KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga kami sebagai mahasiswa mahasiswi D4
Teknologi Rekayasa Pengelolaan dan Pemeliharaan Bangunan Sipil (TRPPBS) Fakultas
Vokasi ITS dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Bahan Penyusun Beton.
Segala bentuk hambatan dan rintangan telah kami hadapi selama proses penyusunan laporan
ini dan hal tersebut telah menjadi sebuah pelajaran bagi kami untuk meningkatkan kinerja dan
kesolidaritasan kelompok kerja kami sehingga diharapkan laporan yang telah kami susun
menjadi laporan yang baik.
Keberhasilan penyusunan laporan praktikum Bahan Penyusun Beton ini merupakan kerja
keras kelompok kami yang tentunya tidak lepas dari pengarahan dan pembinaan dari beberapa
pihak. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah membantu
kami selama proses penyusunan hingga selesainya laporan praktikum Bahan Penyusun Beton
ini.
Kami berharap laporan praktikum Bahan Penyusun Beton ini bermanfaat bagi para
pembaca untuk mengetahui tentang Bahan Penyusun Beton. Selain itu kami juga berharap
laporan praktikum Bahan Penyusun Beton ini bisa menjadi panutan bagi kalangan pembaca.
Tetapi kami juga menyadari banyaknya kekurangan pada laporan praktikum Bahan Penyusun
Beton yang telah kami kerjakan karena semua kesempurnaan yang ada di alam semesta ini
hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami selalu menerima kritik dan saran bagi
para pembaca yang tentunya sangat bermanfaat bagi kami untuk kedepannya.
Penyusun
i
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
1. SEMEN ............................................................................................................................................. 1
1.1 Uji Konsistensi Normal Semen Portland ................................................................................... 1
1.2 Uji Waktu Pengikatan Semen dengan Vicat .............................................................................. 4
1.3 Uji Berat Jenis Semen Portland ................................................................................................. 7
2. PASIR ............................................................................................................................................... 9
2.1 Analisa Saringan Pasir ............................................................................................................... 9
2.2 Uji Kelembaban Pasir .............................................................................................................. 13
2.3 Uji Berat Jenis Pasir ................................................................................................................. 15
2.4 Uji Air Resapan Pasir ............................................................................................................... 17
2.5 Uji Pengembangan Volume Pasir ............................................................................................ 19
2.6 Uji Kebersihan Pasir Terhadap Bahan Organik ....................................................................... 21
2.7 Uji Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur................................................................................... 22
2.8 Uji Berat Volume Pasir ............................................................................................................ 24
3. KERKIL............................................................................................................................................ 28
3.1 Analisa Saringan Kerikil ........................................................................................................... 28
3.2 Uji Kelembapan Kerikil ............................................................................................................ 30
3.3 Uji Berat Jenis Kerikil ............................................................................................................... 32
3.4 Uji Kadar Air Resapan Kerikil ................................................................................................... 34
3.5 Uji Kebersihan Kerikil Terhadap Lumpur (Kering) ................................................................... 36
3.6 Berat Volume Kerikil ............................................................................................................... 38
ii
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1. SEMEN
1.1 Uji Konsistensi Normal Semen Portland Komposit (ASTM C 187-04)
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar air yang dibutuhkan
untuk mendapatkan nilai konsistensi normal pada semen portland komposit yang akan
digunakan untuk menentukan waktu pengikatan semen portland komposit.
C. Langkah Kerja
a. Menimbang cawan.
b. Menimbang semen sebanyak 250 gram [ A ].
c. Mengukur air sebanyak 75 ml untuk percobaan pertama, 78 ml untuk percobaan
kedua, 90 ml, 85 ml
d. Mencampur semen dengan air sebanyak 75 ml.
e. Mengaduk campuran semen selama 3 menit hingga rata.
f. Membuat pasta semen menjadi bola.
g. Melemparkan bola pasta semen dari tangan ke tangan.
h. Menyetak bola pasta semen pada cincin ebonite.
i. Mengukur dengan jarum besar alat vicat.
j. Mencatat penurunan yang terjadi selama 30 detik.
k. Melakukan hal yang sama dengan jumlah air yang berbeda.
D. Hasil Percobaan
Tabel 1.1.1 Uji Konsistensi Normal Semen Portland Komposit
No. Semen (gram) Air (ml) Penurunan (mm)
1 250 75 2
2 250 90 14
3 250 78 3
4 250 85 11
1
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
14
Penurunan (mm)
12
10
0
75 ml 78 ml 85 ml 90 ml
jumlah air (ml)
Pembahasan
Berdasarkan grafik 5.2 dapat diketahui bahwa jumlah air atau kadar air dapat
mempengaruhi besar penurunan pada semen artinya konsistensi normal semen
Portland komposit juga semakin besar. Setelah dilakukan empat kali percobaan
2
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
G. Dokumentasi
3
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1.2 Uji Waktu Pengikatan Semen Portland Komposit dengan Vicat (SNI 03-6827-2002)
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan waktu pengikatan yang
diperlukan semen untuk mengeras yaitu dimulai dari saat bereaksi dengan air dan
menjadi pasta semen hingga menjadi kaku untuk menahan tekanan.
C. Langkah Kerja
a. Menimbang cawan dan loyang.
b. Menimbang semen sebanyak 250 gram.
c. Mengukur air suling sebanyak 85 ml
d. Mencampur semen dengan air suling
e. Mengaduk campuran semen selama 3 menit hingga rata.
f. Membuat pasta semen menjadi bola.
g. Melemparkan bola pasta semen dari tangan ke tangan.
h. Menyetak bola pasta semen pada cincin ebonite lalu dibiarkan selama 45 menit.
i. Mengukur dan mencatat penurunan dengan jarum kecil alat vicat
j. Selanjutnya setiap 15 menit, mencatat pengukuran yang terjadi.
k. Melakukan dua kali percobaan.
D. Hasil Percobaan
Tabel 1.2.1 Uji Waktu Pengikatan Semen Portland Komposit
Percobaan 1 Percobaan 2
Waktu Penurunan (mm) Waktu Penurunan (mm)
45’ 24 45’ 15
60’ 16 60’ 10
75’ 13 75’ 6
90’ 5 90’ 2
105’ 1.5 105’ 1
4
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
25
penurunan (mm)
24
20
15 16
13
10
5 5
1.5 0.5
0 0.1 0.01 0
45 60 75 90 105 120 135 150 165
waktu (menit)
12
10 10
8
6 6
4
2 2
1
0 0
45 60 75 90 105 120 135 150 165
waktu (menit)
5
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 pada percobaan 1, setelah dibiarkan selama 45 menit
terjadi penurunan sebesar 24 mm dimana penurunan tersebut masih dalam angka
rentang yang disyaratkan di SNI 15-2049-2004 yaitu sebesar 25 ± 1 mm. Jadi, waktu
pengikatan awal semen yaitu 45 menit dan waktu pengikatan akhir yaitu 165 menit
dimana jarum vicat tidak nampak terbenam sesuai dengan SNI 15-7064-2004 Semen
Portland Komposit yaitu waktu pengikatan awal (saat penurunan 25 ± 1 mm) semen
Portland komposit adalah minimal 45 menit dan waktu pengikatan akhir yaitu
maksimal 375 menit. Sedangkan pada percobaan kedua terjadi penurunan sebesar 15
mm pada saat dibiarkan selama 45 menit. Namun, seharusnya waktu pengikatan awal
semen yaitu saat terjadi penurunan sebesar 25±1 mm, jadi dalam percobaan 2 terjadi
human error atau adanya kesalahan dalam percobaan seperti dalam pembacaan alat
vicat.
F. Dokumentasi
6
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Menimbang cawan dan labu takar 500 ml.
b. Menimbang semen sebanyak 250 gram [ A ] dan memasukkan ke dalam labu
takar.
c. Menimbang labu takar dan semen untuk mengecek.
d. Menambahkan minyak tanah ke dalam labu takar dan semen hingga sampai
batas garis.
e. Memegang labu takar dengan posisi miring dan memutarnya hingga gelembung
udara keluar, jika minyak tanah berkurang maka ditambahkan sampai batas
kapasitas.
f. Menimbang campuran minyak tanah dan semen.
g. Mengeluarkan semen dan minyak tanah hingga bersih.
h. Mengisi labu takar dengan minyak tanah.
i. Menimbang labu takar dan minyak tanah.
