Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN


(PENETRATION OF BITUMINOUS MATERIALS)

1.1 Pendahuluan

Aspal merupakan bahan utama dalam perkerasan jalan. Aspal memiliki beberapa
jenis, yaitu aspal alam, aspal keras, aspal cair, dan aspal modifikasi. Aspal
memiliki sifat viskoelastis yaitu sifat untuk mencair pada suhu tinggi dan memadat
pada suhu rendah. Sifat yang dimiliki aspal tersebut merupakan hal utama yang
menjadikan aspal sebagai bahan utama dalam perkerasan jalan karena dapat
mengikat bahan- bahan pencampur perkerasan jalan. Perkerasan jalan yang baik
adalah perkerasan jalan yang mampu menahan beban lalu lintas. Perkerasan jalan
yang digunakan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Perkerasan jalan yang
paling banyak digunakan di Indonesia adalah lapisan aspal beton atau Laston
(AC/Asphalt Concrete). Lapisan aspal beton banyak digunakan karena jenis
perkerasan ini memiliki nilai stabilitas dan fleksibilitas yang baik.

Bahan bitumen adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai
dengan pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya dengan pengurangan suhu.
Namun demikian, perilaku/respon dari material bahan bitumen tersebut pada
prinsipnya membentuk suatu spectrum/beragam, tergantung dari komposisi unsur-
unsur penyusunnya.

1.2 Tujuan

Pengujian penetrasi bahan bitumen bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan


aspal yang dinyatakan dalam masuknya jarum dengan beban tertentu pada suatu
selang waktu tertentu dalam suhu kamar. Tingkat kekerasan ini disebut sebagai
angka penetrasi dan dijadikan acuan untuk klasifikasi aspal.

KELOMPOK 14
1.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum modul kali ini adalah sebagai
berikut:

1.3.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum modul kali ini adalah sebagai berikut:
1. Penetrometer

Gambar 1.1. Penetrometer


2. Cooling Bath

Gambar 1.2. Cooling Bath


3. Dua buah Cawan Silinder

Gambar 1.3. Dua Buah Cawan Silinder


4. Bak perendam

Gambar 1.4. Bak Perendam


5. Oven

Gambar 1.5. Oven


1.3.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Aspal

Gambar 1.6. Aspal


2. Air

Gambar 1.7. Air


1.4 Teori Dasar

Dari sudut pandang ilmu rekayasa (engineering), ragam dari komposisi unsur
penyusun bahan bitumen biasanya tidak ditinjau lebih lanjut, untuk
menggambarkan karakteristik ragam respon material bahan bitumen tersebut
diperkenalkan beberapa parameter, yang salah satunya adalah nilai Pen
(Penetrasi). Nilai ini menggambarkan tingkat kekerasan bahan bitumen pada suhu
standar 25˚C, yang diambil dari pengukuran kedalaman penetrasi jarum standar,
dengan beban standar (50 gr s/d 100 gr), dalam rentang waktu standar (5 detik).

British Standard (BSI) membagi nilai penetrasi ini menjadi 10 macam pada
rentang nilai PEN 15 s/d 450, sedangkan AASHTO mendefinisikan nilai Pen 40
s/d 50 sebagai nilai Pen untuk material bitumen terkeras dan Pen 200 s/d 300
untuk material bitumen terlembek/terlunak.

Nilai penetrasi sangat sensitif terhadap suhu. Pengukuran di atas suhu kamar akan
menghasilkan nilai yang berbeda. Variasi suhu terhadap nilai penetrasi dapat
disusun sedemikian rupa hingga hingga dihasilkan grafik hubungan antara suhu
dan nilai penetrasi.

1.5 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Panaskanlah dua sampel aspal serta aduk hingga cukup cair untuk dapat
dituangkan.

