Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN PENYUSUN BETON

Disusun oleh: Kelompok 2 kelas B


Anggota kelompok:
Fadilla Tungga Dewi Amartha (10111810013041)
Muhammad Yash Har Febrian (10111810013043)
Zhenzi Yan Ariyaldi (10111810013045)
Cornella Shintya Agustina (10111810013046)
Zulfikar Achmad Roziqi (10111810013047)
Khafi Arsya Sintya (10111810013048)
Taurina Suhardji (10111810013049)
Erlynda Ayuning Marcella (10111810013050)
Wahyu Aria Mileniago (10111810013051)
Aldila Ghaisani Ningtyas (10111810013052)
Dinda Gita Pambayun (10111810013053)
Handiko Gusta Pramuktiaji (10111810013054)
Firdaus Zamroni Fauzi (10111810013056)
Fara Audia Rahmadhani (10111810013058)

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN


PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga kami sebagai mahasiswa mahasiswi D4
Teknologi Rekayasa Pengelolaan dan Pemeliharaan Bangunan Sipil (TRPPBS) Fakultas
Vokasi ITS dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Bahan Penyusun Beton.
Segala bentuk hambatan dan rintangan telah kami hadapi selama proses penyusunan laporan
ini dan hal tersebut telah menjadi sebuah pelajaran bagi kami untuk meningkatkan kinerja dan
kesolidaritasan kelompok kerja kami sehingga diharapkan laporan yang telah kami susun
menjadi laporan yang baik.
Keberhasilan penyusunan laporan praktikum Bahan Penyusun Beton ini merupakan kerja
keras kelompok kami yang tentunya tidak lepas dari pengarahan dan pembinaan dari beberapa
pihak. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah membantu
kami selama proses penyusunan hingga selesainya laporan praktikum Bahan Penyusun Beton
ini.
Kami berharap laporan praktikum Bahan Penyusun Beton ini bermanfaat bagi para
pembaca untuk mengetahui tentang Bahan Penyusun Beton. Selain itu kami juga berharap
laporan praktikum Bahan Penyusun Beton ini bisa menjadi panutan bagi kalangan pembaca.
Tetapi kami juga menyadari banyaknya kekurangan pada laporan praktikum Bahan Penyusun
Beton yang telah kami kerjakan karena semua kesempurnaan yang ada di alam semesta ini
hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa, untuk itu kami selalu menerima kritik dan saran bagi
para pembaca yang tentunya sangat bermanfaat bagi kami untuk kedepannya.

Surabaya, 28 September 2019

Penyusun

i
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
1. SEMEN ............................................................................................................................................. 1
1.1 Uji Konsistensi Normal Semen Portland ................................................................................... 1
1.2 Uji Waktu Pengikatan Semen dengan Vicat .............................................................................. 4
1.3 Uji Berat Jenis Semen Portland ................................................................................................. 7
2. PASIR ............................................................................................................................................... 9
2.1 Analisa Saringan Pasir ............................................................................................................... 9
2.2 Uji Kelembaban Pasir .............................................................................................................. 13
2.3 Uji Berat Jenis Pasir ................................................................................................................. 15
2.4 Uji Air Resapan Pasir ............................................................................................................... 17
2.5 Uji Pengembangan Volume Pasir ............................................................................................ 19
2.6 Uji Kebersihan Pasir Terhadap Bahan Organik ....................................................................... 21
2.7 Uji Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur................................................................................... 22
2.8 Uji Berat Volume Pasir ............................................................................................................ 24
3. KERKIL............................................................................................................................................ 28
3.1 Analisa Saringan Kerikil ........................................................................................................... 28
3.2 Uji Kelembapan Kerikil ............................................................................................................ 30
3.3 Uji Berat Jenis Kerikil ............................................................................................................... 32
3.4 Uji Kadar Air Resapan Kerikil ................................................................................................... 34
3.5 Uji Kebersihan Kerikil Terhadap Lumpur (Kering) ................................................................... 36
3.6 Berat Volume Kerikil ............................................................................................................... 38

ii
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

1. SEMEN
1.1 Uji Konsistensi Normal Semen Portland Komposit (ASTM C 187-04)
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar air yang dibutuhkan
untuk mendapatkan nilai konsistensi normal pada semen portland komposit yang akan
digunakan untuk menentukan waktu pengikatan semen portland komposit.

B. Alat dan Bahan


Alat:
a. Cawan
b. Gelas ukur 100 ml
c. Alat Vicat
d. Cincin ebonite
e. Plat kaca
f. Sendok
g. Timbangan digital
Bahan:
a. Semen Portland komposit 250 gram
b. Air suling (dengan suhu kamar)

C. Langkah Kerja
a. Menimbang cawan.
b. Menimbang semen sebanyak 250 gram [ A ].
c. Mengukur air sebanyak 75 ml untuk percobaan pertama, 78 ml untuk percobaan
kedua, 90 ml, 85 ml
d. Mencampur semen dengan air sebanyak 75 ml.
e. Mengaduk campuran semen selama 3 menit hingga rata.
f. Membuat pasta semen menjadi bola.
g. Melemparkan bola pasta semen dari tangan ke tangan.
h. Menyetak bola pasta semen pada cincin ebonite.
i. Mengukur dengan jarum besar alat vicat.
j. Mencatat penurunan yang terjadi selama 30 detik.
k. Melakukan hal yang sama dengan jumlah air yang berbeda.