D. Hasil Percobaan
Tabel 1.3.1 Uji Berat Jenis Semen Portland Percobaan 1
Alat dan Bahan Berat (gram)
Semen [ A ] 250
Labu takar 179.8
Semen + Labu takar 429.8
Semen + Minyak tanah [ B ] 577.8
Minyak tanah [ C ] 396.1
7
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Pembahasan
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dan table 4.2 didapatkan hasil perhitungan
berat jenis semen Portland yaitu sebesar 2.92 dan 2.91. Jadi, berat jenis semen
Portland yaitu sebesar 2.915 didapat dari rata-rata antara percobaan 1 dan percobaan
2 dimana angka tersebut masih di bawah 3.00 sesuai ASTM C-188.
F. Dokumentasi
8
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2. PASIR
2.1 Analisa Saringan Pasir
A. Tujuan
Untuk menentukkan pembagian butir (gradasi) agregat kasar yang diperlukan
dalam perencanaan adukan beton.
C. Langkah kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang pasir kering oven 1000 gram.
c. Memasukkan pasir kering oven ke dalam susunan saringan dengan ukuran
0,297 mm, 1,19 mm, 0,149 mm , 0,59 mm, 4,76 mm, dan 2,38 mm
d. Menggetarkan susunan saringan pasir ±10 menit menggunakan mesin.
e. Menimbang dan mencatat masing-masing agregat yang tertinggal pada tiap
saringan dan menghitung jumlah berat pasir.
D. Hasil Percobaan
Tabel 2.1.1 Analisa Saringan Pasir Percobaan I dan Percobaan II
9
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
100
80
60
40
20
0
0 0.15 0.3 0.6 1.18 2.36 4.75
% Lolos
Percobaan II
100
80
60
40
20
0
0 0.15 0.3 0.6 1.18 2.36 4.75
% Lolos
10
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
0,60 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100
0,30 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50
0,15 0 – 10 0 – 10 0 – 10 0 – 15
Pembahasan
Dengan analisa saringan dapat diketahui distribusi butiran pada masing-
masing jenis agregat. Modulus kehalusan pada percobaan I didapat sebesar 3.13 dan
pada percobaan II didapat sebesar 3.23 sehingga pasir yang digunakan dalam
percobaan ini adalah pasir zone 2 karena sebagian besar nilai gradasi yang diperoleh
masuk ke dalam batasan zone 2.
11
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
F. Dokumentasi
12
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang loyang.
c. Menimbang pasir dalam kondisi asli 500 gram.
d. Memasukkan pasir di dalam oven selama 24 jam dengan temperature 110℃ ±
5℃.
e. Menimbang pasir yang telah dioven dalam keadaan dingin.
D. Hasil Percobaan
Percobaan I
Berat pasir mula mula (B) = 500 gram
Berat pasir oven (A) = 499.3 gram
Keterangan :
Berat Pasir Oven (A) = Berat total – (Berat Loyang + Berat kertas)
= 708.3 gram – (208.2 gram+0.8 gram)
= 499.3 gram
Percobaan II
Berat pasir mula mula (B) = 500 gram
Berat pasir oven (A) = 488.3 gram
Keterangan :
Berat Pasir Oven (A) = Berat total – (Berat Loyang + Berat kertas)
= 697.4 gram – (208.2 gram+0.9 gram)
= 488.3 gram
13
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
500−488.3
= × 100%
488.3
= 2.4 %
Pembahasan
Dari hasil percobaan diperoleh hasil perhitungan kelembaban pasir yaitu
0.14% untuk percobaan I dan 2.4 % untuk percobaan II.
F. Dokumentasi
Percobaan I Percobaan II
14
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang labu takar 1000 cc.
c. Menimbang pasir kondisi SSD ( Saturated Surface Dry) 500 gram.
d. Memasukkan pasir kedalam labu takar, kemudian menimbang lagi (untuk
kontrol).
e. Mengisi labu takar dengan air sampai batas kapasitas dan memutar labu takar
dengan posisi tangan miring supaya gelembung udara keluar.
f. Menambahkan air hingga batas kapasitas kemudian menimbang labu takar.
g. Mengeluarkan pasir dan air dari labu takar lalu mengisi labu takar dengan air
sampai batas kapasitas lalu menimbang.
D. Hasil Percobaan
Percobaan I
Berat labu takar 1000 cc = 266.5 gram
Pasir SSD = 500 gram
Labu Takar + Pasir SSD + Air (B) = 1577.6 gram
Labu Takar + Air (C) = 1259.8 gram
Percobaan II
Berat labu takar 1000 cc = 266.5 gram
Pasir SSD = 500 gram
Labu Takar + Pasir SSD + Air (B) = 1577.6 gram
Labu Takar + Air (C) = 1259.8 gram
15
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Pembahasan
Adapun berat jenis pasir SSD pada percobaan I dan percobaan II sebesar
2.74 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3 .
