4. Air: Harus menggunakan air yang bersih untuk mencegak mampet di emiter; Air harus
bebas sedimen, endapan pupuk, dll.
Keuntungan Irigasi Bawah Tanah
1. Efisiensi sangat tinggi (evaporasi , tidak ada gerakan air di udara, tidak ada pembasahan
daun, runoff , pengairan dibatasi di sekitar tanaman pokok)
2. Respon tanaman lebih baik (produksi, kualitas, keseragaman)
3. Tidak mengganggu aerasi tanah, dapat dipadu dengan unsur hara, tekanan rendah, tidak
mengganggu keseimbangan kadar lengas
4. Mengurangi perkembangan serangga, penyakit, dan jamur
5. Penggaraman/pencucian garam efektif karena ada isolasi lokasi.
dan lingkungan yang akan didapatkan dibandingkan dengan system irigasi yang lain.
Sistem sprinkler sekarang ini digunakan untuk berbagai jenis tanaman terutama
komoditas yang bernilai
Sistem irigasi sprinkler cocok untuk semua jenis tanah apabila application ratenya sesuai dengan kapasitas inflitrasi tanahnya. Termasuk juga pada lahan marginal
yang memiliki kapasitas infitrasi atau kapasitas menyimpan air yang rendah.
Dapat mengontrol pemberian air pada tanaman sehingga dapat mengurangi
tingkat pertumbuhan tanaman yang vegetatif dan memperbesar peluang
tanaman untuk tumbuh secara generatif dimana akan meningkatkan
produktivitas hasil panen.
Desain dapat dirancang secara fleksibel sesuai dengan jenis tanaman, tenaga
kerja yang tersedia dan penghematan energi
Dapat dilakukan fertigation atau pemberian nutrisi tanaman melalui system
irigasi
Dapat digunakan untuk mengontrol iklim bagi pertumbuhan tanaman
Dapat menjaga tanah tetap lembut agar cocok bagi pertumbuhan seedling
(persemaian)
Mempercepat perkecambahan dan penentuan panen
ditempatkan secara
permanent pada
lahan.
Biasanya jarak antar pipa sama dengan jarak antar sprinkler sehingga
menimbulkan jarak yang bujur sangkar (square spacing). Pipa dapat dikubur
di dalam tanah (biasanya PVC atau besi) atau dapat juga berjenis alumunium
dan dapat dipindahkan.
mudah. Cara operasinya pipa lateral dipindah dari satu bagian ke bagian lain
dengan tenaga manusia dengan
melepas sambungan pada pipa utama. Berpindahnya pipa lateral tergantung pada
set time. Untuk areal yang lebih luas dapat digunakan lebih dari satu pipa lateral.
Side Roll
Sistem Side roll atau biasa disebit juga Wheel roll seperti terlihat pada
gambar, terdiri dari sebuah lateral, biasanya panjangnya 1,25 mil; Pipanya
berperan seperti sebuah poros sumbu. Pipa berdiamater antara 4-5 inci.; dan
roda berdiameter 4-10 kaki. System ini mampu mengairi lahan seluas 60x90 kaki.
Setelah selesai mengairi satu set, mesin akan menindahkan roda ke set
berikutnya. Sprinkler diletakkan diatas connector yang memungkinkannya
tetap berada diatas ketika roda berputar. System ini tidak direkomendasikan
untuk topografi lahan yang mempunyai kemiringan lebih dari 5 persen.
lateral
mensuport airdari ketinggian 3 m diatas tanah dipegang oleh frame baja dan kabelkabel. Jarak antara frame rata-rata 30 m, panjang pipa lateral bervariasi 150-600 m.air
disuplai ke pusat pivot melalui pipa utama menyilang lapangan atau dari sumur yang
berlokasi dekat pivot, kemudian didistribusi melalui swivel joint ke lateral dan
sprinkler. Ketika mengairi, pipa lateral berputar secara kontinyu. Pembasahan radius
lapangan bisa mencapai 100 ha, tergantung juga panjang pipa lateral yang ada.
Satu putaran membutuhkan 1- 100 jam tergantung dari letak puncak air yang
dipakai. Lambatnya putaran pipa lateral berarti lebih banyak air yang digunakan.
Linear Move
Sistem irigasi Linear Move (sering disebut juga lateral move) dibangun dengan
cara yang sama seperti center pivot. Perbedaannya adalah menara bergerak pada
kecepatan dan arah yang sama. System ini dirancang untuk mengairi petak lapangan
berbetuk persegi yang bergerak secara kontinyu. Salah satu cara untuk mengairi areal
yang luas umumnya dikonstruksi melalui center pivot yang mensupport pipa lateral di
atas tanaman melalui tower yang tersedia. Air dapat disuplai dari suatu fleksibel hose atau
dari saluran sepanjang tepi atau ditengah-tengah lapangan. Pipa lateral digerakkan
dengan motor yang ada pada setiap tower dan dikontrol sama seperti pada center pivot.
