Anda di halaman 1dari 14

Mengenal Pengertian dan Fungsi Kompas

Kompas adalah alat navigasi untuk menetapkan arah mata angin. Prinsip kerjanya berupa
panah penunjuk magnetis yang memberikan rujukan arah tertentu yang menyelaraskan dengan medan
magnet bumi secara akurat. Fungsi utama kompas adalah untuk menentukan atau mengetahui arah
dan besaran derajat suatu arah. Juga untuk mengetahui lokasi suatu medan berdasarkan peta.

Jenis-Jenis Kompas
Kompas dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompas analog dan kompas digital.
1.

Kompas Analog
Kompas analog adalah kompas yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
oleh para anggota pramuka. Penggunaan kompas analog secara manual, yaitu dengan
menyelaraskan jarus kompas yang terdapat di dalamnya. Kompas analog terdiri atas beberapa
jenis, seperti:
1.
Kompas Lensa
Kompas lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcave yang
berfungsi untuk mempermudah dalam pembacaannya. Umumnya kompas lensa
berbentuk sederhana, ringan, dan harganya lebih murah. Namun validitas pengukuran
besarnya sudut kompas kurang akurat.
2.

Kompas Bidik (Kompas Prisma)


Kompas bidik atau disebut juga sebagai kompas prisma adalah kompas yang berfungsi
sebagai pembidik besar derajat pada sebuah medan (bentang alam sebenarnya) untuk
diproyeksikan dalam peta. Jenis kompas ini yang sering digunakan dalam kegiatankegiatan alam termasuk dalam kepramukaan.

3.

Kompas Orientering (Kompas Silva)


Kompas orientaring atau kompas silva adalah kompas yang digunakan dalam orientasi
(penghitungan dan pembacaan peta secara langsung), Kompas ini umumnya memiliki
badan (wadah) transparan memudahkan pembacaan terhadap peta yang ditaruh di
bawahnya.

2. Kompas Digital
Kompas digital adalah kompas yang bekerja secara digital. Jenis ini biasanya disertakan
sebagai sistem navigasi dalam dunia robotika atau dalam gadget-gadget elektronik.

Kompas Bidik

Kompas Lensa

Kompas Bidik

Kompas Silva

Bagian-bagian Kompas
Bagian-bagian kompas yang akan kita pelajari kali ini adalah bagian-bagian pada kompas
bidik atau kompas prisma karena kompas jenis inilah yang paling sering digunakan dalam kegiatankegiatan kepramukaan.

bagian-bagian kompas bidik

Kompas bidik memiliki bagian-bagian sebagai berikut:


1. Dial (permukaan tempat angka dan huruf). Pada dial terdapat satuan derajat mulai dari 0
360 dan huruf: N (north ), E (east) W, (west), S (south).
2. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45 (dapat di putar)
3. Visir (lubang dengan kawat halus pembidik sasaran)
4. Kaca pembesar (untuk melihat derajat kompas)
5. Jarum penunjuk (selalu menunjuk utara magnet)
6. Alat penggantung (tempat ibu jari untuk menopang kompas saat membidik).

Cara Menggunakan Kompas Bidik


Cara menggunakan kompas bidik secara lebih detail akan dibahas dalam artikel tersendiri. Secara
singkat dan sederhana, cara mengguakan kompas bidik adalah sebagai berikut:
1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka
jarum tersebut menunjuk arah utara magnet.
2. Bidik sasaran dengan menggunakan visir, melalui celah pada kaca pembesar, setelah itu
miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 50 dengan kaca dial.
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang
terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui
kaca pembesar.

