Anda di halaman 1dari 23

KOMPETENSI DASAR

1.Menerapkan prosedur pengoperasian


jenis-jenis peralatan survei dan
pemetaan
2. Mengoperasikan peralatan survei dan
pemetaan

JENIS-JENIS PERALATAN Nisfu Amaliasani, S.Pd

SURVEI DAN PEMETAAN


KELAS X
Teknik Pengukuran Tanah

D esain Pemodelan Informasi Bangunan


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Modul Mata Pelajaran Dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah untuk peserta didik
kelas X Sekolah Menengah Kejuruan. Modul ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013 yang lebih
menempatkan peserta didik sebagai pusat kegiatan belajar (Student Center). Modul ini juga dilengkapi
dengan latihan soal untuk menguji pemahaman peserta didik terkait dengan materi yang terdapat pada
modul. Dalam Modul Mata Pelajaran Dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah ini akan
dibahas tentang “Prosedur Pengoperasian Jenis-Jenis Peralatan Survei Dan Pemetaan (Alat Ukur Di
Lapangan)”.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesain modul
ini, terutama dosen Pembimbing program Pendidikan Profesi Guru ini , yang telah membimbing penyusun
dalam pembuatan modul ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para
peserta didik.

Malang, 10 Agustus 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
Bab I Alat Ukur Jarak di Lapangan .................................................................................... 4
I.1. Kayu Ukur ..................................................................................................... 4
I.2. Rantai Ukur .................................................................................................. 4
I.3. Pita Ukur ...................................................................................................... 5
I.4. Otodometer.................................................................................................. 7
Bab II Alat Ukur Sudut Sederhana ..................................................................................... 8
II.1. Kompas ........................................................................................................ 8
II.2. Penta Prisma ................................................................................................ 9
II.3. Klinometer ................................................................................................... 9
Bab III Alat Ukur Optik ...................................................................................................... 11
III.1. Waterpass ................................................................................................. 11
III.2. Theodolit .................................................................................................... 13
III.3. Alat Penunjang ........................................................................................... 16

SOAL FORMATIF........................................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 22

2
PENDAHULUAN

Modul ini menjelaskan ruang lingkup Ilmu ukur tanah, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada
Ilmu Ukur tanah untuk kepentingan studi kelayakan, perencanaan, konstruksi dan operasional pekerjaan
teknik sipil. Selain itu, dibahas tentang perkenalan ilmu ukur tanah, alat ukur jarak dan sudut di lapangan,
juga alat ukur optik yang selama ini sering digunakan dalam proyek-proyek perencanaan konstruksi.

Pengukuran jarak adalah basis seluruh pengukuran tanah, sehingga data hasil pengukuran jarak
menjadi hal pokok yang harus diketahui untuk kelanjutan pekerjaan lain. Pengetahuan tentang peralatan
untuk mengukur jarak di lapangan menjadi bagian yang sangat penting untuk dipersiapkan. Dengan
berkembangnya peralatan pengukuran di lapangan menyebabkan beberapa peralatan sederhana tidak
lagi digunakan seperti kayu ukur dan rantai ukur yang kemudian digantikan dengan alat ukur yang lebih
praktis seperti pita ukur dan roda ukur. Walau demikian pengetahuan tentang alat-alat ukur sederhana
ini tetap harus dimiliki oleh Surveyor (yang akan melalukan pengukuran).

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk topografi
permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan
konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata pelajaran lainnya seperti
rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari
kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase,
jembatan, pelabuhan,jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar
konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.

Modul ini tidak hanya menyajikan teori semata, akan tetapi buku ini dilengkapi dengan penduan
untuk melakukan praktikum pekerjaan dasar survei. Sehingga, diharapkan peserta didik mampu
mengoperasikan alat ukur jarak dan sudut di lapangan, dapat mengoperasikan waterpass dan theodolite,
dan dapat melakukan pengukuran sipat datar.