D. Hasil Percobaan
Tabel 1.1.1 Uji Konsistensi Normal Semen Portland Komposit
No. Semen (gram) Air (ml) Penurunan (mm)
1 250 75 2
2 250 90 14
3 250 78 3
4 250 85 11

1
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

E. Analisis Data dan Pembahasan


Perhitungan
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 (𝑝𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 10 𝑚𝑚)
Konsistensi normal 1 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
75 𝑚𝑙
= 250 𝑔𝑟 × 100%
= 30 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 (𝑝𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 10 𝑚𝑚)
Konsistensi normal 2 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
90 𝑚𝑙
= 250 𝑔𝑟 × 100%
= 36 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 (𝑝𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 10 𝑚𝑚)
Konsistensi normal 3 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
78 𝑚𝑙
= 250 𝑔𝑟 × 100%
= 31.2 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 (𝑝𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 10 𝑚𝑚)
Konsistensi normal 4 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛
85 𝑚𝑙
= 250 𝑔𝑟 × 100%
= 34 %

Grafik Percobaan Konsisten Normal Semen Portland Komposit

Grafik Percobaan Konsistensi Normal Semen Portland


Komposit
16

14
Penurunan (mm)

12

10

0
75 ml 78 ml 85 ml 90 ml
jumlah air (ml)

Pembahasan
Berdasarkan grafik 5.2 dapat diketahui bahwa jumlah air atau kadar air dapat
mempengaruhi besar penurunan pada semen artinya konsistensi normal semen
Portland komposit juga semakin besar. Setelah dilakukan empat kali percobaan

2
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

didapatkan penurunan sebesar 11 mm selama 30 detik pada saat percobaan keempat


yaitu dengan jumlah air sebanyak 85 ml. Sesuai dengan ASTM C 187-04 Standard
Test Method for Normal Consistency of Hydraulic Cement dimana besar penurunan
pada praktikum semen Portland komposit yaitu sebesar 10 ± 1 mm sehingga besar
penurunan pada percobaan keempat masih dalam rentang angka yang disyaratkan
pada ASTM C 187-04.

G. Dokumentasi

3
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

1.2 Uji Waktu Pengikatan Semen Portland Komposit dengan Vicat (SNI 03-6827-2002)
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan waktu pengikatan yang
diperlukan semen untuk mengeras yaitu dimulai dari saat bereaksi dengan air dan
menjadi pasta semen hingga menjadi kaku untuk menahan tekanan.

B. Alat dan Bahan


Alat:
a. Cawan
b. Gelas ukur 100 ml
c. Alat Vicat
d. Cincin ebonite
e. Plat kaca
f. Sendok
g. Timbangan digital
Bahan:
a. Semen Portland Komposit 250 gram
b. Air suling 85 ml

C. Langkah Kerja
a. Menimbang cawan dan loyang.
b. Menimbang semen sebanyak 250 gram.
c. Mengukur air suling sebanyak 85 ml
d. Mencampur semen dengan air suling
e. Mengaduk campuran semen selama 3 menit hingga rata.
f. Membuat pasta semen menjadi bola.
g. Melemparkan bola pasta semen dari tangan ke tangan.
h. Menyetak bola pasta semen pada cincin ebonite lalu dibiarkan selama 45 menit.
i. Mengukur dan mencatat penurunan dengan jarum kecil alat vicat
j. Selanjutnya setiap 15 menit, mencatat pengukuran yang terjadi.
k. Melakukan dua kali percobaan.

D. Hasil Percobaan
Tabel 1.2.1 Uji Waktu Pengikatan Semen Portland Komposit
Percobaan 1 Percobaan 2
Waktu Penurunan (mm) Waktu Penurunan (mm)
45’ 24 45’ 15
60’ 16 60’ 10
75’ 13 75’ 6
90’ 5 90’ 2
105’ 1.5 105’ 1

4
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

120’ 0.5 120’ 0


135’ 0.1 135’
150’ 0.01 150’
165’ 0 165’

E. Analisis Data dan Pembahasan


Grafik hubungan antara waktu dan penurunan percobaan 1

Grafik hubungan antara waktu dan penurunan


percobaan 1
30

25
penurunan (mm)

24
20

15 16
13
10

5 5
1.5 0.5
0 0.1 0.01 0
45 60 75 90 105 120 135 150 165
waktu (menit)

Grafik hubungan antara waktu dan penurunan percobaan 2

Grafik hubungan antara waktu dan penurunan


percobaan 2
16
15
14
penurunan (mm)

12
10 10
8
6 6
4
2 2
1
0 0
45 60 75 90 105 120 135 150 165
waktu (menit)

5
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 pada percobaan 1, setelah dibiarkan selama 45 menit
terjadi penurunan sebesar 24 mm dimana penurunan tersebut masih dalam angka
rentang yang disyaratkan di SNI 15-2049-2004 yaitu sebesar 25 ± 1 mm. Jadi, waktu
pengikatan awal semen yaitu 45 menit dan waktu pengikatan akhir yaitu 165 menit
dimana jarum vicat tidak nampak terbenam sesuai dengan SNI 15-7064-2004 Semen
Portland Komposit yaitu waktu pengikatan awal (saat penurunan 25 ± 1 mm) semen
Portland komposit adalah minimal 45 menit dan waktu pengikatan akhir yaitu
maksimal 375 menit. Sedangkan pada percobaan kedua terjadi penurunan sebesar 15
mm pada saat dibiarkan selama 45 menit. Namun, seharusnya waktu pengikatan awal
semen yaitu saat terjadi penurunan sebesar 25±1 mm, jadi dalam percobaan 2 terjadi
human error atau adanya kesalahan dalam percobaan seperti dalam pembacaan alat
vicat.

F. Dokumentasi

6
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

1.3 Uji Berat Jenis Semen Portland Komposit (ASTM C 188-75)


A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan nilai berat jenis semen
Portland untuk pengendalian mutu.

B. Alat dan Bahan


Alat:
a. Cawan
b. Labu takar 500 ml
c. Sendok
d. Timbangan digital
Bahan:
a. Semen Portland komposit 250 gram
b. Minyak tanah

C. Langkah Kerja
a. Menimbang cawan dan labu takar 500 ml.
b. Menimbang semen sebanyak 250 gram [ A ] dan memasukkan ke dalam labu
takar.
c. Menimbang labu takar dan semen untuk mengecek.
d. Menambahkan minyak tanah ke dalam labu takar dan semen hingga sampai
batas garis.
e. Memegang labu takar dengan posisi miring dan memutarnya hingga gelembung
udara keluar, jika minyak tanah berkurang maka ditambahkan sampai batas
kapasitas.
f. Menimbang campuran minyak tanah dan semen.
g. Mengeluarkan semen dan minyak tanah hingga bersih.
h. Mengisi labu takar dengan minyak tanah.
i. Menimbang labu takar dan minyak tanah.

D. Hasil Percobaan
Tabel 1.3.1 Uji Berat Jenis Semen Portland Percobaan 1
Alat dan Bahan Berat (gram)
Semen [ A ] 250
Labu takar 179.8
Semen + Labu takar 429.8
Semen + Minyak tanah [ B ] 577.8
Minyak tanah [ C ] 396.1

7
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 1.3.2 Uji Berat Jenis Semen Portland Percobaan 2


Alat dan Bahan Berat (gram)
Semen [ A ] 250
Labu takar 182.2
Semen + Labu takar 432.2
Semen + Minyak tanah [ B ] 576.6
Minyak tanah [ C ] 395.2

E. Analisis Data dan Pembahasan


Perhitungan Berat Jenis Semen
𝐴
Berat jenis percobaan 1 = 𝐴−( 𝐵−𝐶) × 0.8
250
= 250−( 577.8 −396.1) × 0.8
250
= 68.3 × 0.8
= 2.92
𝐴
Berat jenis percobaan 2 = 𝐴−( 𝐵−𝐶) × 0.8
250
= 250−( 576.6 −395.2) × 0.8
250
= 68.6 × 0.8
= 2.91

Pembahasan
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dan table 4.2 didapatkan hasil perhitungan
berat jenis semen Portland yaitu sebesar 2.92 dan 2.91. Jadi, berat jenis semen
Portland yaitu sebesar 2.915 didapat dari rata-rata antara percobaan 1 dan percobaan
2 dimana angka tersebut masih di bawah 3.00 sesuai ASTM C-188.

F. Dokumentasi

8
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2. PASIR
2.1 Analisa Saringan Pasir
A. Tujuan
Untuk menentukkan pembagian butir (gradasi) agregat kasar yang diperlukan
dalam perencanaan adukan beton.

B. Alat Dan Bahan


Alat :
a. Saringan dengan ukuran ukuran 0.297 mm, 1.19 mm, 0.149mm, 0.59 mm,
4.76 mm, dan 2.38 mm
b. Oven
c. Timbangan digital
d. Loyang
e. Sekop
Bahan :
a. Pasir oven 100 gr

C. Langkah kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang pasir kering oven 1000 gram.
c. Memasukkan pasir kering oven ke dalam susunan saringan dengan ukuran
0,297 mm, 1,19 mm, 0,149 mm , 0,59 mm, 4,76 mm, dan 2,38 mm
d. Menggetarkan susunan saringan pasir ±10 menit menggunakan mesin.
e. Menimbang dan mencatat masing-masing agregat yang tertinggal pada tiap
saringan dan menghitung jumlah berat pasir.

D. Hasil Percobaan
Tabel 2.1.1 Analisa Saringan Pasir Percobaan I dan Percobaan II

Lubang Percobaan I Percobaan II


Ayakan Tertinggal Kumulatif Tertinggal Kumulatif
No. mm Gram % %tertinggal %lolos Gram % %tertinggal %lolos
1 4.75 38.2 3.82 3.82 96.18 37.7 3.77 3.77 96.23
2 2.36 23.2 2.32 6.14 93.86 37.5 3.75 7,52 92.48
3 1.18 109.3 10.93 17.07 82.93 122.3 12.23 19.75 80.25
4 0.6 218.5 21.85 38.92 61.08 219.5 21.95 41.7 58.3
5 0.3 219.7 21.97 60.89 39.11 206.2 20.62 62.32 37.68
6 0.15 256.5 25.65 86.54 13.46 259.4 25.94 88.26 11.74
Pan 0.00 132.5 13.25 99.79 0.21 117.4 11.74 100 0
∑𝑛 997.9 99.79 313.17 1000 100 323.32

9
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

E. Analisis Data dan Pembahasan


Perhitungan
Percobaan I
%𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 313.17
Modulus Kehalusan = = = 3.13
100 100
Percobaan II
%𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 323.32
Modulus Kehalusan = = = 3.23
100 100

Kurva Gradasi Agregat Kasar


Percobaan I

Kurva Gradasi Agregat Kasar


120

100

80

60

40

20

0
0 0.15 0.3 0.6 1.18 2.36 4.75
% Lolos

Percobaan II

Kurva Gradasi Agregat Kasar


120

100

80

60

40

20

0
0 0.15 0.3 0.6 1.18 2.36 4.75
% Lolos

10
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel Syarat Gradasi Agregat Halus (pasir)

LubangAyakan Persen Berat Tembus Kumulatif


(mm)
Zone 1 Zone 2 Zone 3 Zone 4

10 100 100 100 100


4,75 90 – 100 90 – 100 90 – 100 95 – 100

2,36 60 – 95 75 – 100 85 – 100 95 – 100

1,18 30 – 70 55 – 100 75 – 100 90 – 100

0,60 15 – 34 35 – 59 60 – 79 80 – 100

0,30 5 – 20 8 – 30 12 – 40 15 – 50

0,15 0 – 10 0 – 10 0 – 10 0 – 15

Pembahasan
Dengan analisa saringan dapat diketahui distribusi butiran pada masing-
masing jenis agregat. Modulus kehalusan pada percobaan I didapat sebesar 3.13 dan
pada percobaan II didapat sebesar 3.23 sehingga pasir yang digunakan dalam
percobaan ini adalah pasir zone 2 karena sebagian besar nilai gradasi yang diperoleh
masuk ke dalam batasan zone 2.

11
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

F. Dokumentasi

Saringan ukuran 0,297 mm Saringan ukuran 1,19 mm Saringan ukuran 0,149 mm

Saringan ukuran 0,59 mm Saringan ukuran 4,76 mm Saringan ukuran 2,38 mm

12
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.2 Uji Kelembaban Pasir


A. Tujuan
Untuk menentukan kelembaban (kadar air) agregat kasar (pasir).

B. Alat Dan Bahan


Alat :
a. Loyang
b. Timbangan digital
c. Oven
d. Sekop
Bahan :
a. Pasir

C. Langkah kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang loyang.
c. Menimbang pasir dalam kondisi asli 500 gram.
d. Memasukkan pasir di dalam oven selama 24 jam dengan temperature 110℃ ±
5℃.
e. Menimbang pasir yang telah dioven dalam keadaan dingin.

D. Hasil Percobaan
Percobaan I
Berat pasir mula mula (B) = 500 gram
Berat pasir oven (A) = 499.3 gram
Keterangan :
Berat Pasir Oven (A) = Berat total – (Berat Loyang + Berat kertas)
= 708.3 gram – (208.2 gram+0.8 gram)
= 499.3 gram
Percobaan II
Berat pasir mula mula (B) = 500 gram
Berat pasir oven (A) = 488.3 gram
Keterangan :
Berat Pasir Oven (A) = Berat total – (Berat Loyang + Berat kertas)
= 697.4 gram – (208.2 gram+0.9 gram)
= 488.3 gram

13
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

E. Analisis Data dan Pembahasan


Percobaan I
𝐵−𝐴
Prosentase Kelembaban Pasir (Kadar Air) = × 100%
𝐴
500−499.3
= × 100%
499.3
= 0.14%
Percobaan II
𝐵−𝐴
Prosentase Kelembaban Pasir (Kadar Air) = × 100%
𝐴

500−488.3
= × 100%
488.3
= 2.4 %
Pembahasan
Dari hasil percobaan diperoleh hasil perhitungan kelembaban pasir yaitu
0.14% untuk percobaan I dan 2.4 % untuk percobaan II.

F. Dokumentasi

Percobaan I Percobaan II

14
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.3 Uji Berat Jenis Pasir


A. Tujuan
Untuk menentukan nilai berat jenis pasir apakah pasir tersebut telah memenuhi
syarat atau belum untuk bahan campuran adukan beton.

B. Alat dan Bahan


Alat :
a. Loyang
b. Timbangan
c. Alat rojokan
d. Labu takar 1000 cc
Bahan :
a. Air
b. Pasir SSD

C. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang labu takar 1000 cc.
c. Menimbang pasir kondisi SSD ( Saturated Surface Dry) 500 gram.
d. Memasukkan pasir kedalam labu takar, kemudian menimbang lagi (untuk
kontrol).
e. Mengisi labu takar dengan air sampai batas kapasitas dan memutar labu takar
dengan posisi tangan miring supaya gelembung udara keluar.
f. Menambahkan air hingga batas kapasitas kemudian menimbang labu takar.
g. Mengeluarkan pasir dan air dari labu takar lalu mengisi labu takar dengan air
sampai batas kapasitas lalu menimbang.

D. Hasil Percobaan
Percobaan I
Berat labu takar 1000 cc = 266.5 gram
Pasir SSD = 500 gram
Labu Takar + Pasir SSD + Air (B) = 1577.6 gram
Labu Takar + Air (C) = 1259.8 gram
Percobaan II
Berat labu takar 1000 cc = 266.5 gram
Pasir SSD = 500 gram
Labu Takar + Pasir SSD + Air (B) = 1577.6 gram
Labu Takar + Air (C) = 1259.8 gram

15
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

E. Analisis Data dan Pembahasan


Percobaan I
500
Berat jenis Pasir SSD = 500+𝐶−𝐵
500
= 500+1259.8 −1577.6
= 2.744
Percobaan II
500
Berat jenis Pasir SSD = 500+𝐶−𝐵
500
=
500+1259.8 −1577.6
= 2.744

Pembahasan
Adapun berat jenis pasir SSD pada percobaan I dan percobaan II sebesar
2.74 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3 .