4. Apabila sasaran bidik 30 maka bidiklah ke arah 30. Sebelum menuju sasaran, tetapkan
terlebih dahulu titik sasaran sepanjang jalur 30. Carilah sebuah benda yang menonjol/tinggi
diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30 tidak selalu datar atau kering, kadangkadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita melambung (keluar dari route) dengan tidak
kehilangan jalur menuju 30.
5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back
Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam
perialanan. Menentukan sasaran balik dengan rumus:
1. Apabila sasaran kurang dari 180 = ditambah 180. Contoh: 30 sasaran baliknya
adalah 30 + 180 = 210.
2. Apabila sasaran lebih dari 1800 = dikurang 180. Contoh: 240 sasaran baliknya
adalah 240 - 180 = 60
Itulah berbagai hal terkait dengan jenis-jenis kompas, bagian-bagian kompas, fungsi kompas, dan cara
menggunakan kompas

MENAKSIR
Menaksir adalah suatu ilmu perhitungan dengan menggunakan metode mengiraira/penaksiran. Oleh karena itu apabila hasilnya berselisih beberapa cm maka hasil
penaksiran dianggap baik.
Hal-hal yang biasa ditaksir yaitu seperti (1) menaksir lebar, (2) menaksir tinggi, (3)
menaksir arah mata angin, menaksir berat, menaksir kecepatan arus, dll.
Menaksir merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh Anggota Gerakan
Pramuka. Materi menaksir juga tertuang kedalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka
Penggalang. Menaksir tinggi adalah kemampuan kita dalam memperkirakan Tinggi suatu objek.
Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan menaksir adalah :
Melatih Kemampuan Matematika peserta didik
Memupuk kerjasama sesama anggota Regu/Sangga
Mengajarkan Ketelitian dan Kreatifitas Anggota Pramuka
CARA MENAKSIR

Banyak Cara menaksir Tinggi. Untuk Pertemuan kali ini kita akan mencoba metode I dalam
menaksir Tinggi.

1. Lakukan 11 Unit (bisa dengan ukuran Langkah/Meter/Stok) dari titik A ke Titik D pada
bidang yang datar.
2. Letakkan tongkat / stok pada titik D (Dipegang oleh salah satu anggota Pramuka).
3. Lakukan 1 unit lagi dan diberi nama dengan titik C.
4. Dari Titik C, seorang anggota Pramuka diminta untuk mengintai ke puncak pohon (B)
melalui tongkat yang ditegakkan pada Titik D.
5. Kemudian Tandai bagian tongkat yang dilalui garis CB. Dan titik pertemuan tersebut
diberi nama Titik E.
6. Rumus untuk mencari Tinggi pohon adalah AB = 12 DE
B. Menaksir Lebar

Menaksir lebar semisal lebar sungai, menjadi salah satu teknik kepramukaan yang
mengasyikkan. Apalagi banyak cara dan metode yang bisa digunakan untuk menaksir
lebar. Untuk menaksir lebar para pramuka bisa memilih metode perbandingan segitiga,
segitiga siku-siku (45 derajat), 1/4 lingkaran, gelombang parabola, dan metode lainnya.
Dan kali iniBlog Pramuka akan menguraikan cara menaksir lebar sungai dengan metode
perbandingan segitiga.
Menaksir sendiri merupakan aktifitas menentukan sesuatu (harga, banyaknya, jumlah,
ukuran, dan sebagainya) dengan kira-kira. Dari pengertian itu menaksir lebar dapat
diartikan sebagai mengira-ngira lebar suatu obyek. Dalam kepramukaan banyak jenis
ketrampilan menaksir seperti menaksir tinggi, menaksir lebar, menaksir kecepatan,
menaksir kedalaman, menaksir berat, dan lain-lain.
Menaksir, termasuk menaksir lebar, selain akan sangat berguna saat dipraktekkan
dalam kegiatan di alam terbuka pun termasuk salah satu materi dalam Syarat
Kecakapan Umumterutama SKU Penggalang Ramu dan SKU Penggalang Terap
sebagaimana SK Kwarnas No. 198 Tahun 2011.

Melakukan Penaksiran Lebar dengan Metode Perbandingan Segitiga

Sebagaimana disampaikan di awal tulisan, banyak metode dan cara yang bisa dilakukan
untuk melakukan penaksiran lebar. Salah satu metode menaksir lebar adalah dengan
menggunakan metode perbandingan segitiga. Cara ini dianggap lebih sistematis, akurat,
serta mudah. Sehingga selain hasil yang dihasilkan mendekati kenyataan, pelaporan
kinerja akan lebih sistematis serta memudahkan dalam penilaian dan verifikasi ulang.
Dengan metode perbandingan segitiga ini, penaksiran dapat dilakukan menyesuaikan
dengan kondisi dan luas medan karena rumus perbandingan yang digunakan bersifat
fleksibel.
Untuk melakukan penaksiran lebar dengan menggunakan metode perbandingan
segitiga lihat gambar dan langkah-langkah berikut ini:

Langkah-langkah menaksir lebar sungai:


1.
Tentukan titik di seberang sungai yang mudah diingat semisal terdapat
pohon, batu, bangunan, atau rumpun semak. Ini berguna saat nanti dilakukan
pengintaian di langkah selanjutnya. Namai titik itu sebagai titik "A".
2.
Tentutan titik "B" yang sejajar dengan titik "A". Tandai titik "B" dengan cara
salah satu teman berdiri di atasnya atau dengan obyek lain semisal tongkat yang
ditancapkan.
3.
Tentukan titik "C" sambil mengukur jaraknya (bisa dengan langkah atau
tongkat) dengan menyusuri tepi sungai. Jarak antara titik "B" dan "C" terserah.
Ingat, antara titik "A, B, dan C" harus membentuk segitiga siku-siku dengan sikusiku berada di titik "B".
4.
Tandai titik "C" sebagaimana cara menandai titik "B".
5.
Tentukan titik "D" dengan cara berjalan kembali sejauh setengah dari jarak
"BC" sehingga "CD = 1/2 BC". Seumpama jarak BC adalah 8 meter maka jarak
CD sejauh 4 meter. Ingat, antara titik "B, C, dan D" harus merupakan garis lurus.
6.
Tentukan titik "E" dengan cara berjalan ke arah kiri sehingga antara titik
"C", "D", dan "E" terbentuk segitiga siku-siku dengan sudut siku-siku di titik "D".

7.
Saat berjalan menuju titik "E" intai atau bidik titik "A" melewati titik "C"
sehingga antara titik "E", "C", dan "A" terbentuk garis lurus. Jika telah terbentuk
garis lurus berhentilah dan tandai itu sebagai titik "E".
8.
Ukur jarak antara titik "D" dan "E"
9.
Untuk menghitung taksiran lebar sungai tinggal mengalikan dua jarak DE.
Sehingga jika jarak DE adalah 4,3 meter maka lebar sungai adalah 2 X 4,3 = 8,6
meter.
Sekarang tinggal membuat laporan penaksiran lebar sungai seperti berikut:

Perbandingan Fleksibel
Di awal pembahasan langkah-langkah penaksiran lebar sungai dengan metode
perbandingan segitiga dikatan bahwa metode ini bersifat fleksibel sehingga dapat
menyesuaikan dengan kondisi atau luas medan. Rumus metode ini memang fleksibel
tidak harus "AB = 2 x DE" namun rumus bisa juga dirubah menjadi:

"AB = DE"; di mana pada langkah ke-5 di atas, jarak CD tidak setengah BC tapi
jarak CD sama dengan jarak CD (Jika CD = 4 meter maka BC = 4 meter). Ini bisa dipilih
jika lokasi penaksiran luas atau sungai yang diukur agak semepit.

"AB = 4 x DE"; di mana pada langkah ke-5 di atas, jarak CD tidak setengah BC
tetapi jarak CD adalah seperempat CD (Jika CD = 4 meter maka BC = 2 meter). Ini bisa
dipilih jika lokasi penaksiran sempit atau sungai yang diukur sangat lebar.

Bahkan jika sungai yang hendak diukur lebih lebar lagi, mungkin bisa
menggunakan rumus "AB = 6 x DE"; "AB = 8 x DE"; bahkan "AB = 10 x DE";
Namun menaksir lebar dengan menggunakan metode perbandingan segitiga ini hanya
bisa digunakan jika kondisi medan mendatar dan bukan perbukitan yang naik turun. Jika
demikian, sila gunakan metode menaksir lebar yang lain.

C. Menaksir Berat
Terdapat beberapa metode atau teknik dalam menaksir berat. Cara pertama adalah
dengan mengangkatnya secara langsung. Dengan cara ini diperlukan ketelitian dan
latihan secara terus menerus sehingga mampu menaksir berat sebuah benda yang
dipegang atau diangkat secara langsung.

Untuk berlatih melakukan teknik menaksir ini angkatlah dengan tangan kanan benda
yang telah diketahui beratnya, semisal batu seberat 1 kg. Lalu pada tangan sebelah kiri
angkat pula benda lain yang beratnya sama. Setelah itu gantilah salah satu benda
dengan benda lain yang berbeda beratnya. Lakukan berulang kali sehingga kita terbiasa
mengangkat dan mampu membedakan benda dengan berat-berat yang berbeda.
Teknik ini memang kurang efektif dan cenderung memiliki resiko kesalahan yang besar.
Namun dalam situasi terpaksa dan membutuhkan kecepatan, teknik ini bisa dicoba.
Teknik menaksir berat yang kedua adalah dengan membandingkan berat benda dengan
menggunakan timbangan sederhana. Timbangan ini bisa kita buat sendiri dengan
menggunakan peralatan yang tersedia di sekitar kita.
Cara melakukan penaksiran beratnya adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan benda yang telah kita ketahui beratnya, semisal minuman dalam
botol, buku, dll. Benda ini seumpama diibaratkan B1 dengan berat 1 kg
2.
Siapkan benda yang akan ditaksir beratnya. Benda ini seumpama kita
namai B2.
3.
Buatlah timbangan seperti pada gambar di bawah.

4.
Tentukan jarak antara B1 dengan pusat tumpuan timbangan (dalam
gambar dinamai J1). Semisal 10 cm.
5.
Latakkan benda yang ditaksir (B2) diseberang B1. Atur (maju mundurkan
B2) sehingga posisi B1 dan B2 setimbang.
6.
Ukurlah jarak dari pusat tumpuan timbangan ke B2 (dalam gambar
dinamai J2). Semisal 30 cm.
Maka berat benda yang kita taksir (B2) dapat kita ketahui dengan rumus :

Jadi berat benda yang ditaksir adalah 0,57 kg


D. Menaksir Kecepatan Arus
Teknik menaksir kecepatan arus air sungai menjadi salah satu teknik kepramukaan
tentang menaksir yang sudah selayaknya diketahui dan dikuasai oleh pramuka.
Sebagaimana teknik menaksir lainnya, semisal menaksir tinggi dan menaksir
lebar sungai, menaksir kecepatan menjadi salah satu syarat dalam kecakapan umum.
Dalam SKU Penggalang Rakit dan SKUPenggalang Terap, kemampuan dan
keterampilan menaksir kecepatan arus air menjadi salah satu syarat yang diujikan.
Dalam masing-masing kecakapan umum tersebut disebutkan, bahwa:

Dapat menggunakan kompas dan membuat Peta Pita, manaksir kecepatan arus
dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Rakit Nomor 24)

Dpat menaksir kecepatan arus air dan kedalaman sungai (Pencapaian


Pengisian SKU Penggalang Rakit Nomor 24 poin 3)

Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan rumus menaksir:


tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (Materi SKU Penggalang Terap Nomor 24)

Pernah menjelaskan rumus menaksir tinggi, lebar, kecepatan arus air dan
kedalaman sungai (Pencapaian Pengisian SKU Penggalang Terap Nomor 24 Poin 3)
Lalu bagaimana cara dan teknik menaksir kecepatan arus air sungai? Akan kita pelajari!

Cara Menaksir Kecepatan Arus Air


Untuk melakukan teknik kepramukaan penaksiran kecepatan arus air, salah satunya
bisa menggunakan metode sebagai berikut:

1.
Satu orang berdiri di titik A dan satu orang lagi berdiri di titik B (perhatikan
gambar di atas). Jarak antara A dan B harus ditentukan terlebih dahulu, semisal 1
meter, 5 meter, atau 10 meter tergantung kecepatan arus air, dimana semakin
cepat arus lebih baik semakin jauh.
2.
Orang A (orang yang berdiri di titik A) membawa benda yang bisa
terapung, sedangkan orang B (orang yang berdiri di titik B) membawa pengukur
waktu (stopwatch atau jam).
3.
Orang A menjatuhkan benda ke air. Bersamaan dengan itu Orang B
menghidupkan penghitung waktu dan mematikannya saat benda tersebut sampai
di orang B.
4.
Lakukan penghitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus :

Di mana:

v = kecepatan; dengan satuan detik/meter; menit/meter; jam/km dll

s = jarak; dengan satuan meter, kilometer (km) dll

t = waktu; dengan satuan detik; menit; atau jam


Contoh :

jarak antara A dan B (s) 10 meter

waktu benda terapung mengalir dari A ke B (t) 3 menit

Maka kecepatannya adalah :

Jadi kecepatan arus air sungai tersebut adalah 3,33 meter/menit.

SEMAPHORE

Semaphore

Semaphore adalah salah satu teknik untuk menyampaikan dan menerima pesan dengan
jarak yang berjauhan. Semaphore digunakan jika keadaan tidak memungkinkan untuk
berkomunikasi secara langsung maupun dengan alat komunikasi lainnya. Dalam kepramukaan
teknik semaphore biasa dilakukan dengan menggunakan sepasang bendera yang memiliki ukuran
45cm x 45cm yang merupakan gabungan dua buah segitiga sama kaki yang masing-masing
berwarna merah dan kuning. Pemilihan warna ini disengaja karena warna ini terlihat mencolok
walaupun terlihat dari jarak yang sangat jauh.
Semaphore kini menggunakan dua bendera yang berbentuk persegi, yang akan digunakan
oleh pengirim sinyal untuk melakukan posisi-posisi yang bisa diterjemahkan menjadi huruf dan
angka. Sebenarnya warna bendera tergantung asal pesan itu dikirimkan, jika dikirimkan dari laut,
maka benderanya berwarna merah dan oranye, jika dikirimkan dari darat maka bendera akan
berwarna biru dan putih. Di Indonesia bendera yang biasa digunakan dalam kegiatan
kepramukaan berwarna merah dan oranye. Namun sebenarnya warnabendera itu sendiri tidaklah
terlalu penting, itu hanya merupakan pertanda agar pesan lebih mudah ditangkap.
Penggunaan Semaphore dalam Pramuka
Di Indonesia, semaphore biasa diterapkan sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki
dalam kegiatan pramuka. Biasanya kegiatan semaphore ini diajarkan sejak dalam level pramuka
siaga dan merupakan keterampilan yang dipraktekan pada acara perkemahan. Namun seiring
dengan semakin redupnya kegiatan pramuka di Indonesia, maka keterampilan semaphore ini pun
semakin jarang dikenal orang.
Contoh Bendera Semaphore :

Cara mengirim dan menerima berita dalam semaphore adalah sebagai berikut:
1. Usahakan untuk mengirim atau menerima berita berada di tempat yang terang.
2. Untuk pengirim sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau tiga orang, satu sebagai pengirim
isyarat, satu sebagai pembaca isyarat dan satu lagi sebagai pembawa kunci kode isyarat jika

belum hafal
3. Sikap pengirim tegak, dan dua orang lainnya jongkok tanpa menghalangi si pengirim.
4. Sebelum mengirim berita , kirim perhatian kepada si penerima. Jika siap penerima menjawab
dengan K
5. Kirimkan hurufperhuruf dari tiap perkataan.
6. Untuk menyatakan perkataan telah selesai dipakai tanda bendera dipegang bersilang kebawah
dan juga digunakan kalau ada huruf kembar.
7. Jika tiap perkataan diterima dengan baik penerima menyatakan dengan mengirim huruf C
8. Bila pengirim menghendaki membuat angka. Maka lebih dahulu harus memberi tanda A
sesudah itu baru membuat angkanya.
9. Jika penerima menghendaki supaya kiriman terakhir di ulangi kirimkan kepada pengirim INI
dirangkai.
10. Jika pengirim membuat kekeliruan kirimkan huruf E delapan kali.
11. Berita selesai dinyatakan dengan huruf AR tunggulah si penerima mengirim huruf R artinya
ia telah menerima dengan baik.

Cara Mudah dan Cepat Belajar Semaphore


Salah satu cara yang paling mudah dan cepat dalam menghafalkan kode isyarat semaphore
adalah dengan menggunakan metode "8 Penjuru Mata Angin" atau terkadang disebut juga
sebagai metode "Jarum Jam". Dengan metode ini, menghafalkan semaphore tidak dilakukan
urut sesuai dengan urutan abjad, namun dihafalkan perkunci yang terdiri atas 7 kunci.
Dalam metode ini posisi tangan disusun dalam 8 titik di sekeliling tubuh yang meliputi titik di
bawah tubuh, kiri bawah tubuh, samping kiri tubuh, kiri atas tubuh, atas tubuh, kanan atas
tubuh, samping kanan tubuh, dan kanan bawah tubuh. Selengkapnya lihat gambar berikut:

Lingkaran semphore metode 8 penjuru mata angin

Metode belajar semaphore ini, kode isyarat semaphore perhurufnya dibentuk dari posisi dua
tangan sesuai dengan 7 kunci. Masing-masing kunci ditandai dan dinamai sesuai posisi
salah satu tangan, sehingga:
1. Kunci 1: Salah satu tangan berada di titik 1 dan tangan kedua berada di titik 2 - 8
sehingga terbentuk 7 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:

(1)

1 dan 2 =

Huruf A

(5)

1 dan 6 =

Huruf E

(2)

1 dan 3 =

Huruf B

(6)

1 dan 7 =

Huruf F

(3)

1 dan 4 =

Huruf C

(7)

1 dan 8 =

Huruf G

(4)

1 dan 5 =

Huruf D

2. Kunci 2: Salah satu tangan berada di titik 2 dan tangan kedua berada di titik 3 - 8
sehingga terbentuk 6 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:

(1)

2 dan 3 =

Huruf H

(4)

2 dan 6 =

Huruf L

(2)

2 dan 4 =

Huruf I

(5)

2 dan 7 =

Huruf M

(3)

2 dan 5 =

Huruf K

(6)

2 dan 8 =

Huruf N

3. Kunci 3: Salah satu tangan berada di titik 3 dan tangan kedua berada di titik 4 - 8
sehingga terbentuk 5 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:

(1)

3 dan 4 =

Huruf O

(4)

3 dan 7 =

Huruf R

(2)

3 dan 5 =

Huruf P

(5)

3 dan 8 =

Huruf S

(3)

3 dan 6 =

Huruf Q

4. Kunci 4: Salah satu tangan berada di titik 4 dan tangan kedua berada di titik 5 - 8
sehingga terbentuk 4 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:

(1)

4 dan 5 =

Huruf T

(4)

4 Dan 7 = Huruf Y

(2)

4 dan 6 =

Huruf U

(5)

4 dan 8 =

TANDA SALAH

5. Kunci 5: Salah satu tangan berada di titik 5 dan tangan kedua berada di titik 6 - 8
sehingga terbentuk 3 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:

(1)

5 dan 6 =

TANDA ANGKA

(2)

5 dan 7 =

Huruf J

(3)

5 Dan 6 = Huruf V

6. Kunci 6: Salah satu tangan berada di titik 6 dan tangan kedua berada di titik 7 - 8
sehingga terbentuk 2 huruf (kode isyarat semaphore) yang terdiri atas:

(1)

6 dan 7 =

Huruf W

(2)

6 Dan 8 = Huruf X

7. Kunci 7: Salah satu tangan berada di titik 7 dan tangan kedua berada di titik 8
sehingga terbentuk 1 huruf (kode isyarat semaphore) yaitu:

(1)

7 dan 8 =

Huruf Z

Untuk lebih memperjelas tentang kode isyarat semaphore masih-masing huruf, lihat gambar
berikut:

Kode isyarat sempahore per kunci

Dengan menggunakan metode 8 Penjuru Mata Angin ini, belajar semaphore pasti akan
menjadi lebih mudah dan cepat hafal. Cara menghafalkannya adalah dengan urut perkunci
mulai dari kunci pertama hingga kunci ketujuh. Dengan berpatokan kunci pertama salah
satu tangan berada di posisi satu, kunci kedua salah satu tangan berada di posisi dua dan
seterusnya.

Ketentuan Dasar Mengirim atau Menerima Isyarat Semaphore


Isyarat semaphor diberikan secara berpasangan, artinya terdiri atas dua pihak di mana satu
pihak sebagai pengirim dan pihak lainnya sebagai penerima. Dalam menyampaikan dan
menerima isyarat semaphore terdapat beberapa ketentuan yang antara lain:
1. Pengirim dan penerima isyarat semaphore saling berhadapan dan memakai bendera
semaphore.

2. Sikap tubuh tegak dengan kedua kaki agak terbuka. Posisi bendera disilangkan di
bawah tubuh (posisi siap / tutup).
3. Untuk memulai pengiriman, pengirim memberikan isyarat "Tanda Perhatian" berupa
huruf "R - Tutup" atau "U - R" secara berulang-ulang.
4. Jika penerima telah siap, penerima mengirimkan huruf "K" sedangkan jika belum
siap penerima mengirim huruf "Q".
5. Setelah penerima siap, pengirim mulai mengirimkan berita (pesan) huruf perhuruf.
Setiap satu kata ditutup dengan "posisi tutup".
6. Apabila penerima dapat menerima (membaca) pesan perkata, penerima
mengirimkan isyarat huruf "C". Sedangkan jika tidak paham (tidak dapat menerima
dengan baik), pengirim mengirimkan isyarat huruf "I-M-I". Pengirim mengulangi
mengirimkan kata terakhir yang tidak dipahami penerima.
7. Apabila pengirim keliru mengirimkan pesan, pengirim mengirimkan isyarat "Tanda
Salah" atau mengirimkan huruf "E - Tutup" delapan kali kemudianmengulangi
mengirim satu kata terakhir yang keliru.
8. Jika semua pesan (berita) sudah selesai disampaikan, pengirim mengirimkan huruf
"A-R" dan penerima membalasnya dengan huruf "R" jika telah dapat menerima
semua pesan.
9. Untuk mengirimkan angka, terlebih dahulu diawali dengan isyarat "Tanda Angka"
(posisi 5-6) kemudian kirimkan angka dengan ketentuan angka 1 = A; 2 = B; 3 = C; 4
= D; 5 = E; 6 = F; 7 = G; 8 = H; 9 = I; dan 0 = J. Jika pengiriman angka sudah selesai
dan hendak berganti mengirim huruf kirimkan isyarat huruf "J" atau "V".
Itulah cara mudah dan cepat dalam mempelajari isyarat semaphore atau semafor serta
ketentuan dasar mengirim dan menerima isyarat semaphore. Untuk hal-hal lain terkait
dengan semafor seperti sejarah, manfaat, aplikasi semaphore dan hal-hal lain akan dibahas
di lain kesempatan. Yang terpenting sekarang tidak ada lagi adik-adik pramuka yang
mengeluh kesulitan menghafalkan isyarat semaphore, karena dengan metode ini, belajar
semaphore jadi mudah, cepat, dan mengasyikkan.

Anda mungkin juga menyukai