Anda di halaman 1dari 6

Membuat Peta Dasar dengan Kompas dan Meteran

Praktik pemetaan dengan membuat peta lingkungan sekolah.

Alat yang biasa digunakan :


1. Kompas untuk pengukuran arah,
2. Meteran untuk pengukuran jarak,
3. Busur untuk menggambarkan arah hasil pengukuran di kertas.
Agar hasil peta benar, kerjakan dengan hati-hati.

Materi terkait Pembuatan Peta Dasar


1. Azimuth (Bearing)
Sudut azimuth atau juga sering disebut bearing merupakan sudut yang dibentuk oleh dua garis lurus,
garis pertama menuju utara peta/grid atau utara kompas dan garis ke dua menuju suatu titik sasaran yang
dihitung searah jaraum jam.
Atau dengan kata lain bahwa sudut azimuth adalah sudut yang dibentuk dari pengamat menuju
objek dengan arah utara sebagai acuannya.

2. Cara menghitung sudut Azimuth


Garis yang dijadikan acuan dari kedua garis tersebut adalah garis yang menuju utara peta atau
utara kompas.
Jika garis acuannya adalah utara peta, maka sudut tersebut dinamakan sudut peta dan jika garis
acuannya adalah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas maka sudut tersebut dinamakan
sudut kompas.
Sudut peta diperoleh dari isi muka peta topografi dengan menggunakan alat bantu protractor/busur
derajat sebagai alat hitungnya, sedangkan sudut kompas diperoleh di lapangan menggunakan
alat kompas dengan membidikkan kompas ke sebuah sasaran, hasil bidikan tersebutlah yang
dinamakan sudut kompas.
Sudut peta dapat dikonversi ke sudut kompas dan begitu juga sebaliknya.

Gambar: Perbedaan Azimut dan Back Azimuth


3. Pengertian Back Azimuth (Back Bearing)

Back azimuth merupakan suatu nilai sudut kebalikan dari nilai azimuth pada suatu bidang lingkaran
dengan titik tengah sebagai titik pusat lingkaran.
Atau dengan kata lain bahwa sudut back azimut adalah besarnya sudut dari objek ke pengamat
dengan arah utara sebagai acuannya.

4. Cara menghitung sudut back azimuth


Untuk mendapatkan nilai back azimuth dari nilai suatu azimuth dengan mudah, benar dan cepat
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sederhana sebagai berikut :
Ketentuannya:
 Bila nilai Azimuth > 180º , maka nilai Azimuth dikurangi 180º
 Bila nilai Azimuth < 180º , maka nilai Azimuth ditambah 180º
 Bila nilai Azimuth = 180º , maka nilai Azimuth +/- 180º
 Nilai Azimuth 0º = nilai Azimuth 360º
Contoh menghitung sudut azimut dan back azimuth
□ Azimuth = 265º, maka back azimuthnya = 265º - 180º = 85º
□ Azimuth = 155º, maka back azimuthnya = 155º + 180º = 335º
□ Azimuth = 180º, maka back azimuthnya = 180º +/-180º = 360º (atau 0º)

Back azimut ini sering digunakan dalam aplikasi perhitungan resection atau saat praktek dalam
pergerakan di lapangan untuk mengoreksi jalur lintasan.

5. Cara Menggunakan Kompas


Kompas terdiri atas sebuah jarum yang satu ujungnya selalu menunjukkan arah utara dan ujung satunya lagi
menunjukkan arah selatan. Arahkanlah kompas pada suatu objek dan bergeserlah ke objek lainnya.
Apa yang terjadi dengan jarum kompas tersebut? Ya, jarum kompas ikut bergeser juga, bukan? Jarum
kompas tersebut selalu menunjuk ke arah utara.
Jika kompas digeser ke berbagai arah, maka jarum kompas akan selalu bergerak menuju ke arah utara.
Kompas juga terdiri atas piring kompas yang terdapat angka 0 (0 sampai 3600). Piringan tersebut ikut
bergerak seiring bergeraknya jarum kompas. Posisi suatu objek ditentukan dengan melihat angka 0 pada
piringan kompas oleh suatu pointer (garis penunjuk). Jika pointer menunjukkan angka 270, maka posisi
benda tersebut sebesar 270 dari utara.

