Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT

A. Tujuan Percobaan
Menentukan berat volume agregat halus, kasar, atau campuran yang
didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan
volume dari agregat itu sendiri.

B. Teori
Agregat adalah bahan pengisi beton. Kandungan agregat dalam
campuran beton biasanya sangat tinggi. Berdasarkan pengujian, komposisi
agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat campuran beton. Walaupun
fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi karena komposisinya yang cukup
besar, agregat menjadi penting dalam campuran beton. Oleh karena itu, perlu
dipelajari karakteristik agregat yang akan menentukan kekuatan mortar atau
beton yang akan dihasilkan.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat
alam (Natural Aggregates atau agregat buatan (Artificial Aggregates). Agregat
alam adalah agregat yang langsung diperoleh dari alam melalui pemecahan
sehingga batuan tersebut berbentuk pasir dan kerikil dan butirannya
berbentuk bundar, sedangkan agregat buatan adalah agregat yang dibuat
untuk menggantikan fungsi agregat alam. Secara umum, agregat dapat
dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar dan agregat halus.
Batasan antara agregat halus dan agregat kasar berbeda antara disiplin ilmu
yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, dapat diberikan batasan
ukuran antara agregat halus dengan agregat kasar yaitu 4,80 mm, (British
Standard) atau 4,75 mm (Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang
ukuran butirnya lebih besar dari 4,80 mm (4,75 mm) dan agregat halus
adalah batuan yang lebih kecil dari 4,80 mm (4,75 mm). Agregat dengan
ukuran lebih besar dari 4,80 mm dibagi lagi menjadi dua yaitu yang
berdiameter antara 4,80-40 mm, disebut kerikil beton dan yang lebih dari 40
mm, disebut kerikil kasar.
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Laboratorium Material dan Struktur
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik-Universitas Andalas

Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran


lebih kecil dari 40 mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm
digunakan untuk pekerjaan sipil lainnya, seperti pekerjaan jalan, tanggul-
tanggul penahan tanah, bronjong, dan bendungan. Agregat halus biasanya
dinamakan pasir dan agregat kasar dinamakan kerikil, batu pecah (split), dan
lainnya.
Pemeriksaan mutu agregat dimaksudkan untuk mendapatkan bahan-
bahan campuran beton yang memenuhi syarat sehingga beton yang
dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Agregat yang
digunakan harus memenuhi spesifikasi teknik yang telah ditetapkan di
dalam kontrak kerja. Jika dilihat dari volume agregat dalam campuran
beton, agregat memberikan kontribusi yang besar terhadap campuran.
Berat volume agregat adalah perbandingan antara berat agregat
dalam keadaan kering dengan volume agregat itu sendiri. Untuk
menetapkan volume padat dari bagian-bagian terpilih dalam perhitungan
campuran beton, perlu diketahui terlebih dahulu distribusi ruangan yang
dipakai oleh partikel agregat, banyak atau sedikitnya distribusi ruangan
yang terpakai oleh partikel yang akan mempengaruhi pembuatan beton.
Nilai inilah yang dimaksud dengan berat volume agregat.
Dengan diketahuinya berat volume agregat, maka kita dapat
langsung menentukan berat agregat yang dibutuhkan dalam volume tertentu
pada perencanaan campuran beton, karena berat volumenya tetap.

C. Peralatan
1. Timbangan
2. Talam dengan kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
3. Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm, yang ujungnya bulat
dan terbuat dari baja tahan karat
4. Mistar perata
5. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang.

KKN 2012 I-2


Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Laboratorium Material dan Struktur
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik-Universitas Andalas

D. Bahan
Agregat terdiri dari:
 Agregat kasar: - Ø(5–10) mm
- Ø(10–20) mm
 Agregat halus (pasir)

Gambar 1. Aparatus Pemeriksaan Berat Volume

E. Prosedur Kerja
Masukkan agregat ke dalam talam yang memiliki kapasitas wadah
2,826 liter dan berat 3,776 kg. Keringkan dengan oven pada suhu (110+5)
0
C sampai agregat mencapai berat tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
1. Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38,10 mm (1,5”) dengan cara
Berat Isi Lepas:
a. Persiapkan mould yang telah diketahui volumenya;
b. Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan
butir-butir, dari ketingggian 5 cm di atas wadah dengan
menggunakan sendok sampai penuh;
c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata;
d. Persiapkan wadah dan kalibrasi beratnya;
e. Masukkan benda uji ke dalam wadah;
f. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W).

KKN 2012 I-3


Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Laboratorium Material dan Struktur
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik-Universitas Andalas

2. Berat isi agregat butir maksimum 38,10 mm (1,5”) dengan cara


penusukan (Rodding Methods):
a. Persiapkan mould yang telah diketahui volumenya;
b. Isilah mould dengan benda uji dalam tiga lapis sama tebal. Setiap
lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak
25 kali secara merata;
c. Ratakan permukaan benda uji dengan mistar perata;
d. Persiapkan wadah dan kalibrasi beratnya;
e. Masukan benda uji ke dalam wadah;
f. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W).
3. Berat isi agregat ukuran butir antara 38,10 mm (1,5") sampai 101,10
mm (4") dengan cara penggoyangan (Jigging Methods):
a. Timbang dan catatlah berat wadah;
b. Isilah benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal;
c. Padatkan benda uji dengan cara menggoyang-goyangkan wadah
dengan prosedur sebagai berikut:
 Letakkan wadah pada tempat yang kokoh dan datar,
angkatlah salah satu sisi kira-kira 5 cm kemudian lepaskan;
 Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan
lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi;
 Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan
mistar perata;
c. Persiapkan wadah dan kalibrasi beratnya;
d. Masukan benda uji ke dalam wadah;
e. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W).

