Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Modul Mata Pelajaran Dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah untuk peserta didik
kelas X Sekolah Menengah Kejuruan. Modul ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013 yang lebih
menempatkan peserta didik sebagai pusat kegiatan belajar (Student Center). Modul ini juga dilengkapi
dengan latihan soal untuk menguji pemahaman peserta didik terkait dengan materi yang terdapat pada
modul. Dalam Modul Mata Pelajaran Dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah ini akan
dibahas tentang “Prosedur Pengoperasian Jenis-Jenis Peralatan Survei Dan Pemetaan (Alat Ukur Di
Lapangan)”.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesain modul
ini, terutama dosen Pembimbing program Pendidikan Profesi Guru ini , yang telah membimbing penyusun
dalam pembuatan modul ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para
peserta didik.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
SOAL FORMATIF........................................................................................................................ 20
2
PENDAHULUAN
Modul ini menjelaskan ruang lingkup Ilmu ukur tanah, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada
Ilmu Ukur tanah untuk kepentingan studi kelayakan, perencanaan, konstruksi dan operasional pekerjaan
teknik sipil. Selain itu, dibahas tentang perkenalan ilmu ukur tanah, alat ukur jarak dan sudut di lapangan,
juga alat ukur optik yang selama ini sering digunakan dalam proyek-proyek perencanaan konstruksi.
Pengukuran jarak adalah basis seluruh pengukuran tanah, sehingga data hasil pengukuran jarak
menjadi hal pokok yang harus diketahui untuk kelanjutan pekerjaan lain. Pengetahuan tentang peralatan
untuk mengukur jarak di lapangan menjadi bagian yang sangat penting untuk dipersiapkan. Dengan
berkembangnya peralatan pengukuran di lapangan menyebabkan beberapa peralatan sederhana tidak
lagi digunakan seperti kayu ukur dan rantai ukur yang kemudian digantikan dengan alat ukur yang lebih
praktis seperti pita ukur dan roda ukur. Walau demikian pengetahuan tentang alat-alat ukur sederhana
ini tetap harus dimiliki oleh Surveyor (yang akan melalukan pengukuran).
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk topografi
permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan
konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata pelajaran lainnya seperti
rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari
kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase,
jembatan, pelabuhan,jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil pengukuran agar
konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.
Modul ini tidak hanya menyajikan teori semata, akan tetapi buku ini dilengkapi dengan penduan
untuk melakukan praktikum pekerjaan dasar survei. Sehingga, diharapkan peserta didik mampu
mengoperasikan alat ukur jarak dan sudut di lapangan, dapat mengoperasikan waterpass dan theodolite,
dan dapat melakukan pengukuran sipat datar.
3
Alat Ukur Jarak
BAB I
di Lapangan
Pada bab I ini kita akan membahas tentang Alat Ukur Jarak di Lapangan. Pengukuran jarak adalah
basis seluruh pengukuran tanah, sehingga data hasil pengukuran jarak menjadi hal pokok yang harus
diketahui untuk kelanjutan pekerjaan lain. Pengetahuan tentang peralatan untuk mengukur jarak di
lapangan menjadi bagian yang sangat penting untuk dipersiapkan. Dengan berkembangnya peralatan
pengukuran di lapangan menyebabkan beberapa peralatan sederhana tidak lagi digunakan seperti kayu
ukur dan rantai ukur yang kemudian digantikan dengan alat ukur yang lebih praktis seperti pita ukur dan
roda ukur. Walau demikian pengetahuan tentang alat-alat ukur sederhana ini tetap harus dimiliki oleh
Surveyor (yang akan melalukan pengukuran).
Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan pita ukur ini dari ujung
satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian untuk hasil yang lebih akurat cara
menggunkan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
- Dilakukan oleh 2 orang
- Seorang memegang ujung awal dan meletakan angka nol pita ukur di titik yang pertama.
- Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik meteran selurus
mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca angka meteran yang tepat di titik
tersebut.
Macam-macam pita ukur berdasarkan bahannya :
A. PITA UKUR LINEN
Pita ukur ini terbuat dari kain linen, lebar 2 cm dan panjang 10 m, 15 m, 30 m, 50m.
Kelemahan pita ukur ini adalah mudah basah bila terkena air, sehingga mudah merenggang/
memanjang dan mudah rusak/putus. Dan pemakaiannya tidak menggunakan pocket balance.
Hal ini akan mengakibatkan kurang teliti dalam pengukuran jarak langsung.
5
B. PITA UKUR FIBERGLASS :
Pita ukur ini terbuat dari serat rami dan diperkuat dengan anyaman kawat halus dan ada pula
yang terbuat dari campuran serat gelas (fiberglass). Pita ukur ini ringan, tidak mudah bengkok,
dan mudah memakainya. Kelemahannya sangat mudah memuai dan menyusut akibat
kelembaban udara.
6
I.4. OTODOMETER (RODA UKUR)
Alat ini berupa roda yang berukuran 30 cm s/d 40 cm dan dilengkapi dengan tongkat pendorong.
Diantara roda terdapat skala pencatat jarak mulai dari sentimeter, meter,dan kilometer. Roda ini
dilengkapi dengan jarum penunjuk batas ukuran. Alat ini banyak dipakai pada pengukuran jarak
jalan raya dalam rangka perhitungan volume pekerjaan. Yang perlu diperhatikan, alat ini
digunakan dengan cara harus didorong lurus. Alat ini sangat praktis untuk mengukur jarak suatu
jalur dimana jalurnya berbelok-belok dan naik turun, seperti halnya jalur jalan dalam rangka
pengaspalan atau di pertanian sendiri pada pengukuran luas lahan bergelombang dan bentuk
petakannya tidak beraturan.
Gambar Otodometer
7
Alat Ukur SUDUT
BAB
II SEDERHANA di Lapangan
Pada bab II ini kita akan membahas tentang Alat Ukur Sudut di Lapangan. Selain pengukuran jarak,
pengukuran sudut juga merupakan pengukuran yang penting untuk dilakukan di lapangan. Pengenalan
alat pengukuran sudut merupakan hal penting agar peserta didik dapat melakukan kegiatan pengukuran
dengan baik dan benar sesuai standart operasional yang berlaku. Pada bab ini akan dijelaskan tentang
alat ukur sudut sederhana di lapangan, sedangkan untuk alat ukur optik akan dijelaskan pada bab
selanjutnya.
8
Gambar Kompas
9
B. Fungsi Klinometer
Fungsi atau kegunaannya adalah untuk menentukan besar sudut elevasi dalam mengukur tinggi obyek
secara tidak langsung.
C. Cara Menggunakan Klinometer
Dalam menggunakan klinometer sebaiknya dilakukan oleh dua orang, satu orang memegang dan
membidik sasaran yang akan diukur dan satu orang yang lain melakukan pengamatan dengan membaca
sudut dan mencatat hasilnya.
Gambar Klinometer
10
Alat Ukur OPTIK
BAB
III
Pada bab III ini kita akan membahas tentang Alat Ukur Optik. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi maka berpengaruh juga terhadap perkembangan alat ukur di lapangan, salah
satunya adalah alat ukur jenis optik ini yang menggabungkan fungsi-fungsi alat ukur jarak dan sudut
menjadi satu dalam satu alat. Dengan adanya alat optik ini menjadikan pekerjaan lebih efektif dan efisien,
mengurangi beban waktu pengerjaan proyek dan mengurangi biaya pelaksanaan. Dengan mempelajari
alat ukur optik ini diharapkan peserta didik dapat mengoperasikan alat ukur jenis optik ini dengan baik
dan benar sesuai standart operasional yang berlaku.