3
Alat Ukur Jarak
BAB I
di Lapangan

Pada bab I ini kita akan membahas tentang Alat Ukur Jarak di Lapangan. Pengukuran jarak adalah
basis seluruh pengukuran tanah, sehingga data hasil pengukuran jarak menjadi hal pokok yang harus
diketahui untuk kelanjutan pekerjaan lain. Pengetahuan tentang peralatan untuk mengukur jarak di
lapangan menjadi bagian yang sangat penting untuk dipersiapkan. Dengan berkembangnya peralatan
pengukuran di lapangan menyebabkan beberapa peralatan sederhana tidak lagi digunakan seperti kayu
ukur dan rantai ukur yang kemudian digantikan dengan alat ukur yang lebih praktis seperti pita ukur dan
roda ukur. Walau demikian pengetahuan tentang alat-alat ukur sederhana ini tetap harus dimiliki oleh
Surveyor (yang akan melalukan pengukuran).

I.1. KAYU UKUR


Alat ini terbuat dari kayu yang panjangnya 3 atau 5 m dan berskala. Skala terkecil adalah 0,1
m. Tiap meter biasanya ditandai dengan warna merah dan putih. Alat ukur ini sudah tidak lagi
digunakan karena tidak praktis (berat dan panjangnya maksimal 5 meter).

Gambar Kayu Ukur

I.2. RANTAI UKUR


Alat ukur ini terdiri dari mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin kuningan untuk
tiap panjang 1 m, 10 m, 20 m, 25 m dan 30 meter. Namun sat ini sudah jarang rantai ukur ini
digunakan, dan pemakaian alat ini harus menggunkan pocket balance dengan gaya tarik
maksimum 10 kg. alam penarikan rantai ukur ini, harus diperhatikan yaitu mata rantai tidak boleh
kusut dan terlipat. Sebagai pelengkap,dalam pemakaian dilapangan, harus disediakan pen baja
untuk menghindari kesalahan pengukuran.

Gambar Rantai Ukur


4
I.3. PITA UKUR (Meteran/Roll Meter)
Meteran, sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji dalam bentuk pita dengan
panjang tertentu. Sering juga disebut roll meter karena umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak
dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau roll.
Fungsi utama atau yang umum dari pita ukur ini adalah untuk mengukur jarak atau panjang. Yang
perlu diperhatikan saat menggunakan pita ukur antara lain :
- Satuan ukuran yang digunakan ada 2 satuan ukuran yang biasa digunakan, yaitu satuan Inggris
(inch, feet, yard) dan satuan metrik (mm, cm, m).
- Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm, inch atau feet.
- Penyajian angka nol atau bacaan nol pada pita ukur ada yang dinyatakan tepat di ujung awal
pita ukur dan ada pula yang dinyatakan pada jarak tertentu dari ujung awal pita ukur.

Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan pita ukur ini dari ujung
satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian untuk hasil yang lebih akurat cara
menggunkan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
- Dilakukan oleh 2 orang
- Seorang memegang ujung awal dan meletakan angka nol pita ukur di titik yang pertama.
- Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik meteran selurus
mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca angka meteran yang tepat di titik
tersebut.
Macam-macam pita ukur berdasarkan bahannya :
A. PITA UKUR LINEN
Pita ukur ini terbuat dari kain linen, lebar 2 cm dan panjang 10 m, 15 m, 30 m, 50m.
Kelemahan pita ukur ini adalah mudah basah bila terkena air, sehingga mudah merenggang/
memanjang dan mudah rusak/putus. Dan pemakaiannya tidak menggunakan pocket balance.
Hal ini akan mengakibatkan kurang teliti dalam pengukuran jarak langsung.

Gambar Pita Ukur Linen

5
B. PITA UKUR FIBERGLASS :
Pita ukur ini terbuat dari serat rami dan diperkuat dengan anyaman kawat halus dan ada pula
yang terbuat dari campuran serat gelas (fiberglass). Pita ukur ini ringan, tidak mudah bengkok,
dan mudah memakainya. Kelemahannya sangat mudah memuai dan menyusut akibat
kelembaban udara.