Adapun langkah-langkah penggunaan kompas yang harus kalian pahami adalah sebagai berikut.
1. Tentukanlah objek yang akan dibidik yaitu objek yang tidak bergerak, misalnya tiang listrik, pohon,
perempatan jalan, dan lain-lain. Jika sulit, bawalah tongkat yang bisa ditancapkan atau tiang yang bisa
berdiri. Bisa juga salah satu teman kalian menjadi objek bidikan.
2. Bukalah penutup kompas dan bidiklah objek yang telah ditentukan tersebut. Arahkan pandangan pada
objek searah dengan kawat pembidik yang ada pada bagian penutup kompas. Tunggu sampai jarum Pada
kompas relatif stabil menunjuk pada arah utara magnet. Ketepatan bidikan diperoleh dengan mengarahkan
fokus yang telah tersedia pada kompas.
3. Perhatikan angka 0 yang ditunjukkan oleh tanda penunjuk besarnya sudut.

Besarnya sudut yang dibuat antara titik tempat kita membidik dengan tepat sasaran kompas disebut titik
Azimut. Sedangkan Back Azimut merupakan tempat sasaran bidikan ke tempat asal kita membidik,
sehingga sudut yang dibentuk kebalikannya, maka harus dikurangi 1800 atau ditambah 1800.
Ketepatan pengukuran arah dengan menggunakan kompas dipengaruhi oleh ketepatan membidik dan
ada tidaknya gangguan terhadap kompas itu sendiri seperti adanya besi, baja, dan aliran listrik di sekitar
kompas.
Karena itu, objek bidikan harus stabil perhatikan arah memegang kompas yang benar, dan upayakan
kompas yang digunakan untuk jauh dari benda-benda yang mengganggu pada saat membidik objek.
Lakukanlah latihan cara menggunakan kompas berkali-kali dan jika memungkinkan bandingkanlah
hasil bidikan pada objek yang sama dengan rekan lain.

Berikut ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas.
- Utara (disingkat U atau N)
- Utara Timur Laut (disingkat UTL atau NNE)
- Timur Laut (antara timur dan utara, disingkat TL atau NE)
- Timur-Timur Laut (disingkat TTL atau ENE)
- Timur (disingkat T atau E)
- Timur Tenggara (disngkat TTG atau ESE)
- Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)
- Selatan Tenggara (disingkat STG atau SSE)
- Selatan (disingkat S)
- Selatan Barat Daya (disingkat SBD atau SSW)
- Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)
- Barat-Barat Daya (disngkat BBD atau WSW)
- Barat (disingkat B atau W)
- Barat-Barat Laut (disingkat BBLatau WNW
- Barat Laut (antara barat dan utara, disingkat NW)
- Utara Barat Laut (disingkat UBL atau NNW)

6. Data Hasil Pengukuran


Sekarang cobalah praktikkan cara menggunakan kompas di halaman sekolah kalian masing-masing.
Bagilah kelas kalian menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah kompas yang tersedia.
Tiap kelompok pergi ke sebuah lokasi yang terbuka atau halaman sekolah dan tentukan titik awal atau
permulaan tempat membidik yang berbeda antara kelompok satu dengan lainnya. Petakanlah sekolah kalian
tersebut dengan menggunakan kompas dan meteran.
Langkah-langkah untuk mendapatkan data hasil pengukuran dalam membuat peta sekolah adalah sebagai
berikut.
1. Bawalah alat yang telah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya yaitu berupa pensil, penghapus, kertas
catatan (HVS), dan alas untuk mencatat.
2. Tentukan titik atau pola awal pemetaan, upayakan agar plot tersebut mudah diingat atau jika sulit
tandailah dengan menggunakan tongkat atau tanda lainnya.
3. Jika plot telah ditentukan, maka kalian bisa memulai membidik objek pada plot berikutnya. Posisi
kompas harus tepat berada diatas titik atau tanda plot pertama tadi. Selanjutnya tentukan besar sudut
Azimut dan Back Azimut hasil pengukuran yang terlihat pada kompas.
4. Hasil pengukuran dicatat pada kertas yang telah disediakan, tulislah angka 0 (besar sudut Azimut dan
Back Azimut) hasil bidikan pertama tadi.
5. Setelah hasil pengukuran dicatat, maka pekerjaan berikutnya adalah mengukur jarak antara plot pertama,
dengan plot kedua yang dibidik tadi. Catatlah hasil pengukuran masing-masing plot tadi.
6. Setelah dari plot A bergerak ke plot B, kemudian bidik dan ukur jarak plot C dari plot B, plot C ke D, dan
seterusnya. Lakukanlah pekerjaan tersebut untuk plot-plot berikutnya sampai kembali ke plot A.

7. Merumuskan Hasil Pengukuran


Jika pekerjaan pengukuran di lapangan telah selesai, maka tahap berikutnya adalah merumuskan hasil
pengukuran di kelas atau di laboratorium. Tulis lah data hasil pengukuran secara sistematis dalam bentuk
tabel (seperti pada tabel dibawah ini).

