Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM GEODESI

Praktikum ke

Judul Praktikum

pengukuran jarak, sudut, koordinat

Hari/Tanggal

12 November 2014

Lokasi Praktikum

Areal Kampus UNJA Mendalo

Kelas

Teknik Pertambangan

Kelompok

1B

Disusun oleh :
1. Ardinal
2. Yudha Gusti W
3. Budi Pratama
4. Nadya Farah K
5. Adi Warda S

(F1D113002)
(F1D113004)
(F1D113012)
(F1D113018)
(F1D113034)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
SEMESTER GANJIL 2014/2015

LEMBAR PENGESAHAN

NO

NAMA

NIM

1.

Ardinal

F1D113002

2.

Yudha Gusti Wibowo

F1D113004

3.

Budi Pratama

F1D113012

1.

Nadya Farah K

F1D113018

5.

Adi Warda S

F1D113034

Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Y. Morsa Said , MT)


NIP. 19620701 198902 1 001

TANDA TANGAN

I. DASAR TEORI

A. Pengukuran jarak
Jarak merupakan rentangan hubungan terpendek antara dua titik. Jauh rentangan antara dua
titik dinyatakan dalam satuan ukuran.
Panjang garis dalam peta itu yang harus diukur panjangnya untuk melengkapi sudutsudutdalam penentuan lokasi titik-titik. Kedudukan kedua titik tsb, bisa pada :

Posisi datar (sejajar dengan bidang datar), disebut


jarak datar

Posisi miring (membentuk sudut lancip dengan bidang datar), disebut


jarak miring (lapangan)

Posisi tegak (membentuk sudut 900 terhadap bidang datar), disebut jarak tegak
(bedatinggi)

Pengukuran jarak secara garis besar terbagi 2 jenis pengukuran yaitu secara langsung dantidak
langsung.
Pengukuran jarak secara langsung : pengukuran jarak antara dua titik tidak begitu jauhatau
pada hamparan lahan yang tidak begitu luas. Pengukuran ini dilakukan dengancara sederhana.
Peralatan ukur yang digunakan berupa galah, pita ukur atau rantaiukur.Pengukuran jarak secara tak langsung : pengukuran jarak antara dua titik cukup jauhatau pada
hamparan lahan yang cukup luas. Pengukuran dilakukan secara optik atauelektronik.
Peralatan ukur yang digunakan berupa alat optik (manual atau elektronik).
Pengukuran jarak langsung dibagi menjadi dua tahapan, yaitu :
1. Pelurusan antara dua titik yang akan diukur.
2. Pelaksanaan pengukuran jarak
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengukuran, yaitu:
a. Menentukan terlebih dahulu batas-batas areal yang akan diukur.
b. Pemilihan satu atau lebih garis ukur yang akan digunakan sebagai patokan pengukura
terhadap titik-titik yang lain. Garis ini akan memberikan kemudahan dalam
pengukuran.
c. Letak garis ukur harus dekat dengan kenampakan-kenampakan yang akan diukur dan
tidak menimbulkan offset yang panjang.
d. Membuat sketsa yang jelas sebelum melakukan. Hal ini akan membantu dan
memudahkan pekerjaan.

B. Koordinat Polar
Pengukuran situasi ialah serangkaian pengukuran suatu daerah dengan cara menentukan
objek-objek penting berdasarkan unsur sudut dan jarak dalam jumlah yang cukup, sehingga
dapat mewakili atau menggambarkan daerah tersebut dan seisinya secara jelas mungkin
dengan skala tertentu.
Prinsip pengukuran dalam hal ini adalah dengan sistem grafis. Jenis pengukuran
menggunakan alat sederhana seperti : kompas, jalon, pita ukur, statif rambu atau tripod, kapur
tulis, papan data dan alat tulis. Umumnya dilakukan untuk pemetaan daerah-daerah kecil.
Adapun cara yang dilakukan adalah dengan metode koordinat polar.
Sistem koordinat polar dinyatakan dengan unsur sudut ( yang diukur dari sumbu y positif
(utara) searah putaran jarum jam dan unsur jarak (d) yang diukur diantara dua titik yang
bersangkutan. Keuntungan cara dengan koordinat polar ialah, pada satu kali kedudukan alat
pengukuran sudut dapat ditentukan atau diukur banyak titik, keuntungn lainnya dengan cara
ini ialah dimungkinkan pengukuran pada lapangan yang tidak datar.
Prinsip penentuan letak titik-titik dengan koordinat polar ialah :
1. Dimulai dari arah utara geografis
2. Diputar dengan cara jalannya jarum jam
3. Diakhri pada arah terhadap titik target yang bersangkutan

C. Pengukuran Sudut dan Azimut


Pengukuran sudut berarti mengukur suatu sudut yang terbentuk antara suatu titik dan dua
titik lainnya. Pada pengukuran ini dapat diukur arah daripada dua titi atau lebih yang dibidik
dari satu titik control dan jarak antara titik-titik diabaikan.
Sudut-sudut dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Secara langsungsudut
diukurdi

lapangan

dengan

kompas,

theodolit

kompas,

theodolit

biasa

ataupunsextan.Sedangkan secara tidaklangsung dapat diukur dengan metode pita, yang


harganyadihitungdari hubungan kuantitas yangdiketahui dalam sebuahsegitiga atau bentuk
geometrik sederhana lainnya.
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) denagan titik/sasaran yang dituju. Azimuth
sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth, yaitu :
a. Azimuth sebenarnya, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik
b. Azimuth magnetis, yaitu sudut yang sibentuk antara utara sebenarnya dengan titik
sasaran
c. Azimuth peta, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran

Back Azimuth adalah besar sudut kebalikan kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya
adalah bila sudut azimuth lebih dari 180o maka sudut azimuth dikurangi 180o , bila sudut
azimuth kurang dari 180o maka sudut azimuth kurangi 180o , bila sudut azimut =180o maka
back azimutrhnya adalah 0o atau 360o.

II.

TUJUAN PRAKTIKUM
1) Mengenal macam alat-ukur jarak dan kompas survei
2) Memahami ketelitian bacaan alat ukur
3) Mampu mengoperasikan alat ukur jarak dan kompas secara langsung
4) Mampu menentukan koordinat arget dengan metode polar
5) Mampu menyajikan hasil ukuran menjadi peta

III. BAHAN DAN ALAT


1) Pita ukur
2) Kompas survei
3) Jalon atau anjir
4) Busur dan Penggaris
5) Buku catatan lapangan
6) Alat tulis dan papan alat tulis

IV. PROSEDUR KERJA


Langkah Kerja Pengukuran
1) Tahap awal lakukan orientsi dan buatlah sketsa dan lapangan sehingga dapat
dilakukan perencanaan titik-titik pengukuran
2) Tentukan titik patoknya msialnya titk P, selanjutnya tentukan titik detail atau target
yang akan diukur
3) Tempatkan kompas mendatar diatas titik P, sampai kedudukan komps benar-benar
mendatar dan sejajar, kemudian arah kompas kearah utara.
4) Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik A
dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oelh jarum kompas, sehingga

didapat Po-A. Ukur jarak dari titik Po ke A dengan pita ukur sehingga diperoleh (d)
Po-A.
5) Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik B
dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oelh jarum kompas, sehingga
didapat Po-B. Ukur jarak dari titik Po ke B dengan pita ukur sehingga diperoleh (d)
Po-B.
6) Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik C
dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oelh jarum kompas, sehingga
didapat Po-C. Ukur jarak dari titik Po ke C dengan pita ukur sehingga diperoleh (d)
Po-C.
7) Tempatkan jalon pada titik-titik yang akan dibidik. Arahkan visir kompas ke titik D
dan bacalah skala lingkaran sudut yang ditunjukan oelh jarum kompas, sehingga
didapat Po-D. Ukur jarak dari titik Po ke D dengan pita ukur sehingga diperoleh (d)
Po-D.
8) Mengukur jarak antara titik A dan titik B, serta mengukur jarak antara titik C dan titik
D menggunakan pita ukur.
9) Mengukur jarak titik A dengan bahu jalan, serta mengukur jarak antara titik C dengan
bahu jalan menggunakan pita ukur.
10) Hasil dari pengukuran dicatat kemudian lakukan penggambaran peta dengan metode
grafis pada kertas milimeter block dan dilakukan perhitungan data hasil pengukuran.

Perhitungan Data

Ditetapkan Koordinat Po=(100,100)


Titik Target
Po-A

Azimut(rata-rata)
40

8,2

319

10

Po-C

240

9,01

Po-D

140 o

4,02

Po-B

*) adalah nilai rata-rata dari lima kali pengukurn (minimal)


Ditanya:
1.
2.
3.
4.

d-(m) (rata-rata)

Koordinat Po-A X dan Y =...?


Koordinat Po-B X dan Y =...?
Koordinat Po-C X dan Y =...?
Koordinat Po-D X dan Y =...?

Penggambaran
Penggambaran yang dilakukan oleh tiap kelompok degan menggunakan metode grafis
yaitu langsung melakukan penggambaran dengan mengetahui hasil pengamat dilapangan dan
diskalakan dengan menggunakan alat tulis seperti : busur derajat, penggaris, pensil,
penghapus karet, kertas milimeter block dan pensul bolpoin warna(0,5).
Langkah Kerja Penggambaran
1. Menggunakan busur derajat untuk menggabarkan sudut yang diperoleh dari hasil
pengukuran, dengan menetapkan sudut utara menghadap atas pada kertas millimeter
block.
2. Menentukan skala gambar yang akan diproyeksikan diatas kertas
3. Penggambaran objek atau areal dilakukan dengan memasukkan data jarak dari Po ke
titik yang akan dipetakan, hal ini dilakukan pada setiap titik yang diukur sudutnya.
4. Dapat digambarkan pada kertas millimeter block menyesuaikan dengan skala yang
telah ditentukan
5. Pembuatan title block dengan mencantumkan skala, lokasi, tanggal, legenda, tim
pengukur, dan lembaga pendidikan.

5. HASIL PENGUKURAN
a) Azimut

Po-A

Po-B

Po-C

Po-D

b) D-(m)

Po-A

Po-B

Po-C

Po-D

=
=
=
=

c) Koordinat titik
P (100,100)
Titik A (105.27 ,106.28)
Xa

`Ya

= Xp + dPA

Yb

Xc

= Xp + dPC sin PC

= 100 + 8,2 sin 40o

= 100 + 9,01 sin 240o

= 92,3

105,27

= Ya + dPA cos PA

Yc

= Yp + dPC cos PC

= 100 + 8,2 cos 40o

= 100 + 9,01 cos 240o

= 106,28

= 95,5

Titik B (93.7 , 107.6)


Xb

Titik C (92.3 ,95.5)

= Xp + dPB sin PB

Titik D (102.5 ,97.04)


Xd

= Xp + dPD sin PD

=100 + 10 sin 320o

= 100 + 4,02 sin 140o

= 93,7

= 102,5

= Yb + dPB cos PB

Yd

= Yp + dPD cos PD

= 100 + 10 cos 320o

= 100+ 4,02 cos 140o

= 107,6

= 97,04

6. ANALISIS
Pengukuran yang kami lakukan ialah serangkaian pengukuran suatu daerah dengan
cara menentukan objek-objek penting berdasarkan unsur sudut dan jarak dalam jumlah yang
cukup, sehingga dapat mewakili atau menggambarkan daerah tersebut dan seisinya secara
jelas mungkin dengan skala tertentu. Pada pengukuran ini kami lakukan dengan memberikan
jarak dan sudut yang besarnya acak menurut letak titik (patok) yang kami pasang di lapangan.
Prinsip pengukura ini adalah dengan sistem grafis. Pengukuran pun menggunakan alat
sederhana seperti : kompas, pita ukur, meteran, papan data dan alat tulis. Umumnya alat
tersebut digunakan untuk mengukur daerah-daerah yang relatif kecil karena ketelitian dan
kapasitas ukurannya pun relatif kecil ( 30m ). Dan alat ukur ini sesuai dengan lokasi yang
diukur dimana tidak terlalu luas. Adapun cara yang dilakukan adalah dengan metode
koordinat polar.
Sistem koordinat polar dinyatakan dengan unsur sudut ( yang diukur dari sumbu y
positif (utara) searah putaran jarum jam dan unsur jarak (d) yang diukur diantara dua titik
yang bersangkutan. Keuntungan cara dengan koordinat polar ialah, pada satu kali kedudukan
alat pengukuran sudut dapat ditentukan atau diukur banyak titik, keuntungn lainnya dengan
cara ini ialah dimungkinkan pengukuran pada lapangan yang tidak datar.
Untuk pengukuran Azimuth sendiri kami menggunakan metode pengukuran Azimuth
Sebenarnya ,yang mana besar sudut yang diukur adalah hasil bentukan antara utara kompas
dengan titik yang telah dipasang di lapangan . Pengunaan metode azimuth sebenarnya ini
lebih memudahkan kami dalam pengukuran dan lebih fungsional dibanding metode
pengukuran Azimuth yang lainnya. Pengukuran Azimuth ini menggunakan kompas sebagai
patokan sudut nya dan titik acuan ,serta dibantu meteran yang dibentangkan antara titik pusat
dengan titik acuan suapaya memudahkan dalam penentuan sudut yang lebih akurat.
Dalam pengukuran banyak hambatan yang membuat hasil pengukuran kami tidak
akurat ,diantaranya ; kurangnya pemahaman teori dalam pengukuran langsung dilapangan ,
kesalahan teknis dalam pembacaan skala meteran dan sudut kompas . Ditambah lagi dengan
lokasi yang benbentuk miring / lereng membuat praktikan sulit mendapatkan pengukuran
yang datar dari titik acuan dengan titik-titik pendukungnya .

7. KESIMPULAN

Alat ukur yang dapat digunakan dalam mengukur jarak pembacaan sudut kompas
lapangan antara lain adalah; pita ukur dan kompas

Dalam melakukan pengukuran jarak, ketelitian pengukuran sangat dibutuhkan agar


mendapatkan nilai ukur yang baik

Praktikan telah mampu mengoperasikan alat ukur jarak dan kompas secara langsung

Berdasarkan metode polar, koordinat target adalah sebagai berikut:


Titik A (105,27 , 106,28 )
Titik B (93,7 , 107,6)
Titik C (92,3 , 95,5)
Titik D (102,5 , 97,04)

8. SARAN
Guna tercapainya keberhasilan dalam praktikum yang akan datang maka kami
memberikan sedikit saran yang mungkin dapat berguna :
1. Sebelum melakukan praktikum hendaknya para praktikan mempelajari dahulu teoriteori yang nanti dipraktikkan.
2. Seyogyanya memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan asisten.
3. Dalam

penggunaan

alat

hendaknya

diperhatikan

ketentuan-ketentuan

penggunaannya untuk menghindari terjadinya kerusakan.


4. Setelah selesai praktikum mintalah persetujuan asisten, agar kesalahan yang

dilakukan dapat segera diperbaiki.

DAFTAR BACAAN
[1]

Erni. 2010. Pengukuran Jarak.http://www.scribd.com/doc/45704376/Bab-4Pengukuran- Jarak . Diakses pada tanggal 15 september 2013

[2]

Muda, Iskandar. 2011. Teknik survey dan pemetaan. Departemen Pendidikan


Nasional:Jakarta

[3]

Mulyono, Tedjo, M. Mukhlisin, dan Setia Utomo. 1996. Petunjuk Praktikum Ukur
Tanah 1. Bandung : Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

[4]

Wongsotjitro, Soetomo.1992. Ilmu Ukur Tanah. Jogyakarta : Kanisius.

[5]

http://iguidepost.blogspot.com/2008/07/pemetaan-gua-sederhana-menggunakanalat.html

[6]

http://sundana.wordpress.com/2008/12/09/penuntun-praktikum-ilmu-ukur-tanah/

[7]

http://2.bp.blogspot.com/_dPBQPD_FTOU/S9wxqv0F0WI/AAAAAAAAACg/zsF1v0EcOE/s1600/Picture1.jpg

LAMPIRAN (Tabel ; gambar; dll)

Patok (anjir)

Pencatatan data

Pita ukur

Menarik pita ukur

Pengumpulan data

Pengumpulan data

Anda mungkin juga menyukai