F. Dokumentasi
16
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang pasir SSD(Saturted Surface Dry) 500 gram
c. Memasukkan pasir SSD ke oven selama 24 jam dengan temperature 110℃ ±
5℃
d. Menimbang dalam keadaan dingin setelah pasir dikeluarkan dari oven
D. Hasil Percobaan
Berat pasir mula mula (B) = 500 gram
Berat pasir kering oven (A) = 328.5 gram
Berat wadahnya = 208.2 gram
Keterangan :
Berat Pasir Kering Oven (A) = Berat total – (Berat Loyang+Berat Kertas)
= 911.0 gram – (208.2 gram+0.8 gram)
= 702 gram
Pembahasan
Kadar air yang diperoleh dari percobaan air resapan pasir adalah sebesar
28.77%
17
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
F. Dokumentasi
18
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Mengisi pasir ¾ nya (375 cc) kedalam gelas ukur 500 cc kemudian volumenya
dibaca
c. Mengeluarkan pasir lalu mengisi gelas ukur dengan air ± ½ bagian (250 cc),
selanjutnya mengembalikan pasir kedalam gelas
d. Mengaduk sedikit demi sedikit
e. Mengukur volume pasir dan air
D. Hasil Percobaan
Volume pasir pada gelas ukur (A) = 375 cc
Volume air awal = 250 cc
Volume pasir yang ditambah air (B) = 365 cc
Pembahasan
Pada percobaan volume pengembangan pasir diperoleh factor pengembangan
sebesar 2.739%.
19
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
G. Dokumentasi
20
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Mengisi pasir 3 cm(130 cc) kedalam botol bening
c. Mengisi botol bening dengan 200 cc larutan NaOH 3%
d. Menutup rapat botol bening lalu mengocok dan mendiamkannya selama
24 jam
e. Mengamati perubahan warna pada botol bening dan membandingkan dengan
warna standart (Organic Plate)
D. Hasil Percobaan
Larutan NaOH 3% yang awalnya tercampur oleh pasir dengan warna hitam
kecoklatan. Setelah didiamkan selama 24 jam maka warna nya berubah menjadi
kuning tua. Dan warna ini sangat baik (berhasil) membuktikan kebersihan pasir
terhadap bahan organik
F. Dokumentasi
21
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
A. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya persentase kadar
lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan
lumpur < 5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan
beton.
C. Langkah Kerja
a. Memersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Mengisi botol bening dengan agregat kasar (pasir) dengan tinggi 6 cm
c. Menambahkan air sampai setinggi leher botol bening
d. Menutup rapat botol bening berisi pasir dan air tersebut
e. Mengocok-ngocok botol bening yang berisi pasir dan air tersebut
f. Menyimpan botol bening berisi pasir dan air tersebut di tempat yang datar
selama 24 jam
g. Mengukur tinggi endapan lumpur (A) dan tinggi pasir (B) setelah 24 jam
D. Hasil Percobaan
Tinggi Endapan Lumpur (A) = 0.05 cm = 0.5 mm
Tiinggi Pasir (B) = 4.9 cm = 49 mm
22
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil sebagai mana kadar lumpur
dalam agregat kasar adalah 1.0204 % dan jauh dibawah 5 %. Artinya agregat
dengan kadar lumpur 1.0204 % ini cukup baik untuk mix design beton.
F. Dokumentasi
23
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
A. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat volume agregat halus,
kasar, atau campuran yang didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material
kering dengan volumenya.