Tabel Pencatatan Data Hasil Pengukuran

Nama Plot Jarak di Jarak di Besar Sudut Besar Sudut (Back


Lapangan Peta (Azimuth (o)) Azimuth (o)) Keterangan
(Meter) (Cm)
Contoh 10 1 45 45 + 180 = 315 Sebelah Kiri Sawah ...
A–B
B–C
C–D
D–E
E–F
F–G
G–H
H–I
J–K

Sketsa
skala : 1 : ...........................

Buatlah skala yang akan digunakan dan sesuaikan dengan pengukuran kertas yang tersedia, sebagai contoh
peta yang akan digambar menggunakan skala 1 : 200, artinya 1 cm di peta menggambarkan 200 cm di
lapangan atau 2 meter dilapangan.

Setelah membuat skala yang akan digunakan, maka selanjutnya kalian dapat menentukan luas keretas yang
dibutuhkan untuk menggambarkan peta sekolah hasil pengukuran kalian. Cermatilah masing-masing sudut
dan jarak nya, sehingga ukuran kertas yang diperlukan sesuai dengan ukuran peta yang akan digambarkan.

8. Membuat Peta Sekolah Hasil Pengukuran


Sisipkanlah sejumlah alat dan bahan untuk menggambarkan peta yaitu kertas HVS, pensil, mistar, dan
busur 0. Setelah semuanya siap, maka lakukanlah langkah-langkah untuk membuat peta dari hasil
pengukuran lapangan adalah sebagai berikut :

1. Tentukanlah titik pertama atau plot A pada kertas yang akan dibuat petanya. Perhatikanlah jarak dan
sudut yang dibentuk setiap plot, sehingga kalian dapat menentukan letak titik plot pertama atau A
pada kertas dan arah gambar selanjutnya tidak keluar dari kertas yang tersedia.
2. Tentukanlah arah utara dari peta.
3. Pada titik A, buatlah tanda silang (tegak lurus).
4. Pada titik A yang telah diberi tanda silang, tentukan sudut garis A - B dengan menggunakan busur
0. Besarnya sudut berdasarkan hasil bidikan kompas dari A ke B (Azimuth). Tariklah garis dari A
ke B yang panjang sesuai dengan skala yang telah anda tentukan. Sebagai contoh, jika hasil
pengukuran di lapangan dari A ke B adalah 22 meter dan skala gambarnya 1 : 200, maka garis
tersebut panjangnya adalah 11 cm.
5. Pada plot B, buatlah tanda silang seperti plot A.
6. Tentukan sudut garis B - C dengan menggunakan busur 0 dan tarik garis sesuai dengan skala tadi.
7. Lakukan langkah tersebut pada plot-plot berikutnya sampai kembali ke plot A.

Apabila semua data telah digambarkan, coba perhatikan peta yang kalian buat tersebut, apakah membentuk
suatu poligon tertutup?

Jika peta yang dibuat berupa suatu wilayah atau poligon tertutup, maka janganlah heran jika peta yang
kalian buat ternyata tidak membentuk sebuah poligon tertutup. Kesalahan biasanya terjadi karena kurang
tepatnya bidikan , tidak tepatnya posisi membidik , kesalahan membaca angka 0 pada kompas, dan lain-lain.

Untuk memperbaiki kesalahan tersebut lakukanlah langkah-langkah berikut :

1. Tarik garis yang menghubungkan kedua ujung celah, ukurlah panjang celahnya.
2. Buatlah sebuah garis jurus mendatar yang panjang sama dengan seluruh garis yang digambarkan
tadi (dari titik A ke titik A lagi).
3. Pada salah satu ujung garis mendatar tadi, buatlah garis tegak lurus yang panjangnya sama dengan
panjang celah yang telah diukur tadi.
4. Tariklah garis dari ujung garis tegak lurus tadi ke ujung garis mendatar, sehingga membentuk
sebuah segitiga.
5. Tempatkanlah titik A, B, C dan seterusnya sampai titik terakhir pada garis mendatar tersebut.
Panjang antar titik tersebut sama dengan panjang hasil penggambaran sebelumnya, sehingga perlu
diukur terlebih dahulu.
6. Buatlah garis tegak lurus pada masing-masing titik atau plot sampai pada hipotenusa (garis
berbentuk miring pada segitiga siku-siku).
7. Ukurlah panjang tiap garis tersebut dan tempatkan pada masing-masing plot secara tegak lurus.
8. Buat garis keliling baru pada gambar bercelah dengan menarik ujung-ujung garis tegak lurus
sehingga membentuk sebuah poligon tertutup.
9. Hasil perbaikan gambar telah selesai dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai