bahwa hasil estimasi berkorelasi baik dengan nilai sampel. Pada gambar 7
hasil plot menyebar dan tidak memihak pada satu sisi sehingga dapat disimpulkan bahwa model
variogram bersifat unbias.

Gambar 7. Cross validation kadar nikel lapisan limonit

Hasil cross validation dari kadar nikel lapisan saprolit menghasilkan nilai mean error -0,008. Nilai
negatif pada mean error nikel saprolit berarti nilai mean hasil estimasi relatif lebih tinggi
dibandingkan nilai sampel. Hasil correlation coefficient nikel saprolit yang tinggi yaitu 0,85 yang
berarti nilai estimasi berkorelasi baik dengan nilai sampel. Pada gambar 8 hasil plot menyebar dan
tidak memihak pada satu sisi sehingga, dapat disimpulkan bahwa model variogram bersifat unbias.

Gambar 8. Cross validation kadar nikel lapisan saprolit

19
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

Root Mean Square Error

Nilai root mean square error digunakan untuk menentukan model variogram yang paling sesuai
untuk digunakan sebagai parameter dalam estimasi. Dari hasil analisa root mean square error, model
variogram yang paling sesuai untuk kadar nikel limonit dan saprolit adalah model spherical dengan
nilai RMSE nikel limonit dan saprolit yaitu 0,186369 dan 0.303487. Pada tabel 3 merupakan hasil dari
analisa RMSE untuk kadar nikel lapisan limonit dan saprolit.

Tabel 3. Root mean square model variogram nikel lapisan limonit dan saprolit

Variogram Spatial Ratio


Zona Variabel Nugget Sill RMSE
Model (Nugget/Sill) dalam %
Spherical 0,01 0,07 14 0,186369
Ni Exponential 0,02 0,07 29 0,186646
Limonit
Gaussian 0,03 0,06 50 0,228426
Spherical 0,01 0,33 3 0,303487
Saprolit Ni Exponential 0,04 0,32 12,5 0,304323
Gaussian 0,07 0,27 26 0,350316

Hasil Estimasi Sumberdaya Berdasarkan Kriging Efisiensi

Proses estimasi dilakukan untuk unsur nikel pada lapisan limonit dan lapisan saprolit dengan metode
Ordinary Kriging, sehingga menghasilkan nilai tonase yang diklasifikasikan berdasarkan kriging
effisiensi. Berdasarkan kriging efisiensi, sumberdaya dengan COG 1,54 klasifikasi terukur yaitu
899.375 ton , tertunjuk yaitu 223.563 ton dan tereka yaitu 473.032 ton sehingga total sumberdaya
nikel yaitu 1.595.970 ton.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa model variogram yang paling sesuai
untuk kadar nikel lapisan limonit dan saprolit adalah model exponential dengan nilai RMSE 0,186369
dan 0,303487. Hasil estimasi sumberdaya nikel laterit pada daerah penelitian dengan metode
ordinary kriging yaitu 1.595.570 ton. Berdasarkan hasil klasifikasi sumberdaya nikel berdasarkan
kriging efisiensi, didapatkan jumlah sumberdaya terukur 899.375 ton, tertunjuk 223.563 ton dan
tereka 473.032 ton.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak Universitas Trisakti yang telah mendukung
penuh sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arif,I.2018, Nikel Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


2. Azizi,M.A. dan Handayani,H.E.2011.Karakteristik Parameter Masukan untuk Anaslisis Kestabilan
Lereng Tunggal.Prosiding Nasional AvoER ke-3,Palembang
3. Bargawa,W.S. dan Purnomo H.2016.Performance Evaluation of Ordinary Kriging and Inverse
Distance Weighting Methods for Nickel Laterite Resources Estimation.International Conference on
Science Technology 2nd Geomaritime Symposium,Yogyakarta.
4. Fahmeyzan.D,dkk.Uji Normalitas Data Omzet Bulanan Pelaku Ekonomi Mikro Desa Senggigi
dengan Menggunakan Skewness dan Kurtosis.2018.Jurnal Varian

20
Indonesian Mining and Energy Journal Vol. 4, No. 1, Mei 2021 : 11 - 21

5. I. Marwanza, dkk.2018.Copper Ressource Estimastion in PT X Batu Hijau, Regancy of West


Sumbawa, West Nusa Tenggara Province Using Geostatistical Method.IOP Conf.Series:Earth and
Envirronmental Science 212.
6. Isaaks,E.H. and Srivastava,R.M.(1989).An Introduction to Applied Geostatistics.New York:Oxford
University Press.
7. Morgan.C.J.Theoritical and Practical Aspects of Variography:In Particular,Estimation and
Modelling of Semi-Variograms Over areas of Limited and Clustered or Widely Spaced Data in a
Two-Dimensional South African Gold Mining Context.2011.Johannesberg:University of the
Witwatersrand.
8. Oliver,M.A dan Webster.R.(2015):Basic Steps in Geostatistics:The Variogram and
Kriging,SpringerBriefs in Agriculture
9. Sasongko, Arifudin I dan Lediyantje L.2013.Kajian Kadar Batas Optimum (Optimum Cut-off Grade)
pada Penambangan Nikel Laterit dengan Penjualan dalam Bentuk Material Bijih
Mentah.Proceeding Annual Engineering Seminar,Yogyakarta
10.Snowden.1996. Practical Interpretation of Resource Classification Guidelines. Perth : AusIMM

21

Anda mungkin juga menyukai