Gambar 1.8. Memanaskan Aspal


2. Tuangkan sampel kedalam dua cawan.

Gambar 1.9. Menuangkan Aspal


3. Diamkan sampel pada suhu ruangan selama 1 jam dan menutup sampel pada
suhu ruangan.

Gambar 1.10. Mendiamkan dan Menutup Sampel pada Suhu Ruangan


4. Meletakkan bak perendam ke bawah penetrometer.

Gambar 1.11. Meletakkan Bak Perendam ke bawah penetrometer


5. Meletakkan benda uji ke dalam bak perendam yang telah berada pada suhu
yang ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selama 1 jam.

Gambar 1.12. Meletakkan Benda Uji ke dalam Bak Perendam


6. Menurunkan jarum perlahan-lahan sehinga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji.

Gambar 1.13. Menurunkan Jarum Perlahan-lahan Sehinga Jarum tersebut


menyentuh permukaan benda uji
7. Melepaskan pemegang jarum selama jangka waktu (5±0,1) detik.

Gambar 1.14. Melepaskan Pemegang Jarum


8. Membaca angka penetrasi pada alat.

Gambar 1.15. Membaca Angka Penetrasi


pada alat
9. Melepaskan jarum dari pemegang jarum dari pemegang jarum.

Gambar 1.16. Melepaskan Jarum dari Pemegang Jarum


10. Mengulangi kembali prosedur untuk kedua benda uji, dengan kentuan jarak
setiap titik ≥ 1 cm dan dilakukan tidak kurang dari tiga kali untuk benda uji
yang sama.

Gambar 1.17. Mengulangi kembali Prosedur untuk kedua Benda Uji


1.6 Data Hasil Percobaan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1.1. Hasil Percobaan Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen


Mulai Selesai
Kegiatan Suhu (˚C)
Pukul Pukul
Contoh dipanaskan 11.00 11.05 100
Didiamkan pada temperatur
11.05 12.05 25
ruangan
Direndam pada temperatur 25˚C 12.05 13.05
Pemeriksaan penetrasi pada 25˚C 13.15 14.00
Pemeriksaan penetrasi pada 25˚C, 5 detik
Benda uji I Benda uji II
Pengamatan
1 74,5 87,1
2 75,5 87,4
3 76,8 88,8
4 77,2 89,8
5 77,7 90,0
Rata 82,14

1.7 Perhitungan

Dari data hasil percobaan yang telah ada, berikut adalah pengolahan datanya :

74,5+ 75,5+76,8+77,2+77,7
1. Penetrasi Benda Uji I =
5
= 76,3
87,1+87,4+88,8+89,8+90,0
2. Penetrasi Benda Uji II=
5
= 88,4
76,3+88,4
3. Penetrasi Rata-rata =
2
= 82,3

1.8 Analisis

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan nilai penetrasi rata-rata
sebesar 82,14. Berdasarkan RSNI S-01 2003, jenis aspal yang diuji adalah jenis
Pen
60. Jenis aspal ini tidak cocok digunakan sebagai campuran beraspal panas
berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi VI Tahun 2010.
1.9 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil melalui praktikum Penetrasi bahan – bahan


bitumen adalah sebagai berikut
1. Nilai penetrasi rata-rata aspal adalah 82,14
2. Aspal yang di test pada test penetrasi ini adalah aspal Pen 40.
3. Dengan hasil penetrasi sebesar 82,14 dengan jenis Pen 40, jenis aspal yang
diuji tidak dapat digunakan sebagai campuran beraspal panas berdasarkan
Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi VI Tahun 2010.

1.10 Saran

Dalam praktikum kari ini disarankan agar:


1. Praktikan harus berhati-hati dalam mengoperasikan alat uji.
2. Praktikan wajib bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum.
3. Praktikan harus disiplin dalam mengatur waktu
4. Praktikan wajib memahami langkah percobaan sebelum melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Saddoen, Arifin. 2018. 13+ Contoh Daftar Pustaka, Panduan Cara


Menulis, Tata Cara, Buku, Karya Ilmiah. https://moondoggiesmusic.com/contoh-
daftar-pustaka/ (diakses tanggal 07 Mei 2019).
Tim Laboratorium Inti Jalan Raya. 2019. Modul Ujian Kekuatan Agregat
Terhadap Tumbukan. Lampung Selatan:ITERA

Anda mungkin juga menyukai