ACARA 4
PERHITUNGAN PTTS
Kelas : J
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
❖ Latar belakang
Sistem proyeksi yang dimaksud di sini menyangkut proses hitungan dan cara
menggambarkan "kulit" bumi yang bentuknya mendekati elipsoid menjadi gambar yang
datar. Adapun tujuan dari pembuatan peta adalah untuk mengetahui bagaimana dan apa
saja unsur permukaan bumi suatu daerah dalam pandangan yang kecil, tanpa mendatangi
daerah tersebut, ataupun dapat juga sebagai perhitungan luas area. Metode poligon adalah
cara untuk penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik yang satu dengan lainnya
dihubungkan satu dengan yang lain dengan pengukuran jarak dan sudut sehingga
membentuk rangkaian titik-titik (poligon).
Prinsip dari poligon terbuka adalah menetapkan sudut jurusan dan panjang dari
beberapa gabungan garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk
keputusan pemetaan dari suatu daerah tertentu, sudut-sudut diukur dengan tedolit searah
jarum jam dan sudut-sudut jurusan dari sudut yang akan di ukur, garis dari hasil
pengukuran baik sudut maupun luasan dapat di peroleh dengan baik. Oleh karena itu,
dilaksanakannya praktikum perpetaan tentang titik detail ini agar para praktikan nantinya
dapat menetukan sebuah kontur topografi pada area yang dilakukan proses pengambilan
data dengan menembak beberapa titik koordinat di lapangan yang telah dipasangkan
rambu ukur, menggunakan alat ukur teodolit.
BAB II
DASAR TEORI
Dari data ukuran sudut, atau sudut jurusan dengan bantuan busur derajat sedangkan
jaraknya dengan bantuan mistar skala. Selain itu untuk penggambaran poligon grafis
dapat langsung digambarkan dari data sudut horizontal atau sudut jurusan dan jarak
tanpabantuan busur derajat dan mistar skala (Seno Aji, 2014).
Dalam ilmu ukur tanah posisi titik di muka bumi, misalnya titik A0 pada bidang
datarnya dinyatakan oleh absis XA dan ordinat YA dalam sistem koordinat kartesian.
Sebagai sumbu Y dalam sistem kartesian adalah dipilih garis meridian yang melalui satu
titik. Pada meridian yang dipilih adalah meridian melalui titik O. Titik ini selanjutnya
ditetapkan sebagai titik awal (titik nol) sistem koordinat. Sebagai sumbu X adalah garis
tegak lurus sumbu Y di titik nol. Maksud dari penentuan posisi horizontal adalah
menentukan koordinat titik baru dari satu atau beberapa titik yang telah diketahui
koordinatnya. Metode penentuan posisi horizontal dapat dikelompokkan ke dalam
metode penentuan titik tunggal (satu titik) dan metode penentuan banyak titik (Ipah
Saripah dal 2017).
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai,
maupun irigasi. Tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka.
namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas
lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut
dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali
ke titik awal seperti pada gambar di bawah ini (Ipah Saripah dkk, 2017).
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat pada
titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x, y, z). Sedangkan terikat
tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja.
Data koordinat tersebut bisa didapatkan dari benchmark (Ipah Saripah dkk, 2017).
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL
= - 89,26902853
= -89° 16’ 8,5” + 360°
= 270° 43’ 51,5”
• Azimuth Akhir
❖ Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
dalam perhitungan polygon terbuka terikat sempurna dalam menghitung azimuth harus
teliti dalam melihat koordinat dan jarak yang ada.
❖ Saran
Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya menggunakan Kompas geologi dalam
penentuan azimuth awal.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Seno. 2014. Kajian Penentuan Luas Tanah Dengan Berbagai Metode. Universitas Merdeka
Madiun, Madiun
Saripah, Ipah. 2017. Modul 2 Dasar-Dasar Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan Jalan.
Kementrian PUPR, Bandung