C. Langkah Kerja
A. Berat Volume Lepas
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang berat takaran
c. Mengisi takaran degan pasir sampai penuh lalu meratakannya
d. Menimbang takaran yang sudah berisi pasir (B)
B. Berat Volume Rojok
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
1
b. Mengisi takaran dengan pasir sampai 3 bagian takaran
c. Melakukan rojokan sebanyak 25 kali
1
d. Mengisi pasir sampai 3 bagian lagi kemudian merojok 25 kali
e. Mengisi pasir sampai penuh kemudian merojok 25 kali
f. Meratakan permukaan pasir di takaran tersebut
g. Menimbang takaran yang telah berisi pasir (B)
24
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
D. Hasil Percobaan
A. Berat Volume Lepas
Berat Takaran (A) = 2.44 kg
Berat Takaran + Pasir (B) = 7.30 kg
Berat Pasir (C) = 3 liter
B. Berat Volume Rojok
Percobaan I
Berat Takaran (A) = 2.44 kg
Berat Takaran + Pasir (B) = 7.50 kg
Berat Pasir (C) = 3 liter
Percobaan II
Berat Takaran (A) = 2.44 kg
Berat Takaran + Pasir (B) = 7.64 kg
Berat Pasir (C) = 3 liter
25
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Percobaan II
𝐵−𝐴
Berat Volume = 𝐶
7.64𝑘𝑔 − 2.44 𝑘𝑔
= 3 𝑑𝑚3
3
= 1.733 kg/𝑑𝑚
Pembahasan
a. Pada praktikum Berat Volume Lepas diperoleh berat volume sebesar 1.62
kg/𝑑𝑚3 dari hasil perhitungan mengguanakan rumus yang tertera.
b. Pada praktikum Berat Volume Rojok dilakukan 2 kali percobaan sehingga
menghasilkan berat volume 1.687 kg/𝑑𝑚3 untuk Percobaan I dan 1.733 kg/𝑑𝑚3
untuk Percobaan II.
26
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
F. Dokumentasi
27
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
3. KERKIL
3.1 Analisa Saringan Kerikil
A. Tujuan
C. Langkah Kerja
a. Timbang kerikil 16 kg
b. Masukkan ke dalam susunan saringan :
1
12 ”
3
”
4
3
”
8
D. Hasil Percobaan
Tabel 3.1.1 Analisis Saringan Kerikil
Analisis Saringan Kerikil
Lubang ayakan Tertinggal Kumulatif
No/Inchi (") mm gram % % Tertinggal % Lolos
𝟏 38 0 0 0 100
Ayakan 1 / (𝟏 𝟐 )
𝟑 9,6 2520 15,7697 15,76971214 84,23028786
Ayakan 2 / (𝟒)
𝟑 2,4 13300 83,229 98,99874844 1,001251564
Ayakan 3 / (𝟖)
28
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙
Modulus kehalusan : 100
214,7684606
Perhitungan Modulus Kehalusan : = 2,147684606
100
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diatas menunjukkan bahwa kerikil yang
digunakan memiliki modulus kehalusan sebesar 2,147684606. Menurut SNI S-04-
1989-F kerikil memiliki syarat modulus kehalusan antara 6,0 – 7,1. Maka kerikil yang
diuji telah memenuhi syarat sebagai agregat kasar untuk pembuatan beton.
F. Dokumentasi
29
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Wadah kerikil ditimbang
b. Kerikil ditimbang (kondisi asli) 1000 gram
c. Masukkan ke dalam oven kerikil dalam wadah selama 24 jam dengan
temperatur 110⁰C ± 5⁰C
d. Setelah itu, dinginkan kerikil dan ditimbang ketika sudah dingin
e. Catat hasil percobaan tersebut
D. Hasil Percobaan
𝐴−𝐵
Kelembaban (Kadar Air) = 100%
𝐵
1000 −990
Contoh perhitungan : 100%
990
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan sebanyak 2 kali percobaan,
didapatkan data kelembaban kerikil percobaan 1 sebesar 1.01010101% dan percobaan
2 sebesar 2.848914944% Berdasarkan ASTM-C566 kelembaban agregat kasar (kerikil)
yang disyaratkan berkisar 0%-1%. Sehingga dapat disimpulakn pada percobaan kerikil
yang pertama memenuhi standard tetapi untuk percobaan kerikil yang kedua tidak
memenuhi standard.
30
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
F. Dokumentasi
31
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Rendam kerikil dalam air selama 24 jam
b. Lap kerikil yang telah direndam sehingga kondisi kering di permukaannya saja
c. Setelah di lap, timbang kerikil seberat 3000 gram di dalam air
d. Catat hasil percobaan tersebut
D. Hasil Percobaan
𝐴
Berat jenis kerikil SSD = 𝐴−𝐵
3000
Contoh perhitungan : = 1,314
3000−717.5
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan sebanyak 2 kali percobaan,
didapatkan data kelembaban kerikil percobaan 1 sebesar 1.01010101% dan percobaan
2 sebesar 2.848914944% Berdasarkan ASTM-C566 kelembaban agregat kasar (kerikil)
yang disyaratkan berkisar 0%-1%. Sehingga dapat disimpulakn pada percobaan kerikil
yang pertama memenuhi standard tetapi untuk percobaan kerikil yang kedua tidak
memenuhi standard.
