Anda di halaman 1dari 7

CARA MENAKSIR TINGGI DAN LEBAR

Menaksir adalah memperkirakan (mengira-ngira) tinggi suatu pohon, lebar sebuah sungai, arus
sungai, jarak perjalanan, keadaan cuaca dan mengukur berat suatu benda.

Sekarang, yang kita bahas adalah tata cara menaksir tinggi dan lebar.

1. MENAKSIR TINGGI

A. PENGERTIAN
Menaksir tinggi, pohon adalah salah satu kegiatan dalam pramuka
dimana seorang peserta didik dituntut untuk bisa menaksir ketinggian sebuah
pohon dengan menggunakan media dan alat yang sederhana.
Adapun ketentuan Tehnik Menaksir tinggi Pohon adalah :
1. Dilakukan oleh dua atau tiga orang.
2. Menggunakan alat bantu meteran/ langkah dan tongkat 2 meter.
3. Perlengkapan alat tulis.
B. PELAKSANAAN

1. Salah seorang berdiri di bawah pohon, kemudian melangkah ke depan sepanjang misalnya 8
meter.
2. Tepat dilangkah ke 8 meter salah seorang tiarap dan membidik ujung pohon.
3. Seorang lagi memegang tongkat 2 meter melangkah secara perlahan ke arah pohon atas
perintah komando yang membidik.
4. Kalau sudah lurus bidikan antara ujung tongkat dan ujung pohon maka pembidik teriak stop.
5. Setelah itu diukur jarak tongkat berdiri dengan kedudukan si pembidik (apabila di ketemukan
panjang 3 meter)
Selanjutnya di ketemukan kesimpulan sebagai berikut :
1. Jarak pohon dengan pembidik : 8 meter.
2. Panjang tongkat : 2 Meter.
3. Jarak tongkat dengan pembidik : 3 Meter.
Dengan demikian hasilnya adalah : 2 X 8 : 3 = 5 1/3.

Jadi tinggi pohon diperkirakan/ ditaksir + : 5 1/3 meter


Dengan RUMUS : AB : AD = BC : DE
Keterangan :
AB : Jarak penaksir dengan tongkat
BD : Jarak tongkat dengan pohon
AD : AB + BD
BC : Panjang tongkat
DE : Tinggi Pohon

2. MENAKSIR LEBAR

Cara- cara menaksir lebar ( dengan ilmu ukur segitiga siku-siku) adalah sebagai berikut :
a. Tetapkan checkpoint A diseberang sungai
b. Jadikan tempat kita berdiri sebagai titik B
c. Buat sudut 90 derajat dan bergerak ke C sebanyak x langkah ( x adalah jumlah langkah)
d. Lanjutkan melangkah ke D dengan 1/2 x langkah (1/2 x langkah adalah jumlah langkah)
e. Dari titik D buat sudut 90 derajat dan bergeraklah mundur sambil mengintai ke point A ke C
f. Tempat berdiri, berada di satu garis lurus
g. Berhenti setelah A, C, dan E berada di satu garis lurus
h. Dengan Demikian Lebar Sungai : AB = 2 DE
Membuat panorma atau sketsa pemandangan, disebut juga peta panorama, merupakan
salah satu teknik kepramukaan (scouting skill) yang harus dikuasai pramuka.
Keterampilan membuat panorama atau sketsa pemandangan kerap kali menjadi materi
dalam lomba kepramukaan bersama dengan menaksir tinggi, menaksir lebar sungai,
peta pita, dan peta lapangan.

Panorama adalah membuat gambar suatu pemandangan (medan alam) dalam bentuk
sketsa (gambar sederhana) yang menunjukkan suatu daerah dengan sudut pandang
tertentu. Panorama berguna untuk melukiskan situasi dan kondisi suatu tempat pada
satu waktu. Sehingga ketika suatu saat kembali lagi ke daerah tersebut kita akan dapat
melihat perubahan-perubahan yang terjadi.

Namun membuat sketsa pemandangan, panorama, atau peta panorama, berbeda


dengan melukis pemandangan pada umumnya. Dalam membuat panorama mempunyai
beberapa aturan yang membedakannya dari gambar biasa, baik segi peralatan dan
teknik menggambar.

Alat-alat yang harus disediakan antara lain; kertas gambar, pensil (untuk menggambar),
penggaris, bolpoint (untuk menulis data-data), kompas, dan alat pembidik. Alat pembidik
merupakan alat khusus dengan lubang berbentuk persegi panjang dengan dua garis
bersilangan di tengahnya. Alat pembidik bisa dibuat dengan melubangi karton atau
menggunakan bungkus korek api.
Alat pembidik untuk panorama atau sektsa pemandangan

Cara Membuat Panorama (Sketsa Pemandangan)


Cara membuat panorama (sketsa pemandangan) adalah sebagai berikut :

 Cari Arah sebagaimana yang ditugaskan dengan menggunakan kompas bidik


(biasanya dalam kisaran derajat, misalnya; antara 1500 s.d. 2100). Jika arah hanya
diberikan satu sudut (semisal 1400), arah dibuat dengan patokan ditambah 300 dan
dikurangi 300 sehingga menjadi 1400 + 30 = 1700 dan 1400 - 300 = 1100, jadi arah
yang dibuat panorama menjadi antara 1100 s.d 1700.
 Bidik dengan kompas arah satu benda (lebih baik benda yang terlihat menonjol)
sebagai titik pusat. Catat arah (dalam derajat) titik pusat tersebut.
 Lihat obyek yang akan digambar dengan menggunakan alat pembidik dengan titik
pusat tepat di titik pusat alat pembidik dan sisi kanan kiri tidak melebihi arah yang
ditentukan
 Gambar semua obyek yang tertangkap dalam alat pembidik. Obyek yang digambar
adalah obyek yang tidak bergerak (berubah tempat). Sehingga benda-benda yang
bersifat sementara atau berpindah tempat seperti mobil, hewan, awan, dan orang
tidak perlu digambar.
 Setiap benda beri arsiran yang berbeda, dengan ketentuan;
 Obyek yang dekat diberi arsiran yang rapat
 Obyek yang lebih jauh dengan arsiran yang lebih jarang.
 Pada bagian atas (pojok kiri) gambar, beri gambar anak panah yang menunjukkan
letak arah utara.
 Bagi bagian bawah gambar menjadi tiga bagian. Dan pada masing-masing bagian
tuliskan :
 Bagian pertama, tuliskan identitas regu pembuat, seperti nama regu, nomor
kapling perkemahan atau nomor peserta lomba, pangkalan, gugusdepan,
kwartir ranting, dll.
 Bagian kedua, tuliskan waktu dan tempat pembuatan, seperti hari, tanggal,
jam, dan tempat pembuatan sketsa pemandangan, arah (besar derajat) titik
pusat, dan keadaan cuaca.
 Bagian ketiga, tuliskan keterangan gambar untuk masing-masing arsiran.
 Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut
Laporan panorama atau sketsa pemandangan

Itulah cara membuat panorama atau sketsa pemandangan. Untuk mempelajari cara ini
lebih detail tentu perlu bimbingan dari kakak pembina pramuka di gugusdepan masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai