DOSEN PEMBIMBING
Ir. HAMIDUN BATUBARA, M.T.
DODY TAUFIK ABSOR SIBUEA, S.T.,M.T.
(KELOMPOK7)
Saipranada (5193550036)
Nurjannah Safitri (5192250002)
Ronal Stepan Harianja (5193550027)
Roby Pranata Tarigan (5191250014)
Sakkot Matuah Hasibuan (5193550046)
Emkhel Louis Roy Ginting (5193250027)
PENDAHULUAN
1. DASAR TEORI
Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat merupakan rasio antara berat agregat
dan isi/volume. Berat isi agregat diperlukan dalam perhitungan bahan campuran beton,
apabila jumlah bahan ditakar dengan ukuran volume. Berat volume agregat ditinjau dalam
dua keadaan, yaitu berat volume gembur dan berat volume padat. Berat volume gembur
merupakan perbandingan berat agregat dengan volume literan, sedangkan berat volume padat
adalah perbandingan berat agregat dalam keadaan padat dengan volume literan.
Berat volume agregat dapat di hitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat halus dan kasar yang
didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volume.
BAB II
PERALATAN
b. Talam Silinder
Berfungsi sebagai wadah untuk agregat yang akan diuji.
c. Tongkat pemadat
d. Mistar Perata
e. Talam
Berfungsi untuk memadatkan agregat yang terdapat di dalam wadah.
g. Drying Oven
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
1. HARI PERTAMA
a. Menimbang wadah silinder yang terbuat dari baja dengan menggunakan neraca
yang ketelitiannya 0,1 gram, kemudian mencatat hasil timbangannya (W1);
b. Mengambil benda uji yang telah ditentukan, yaitu benda uji berupa agregat kasar,
yang banyaknya tidak boleh kurang dari wadah silinder besi;
c. Setelah itu, menyimpan benda uji tersebut kedalam talam yang telah disediakan;
e. Memasukkan talam yang telah terisi oleh benda uji tersebut ke dalam drying oven
yang telah tersedia, kemudian didiamkan selama 24 jam pada suhu (100±5)ºC
2. HARI KEDUA
a. Mengeluarkan benda uji setelah 24 jam berada dalam dalam oven, didiamkan
beberapa saat, kemudian memasukkan benda uji kedalam wadah baja yang berbentuk
silinder.
b. Memasukkan benda dalam 3 tahap, isi terlebih dahulu 1/3 bagian dari wadah baja.
c. Menusuk-nusuk benda uji dengan menggunakan tongkat pada setiap lapisnya masing-
masing sebanyak 25 kali secara merata, sehingga wadah baja tersebut penuh.
d. Meratakan wadah baja yang telah terisi benda uji dengan menggunakan mistar perata,
sampai benarbenar penuh dan rata.
g. Memasukkan air PDAM kedalam wadah silinder yang terbuat dari baja tersebut
sampai benar-benar penuh, kemudian menimbang dan mencatat hasilnya
BAB IV
ANALISA DATA
Sampel 1 Sampel 2
Berat wadah baja : 2750 (gr) Berat wadah baja : 2820 (gr)
METODE DITUSUK METODE DITUSUK
Berat wadah + agregat : 5850 (gr) Berat wadah + agregat : 5990 (gr)
Berat agregat : 3100 (gr) Berat agregat : 3170 (gr)
METODE LEPAS METODE LEPAS
Berat wadah + agregat : 5470 (gr) Berat wadah + agregat : 5670 (gr)
Berat agregat : 2720 (gr) Berat agregat : 2850 (gr)
PERHITUNGAN PERHITUNGAN
Diameter (d) :13 cm Diameter (d) :13 cm
Tinggi (t) : 14 cm Tinggi (t) : 15 cm
5.1 Kesimpulan
a. Hasil percobaan
Pada sampel 1, Berat isi agregat Ditusuk : 805 gr/cm3, berat isi agregat Dilepas : 707
gr/cm3
Pada sampel 2, Berat isi agregat = Ditusuk : 769 gr/cm3, berat isi agregat Dilepas : 691
gr/cm3
c. Nilai berat isi agregat yang dihasilkan melalui percobaan melebihi batasan standar
ASTM C-330, maka dapat disimpulkan bahwa agregat tersebut termasuk kedalam kategori
agregat berat.
5.1 Saran
Memeriksa dan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan serta menimbang silinder
dengan lebih teliti. Sebaiknya memasukkan benda uji ke dalam silinder sesuai dengan
prosedur percobaan.