F. Dokumentasi

16
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.4 Uji Air Resapan Pasir


A. Tujuan
Untuk mengetahui kadar air resapan dalam pasir.

B. Alat Dan Bahan


Alat :
a. Loyang
b. Oven
Bahan :
a. Pasir SSD

C. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang pasir SSD(Saturted Surface Dry) 500 gram
c. Memasukkan pasir SSD ke oven selama 24 jam dengan temperature 110℃ ±
5℃
d. Menimbang dalam keadaan dingin setelah pasir dikeluarkan dari oven

D. Hasil Percobaan
Berat pasir mula mula (B) = 500 gram
Berat pasir kering oven (A) = 328.5 gram
Berat wadahnya = 208.2 gram
Keterangan :
Berat Pasir Kering Oven (A) = Berat total – (Berat Loyang+Berat Kertas)
= 911.0 gram – (208.2 gram+0.8 gram)
= 702 gram

E. Analisis Data dan Pembahasan


𝐵−𝐴
Prosentase penyerapan pasir (x) = ×100%
𝐴
500−702
= ×100%
702
= 28.77%

Pembahasan
Kadar air yang diperoleh dari percobaan air resapan pasir adalah sebesar
28.77%

17
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

F. Dokumentasi

18
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.5 Uji Pengembangan Volume Pasir


A. Tujuan
Untuk menentukan dan mengukur pengembangan volume suatu contoh pasir.

B. Alat dan Bahan


Alat :
a. Gelas ukur 500 cc
b. Sekop
Bahan :
a. Air
b. Pasir

C. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Mengisi pasir ¾ nya (375 cc) kedalam gelas ukur 500 cc kemudian volumenya
dibaca
c. Mengeluarkan pasir lalu mengisi gelas ukur dengan air ± ½ bagian (250 cc),
selanjutnya mengembalikan pasir kedalam gelas
d. Mengaduk sedikit demi sedikit
e. Mengukur volume pasir dan air

D. Hasil Percobaan
Volume pasir pada gelas ukur (A) = 375 cc
Volume air awal = 250 cc
Volume pasir yang ditambah air (B) = 365 cc

E. Analisis Data dan Pembahasan


𝐴−𝐵
Faktor pengembangan = ×100%
𝐵
375 − 365
= ×100%
365
= 2.739 %

Pembahasan
Pada percobaan volume pengembangan pasir diperoleh factor pengembangan
sebesar 2.739%.

19
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

G. Dokumentasi

20
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.6 Uji Kebersihan Pasir Terhadap Bahan Organik


A. Tujuan
Pemeriksaan zat organik pada agregat halus dimaksudkan untuk menentukan
adanya bahan organik dalam agregat halus yang akan digunakan pada campuran beton.
Kandungan bahan organik yang melebihi batas dapat mempengaruhi mutu beton yang
direncanakan.

B. Alat dan Bahan


Alat :
a. Botol bening
b. Standard Warna (Organic Plate)
Bahan :
a. Pasir
b. Larutan NaOH 3%

C. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Mengisi pasir 3 cm(130 cc) kedalam botol bening
c. Mengisi botol bening dengan 200 cc larutan NaOH 3%
d. Menutup rapat botol bening lalu mengocok dan mendiamkannya selama
24 jam
e. Mengamati perubahan warna pada botol bening dan membandingkan dengan
warna standart (Organic Plate)

D. Hasil Percobaan
Larutan NaOH 3% yang awalnya tercampur oleh pasir dengan warna hitam
kecoklatan. Setelah didiamkan selama 24 jam maka warna nya berubah menjadi
kuning tua. Dan warna ini sangat baik (berhasil) membuktikan kebersihan pasir
terhadap bahan organik

F. Dokumentasi

21
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.7 Uji Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur


Kadar lumpur merupakan salah satu parameter agregat halus dalam keadaan baik
atau tidak untuk digunakan dalam pencampuran beton. Kandungan lumpur yang baik
adalah < 5%.

A. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan besarnya persentase kadar
lumpur dalam agregat halus yang digunakan sebagai campuran beton. Kandungan
lumpur < 5% merupakan ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan
beton.

B. Alat dan Bahan


Alat:
a. Botol Bening
b. Penggaris
c. sendok
Bahan:
a. Pasir
b. Air

C. Langkah Kerja
a. Memersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Mengisi botol bening dengan agregat kasar (pasir) dengan tinggi 6 cm
c. Menambahkan air sampai setinggi leher botol bening
d. Menutup rapat botol bening berisi pasir dan air tersebut
e. Mengocok-ngocok botol bening yang berisi pasir dan air tersebut
f. Menyimpan botol bening berisi pasir dan air tersebut di tempat yang datar
selama 24 jam
g. Mengukur tinggi endapan lumpur (A) dan tinggi pasir (B) setelah 24 jam

D. Hasil Percobaan
Tinggi Endapan Lumpur (A) = 0.05 cm = 0.5 mm
Tiinggi Pasir (B) = 4.9 cm = 49 mm

E. Analisis Data dan Pembahasan


𝐴
Kadar Lumpur = 𝐵 × 100%
0.5
= 49 × 100%
= 1.0204 %

22
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil sebagai mana kadar lumpur
dalam agregat kasar adalah 1.0204 % dan jauh dibawah 5 %. Artinya agregat
dengan kadar lumpur 1.0204 % ini cukup baik untuk mix design beton.

F. Dokumentasi

23
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.8 Uji Berat Volume Pasir


Agregat mengisi 60-80% dari volume beton. Oleh karena itu, karakteristik kimia,
fisik dan mekanik agregat yang digunakan dalam pencampuran sangat berpengaruh
terhadap sifat-sifat beton yang dihasilkan, seperti kuat tekan, dll.
Keuntungan dalam penggunaan agregat pada beton adalah:
a. Menghasilkan beton yang murah
b. Menimbulkan sifat volume beton yang stabil
c. Mengurangi susut
d. Mengurangi rangkak
e. Memperkecil pengaruh suhu

A. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat volume agregat halus,
kasar, atau campuran yang didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material
kering dengan volumenya.

B. Alat dan Bahan


Alat :
a. Takaran dengan volume 3 liter
b. Timbangan
c. Tongkat pemadat
Bahan :
a. Pasir

C. Langkah Kerja
A. Berat Volume Lepas
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
b. Menimbang berat takaran
c. Mengisi takaran degan pasir sampai penuh lalu meratakannya
d. Menimbang takaran yang sudah berisi pasir (B)
B. Berat Volume Rojok
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum
1
b. Mengisi takaran dengan pasir sampai 3 bagian takaran
c. Melakukan rojokan sebanyak 25 kali
1
d. Mengisi pasir sampai 3 bagian lagi kemudian merojok 25 kali
e. Mengisi pasir sampai penuh kemudian merojok 25 kali
f. Meratakan permukaan pasir di takaran tersebut
g. Menimbang takaran yang telah berisi pasir (B)

24
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

D. Hasil Percobaan
A. Berat Volume Lepas
Berat Takaran (A) = 2.44 kg
Berat Takaran + Pasir (B) = 7.30 kg
Berat Pasir (C) = 3 liter
B. Berat Volume Rojok
Percobaan I
Berat Takaran (A) = 2.44 kg
Berat Takaran + Pasir (B) = 7.50 kg
Berat Pasir (C) = 3 liter
Percobaan II
Berat Takaran (A) = 2.44 kg
Berat Takaran + Pasir (B) = 7.64 kg
Berat Pasir (C) = 3 liter

E. Analisis Data dan Pembahasan


A. Berat Volume Lepas
Data Percobaan
 Berat Takaran (A) = 2.44 kg
 Berat Takaran + Pasir (B) = 7.30 kg
 Berat Pasir (C) = 3 liter
Perhitungan
𝐵−𝐴
 Berat Volume = 𝐶
7.30 𝑘𝑔 − 2.44 𝑘𝑔
= 3 𝑑𝑚3
= 1.62 kg/𝑑𝑚3

Tabel Hasil Perhitungan Berat Volume Pasir


Tanpa Rojokan
Berat Volume 7.30 𝑘𝑔 − 2.44 𝑘𝑔
= = 1.62 kg/𝑑𝑚3
3 𝑑𝑚3
Pasir

25
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

B. Berat Volume Rojok


Data Percobaan
 Percobaan I
Berat Takaran (A) = 2.44 kg
Berat Takaran + Pasir (B) = 7.50 kg
Berat Pasir (C) = 3 liter
 Percobaan II
Berat Takaran (A) = 2.44 kg
Berat Takaran + Pasir (B) = 7.64 kg
Berat Pasir (C) = 3 liter
Perhitungan
 Percobaan I
𝐵−𝐴
Berat Volume = 𝐶
7.50 𝑘𝑔 − 2.44 𝑘𝑔
= 3 𝑑𝑚3
= 1.687 kg/𝑑𝑚3

 Percobaan II
𝐵−𝐴
Berat Volume = 𝐶
7.64𝑘𝑔 − 2.44 𝑘𝑔
= 3 𝑑𝑚3
3
= 1.733 kg/𝑑𝑚

Tabel Hasil Perhitungan Berat Volume Pasir


Dengan Rojokan
Berat Volume Percobaan I
Pasir 7.50 𝑘𝑔 − 2.44 𝑘𝑔
= = 1.687 kg/𝑑𝑚3
3 𝑑𝑚3
Percobaan II
7.64𝑘𝑔 − 2.44 𝑘𝑔
= = 1.733 kg/𝑑𝑚3
3 𝑑𝑚3

Pembahasan
a. Pada praktikum Berat Volume Lepas diperoleh berat volume sebesar 1.62
kg/𝑑𝑚3 dari hasil perhitungan mengguanakan rumus yang tertera.
b. Pada praktikum Berat Volume Rojok dilakukan 2 kali percobaan sehingga
menghasilkan berat volume 1.687 kg/𝑑𝑚3 untuk Percobaan I dan 1.733 kg/𝑑𝑚3
untuk Percobaan II.

26
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

F. Dokumentasi

27
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3. KERKIL
3.1 Analisa Saringan Kerikil
A. Tujuan

B. Alat dan Bahan


a. 16 kg kerikil
b. Timbangan digital
1
c. Saringan ukuran 1 2 ”
3
d. Saringan ukuran 4”
3
e. Saringan ukuran 8”

C. Langkah Kerja
a. Timbang kerikil 16 kg
b. Masukkan ke dalam susunan saringan :
1
 12 ”
3
 ”
4
3
 ”
8

c. Timbang masing-masing kerikil yang tertinggal pada masing-masing saringan


dan catat hasil percobaan tersebut

D. Hasil Percobaan
Tabel 3.1.1 Analisis Saringan Kerikil
Analisis Saringan Kerikil
Lubang ayakan Tertinggal Kumulatif
No/Inchi (") mm gram % % Tertinggal % Lolos
𝟏 38 0 0 0 100
Ayakan 1 / (𝟏 𝟐 )
𝟑 9,6 2520 15,7697 15,76971214 84,23028786
Ayakan 2 / (𝟒)
𝟑 2,4 13300 83,229 98,99874844 1,001251564
Ayakan 3 / (𝟖)

Pan (Ayakan 0 160 1,00125 100 0


Terakhir)
∑ 15980 100 214,7684606

28
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Modulus Kehalusan 2,147684606

% 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙
Modulus kehalusan : 100
214,7684606
Perhitungan Modulus Kehalusan : = 2,147684606
100

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diatas menunjukkan bahwa kerikil yang
digunakan memiliki modulus kehalusan sebesar 2,147684606. Menurut SNI S-04-
1989-F kerikil memiliki syarat modulus kehalusan antara 6,0 – 7,1. Maka kerikil yang
diuji telah memenuhi syarat sebagai agregat kasar untuk pembuatan beton.