Gambar Pita Ukur Fiberglass

C. PITA UKUR BAJA :


Pita ukur ini terbuat dari pita baja lebar 2 cm, tebal 0,4 mm, serta panjang 20 m, 30 m, 50 m
dan 100 m. Alat ini menggunakan pocket balance yang dipasang pada ujung pita ukur yang
ditarik 5 sampai 8 koligram. Yang perlu diperhatikan, penggunaan alat ini harus menghindari
lalu lintas kendaraan, karena bila pita ukur baja ini terlindas roda kendaraan akibatnya bisa
putus.

Gambar Pita Ukur Baja

6
I.4. OTODOMETER (RODA UKUR)
Alat ini berupa roda yang berukuran 30 cm s/d 40 cm dan dilengkapi dengan tongkat pendorong.
Diantara roda terdapat skala pencatat jarak mulai dari sentimeter, meter,dan kilometer. Roda ini
dilengkapi dengan jarum penunjuk batas ukuran. Alat ini banyak dipakai pada pengukuran jarak
jalan raya dalam rangka perhitungan volume pekerjaan. Yang perlu diperhatikan, alat ini
digunakan dengan cara harus didorong lurus. Alat ini sangat praktis untuk mengukur jarak suatu
jalur dimana jalurnya berbelok-belok dan naik turun, seperti halnya jalur jalan dalam rangka
pengaspalan atau di pertanian sendiri pada pengukuran luas lahan bergelombang dan bentuk
petakannya tidak beraturan.

Gambar Otodometer

7
Alat Ukur SUDUT
BAB
II SEDERHANA di Lapangan

Pada bab II ini kita akan membahas tentang Alat Ukur Sudut di Lapangan. Selain pengukuran jarak,
pengukuran sudut juga merupakan pengukuran yang penting untuk dilakukan di lapangan. Pengenalan
alat pengukuran sudut merupakan hal penting agar peserta didik dapat melakukan kegiatan pengukuran
dengan baik dan benar sesuai standart operasional yang berlaku. Pada bab ini akan dijelaskan tentang
alat ukur sudut sederhana di lapangan, sedangkan untuk alat ukur optik akan dijelaskan pada bab
selanjutnya.

II.1 Kompas (Compass)


A. Pengertian Kompas
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan lingkaran berskala. Salah satu
ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnit yang ditengahnya terpasang pada suatu sumbu,
sehingga dalam keadaan mendatar jarum magnit dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau
mendatar menuju arah utara atau selatan. Kompas yang lebih baik dilengkapi dengan nivo, cairan
untuk menstabilkan gerakan jarum dan alat pembidik atau visir. Kompas ini beragam bentuknya.
B. Fungsi Kompas
Fungsi utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata angin terutama ke utara atau ke
selatan sesuai dengan magnit yang digunakan. Kegunaan lain yang juga didasarkan pada penunjukan
arah utara atau ke selatan adalah :
1) Penentuan arah dari satu titik/tempat ke titik/tempat lain, yang ditunjukan oleh besarnya sudut
azimut, yaitu besarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak searah jarum
jam sampai di arah yang dimaksud.
2) Mengukur sudut horizontal.
3) Membuat siku-siku.
C. Cara Menggunakan Kompas
Cara menggunakan kompas untuk menentukan arah ke tujuan :
- Pegang alat dengan kuat di atas titik pengamatan.
- Atur agar alat dalam keadaan mendatar agar jarum dapat bergerak dengan bebas. Kalau alat
ini dilengkapi dengan nivo atur gelembung nivo ada di tengah.
- Baca angka skala lingkaran yang menuju arah/titik yang dimaksud

8
Gambar Kompas

II.2 Penta Prisma


Alat ini terdiri dari kaca prisma bagian pegangan terbuat dari besi dengan panjang 2 cm, di bagian
bawah terdapat semacam lubang untuk pengait. Sedangkan bagian atas prisma segilima (dimensi 3)
terbuat dari kaca yang jika dilihat dari luar, bagian dalamnya juga terdapat masing-masing bangun
segilima. Fungsi dari prisma atau kaca sudut adalah untuk membuat sudut siku dan mengukur sudut siku.

Gambar Penta Prisma

II.3 Klinometer (Clinometer)


A. Pengertian Klinometer
Klinometer adalah alat sederhana untuk mengukur sudut elevasi antara garis datar dan sebuah garis
yang menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung) sebuah objek.
Aplikasinya digunakan untuk mengukur tinggi (panjang) suatu objek dengan memanfaatkan sudut elevasi.

9
B. Fungsi Klinometer
Fungsi atau kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut elevasi dalam mengukur tinggi obyek
secara tidak langsung.
C. Cara Menggunakan Klinometer
Dalam menggunakan klinometer sebaiknya dilakukan oleh dua orang, satu orang memegang dan
membidik sasaran yang akan diukur dan satu orang yang lain melakukan pengamatan dengan membaca
sudut dan mencatat hasilnya.

Gambar Klinometer

10
Alat Ukur OPTIK
BAB
III
Pada bab III ini kita akan membahas tentang Alat Ukur Optik. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi maka berpengaruh juga terhadap perkembangan alat ukur di lapangan, salah
satunya adalah alat ukur jenis optik ini yang menggabungkan fungsi-fungsi alat ukur jarak dan sudut
menjadi satu dalam satu alat. Dengan adanya alat optik ini menjadikan pekerjaan lebih efektif dan efisien,
mengurangi beban waktu pengerjaan proyek dan mengurangi biaya pelaksanaan. Dengan mempelajari
alat ukur optik ini diharapkan peserta didik dapat mengoperasikan alat ukur jenis optik ini dengan baik
dan benar sesuai standart operasional yang berlaku.

III. 1 Waterpass

A. Pengertian dan Fungsi Waterpass


Alat ukur optis untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih dan penggunaanya sangat
luas seperti pekerjaan sipil, pemetaan, pertanahan dan lain-lainnya.
Syarat-syarat pemakaian waterpass:
1) Syarat dinamis : Sumbu 1 vertikal
2) Syarat statis
- Garis mendatar diafragma sejajar sumbu 1
- Garis arah nivo tegak lurus sumbu 1
- Garis bidik teropong sejajar garis dengan garis arah nivo
Alat waterpass mempunyai beberapa bagian utama
Bagian-bagian alat :

Gambar Bagian-bagian Waterpass

11
Fungsi bagian-bagian alat :
Cermin nivo : untuk memantulkan bayangan nivo
Nivo : untuk mengetahui kedataran alat
visir bidikan : untuk mengarahkan arah bidikan teropong
Sekrup fokus benang : untuk memfokuskan benang bidikan
Lensa bidik : untuk melihat bidikan
Sekrup penggerak horisontal : untuk menggerakan secara halus arah bidikan horisontal teropong
Sekrup leveling : untuk me-level-kan (mendatarkan) alat
Plat dasar : untuk landasan alat ke tripot
Body teropong : badan teropong
Sekrup fokus obyek : untuk memfokuskan obyek bidikan
Rumah lensa depan : untuk tempat lensa depan
Skala gerakan sudut horisontal : untuk mengetahui besar gerakan sudut horisontal
No seri alat : nomor seri untuk identifikasi alat