III. 1 Waterpass
11
Fungsi bagian-bagian alat :
Cermin nivo : untuk memantulkan bayangan nivo
Nivo : untuk mengetahui kedataran alat
visir bidikan : untuk mengarahkan arah bidikan teropong
Sekrup fokus benang : untuk memfokuskan benang bidikan
Lensa bidik : untuk melihat bidikan
Sekrup penggerak horisontal : untuk menggerakan secara halus arah bidikan horisontal teropong
Sekrup leveling : untuk me-level-kan (mendatarkan) alat
Plat dasar : untuk landasan alat ke tripot
Body teropong : badan teropong
Sekrup fokus obyek : untuk memfokuskan obyek bidikan
Rumah lensa depan : untuk tempat lensa depan
Skala gerakan sudut horisontal : untuk mengetahui besar gerakan sudut horisontal
No seri alat : nomor seri untuk identifikasi alat
12
III. 2 Theodolit
A. Pengertian Theodolit
Theodolite atau theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah
pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak
yang dinamakan dengan sudut vertical.
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite sehingga siap dipergunakan untuk
pengukuran yang benar adalah sebagai berikut :
1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II / vertical ( dengan menyetel nivo tabung dan
nivo kotaknya ).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I.
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama dengan nol).
5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong
6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.
7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II ( Garis bidik tegak lurus
sumbu kedua / mendatar).
B. Macam – Macam Theodolit
Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :
1. Theodolite Reiterasi
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran
nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis ini
terdapat sekrup pengunci plat nonius.
2. Theodolite repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkaran skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat
sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.
13
Gambar Konstruksi Theodolite Type Repetisi
14
Bagian-bagian dan Kerangka Dasar Theodolite
C. Fungsi Theodolit
Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran
polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah
fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang
terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-
pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku
pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian
suatu bangunan bertingkat.
D. Cara Menggunakan Theodolit
Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :
1. Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan
2. Tinggikan setinggi dada
3. Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan
4. Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi
5. Kuatkan (injak) pedal kaki statif
15
6. Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar
7. Letakkan theodolite di tribar plat
8. Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite.
9. Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
10. Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
11. Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian geser
kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titi ikat (BM), dilihat dari centering
optic.
12. Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
13. Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan
pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index
tersebut.
III. 3 Alat Penunjang
1. Tripod/Statif/Kaki Tiga
A. Pengertian Tripod/Statif/Kaki Tiga
Merupakan piranti untuk mendirikan alat di lapangan yang terdiri dari kepala statip dan
kaki tiga yag dapat di stel ketinggiannya. Statip terbuat dari kayu atau dari metal
alumunium sehingga lebih ringan.
16
C. Cara Menggunakan Tripod/Statif/Kaki Tiga
Ketinggian statif dapat diatur, disesuaikan dengan ketinggian si pengamat dan pemutaran
baut statif jangan terlalu keras agar tidak cepat rusak kepala statif ada yang datar,
melengkung (sferis), ada pula yang menyerupai bonggol (Kern) dengan sambungan alat
sentering tongkat teleskopis sekaligus untuk mengukur tinggi alat.
3. Unting-Unting
A. Pengertian Unting-Unting
Unting-unting merupakan bandul yang terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk
kerucut dengan ujung bawah lancip dan digantungkan pada bagian tengah tripod/statif
tegak lurus titik.
Gambar Unting-Unting
B. Fungsi Unting-Unting
Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan
tanah atau sebaliknya.
C. Cara pemakaian
Unting-unting digantungkan dan unting-unting harus tegak lurus titik.
4. Jalon
A. Pengertian Jalon
Jalon merupakan tongkat dengan ujung runcing, berguna sebagai penanda titik yang akan
di tembak sudutnya, jalon merupakan pasangan alat theodolit.
18
B. Fungsi Jalon
Jalon berfungsi untuk membantu dalam pengukuran di lapangan sebagai pelurusan dalam
mengukur.
Gambar Jalon
19
SOAL FORMATIF
Soal Essay
1. Jelaskan bagian-bagian theodholite. !
2. jelaskan kegunaan peralatan dan perlengkapan pengukuran jarak datar optis. !
3. sebutkan macam-macam pita ukur dan kelemahannya masing-masing?
4. Jelaskan cara menyimpan roll meter yang benar!
5. jelaskan apa perbedaan theodolit reiterasi dan theodolit repetisi !
21
DAFTAR PUSTAKA
Purwaamijaya, I.M. 2006. Ilmu Ukur Tanah untuk Teknik Sipil. FPTK UPI. Bandung.
Purwaamijaya, I.M. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 1 Kelas 10. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
22