F. Dokumentasi

29
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.2 Uji Kelembapan Kerikil


A. Tujuan

B. Alat dan Bahan


a. 1000 gram kerikil
b. Timbangan digital
c. Loyang (sebagai wadah kerikil)
d. Oven

C. Langkah Kerja
a. Wadah kerikil ditimbang
b. Kerikil ditimbang (kondisi asli) 1000 gram
c. Masukkan ke dalam oven kerikil dalam wadah selama 24 jam dengan
temperatur 110⁰C ± 5⁰C
d. Setelah itu, dinginkan kerikil dan ditimbang ketika sudah dingin
e. Catat hasil percobaan tersebut

D. Hasil Percobaan
𝐴−𝐵
Kelembaban (Kadar Air) = 100%
𝐵
1000 −990
Contoh perhitungan : 100%
990

*) Berat wadah kerikil : 203,7 gram


*) Berat wadah + kerikil : 1193,7 gram
Kelembaban Kerikil
Data Percobaan Percobaan 1 Percobaan 2
Berat sebelum dioven (A) gram 1000 1000
Berat setelah dioven (B) gram 990 972.3
Kelembaban Kerikil % 1.01010101 2.848914944

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan sebanyak 2 kali percobaan,
didapatkan data kelembaban kerikil percobaan 1 sebesar 1.01010101% dan percobaan
2 sebesar 2.848914944% Berdasarkan ASTM-C566 kelembaban agregat kasar (kerikil)
yang disyaratkan berkisar 0%-1%. Sehingga dapat disimpulakn pada percobaan kerikil
yang pertama memenuhi standard tetapi untuk percobaan kerikil yang kedua tidak
memenuhi standard.

30
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

F. Dokumentasi

31
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.3 Uji Berat Jenis Kerikil


A. Tujuan

B. Alat dan Bahan


a. 3000 gram Kerikil
b. Timbangan digital
c. Lap atau serbet
d. Air

C. Langkah Kerja
a. Rendam kerikil dalam air selama 24 jam
b. Lap kerikil yang telah direndam sehingga kondisi kering di permukaannya saja
c. Setelah di lap, timbang kerikil seberat 3000 gram di dalam air
d. Catat hasil percobaan tersebut

D. Hasil Percobaan
𝐴
Berat jenis kerikil SSD = 𝐴−𝐵
3000
Contoh perhitungan : = 1,314
3000−717.5

Tabel 3.3.1 Berat Jenis Kerikil


Berat Jenis Kerikil
Data Percobaan Percobaan 1 Percobaan 2
Berat Kerikil Kering (A) gram 3000 3000
Berat Kerikil dalam Air (B) gram 717,5 2231,5
Berat Jenis Kerikil SSD 1,314348302 3,903708523

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan sebanyak 2 kali percobaan,
didapatkan data kelembaban kerikil percobaan 1 sebesar 1.01010101% dan percobaan
2 sebesar 2.848914944% Berdasarkan ASTM-C566 kelembaban agregat kasar (kerikil)
yang disyaratkan berkisar 0%-1%. Sehingga dapat disimpulakn pada percobaan kerikil
yang pertama memenuhi standard tetapi untuk percobaan kerikil yang kedua tidak
memenuhi standard.

32
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

F. Dokumentasi

33
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.4 Uji Kadar Air Resapan Kerikil


A. Tujuan

B. Alat dan Bahan


a. 3000 gram kerikil
b. Timbangan digital
c. Loyang
d. Oven

C. Langkah Kerja
a. Ambil kerikil dari uji berat jenis yang berada dalam air
b. Masukkan oven selama 24 jam dengan temperatur 110⁰C ± 5⁰C
c. Angkat kerikil dari dalam oven, dinginkan, lalu timbang kerikil tersebut
d. Catat hasil percobaan tersebut

D. Hasil Percobaan
𝐴−𝐵
Air resapan : 100%
𝐵
3000−2355,7
Contoh perhitungan : 100% = 27,35
2355,7

*) Berat wadah percobaan 1 : 593 gram


*) Berat wadah percobaan 2 : 201,1 gram

Tabel 3.4.1 Kadar Air Resapan Kerikil


Kadar Air Resapan Kerikil

Data Percobaan Percobaan 1 Percobaan 2


Berat Kerikil Kering (A) gram 3000 3000
Berat Kerikil Setelah Dioven (B) gram 2355,7 2945,2
Berat Jenis Kerikil SSD % 27,35068133 1,860654624

34
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kadar air resapan
kerikil pada percobaan 1 sebesar 27,35068133% dan percobaan 2 sebesar
1,860654624%. Berdasarkan SNI-03-2461-1991 mengenai “Spesifikasi Agregat
Ringan untuk Beton Struktural”, penyerapan air maksimal dari agregat kasar (kerikil)
yang disyaratkan adalah kurang dari 3%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerikil
pada percobaan pertama tidak memenuhi syarat tetapi untuk kerikil pada percobaan
kedua memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai material campuran beton.