B. Cara Menggunakan Waterpass


a. Pasang kaki tiga penyangga/tripod/statip pada tempat yang dikehendaki, biasanya pada titik
ikat atau pada titik yang sudah diketahui koordinat dan elevasinya.
b. Pastikan kaki tiga penyangga terpasang secara kuat dan stabil serta posisi pelat tempat
dudukan alat ukur (tribrach) pada posisi semendatar mungkin.
c. Kencangkan sekrup-sekrup penguat yang ada pada masing-masing kaki secukupnya.
d. Pasang waterpass pada dudukan atau tribrach dan kencangkan sekrupnya.
e. Atur sumbu I vertikal dan sumbu II horisontal dengan menggunakan sekrup penyeimbang nivo
kotak, yang biasanya disebut sekrup A, B, C.
f. Pengaturan dilakukan pertama-tama dengan posisi nivo sejajar dengan posisi kita berdiri,
tepatkan gelembung nivo tepat di dalam lingkaran yang ada.
g. Putar waterpass terhadap sumbu I sebesar 900 terhadap posisi kita, cek apakah posisi nivo
masih tetap berada di tengah lingkaran, jika gunakan sekrup C untuk menempatkan nivo kembali
ke tengah lingkaran.
h. Jika centering dan posisi gelembung pada masing-masing nivo sudah berada pada tengah-
tengah bidang nivo pada segala posisi maka alat sudah siap untuk dioperasikan.

12
III. 2 Theodolit
A. Pengertian Theodolit
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah
pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak
yang dinamakan dengan sudut vertical.
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk
pengukuran yang benar adalah sebagai berikut :
1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel nivo tabung dan
nivo kotaknya ).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I.
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama dengan nol).
5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong
6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.
7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis bidik tegak lurus
sumbu kedua / mendatar).
B. Macam – Macam Theodolit
Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :
1. Theodolite Reiterasi
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran
nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini
terdapat sekrup pengunci plat nonius.

Gambar Konstruksi Theodolite Type Reiterasi

2. Theodolite repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkaran skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat
sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.
13
Gambar Konstruksi Theodolite Type Repetisi

3. Theodolite Elektro Optis


Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan
theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak
menggunakan system lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini
bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama
system analog dan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara
otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

Gambar Theodolite Elektro Optis

14
Bagian-bagian dan Kerangka Dasar Theodolite

Gambar Bagian-Bagian Theodolit

C. Fungsi Theodolit
Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran
polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah
fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang
terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-
pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku
pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian
suatu bangunan bertingkat.
D. Cara Menggunakan Theodolit
Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
15
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7. Letakkan theodolite di tribar plat
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite.
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser
kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering
optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan
pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index
tersebut.
III. 3 Alat Penunjang
1. Tripod/Statif/Kaki Tiga
A. Pengertian Tripod/Statif/Kaki Tiga
Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri dari kepala statip dan
kaki tiga yag dapat di stel ketinggiannya. Statip terbuat dari kayu atau dari metal
alumunium sehingga lebih ringan.

Gambar Tripod/Statif/Kaki Tiga

B. Fungsi Tripod/Statif/Kaki Tiga


Kegunaan tripod adalah untuk menunjang theodolit.

16
C. Cara Menggunakan Tripod/Statif/Kaki Tiga
Ketinggian statif dapat diatur, disesuaikan dengan ketinggian si pengamat dan pemutaran
baut statif jangan terlalu keras agar tidak cepat rusak kepala statif ada yang datar,
melengkung (sferis), ada pula yang menyerupai bonggol (Kern) dengan sambungan alat
sentering tongkat teleskopis sekaligus untuk mengukur tinggi alat.

2. Leveling Road/Rambu Ukur


A. Pengertian Leveling Road/Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4
bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih,
atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan
5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-
putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.