Irigasi tetes adalah suatu sistem pemberian air melalui pipa/ selang berlubang
dengan menggunakan tekanan tertentu, dimana air yang keluar berupa tetesan-tetesan
langsung pada daerah perakaran tanaman. Tujuan dari irigasi tetes adalah untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman tanpa harus membasahi keseluruhan lahan, sehingga
mereduksi kehilangan air akibat penguapan yang berlebihan, pewmakaian air lebih
efisien, mengurangi limpasan, serta menekan/mengurangi pertumbuhan gulma (Hansen,
1986)
Ciri- ciri irigasi tetes adalah debit air kecil selama periode waktu tertentu, interval
(selang)yang sering, atau frekuensi pemberian air yang tinggi , air diberikan pada daerah
perakaran tanaman, aliran air bertekanan dan efisiensi serta keseragaman pemberian air
lebih baik ( http://www.deptan.go.id. Jakarta ).
Menurut Michael(1978) Unsur-unsur utama pada irigasi tetes yang perlu diperhatikan
sebelum mengoperasikan peralatan irigasi tetes adalah :
a) Sumber air, dapat berupa sumber air permanen (sungai, danu, dan lain-lain), atau
sumber air buatan (sumur, embung dan lain-lain)
b) Sumber daya, sumber tenaga yang digunakan untuk mengalirkan air dapat dari
gaya gravitasi (bila sumber air lebih tinggi daripada lahan pertanaman), dan untuk
sumber air yang sejajar atau lebih rendah dari pada lahan pertanaman maka
diperlukan bantuan pompa. Untuk lahan yang mempunyai sumber air yang dalam,
maka diperlukan pompa penghisap pompa air sumur dalam.
c) Saringan, untuk mencegah terjadinya penyumbatan meke diperlukan beberapa
alat penyaring, yaitu saringan utama (primary filter) yang dipasang dekat sumber
air, sringan kedua (secondary filter) diletakkan antara saringan utama dengan
jaringan pipa utama.
Dewasa ini keberhasilan tumbuh tanaman cendana di lahan kritis savana kering
NTT dirasakan masih rendah (kurang dari 20%). Hal ini disebabkan pada awal
penanaman di lapangan cendana belum beradaptasi dengan baik karena masalah kondisi
tanahnya marginal dan kekurangan air. Masalah kekurangan air akibat curah hujan yang
rendah, waktunya pendek dan turunnya tidak teratur adalah salah satu masalah krusial
yang dihadapi setiap tahun. Untuk menangani masalah ini maka teknik pengairan secara
konvensional dengan irigasi tetes perlu diterapkan agar tanaman cepat beradaptasi dengan
lingkungan sehingga pertumbuhannya meningkat. Pemanfaatan irigasi tetes dengan
menggunakan wadah yang murah dan mudah didapat di lokasi penanaman seperti bambu,
botol air mineral dan pot tanah serta pemanfaatan air embung, mata air, dan sungai dan.
(http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id)
Irigasi tetes adalah teknik penambahan kekurangan air pada tanah yang dilakukan
secara terbatas dengan menggunakan tube (wadah) sebagai alat penampung air yang
disertai lubang tetes di bawahnya. Air akan keluar secara perlahan -lahan dalam bentuk
tetesan ke tanah yang secara terbatas membasahi tanah. Lubang tetes air dapat diatur
sedemikian rupa sehingga air cukup hanya membasahi tanah di sekitar perakaran
(http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id - Web Site BBP Mekanisasi Pertanian)
Menurut Hansen (1986) kegunaan dari Irigasi tetes adalah :
a) Untuk enghemat penggunaan air tanaman.
b) Mengurangi kehilangan air yang begitu cepat akibat penguapan dan infiltrasi.
c) Membantu memenuhi kebutuhan air tanaman pada awal penanaman sehingga
juga akan meningkatkan pemanfaatan unsur hara tanah oleh tanaman.
d) Mengurangi stresing atau mempercepat adaptabilitas bibit sehingga meningkatkan
keberhasilan tumbuh tanaman.
e) Melakukan pemanenan air hujan lewat wadah irigasi tetes secara terbatas
sehingga dapat digunakan tanaman.
Sistem irigasi tetes memang konsep pemanfaatan air tanaman yang belum populer
Namun, sistem ini telah membumi di belahan bumi lain. Orang asing telah menginsyafi
seberapa banyak porsi air minum yang bisa mengobati dahaga yang dirasakan tanaman.
Tanaman diberi minum secukupnya. Jika kelebihan air, nutrisi yang mesti diserap
tanaman bisa hanyut. Andai kebanyakan air pun batang tanaman bisa membusuk. Jadi,
jangan menyiram tanaman sampai tampak seperti kebanjiran, Konsep taman kota
maupun taman keluarga dianjurkan memakai sistem ini. Tanaman cukup ditetesi air
sesuai porsi yang diperlukannya. Cara ini bukan hanya membantu tanaman tak sampai
kelebihan
mengonsumsi
air.
Sistem
ini
pun
lebih
bernilai
ekonomis
http://www.cybertokoh.com/mod.php)
Sistem yang digunakan adalah dengan memakai pipa-pipa dan pada tempattempat tertentu diberi lubang untuk jalan keluarnya air menetes ke tanah. Perbedaan
dengan sistem pancaran adalah besarnya tekanan pada pipa yang tidak begitu besar.
Gambar dibawah ini memberikan Ilustrasi mengenai sistem irigasi tetes.
ini hanya cocok apabila eadangan dan ketersediaan air cukup banyak.
Free flooding: daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian, atau air
sistem ini adalah bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang sudah diairi.
Border strip method : daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang keeil dengan
galengan berukuran 10 x 100 m2 sampai 20 x 300 m2, air dialirkan ke dalam tiap