32
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
F. Dokumentasi
33
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Ambil kerikil dari uji berat jenis yang berada dalam air
b. Masukkan oven selama 24 jam dengan temperatur 110⁰C ± 5⁰C
c. Angkat kerikil dari dalam oven, dinginkan, lalu timbang kerikil tersebut
d. Catat hasil percobaan tersebut
D. Hasil Percobaan
𝐴−𝐵
Air resapan : 100%
𝐵
3000−2355,7
Contoh perhitungan : 100% = 27,35
2355,7
34
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kadar air resapan
kerikil pada percobaan 1 sebesar 27,35068133% dan percobaan 2 sebesar
1,860654624%. Berdasarkan SNI-03-2461-1991 mengenai “Spesifikasi Agregat
Ringan untuk Beton Struktural”, penyerapan air maksimal dari agregat kasar (kerikil)
yang disyaratkan adalah kurang dari 3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerikil
pada percobaan pertama tidak memenuhi syarat tetapi untuk kerikil pada percobaan
kedua memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai material campuran beton.
F. Dokumentasi
35
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Timbang kerikil 1000 gram
b. Letakkan dalam tempat lalu diberi air dan cuci sampai bersih
c. Setelah bersih, masukkan kerikil ke dalam oven selama 24 jam dengan
temperatur 110⁰C ± 5⁰C
d. Catat hasil percobaan tersebut
D. Hasil Percobaan
𝐴−𝐵
Kadar Lumpur : 100%
𝐴
1000−986,9
Contoh perhitungan : 100% = 1,31%
986,9
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh
prosentase kebersihan kerikil terhadap lumpur sebesar 1,31%. Berdasarkan ASTM C-
117-13, kadar lumpur pada kerikil yang disyaratkan yaitu kurang dari 1%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sampel kerikil pada percobaan yang dilakukan tidak
memenuhi standar karena melebihi batas yang disyaratkan.
36
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
F. Dokumentasi
37
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
C. Langkah Kerja
a. Berat Volume Lepas
a) Timbang takaran/wadah kerikil berukuran 10 liter (A)
b) Takaran diisi kerikil sampai penuh, lalu diratakan. Takaran berisi
kerikil ditimbang (B), sehingga bisa didapatkan berat kerikil saja (C)
c) Catat hasil percobaan tersebut
D. Hasil Percobaan
𝐵−𝐴
Berat Volume : 𝐶
18,68−5,39
Contoh perhitungan : 10
38
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
E. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil praktikum dan perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh berat volume kerikil lepas pada percobaan yang pertama yaitu sebesar
1,329 kg/dm3 sedangkan pada percobaan yang kedua sebesar 1,311 kg/dm3.
Sedangkan berdasarkan data hasil praktikum dan perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh berat volume kerikil setelah dirojok pada percobaan yang pertama yaitu
sebesar 1,391 kg/dm3 sedangkan pada percobaan yang kedua sebesar 1,403
kg/dm3. Berat volume kerikil setelah dirojok lebih besar dibandingkan berat volume
kerikil lepas.
Hal ini disebabkan proses perojokan atau pemadatan akan menambah ruang
yang ada dalam takaran, sehingga lebih banyak kerikil yang dapat ditampung dan
beratnyapun bertambah. Berdasarkan ASTM C-29, prosedur/metode yang digunakan
dalam melakukan tes untuk mengukur berat volume dan kadar rongga agregat ini tidak
mengalami penyimpangan, karena nilai-nilai untuk berat volume dan kadar rongga
hanya dapat ditetapkan dalam hal metode uji (tidak memiliki standar nilai tertentu).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel kerikil pada percobaan yang telah dilakukan
layak digunakan sebagai material penyusun campuran beton.
39
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
F. Dokumentasi
40
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR PUSTAKA
ASTM C 187-04 Standard Test Method for Normal Consistency of Hydraulic Cement.
SNI 03-6827-2002 Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland dengan Menggunakan
Alat Vicat untuk Pekerjaan Sipil.
41