Gambar Leveling Road/Rambu Ukur

B. Fungsi Leveling Road/Rambu Ukur


Fungsi utama dari rambu ukur ini adalah untuk mempermudah/membantu mengukur beda
tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Hal yang perlu diperhatikan dari rambu
adalah :
17
- Skala rambu dalam cm atau mm atau interval jarak pada garis-garis dalam rambu
tersebut setiap berapa cm atau berapa mm.
- Skala dari rambu, terutama pada daerah sambungan rambu harus benar.
C. Cara Menggunakan Leveling Road/Rambu Ukur
Cara menggunakan rambu ukur :
1. Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya sesuai dengan kebutuhan,
kemudian kunci.
2. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok (titik) yang akan dibidik.
3. Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong (depan, belakang, kiri dan kanan),
karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan.

3. Unting-Unting
A. Pengertian Unting-Unting
Unting-unting merupakan bandul yang terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk
kerucut dengan ujung bawah lancip dan digantungkan pada bagian tengah tripod/statif
tegak lurus titik.

Gambar Unting-Unting

B. Fungsi Unting-Unting
Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan
tanah atau sebaliknya.
C. Cara pemakaian
Unting-unting digantungkan dan unting-unting harus tegak lurus titik.

4. Jalon
A. Pengertian Jalon
Jalon merupakan tongkat dengan ujung runcing, berguna sebagai penanda titik yang akan
di tembak sudutnya, jalon merupakan pasangan alat theodolit.
18
B. Fungsi Jalon
Jalon berfungsi untuk membantu dalam pengukuran di lapangan sebagai pelurusan dalam
mengukur.

Gambar Jalon

19
SOAL FORMATIF

Soal Pilihan ganda


1. Roda ukur disebut juga....
a. Otodometer
b. Curvimeter
c. Spidometer
d. Klinometer
e. Starter
2. Pita ukur yang sangat kuat, ringan dan tahan terhadap air disebut...
a. kayu ukur
b. pita ukur fiberglass
c. pita ukur baja
d. pita ukur kain linen
e. rambu ukur
3. Permukaan bumi yang kita ukur biasanya tidak boleh lebih dari...
a. 55 km
b. 75 km
c. 100 km
d. 155 km
e. 200 km
4. Pekerjaan pembuatan gedung, jembatan, saluran irigasi dan jalan merupakan pekerjaan ilmu ukur tanah
di bidang...
a. pertanian
b. teknik sipil
c. pengembangan
d. perencanaan
e. pertanahan
5. Salah satu tujuan ilmu ukur tanah adalah menentukan letak ketinggian atau....
a. Elevasi
b. Sudut
c. Panjang
d. Arah
e. Kedudukan
6. yang bukan termasuk alat pengukur jarak sederhana adalah...
a. meteran
b. tongkat ukur
c. yalon
d. langkah kaki
e. octogon
7. fungsi penta prisma adalah untuk membuat garis…
a. sejajar
b. lurus
c. siku
d. lengkung
e. miring
20
8. yang tidak termasuk pekerjaan di lapangan adalah…
a. survei lapangan
b. menyiapkan alat
c. mengambil data
d. mengecek data
e. mengolah data
9. pada waktu menancapkan yalon yang perlu diperhatikan adalah...
a. mata
b. tangan
c. kaki
d. teman
e. kepala
10. dalam melaksanakan pengukuran dengan kompas sebaiknya kompas dihindarkan dari...
a. kayu
b. patok
c. logam
d. perak
e. besi

Soal Essay
1. Jelaskan bagian-bagian theodholite. !
2. jelaskan kegunaan peralatan dan perlengkapan pengukuran jarak datar optis. !
3. sebutkan macam-macam pita ukur dan kelemahannya masing-masing?
4. Jelaskan cara menyimpan roll meter yang benar!
5. jelaskan apa perbedaan theodolit reiterasi dan theodolit repetisi !

21
DAFTAR PUSTAKA

Purwaamijaya, I.M. 2006. Ilmu Ukur Tanah untuk Teknik Sipil. FPTK UPI. Bandung.

Purwaamijaya, I.M. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1 Kelas 10. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.

http://kumpulan1000arsipku.blogspot.com/2017/03/alat-ukur-tanah.html diakses 1 Juli 2019

22

Anda mungkin juga menyukai