F. Perhitungan

W
Berat Isi Agregat 
V

W=B-A
KKN 2012 I-4
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Laboratorium Material dan Struktur
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik-Universitas Andalas

dengan: A = berat wadah (kg)


B = berat wadah + benda uji (kg)
V = volume benda uji (liter)
W = berat benda uji (kg)
Perhitungan Data:
1. Agregat Halus
a. Metode Berat Isi Lepas
Berat wadah = 0 kg
Volume mould (V) = 2,826 liter
Berat wadah + benda uji = 4,111 kg
Berat benda uji (W) = 4,111 kg
W
Berat volume =  V 
= 4,111 kg/liter
2,826
= 1,455 kg/liter
= 1455 kg/m3

b. Metode Penusukan
Berat wadah = 0 kg
Volume mould (V) = 2,826 liter
Berat wadah + benda uji = 4,537 kg
Berat benda uji (W) = 4,537 kg
W
Berat volume =  V 

= 4,537 kg/liter
2,826
= 1,605 kg/liter
= 1605 kg/m3
2. Agregat Kasar
 Ø(5–10) mm
a. Metode Berat Isi Lepas
Berat wadah = 0 kg
Volume mould (V) = 2,826 liter

KKN 2012 I-5


Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Laboratorium Material dan Struktur
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik-Universitas Andalas

Berat wadah + benda uji = 3,996 kg


Berat benda uji (W) = 3,996 kg
W
Berat volume =  V 

3,996
= 2,826 kg/liter

= 1,414 kg/liter
= 1414 kg/m3
b. Metode Penusukan
Berat wadah = 0 kg
Volume mould (V) = 2,826 liter
Berat wadah + benda uji = 4,360 kg
Berat benda uji (W) = 4,360 kg
W
Berat volume =  V 

= 4,360 kg/liter
2,826
= 1,543 kg/liter
= 1543 kg/m3

 Ø(10–20) mm
a. Metode Berat Isi Lepas
Berat wadah = 0 kg
Volume mould (V) = 2,826 liter
Berat wadah + benda uji = 3,559 kg
Berat benda uji (W) = 3,559 kg
W
Berat volume =  V 

= 3,559 kg/liter
2,826
= 1,259 kg/liter
= 1259 kg/m3

b. Metode Penusukan

KKN 2012 I-6


Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Laboratorium Material dan Struktur
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik-Universitas Andalas

Berat wadah = 0 kg
Volume mould (V) = 2,826 liter
Berat wadah + benda uji = 3,959 kg
Berat benda uji (W) = 3,959 kg
W
Berat volume =  V 
= 3,959 kg/liter
2,826
= 1,401 kg/liter
= 1401 kg/m3
c. Agregat Kombinasi
Ø(5–10) mm = 85%
Ø(10–20) mm = 15%

a. Berat isi lepas


Berat rata- rata
= (85% x BV Ø(5–10) mm) + (15% x BV Ø(10–20) mm)
= (85% x 1,414) + (15% x 1,259)
= 1,391 kg/liter
= 1391 kg/m3
b. Penusukan
Berat rata- rata
= (85% x BV Ø(5–10) mm) + (15% x BV Ø(10–20) mm)
= (85% x 1,543 ) + (15% x 1,401)
= 1,522 kg/liter
= 1522 kg/m3

G. Laporan
1.7.1 Analisis data
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, nilai berat volume
dengan cara berat isi lepas lebih kecil dari berat volume dengan cara
penusukan. Hal ini terjadi karena dengan cara penusukan agregat
mampu mengisi lebih banyak ruang pada wadah, sehingga beratnya

KKN 2012 I-7


Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi
Laboratorium Material dan Struktur
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik-Universitas Andalas

lebih besar dibandingkan dengan cara berat isi lepas. Berat volume
yang didapat dengan metode penusukan pada agregat kombinasi
yaitu 1522 kg/m3 juga dapat diartikan bahwa untuk mengisi 1 m3
wadah atau tempat diperlukan 1522 kg agregat kasar.

1.7.2 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, harga rata-rata berat
volume agregat adalah:
a. Agregat halus
II. Berat Isi Lepas = 1455 kg/m3

Berat Isi Penusukan = 1605 kg/m3
b. Agregat kasar
- Ø(5–10) mm

Berat Isi Lepas = 1414 kg/m3

Penusukan = 1543 kg/m3
- Ø(10–20) mm

Berat Isi Lepas = 1259 kg/m3

Penusukan = 1401 kg/m3
- Kombinasi (85% Ø(5–10) mm, 15% Ø(10–20) mm)

Berat Isi Lepas = 1391 kg/m3

Penusukan = 1522 kg/m3

KKN 2012 I-8

Anda mungkin juga menyukai