F. Dokumentasi

35
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.5 Uji Kebersihan Kerikil Terhadap Lumpur (Kering)


A. Tujuan

B. Alat dan Bahan


a. 1000 gram kerikil
b. Air
c. Loyang
d. Oven

C. Langkah Kerja
a. Timbang kerikil 1000 gram
b. Letakkan dalam tempat lalu diberi air dan cuci sampai bersih
c. Setelah bersih, masukkan kerikil ke dalam oven selama 24 jam dengan
temperatur 110⁰C ± 5⁰C
d. Catat hasil percobaan tersebut

D. Hasil Percobaan
𝐴−𝐵
Kadar Lumpur : 100%
𝐴
1000−986,9
Contoh perhitungan : 100% = 1,31%
986,9

Tabel 3.5.1 Kebersihan Kerikil terhadap Lumpur


Kebersihan Kerikil terhadap Lumpur
Data Percobaan Percobaan 1
Berat Kerikil Sebelum Dioven (A) gram 1000
Berat Kerikil Setelah Dioven (B) gram 986.9
Kadar Lumpur % 1.31

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh
prosentase kebersihan kerikil terhadap lumpur sebesar 1,31%. Berdasarkan ASTM C-
117-13, kadar lumpur pada kerikil yang disyaratkan yaitu kurang dari 1%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sampel kerikil pada percobaan yang dilakukan tidak
memenuhi standar karena melebihi batas yang disyaratkan.

36
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

F. Dokumentasi

37
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.6 Berat Volume Kerikil


A. Tujuan

B. Alat dan Bahan


a. Takaran / wadah berukuran 10 L
b. Kerikil
e. Timbangan

C. Langkah Kerja
a. Berat Volume Lepas
a) Timbang takaran/wadah kerikil berukuran 10 liter (A)
b) Takaran diisi kerikil sampai penuh, lalu diratakan. Takaran berisi
kerikil ditimbang (B), sehingga bisa didapatkan berat kerikil saja (C)
c) Catat hasil percobaan tersebut

b. Berat Volume Rojokan


a) Timbang takaran/wadah kerikil berukuran 10 liter (A)
b) Takaran diisi kerikil 13 bagian, kemudian dirojok 25 kali, lalu diisi 13
bagian selanjutnya dan dirojok 25 kali lagi, diisi lagi hingga penuh dan
dirojok selama 25 kali. Lalu permukaan diratakan
c) Takaran berisi kerikil ditimbang (B), sehingga bisa didapatkan berat
kerikil saja (C)

D. Hasil Percobaan
𝐵−𝐴
Berat Volume : 𝐶
18,68−5,39
Contoh perhitungan : 10

38
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

a. Berat Volume Lepas


Berat Volume Kerikil
Data Percobaan Percobaan 1 Percobaan 2
Berat Takaran (A) kg 5,39 5,39

Berat Takaran + Kerikil (B) kg 18,68 18,5


Tanpa Rojokan

Volume Wadah (C) liter 10 10


Berat Volume Lepas kg/dm3 1,329 1,311
Tabel 3.1 Berat Volume Kerikil Lepas/Tanpa Rojokan

b. Berat Volume Rojokan


Berat Volume Kerikil
Data Percobaan Percobaan 1 Percobaan 2
Berat Takaran (A) kg 5,39 5,39
Berat Takaran + Kerikil (B) kg 19,3 19,42
Dengan Rojokan
Volume Wadah (C) liter 10 10
Berat Volume Rojok kg/dm3 1,391 1,403
Tabel 3.2 Berat Volume Kerikil dengan Rojokan

E. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil praktikum dan perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh berat volume kerikil lepas pada percobaan yang pertama yaitu sebesar
1,329 kg/dm3 sedangkan pada percobaan yang kedua sebesar 1,311 kg/dm3.
Sedangkan berdasarkan data hasil praktikum dan perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh berat volume kerikil setelah dirojok pada percobaan yang pertama yaitu
sebesar 1,391 kg/dm3 sedangkan pada percobaan yang kedua sebesar 1,403
kg/dm3. Berat volume kerikil setelah dirojok lebih besar dibandingkan berat volume
kerikil lepas.
Hal ini disebabkan proses perojokan atau pemadatan akan menambah ruang
yang ada dalam takaran, sehingga lebih banyak kerikil yang dapat ditampung dan
beratnyapun bertambah. Berdasarkan ASTM C-29, prosedur/metode yang digunakan
dalam melakukan tes untuk mengukur berat volume dan kadar rongga agregat ini tidak
mengalami penyimpangan, karena nilai-nilai untuk berat volume dan kadar rongga
hanya dapat ditetapkan dalam hal metode uji (tidak memiliki standar nilai tertentu).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel kerikil pada percobaan yang telah dilakukan
layak digunakan sebagai material penyusun campuran beton.

39
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

F. Dokumentasi

40
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN
PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL (TRPPBS)
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR PUSTAKA

SNI 15-7064-2004 Semen Portland Komposit

ASTM C 187-04 Standard Test Method for Normal Consistency of Hydraulic Cement.

SNI 03-6827-2002 Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland dengan Menggunakan
Alat Vicat untuk Pekerjaan Sipil.

SNI 15-2531-1991 Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland

ASTM C 188-75 Standard Test Method for Density of Hydraulic Cement

41

Anda mungkin juga menyukai